Menunggu merupakan salah satu aktivitas kita yang hampir-hampir tidak bisa
kita hindari, misalnya saja: menunggu bis kota datang, menunggu giliran
membayar rekening listrik, menunggu Antrean di ATM (yang cenderung panjang
pada tanggal-tangal Muda), menunggu tanggal gajian, menunggu untuk di
promosikan, menunggu Doa kita dikabulkan, Dll.

Kegiatan menunggu bisa dibilang hampir banyak orang tidak suka untuk
melakukannya. Hal ini disebabkan sebagian orang menganggap aktivitas
menunggu adalah hal yang membuang-buang waktu dan membosankan, dalam
menunggu, sebenarnya kita bisa menemukan karakter dasar kita manusia, yang
tak mau berhenti, yang tidak merasa puas, yang ingin melampaui diri. Orang
menyebutnya transendensi (istilah latin, trans: melalui, melewati, melampaui
& sedere: duduk --> melampaui kedudukan atau keberadaan kita). Jadi,
menunggu mengorientasikan kita, mengarahkan kita pada perjumpaan dengan yang
lain.

Dalam menunggu, kita pun bisa menemukan hasrat terdalam hidup kita: hasrat
akan yang lain, perjumpaan dengan yang lain...Kita menunggu sesuatu seperti
menunggu seseorang yang sebentar lagi akan membawa kita ke sebuah kenyataan
lain daripada kenyatan yang sedang sekarang kita rasakan. Jika anda pernah
jatuh cinta pada pandangan pertama pada seseorang, perasaan itu paling
kurang menumbuhkan kerinduan mendasar untuk bertemu atau minimal melihatnya
lagi.

Ada yang mengatakan bahwa kita hidup dalam generasi microwave. Di hari dan
jaman ini, kita mendapatkan hal-hal sekarang lebih cepat dari yang pernah
ada, namun itu masih belum cukup baik, tidak cukup cepat untuk pilihan cepat
kita. Popcorn masih memerlukan waktu lama untuk meletus.Makanan-makanan
dalam kuali memerlukan waktu lama untuk menjadi panas.Kita menikah dan
mengharapkan memiliki hal yang sama yang dipunyai pada orang tua kita
setelah dua puluh lima tahun perkawinan! Mobil baru, rumah yang bagus,
tambahan uang belanja. Hal-hal ini semua membutuhkan waktu untuk
memperolehnya, namun rasa terburu-buru kita, pikiran bingung tidak dapat
memegang konsep itu. Kita tidak ingin menjadi sabar. Kita ingin sesuatu
sekarang, dan kita tidak mau menunggu.

menunggu itu suatu pekerjaan yang mengagumkan, karena itulah bentuk usaha
tertinggi yang bisa dilakukan manusia. Sadarkah  bahwa seluruh dari kita ini
tak lebih adalah kaum penunggu. Kita ini memang sedang menunggu. Kita juga
sedang menunggu saat-saat kematian itu datang pada kita. Dan kita tak pernah
tau kapan saat itu datang pada kita. Maka di dalam caramu menunggu itulah
terletak martabat hidupmu. Berbuat amal kebaikan itu yang mesti kita
lakuakan dalam menuggu. Coba kalian perhatikan pedagang-pedagang di pasar
tradisional. Pekerjaan mereka setiap hari juga menunggu. Tentunya mereka
sedang menunggu para pembeli dagangan mereka. Aku pernah amati pedagang
sayuran di sebuah pasar, seorang nenek tua yang masih giat bekerja, nenek
yang tak pernah merasa lelah menunggu.

Tak ada kegiatan yang paling membosankan selain menunggu. Padahal, hidup
adalah kegiatan menunggu. Orang tua menunggu tumbuh kembang anak-anaknya.
Rakyat menunggu kebijakan pemerintahnya. Para gadis menunggu jodohnya.
Pegawai menunggu akhir bulannya. Semua menunggu.Nikmatilah! Insya Allah,
menunggu menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan, yang bisa memacu
addrenalin anda bekerja lebih cepat, rasakan nikmatnya dalam sebuah
penantian, Tapi menunggulah dan berikan batas waktu untuk sesuatu yang anda
tunggu.


-- 
Best Regard
Erwin Arianto,SE
エルイン アリアント (内部監査事務局)
-------------------------------------
SINCERITY, SPEED,  INOVATION & INDEPENDENCY


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke