Makna Shodaqoh dan Zakat

By: Prof. Dr. Achmad Mubarok MA

Kata sadaqah ada hubungannya dengan kata shadiq-shidaqah yang berarti 
persahabatan. Maknanya orang yang gemar sedekah akan memperoleh banyak sahabat, 
terutama dari orang yang menerima sedekah itu. Shadaqah juga berhubungan dengan 
kata shidq yang artinya benar atau jujur, maknanya bahwa pemberian shadaqah 
akan menumbuhkan persahabatan yang benar, persahabatan yang dilandasi oleh 
nilai kejujuran bukan persahabatan palsu. Suap juga merupakan pemberian, bahkan 
biasanya pemberian dalam jumlah besar, tetapi praktek suap tidak akan 
melahirkan persahabatan yang benar dan jujur, sebaliknya jika tujuan suap tidak 
tercapai, penyuapan akan berbuntut menjadi permusuhan.

Memang zakat, infaq dan sadaqah bisa dimenej menjadi potensi ekonomi 
masyarakat, tetapi psikologi zakat infaq dan sedekah lebih pada penjalinan 
hubungan antar manusia dalam keluarga, hubungan pertetanggaan dan pembinaan 
masyarakat secara lebih luas. Oleh karena itu dalam agama ditetapkan tiga 
perioritas penerima zakat dan sedekah, yaitu orang miskin, tetangga dekat dan 
kerabat. Jika banyak orang miskin sementara yang disedekahkan sedikit, utamakan 
untuk orang miskin yang masih ada hubungan kerabat dekat dan orang miskin yang 
menjadi tetangga dekat. Nabi bahkan menganjurkan agar jika di rumah memotong 
ayam (atau yang lain), perbanyak kuahnya ketika memasak agar bisa memberi 
tetangga. Nabi bahkan menekankan agar tidak malu memberi tetangga meski hanya 
'ceker ayam'.  Mengapa ?, tradisi saling memberi makanan antar tetangga , meski 
hanya makanan sederhana sangat besar peranannya dalam mengeratkan hubungan 
sosial. Sebaliknya pemberian bergengsi mungkin
 justeru memberatkan kepada yang menerima karena ia dibebani perasaan harus 
membalas dengan pemberian yang gengsinya setara.

Jadi zakat merupakan konsep dasar dari pembangunan kesejahteraan sosial yang 
harus dikembangkan secara cerdas, sejalan dengan tradisi masyarakat . Dalam 
ajaran Islam disebutkan bahwa zakatnya rumah adalah menjamu tamu. Ajaran ini 
bisa dikembangkan misalnya, zakatnya mobil pribadi adalah pada sekali-sekali 
mengantarkan tetangga yang membutuhkan angkutan . Begitulah seterusnya sehingga 
pada setiap harta, disadari bahwa di dalamnya ada hak orang lain. Sosiolog 
Ibnu- Khaldun bahkan memperkenalkan istilah produk seribu orang, yakni bahwa 
dalam setiap benda yang kita miliki, kata Ibn Khaldun, proses keberadaanya 
telah melibatkan seribu orang. Kursi kayu yang kita duduki misalnya telah 
melibatkan penanam kayu, penebang kayu, pembuat alat pertukangan, tukang kayu, 
pembuat pelitur, pemelitur, pembuat paku, pengali tambang biji besi sampai 
kepada angkutan yang membawa kursi itu ke rumah. Angka seribu yang 
diperkenalkan Ibn Khaldun bukan angka matematik tetapi
 untuk menunjukan betapa banyaknya orang yang terlibat dalam proses kehadiran 
suatu benda, oleh karena itu kata Ibn Khaldun, setiap benda memiliki fungsi 
sosial.

Ada tiga format pemberian dengan nama yang berbeda, yaitu hadiah, hibah dan 
sedekah. Hadiah adalah pemberian dari orang kecil kepada orang yang dihormati. 
Misalnya persatuan guru SD memberi hadiah kepada Gubernur, sebuah produk 
kerajinan yang dilakukan oleh murid-murid SD Teladan. Hibah adalah pemberian 
dari seseorang kepada orang yang setara tingkatnya, pemberian yang bersifat 
persahabatan atau solidaritas sesama teman. Sedekah adalah pemberian dari orang 
yang lebih kuat kepada orang yang lebih lemah. Orang yang memiliki uang seratus 
ribu tetapi berani bersedekah sembilanpuluh ribu, adalah termasuk orang kuat 
dibanding orang yang memiliki sejuta rupiah tetapi tidak mampu bersedekah dalam 
jumlah yang sama.

Dalam Islam diajarkan bahwa sedekah akan menghilangkan bala (bencana), as- 
shadaqatu tadfa`u al bala'. Maknanya orang yang gemar memberi, ia akan memiliki 
banyak teman dan dicintai orang banyak secara jujur. Oleh karena itu setiap 
kali datang gangguan datang kepadanya, orang banyak akan datang ramai-ramai 
membantunya sehinga ia terhindar dari bencana yang tak diinginkan.

Kemampuan memberi tidak mesti berhubungan dengan banyaknya kepemilikan. Ada 
orang yang hanya memiliki sedikit tetapi mampu memberi banyak, sementara ada 
orang yang banyak memiliki tetapi tidak mampu memberi walau sedikit. Kemampuan 
memberi berkaitan erat dengan cara berfikir. Ada orang memiliki kambing 99 
ekor, ketika sedang menggembala berjumpa dengan seseorang yang sedang 
menggembalakan kambingnya satu ekor, karena hanya satu ekor itulah kambing yang 
dimiliki. Dalam pikiran pemilik 99 ekor, tanggung amat kau, kambing hanya satu, 
saya punya 99, maka yang ia pikirkan adalah bagaimana memindahkan yang satu 
ekor itu untuk menggenapkan kambingnya menjadi seratus. Seandainya ia berfikir 
untuk memberi maka akan ada rumus, biar kambingku genap, ini yang sembilan aku 
berikan padamu, aku punya 90 dan engkau punya 10.

Hasan al Banna, pendiri Ikhwan al Muslimin Mesir pernah memberi tiga nasehat 
yang sangat baik. Katanya : (a) berfikirlah untuk memberi agar orang lain 
memperoleh faedahnya (b) berfikirlah untuk selalu menanam agar orang lain bisa 
memetiknya, dan (c) bersusahpayahlah untuk memberi kesempatan orang lain 
beristirahat.

Nasehat ini sesungguhnya sangat mendalam, karena dibalik nasehat itu ada 
logika-logika yang bisa dijelaskan:
 
1. hendaknya semua orang dalam masing-masing kapasitasnya, sebagai pemimpin, 
sebagai anak buah, sebagai suami, sebagai isteri, sebagai orang tua, sebagai 
anak dan seterusnya berfikirlah untuk dapat memberi sesuai dengan posisinya, 
jangan hanya berfikir apa yang dapat saya peroleh. Bayangkan seandainya semua 
karyawan dalam suatu kantor selalu bertanya apa yang dapat saya ambil dari 
kantor ini, maka pasti tak lama kemudian kantor itu bangkrut. Begitupun negara 
kita akan bangkrut jika setiap aparat negara selalu berfikir apa yang dapat 
saya ambil dari negeri ini.

2. Hendaknya semua orang berfikir untuk menanam agar orang lain bisa 
memetiknya. Jika semua orang berfikir menanam untuk memetik sendiri, maka tidak 
ada orang tua yang mau menanam kelapa, karena tanaman kelapa biasanya baru bisa 
dipetik oleh generasi anaknya.  Jika orang menanam hanya untuk dapat segera 
memetik buahnya maka orang lebih suka menanam bayam, tidak mau menanam pohon 
jati. Nasehat ini menjadi sangat mengena karena sesungguhnya semua yang kita 
petik (di pasar); buah-buahan, sayuran, dan beras adalah tanaman orang lain di 
tempat lain. Yang paling berbahaya adalah jika orang hanya berfikir memetik dan 
tidak mau menanam, seperti orang yang dengan rakus membabat hutan tanpa 
berusaha menanam kembali. Apa yang bisa ditanam ? Pohon-pohonan, ilmu 
pengetahuan dan jasa. Orang bijak berkata, barang siapa menanam pasti memetik, 
man zaro`a hashada, meski yang dipetik mungkin tanaman orang lain, di tempat 
lain dan di kurun waktu yang lain.

3. Hendaknya semua orang memusatkan perhatian untuk bekerja keras untuk memberi 
kesempatan orang lain beristirahat. Kenapa? karena sesungguhnya orang  bisa 
istirahat juga jika ada orang lain yang susah payah bekerja. Penumpang bus 
Surabaya Jakarta bisa tertidur lelap karena ada supir yang tetap terjaga. 
Ibu-ibu bisa isterihat di rumah karena ada bapak dan ibu guru yang bekerja 
keras mengajar anak-anak mereka di sekolah. 

sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com

Wassalam,
agussyafii

---
Senyum menyambut ramadhan, senyum kemenangan adalah senyum amalia. Yuk, 
berkenan berbagi senyuman dalam sebuah program 'Senyum Amalia.' Kegiatan 
program 'Senyum Amalia' adalah Obrolan Puasa (Opus), Tadarus, Berbuka Puasa 
Bersama, Paket Bingkisan Senyum Amalia, akan diselenggarakan pada hari Ahad, 30 
Agustus 2009 di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan senyuman anda di 
http://agussyafii.blogspot.com atau http://www.facebook.com/agussyafii atau sms 
di 087 8777 12431




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke