Kenangan Singaraja waktu yang menderak bertahun menjadi igauan suatu senja malam menderai angin menggugah tidur panjangku
kenangan terlukis di pintu air dedaunan gugur mataku yang berkunang menatap langit bergaris cakrawala menggumam kata "kotaku di pelupuk hati" sepanjang jalan berliku penuh kabut menghadang menghalau semak bebukitan seperti cakrawala yang menidurkan jemariku dan menautkannya di sebuah serambi rumah ibu-bapaku tempat aku berpulang menjejakkan langkah membiarkan wajahku terusap peluh ngilu dan jalanan berdebu yang meniup-niup sembab ujung hatiku suara sengau berdebam-debam melukai tubuh kaki-tanganku lunglai suara ombak menderu menyentuh palka pelabuhan sunyi "di sinilah aku menatap biji mataku yang merona tersentuh malam-malam, cahaya bintang air laut berbau garam sepotong kerang yang luka tergores dan amis seekor ikan menggelepar di pasir hitam" kota tua yang mengeluh kesepian di antara hingar-bingar kehidupan masa depan sebuah kota terbalut impian menjadi raja menyentuh singgasana duduk di atas garuda "siapa junjunganmu ?" matahari mimpi sorak-sorai rakyat berduka-cita bersuka-cita Singa Ambara Raja yang kau cari ? sepanjang malam sepanjang zaman waktu masih terus mengulur jejak [Non-text portions of this message have been removed]