Nafs Sebagai Sisi Dalam Kita

By: agussyafii

Malam sudah begitu larut. Adzan Isya' sudah berlalu. Sebelum pulang anak-anak 
Amalia berdoa. Kami mendoakan kebahagiaan bagi semuanya.

Doa itu begitu khusyu' hingga doa itu hampir tidak terdengar ada suara. Selesai 
berdoa Ratna bertanya pada saya, 'apakah Allah SWT mendengarkan doa kita kak?' 
Saya katakan padanya doa yang terucap ataupun didalam hati semuanya akan 
didengar oleh Allah SWT.'

Surat al-Rad  / 13:10, mengisyaratkan bahwa manusia mamiliki sisi dalam dan 
sisi luar.
    
Sama saja (bagi Allah SWT), siapa di antaramu yang merahasiakan 
ucapan-ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa 
yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang 
hari (Qs. al-Rad / 13:10).

Kesanggupan manusia untuk merahasiakan dan berterus terang dengan ucapannya 
merupakan petunjuk adanya sisi dalam dan sisi luar dari manusia. Al-Quran juga 
menyebut hubunngan antara sisi dalam dan sisi luarnya. Jiak sisi luar manusia 
dapat dilihat pada perbutan lahirnya, maka sisi dalam, menurut al-Quran 
berfungsi sebagai penggeraknya. Surat al-Syam /91:7 secara tegas manyebut nafs 
sebagai jiwa. Jadi sisi dalam manusia adalah jiwanya.

Sekurang-kurangnya al-Quran dua kali menyebut nafs sebagai sisi dalam yang 
mengandung potensi sebagai penggerak tingkah laku, yaitu pada surat al-Rad / 
13:11 da surat al-Anfal / 8:53.

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mareka merobah 
keadaan yang ada pada nafs mereka  (Qs. al-Rad / 13:11). 

Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak 
akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, 
hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada nafs mereka sendiri, dan 
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. al-Nafal / 8:53).


Surat al-Rad / 13:1-7 menyebutkan tentang kekuasaan Allah dan kesempurnaan 
ilmu-Nya pada sistem jagad raya, serta keheranannya terhadap orang yang tidak 
percaya. Ayat 8-9 menyebutkan kesempurnaan pengetahuan Allah SWT terhadap 
kapasitas dan proses kejadian manusia ketika masih dalam kandungan Ibunya. 
Allah telah menetapkan kapasitas manusia atau persatu sejak dini. Ayat 10 
mengisyaratkan bahwa manusia memiliki sisi luar dan sisi dalam, sisi yang 
tampak dan sisi yang tidak tampak, yang keduanya tampak jelas bagi-Nya. 

Pada ayat 11, al-Quran menegaskan komitmen Allah SWT dalam memberikan rahmat 
kepada manusia, yakni dengan mengirimkan malaikat rahmat untuk selalu 
menyertai, mengawasi dan menjaganya. Meskipun demikian manusia tetap diberi 
ruang yang besar untuk menggapai apa yang diinginkan, sehingga apa yang dicapai 
bergantung usahanya. Allah SWT tidak hanya memberikan anugerah berupa nikmat 
kepada manusia atau masyarakat, tetapi juga memberikan kesempatan kepada mereka 
untuk ikut serta dalam mencapai tujuan yang diinginkannya. Jadi pada surat 
al-Rad / 13:11 mengisyaratkan peluang keberhasilan manusia dalam memenuhi 
kebutuhan hidupnya. 

Pada surat al-Anfal / 8:53 secara lebih jelas disebutkan bahwa apa yang ada 
pada suatu kaum itu ialah nikmat Allah SWT bagi manusia. Ayat sebelumnya (52) 
dan sesudahnya (54) secara jelas menceritakan pasang surut kejayaan dan 
keruntuhan Firaun dan orang-orang sebelumnya di mana siksaan Allah datang 
disebabkan oleh perbuatan mereka mendustakan-Nya. Jadi surat al-Anfal /8:53, 
mengisyaratkan bahwa kejayaan suatu kaum bergantung kepada apa yang ada dalam 
nafs mereka, karena Allah SWT tidak akan mencabut atau mendatangkan suatu 
tingkat kesejahteraan begitu saja kepada suatu kaum tanpa peran mereka, dan 
peran itu bersumber dari apa yang ada dalam nafs mereka.

Dengan demikian kata mengisyaratkan bahwa nafs itu merupakan sisi dalam manusia 
yang juga merupakan wadah bagi suatu potensi, dan sesuatu itu sangat besar 
perannya bagi perbuatan manusia. Apa yang ada di dalam nafs manusia berperan 
besar dalam mempertahankan, menambah atau mengurangi tingkat sosial ekonomi 
masyarakat. Baik surat al-Rad maupun al-Anfal menghubungkan apa yang ada di 
dalam nafs,-dan dari sana lahir perbuatan akan dapat melahirkan 
perubahan-perubahan besar dalam kehidupan manusia di muka bumi ini.

Pekerjaan melakukan perubahan adalah pekerjaan yang melibatkan gagasan, 
perasaan dan kemauan. Oleh karena itu apa isi anfus seperti yang dimaksud dalam 
term pastilah suatu potensi, atau sekurang-kurangnya diantara muatan nafs 
adalah potensi, yakni potensi untuk merasa, berpikir dan berkemauan. Dari term 
dapat dipahami bahwa nafs bukan alat, tetapi lebih merupakan ruang dalam atau 
rohani manusia yang sangat luas dan juga manampung aneka fasilitas, ibarat 
ruang besar yang berkamar-kamar, menampung seluruh aspek nafs manusia, yang 
disadari maupun yang tidak disadari.

Hal ini diisyaratkan dalam surat Thaha / 20:7 yang berbunyi:
    
Dan jika kamu mengeraskan suaramu maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan 
yang lebih tersembunyi.

Menurut al-Maraghi, al-sirr atau rahasia adalah apa yang dirahasiakan seseorang 
kepada orang lain, sedangkan makna akhfa atau yang tersembunyi adalah apa yang 
terlintas di dalam hati tetapi sudah tidak disadari, sama dengan apa yang dalam 
istilah Ilmu Jiwa disebut alam bawah sadar.  



Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, 
tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek 
Peruri, RT 001 RW 09, Sud-Tim, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi 
(ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, 
bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik 
sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- 
Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan 
dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui 
http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431 



      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke