Silaturahmi: Selamat Mudik, Hati2 Di Jalan Ya..

By: agussyafii

Setiapkali lebaran, terminal bus, stasiun kereta dan bahkan pelabuhan dan 
bandara  dipenuhi oleh calon penumpang. Jalan raya pantura macet total 
menjelang hari lebaran. Mau kemana mereka, dan apa sebenarnya yang mereka cari 
? Yah mereka mau mudik, mau pulang kampung. Apa yang mendorong mereka mau 
bersusah payah mudik lebaran ? Ada dua hal: pertama tradisi lebaran yang sudah  
ratusan tahun. Tradisi mempunyai kekuatan luar biasa dalam menggerakkan 
aktifitas sosial. Tradisi juga menjadi benteng dari nilai-nilai budaya. Kedua; 
Tradisi mudik menjadi lebih kuat karena di dalamnya ada nuansa agama, yaitu 
silaturrahmi. Manusia adalah makhluk sosial, oleh karena itu dorongan untuk 
bertemu keluarga dan teman-teman lama di kampung halaman berasal dari fitrah 
sosialnya. Bagi santri, mudik menjadi bernuansa religius karena silaturrahmi 
memang perintah agama.

Secara harfiah, silaturrahmi artinya menyambung persaudaraan atau menyambung 
tali kasih sayang. Agama melarang jutek atau marahan. Suami isteri yang sedang 
marahan oleh agama  ditolerir hanya selama tiga hari. Lebih dari tiga hari 
mereka diancam dengan dosa. Sebenarnya silaturrahmi tidak dibatasi oleh Idul 
Fitri. Setiap saat kita dianjurkan untuk menebar salam, menebar silaturrahmi. 
Dengan silaturrahmi, fitnah bisa diredam, salah faham bisa terkoreksi, 
permusuhan bisa menurun.

Menurut hadis Nabi, siaturrahmi mengandung dua kebaikan, yaitu menambah umur 
dan menambah rizki. Yang dimaksud dengan nambah umur bukan tahunnya, tetapi 
maknanya. Ada orang yang umurnya pendek tapi maknanya panjang, sebaliknya ada 
orang yang umurnya panjang tetapi justeru tak bermakna. Silaturrahmi akan 
menambah makna umur kita karena di dalamnya ada unsur perkenalan, publikasi, 
belajar, apresiasi disamping rizki.  Yang kedua silaturahmi bisa menambah 
rizki. Rizki dari silaturrahmi bisa bisa berupa uang, makanan, persaudaraan, 
jaringan, pekerjaan, jodoh, besanan, pengalaman, ilmu dan sebagainya. Rizki itu 
sendiri artinya semua hal yang berfaedah (kullu ma yustafadu). Uang yang kita 
terima menjadi rizki jika ia membawa faedah. Kenaikan pangkat menjadi rizki 
jika membawa faedah. Isteri atau suami adalah rizki jika membawa faedah. Jika 
kesemuanya itu tidak membawa faedah meski jumlahnya banyak, maka itu bukan 
rizki, tetapi bencana. Betapa banyak orang
 ketika penghasilannya pas-pasan hidupnya berbahagia dengan anak isterinya, 
tetapi ketika naik pangkat dan penghasilannya besar justeru kelakuannya menjadi 
berubah dan akhirnya keluarganya menjadi berantakan. Nah naik pangkat dan uang 
banyak itu ternyata belum tentu menjadi rizki keluarga, sebaliknya malah 
menjadi bencana baginya.

Lalu bagaimana caranya bersilaturahmi ? ada empat cara . Pertama dengan kirim 
salam. Kedua bisa dengan kirim sms atau email. Ketiga berkunjung, bertatap 
muka. Ke empat, meski tidak mudik tetapi jika bingkisannya nyampai, weselnya 
nyampai, itu juga silaturrahmi. Nah yang paling sempurna adalah gabungan dari 
empat cara itu; jauh-jauh sudah kirim salam, kemudian disusul sms atau telpon 
bahwa akan mudik, tolong di jemput di stasiun, ketiga benar-benar mudik 
sekaligus membawa tentengan. Selamat bersilaturrahmi, minal `a’idin wal 
fa’izin, kullu `amin wa antum bi khoir, taqabbalallahu minna wa minkum.

Wassalam,
agussyafii
---
Yuk hadir pada kegiatan 'Amalia Nan Fitri' (MANAF), di Rumah Amalia, Jl. 
Subagyo IV Blok ii, No. 23 Komplek Peruri, Ciledug. pada hari Ahad, tanggal 10 
Oktober 2010. Jam 9 s.d 11 Pagi. Kirimkan dukungan dan partisipasi anda di 
http://agussyafii.blogspot.com/, http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 
087 8777 12 431.






      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke