Kenapa kita membeli Hp yang jauh lebih mahal dari keperluan kita  ?
Kenapa harus beli mobil yg mahal sekali yg jauh daripada kebutuhan kita ?
Kenapa kita sering tak mau mengalah dan terlibat dalam perdebatan dengan
orang lain ?
kenapa banyak orang berkelahi bahkan sampai membunuh hanya karena
tersinggung oleh masalah kecil ?
Kenapa Orang banyak berhutang untuk Gaya Hidup yang Maksimal, dengan
Pendapatan minimal?

Jawabnya Demi gengsi...satu kata yang cukup membuat harga diri kita terusik.
kita gengsi kalo tak punya baju bagus..mobil mewah..rumah bagus, HP terbaru,
Atau Gadget Mutakhir.. bahkan kita gengsi untuk meminta maaf meskipun kita
tau kita salah ato karena usia kita lebih tua. Manusia ingin dihargai, ini
bagus. Sayangnya kita sering kebablasan, kita haus akan kebanggaan diri yg
tidak ada habis2nya. Diri kita ingin selalu menang dari orang lain, ingin
selalu dihormati, ingin dilayani. Kita mati2an melindungi diri kita agar
tidak disinggung orang, agar tidak direndahkan atau dihina. Maka seumur
hidup kita sibuk melindungi harga diri kita.Kenapa orang bangga kalau punya
barang mewah? Kenapa orang malu kalau tak punya? Hanya karena orang ingin
merasa diri lebih baik daripada orang lain. Padahal kita pasti nggak lebih
baik karena kaya.

gengsi adalah ’kehormatan dan pengaruh yang diperoleh karena perbuatan
besar’. Ingat karena sebuah perbuatan besar.  bukan barang/kepemilikan yang
besar ”besar”. Saat ini Kelihatannya memang masyarakat kita semakin
materialistis, orang dipuji karena kekayaan materi. Kalau kaya Bangga Kalau
miskin Malu dan terhina. Maka orang berebut menjadi kaya atau disebut kaya
dengan jalan apapun, entah itu menipu, mencuri, korupsi atau apapun, yg
penting kaya dan menjadi orang terpandang. itulah efek negatif dari sebuah
gengsi.

Banyak orang salah kaprah Gengsi diawali dari kebanggaan yang berlebihan
atas apa yang dimilikinya dan dirasa sempurna daripada orang lain. Sehingga
dapat memperkecil kepekaan sosial. Ia bisa saja menganggap semua urusan
diluar dirinya bukan urusannya. Terutama pada kaum yang lebih rendah
dibawahnya. Seandainya gengsi atau malu bisa dihilangkan asalkan pekerjaan
tersebut halal dan tidak melanggar hukum saya kira pengangguran bisa
ditekan. Masih banyak disekeliling kita bahwa setelah selesai sekolah atau
kuliah ada bekerja di tempat yang sesuai jurusannya, atau dengan kata lain
menjadi karyawan disebuah perusahaan atau pegawai negeri. Harus diakui
Gengsi itu memberi rasa nikmat pada ego kita. Banyak orang yang karena
memakan Gengsi hidup dalam sebuah dilema, Gonta-ganti HP, punya barang
bagus, tetapi Ujung-ujungnya Hutang Yang besar dan menggunung serta
dikejar-kejar oleh Debt Kolektot, Malu engga sih.

Starbuck di negara asalnya, adalah kedai kopi yang menawarkan suasana. Jadi,
para peminum bisa menikmati kenyamanan saat duduk dan bukan hanya sekedar
rasa kopinya. Di Indonesia, sebagian dari benefit ini mulai bergeser. Ini
terjadi, karena sebagian konsumen yang pergi ke kedai kopi ini memang hanya
ingin mengejar status belaka. Demikian juga, banyak kafe-kafe yang berkelas,
sengaja membiarkan kafenya terbuka dan mudah dilihat orang. Karena gengsi,
maka banyak konsumen yang tertarik dan mereka sudah mendapatkan kepuasannya
bila status mereka terangkat saat memasuki kafe-kafe yang mahal ini.
Padahal, mereka bisa mendapatkan dengan harga yang jauh lebih murah dan
dengan rasa yang tidak kalah. Mereka membeli gengsi, bukan membeli makanan
dn minumannya.

Mengapa terkadang memilih membeli jas-jas buatan desainer dunia yang namanya
kondang setinggi langit Bukan karena ukurannya yang mungil, bukan juga
karena potongannya yang lebih ramping. Label yang dijahitkan di jas itu
membuat kita turut melambung bersama, dan secara tak langsung diasosiasikan
dengan sesuatu yang mahal. Mengapa kita serang meminta menulis nama dan
gelarnya selengkap mungkin. Prof Dr XXX, Eng, MM, Msi. Orang yang memilih
gengsi sebenarnya tak punya apa-apa yang patut dibanggakan. Maksudnya,
perbuatan besar.  Karena itu, untuk memperoleh rasa hormat secara mudah dan
instan kita melakukan semua kegiatan ”besar” itu.

Apa yang menyebabkan gengsi ini? Pertama sudah pasti karena budaya dan norma
kita. Paling tidak ada ketiga budaya dan norma yang membuat gengsi ini
menjadi kebutuhan yang cepat terjadi. Pertama, konsumen Indonesia menyukai
untuk sosialisasi. Ini kemudian mendorong seseorang untuk pamer atau tergoda
untuk saling pamer. Kedua, kita masih menganut budaya feodal. Inilah yang
menciptakan kelas-kelas sosial. Akhirnya, terjadi pemberontakan untuk cepat
pindah kelas. Walau belum sesungguhnya pindah kelas, tetapi bisa dimulai
dengan pamer terlebih dahulu. Ketiga, masyarakat kita mengukur kesuksesan
adalah dengan materi dan jabatan. Akhirnya, banyak di antara kita ingin
menunjukkan kesuksesan dengan cara memperlihatkan banyaknya materi yang
dimiliki.

Cobalah merenung apa sih berfikir apalah gunanya dihargai orang hanya dengan
menunjukkan hal semacam itu. Saya lebih bangga jika saya bisa banyak
membantu orang tapi orang itu tidak tahu, dibanding berbuat sedikit tapi
dibesar-besarkan, hal itu hanya memperlihatkan ketiadaan saja, hanya
menghasilkan kesombongan diri, tida perlu gengsi. orang yang mengejar gengsi
itu sebenarnya sedang kehausan untuk dihargai? Karena bisa jadi, penghargaan
yang datang dari diri sendiri tidaklah mencukupi untuk memuaskan batin. Saya
dan teman saya masih perlu mencari dan mendapatkan tambahan dosis pengakuan
dari luar. Penghormatan dari luar untuk perilaku yang tidak bermanfaat,
apalah gunanya?

Beberapa tips Untuk menghilangkan Gengsi
- Nikmati saja apa yang Anda punyai, dan bukan yang tidak Anda punyai.
- Lakukan sesuatu dengan hati yang memang tahu mengapa Anda patut melakukan
itu, tak ada lagi yang namanya ikut-ikutan trend. yang pasti hanya sesaat.
- Jadi pandai. Berikan kesempatan diri Anda dihargai karena hasil Fikiran
dan Perbuatan Anda.
- Menjadi rendah hati & Hidup Sederhana
- Jadilah Diri anda sendiri, anda adalah unik
- Banyak Berbuat

Penyakit hati ini memang tidak mudah untuk ditindas. Gengsi akan terus ada
selama kita tidak menyadarkan diri sendiri dengan observasi bahwa manusia
itu sama. Diciptakan dengan kulit yang bersih dan sewaktu-waktu bisa kotor
oleh tanah, juga diciptakan dengan rasa malu. Jadi tak ada alasan buat kita
untuk gengsi melakukan hal yang baik meskipun banyak yang berada di luar
kebiasaan manusia. Pendorong dari gengsi  adalah gencarnya iklan dan promosi
yang menempatkan gengsi sebagai bagian utama. Akibatnya, masyarakat yang
sudah memiliki potensi untuk mementingkan gengsi.Sering dengar padi yang
makin berisi itu seharusnya makin merunduk. Tetapi, isi padi masyrakat yang
terlalu mementingkan gengsi cuma seringan kapas. Jadi Masihkan Perlu Gengsi
dalam Hidup.. Coba tanyakan Ke Hati Dan Akal anda.

"Hidup untuk mempertahankan gengsi adalah hidup yg sangat berat"

"...Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebiahan. "(A1 An'am: 141)

Salam Sukses & Bahagia
Depok, 24 April 2009
Erwin Arianto
Http://erwin-arianto.blogspot.com

-- 
Best Regard
Erwin Arianto,SE
エルイン アリアント (内部監査事務局)
-------------------------------------
SINCERITY, SPEED,  INOVATION & INDEPENDENCY


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke