Salam, Maaf baru bisa membuka email. Saya memang bukan Pak Bas, kan di paling bawah disebutkan "beda genus dengan Pak Bas". Saya juga baru menempuh tingkat akhir kuliah di UNY, jadi masih "hijau" untuk seorang pengamat burung. Mohon masukan dan bimbingan dari suhu di segala ilmu. Sarang Cerek jawa di Trisik memang terancam oleh adanya predator alami dan introduksi. yang alami bisa seperti garangan, sedang yang introduksi berupa kucing yang dibuang di Trisik. ancaman lain berupa perubahan habitat dan kawasan, yang terbaru adalah ancaman tambang pasir. ini yang menjadi sesuatu yang tidak mengenakkan....sebab tidak hanya berhadapan dengan pemerintah, tetapi Puro Pakualaman yang sangat dihormati warga trisik. Penetasan Cerek Jawa? nanti saya dikira induknya lagi.... Setali tiga uang dengan penyu. Kemarin kita mendapatkan satu ekor lagi, jadi bukan lagi 1, tapi 2. yang satu terakhir tertangkap penduduk tanggal 10 kemarin. Inipun ancamannya selain predator alami, juga introduksi serta perubahan kawasan. Dari ketiga ancaman itu, tentu yang paling menarik adalah perubahan kawasan. ini yang menjadi dilema dan saya sebagai orang kecil serta tidak berpengalaman, mohon bantuan suhu sekalian untuk dibimbing secara arif dan bijak. salam Uya
--- On Wed, 6/11/08, Dewi Prawiradilaga <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Dewi Prawiradilaga <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [SBI-InFo] Cerek Jawa Trisik To: sbi-info@yahoogroups.com Date: Wednesday, June 11, 2008, 9:59 PM Tks mas Ige infonya, saya kurang teliti baca emailnya. Maaf pak Baskoro untuk kesalahan tsb dan juga maaf telah 'menua'kan Uya. salam, dewi On 6/10/08, Kutilang Indonesia <kutilang.indonesia@ gmail.com> wrote: Hehehe....wah Bu...ini surya purnama Bu...beda sama Pak Baskoro....keseneng en Uya nanti kalau disamain sama pak Bas...atau malah kesenengen pak Bas nya....jadi tambah muda hehe.... Yak...hari ini udah dapet satu penyu Kan...selamat ya....semoga incubator reptilnya sukses.... mengatasi predasi telur burung-burung liar di trisik oleh kucing-kucing garong...gimana kalau di tetaskan dengan incubator juga ? ntar kamu yang jadi induknya ngajari mereka terbang....hehehe. ... tahu gini aku ikutan ke trisik tadi...pengen lihat sarang cerek jawa yang di trisik....di wonoredjo udah pernah lihat...malah di trisik belum....tapi pernah nemu pas pertemuan pengamat burung se Jawa yang kedua di trisik....waktu itu masih ada teh Irma...trus bertengkar sama londo soal Ce're'k atau cerek....hehehe. .... semoga sukses menjaga warna kulitnya...tetap hitam !!! ige On 6/9/08, Dewi Prawiradilaga <dmprawiradilaga@ gmail.com> wrote: Pak Bas, Sangat menarik ceritera anakan Cerek Jawa yang sudah bisa meninggalkan sarang pada umur < 1 hari. Apa seperti anak maleo yang sangat 'modern' menetas sendiri dan langsung lari setelah menetas? Salam, Dewi Prawiradilaga 2008/6/9 bambang baskoro <uya_baskoro@ yahoo.com>: Sekedar info lapangan Saat patroli penyu yang sudah mulai melakukan rutinitas bertelur, ada 4 sarang Cerek Jawa yang saya temukan (belum termasuk temuan dari Batak/KIBC, Imam/BIONIC atau yang lainnya). rata-rata jumlah telur 2-3 butir. selain telur Cerek Jawa, 2 sarang dan 4 telur Cabak Kota juga ditemukan disini. lokasinya mirip, berada di areal padang pasir dengan beratapkan rumput Spinifex sp, tidak ada material yang disusun, hanya diletakkan di atas pasir. Posisi sarang berada di laguna timur Trisik, sedangkan sarang cabak ada di laguna tengah (bagi yang tidak tahu, mungkin bisa melihat di Googleearth) . telur Cerek Jawa teridentifikasi selama 23 hari menetas, dan belum genap 1 hari anakan sudah bisa meninggalkan sarang. Perilaku kedua jenis ini sangat unik dalam menjaga sarang. Cerek Jawa terbang rendah dan berputar-putar menjauhi sarang. sedangkan Cabak pura-pura luka dan menggelepar, dan ketika didekati segera terbang menjauh. Niat keduanya jelas hanya memancing agar saya tidak mendekati sarang. tetapi saya manusia, bukan pemangsanya, bukan pula mau membunuhnya, sehingga saya bisa menemukan sarang-sarang mereka...(tipuan mereka tidak berguna!!! kasihan!!!). temuan ini tidak jauh berbeda dengan yang saya temukan di Muara Gembong, Demak, Indramayu dan Wonorejo. hanya struktur sarangnya yang berbeda. rata-rata di pertambakan mereka melindungi sarang dengan cangkang kerang tambak yang lincip-lincip. sedangkan di sini tidak ada pertambakan, hanya sampah-sampah bekas banjir yang digunakan... (biar menipu kaleee!!!) Namun kesenangan ini belum tuntas, sebab Penyu yang saya nanti-nantikan belum juga muncul ke daratan..(Oh. ..kapankah kau akan datang sayang...??? ) Uya' dalam penantian (Beda genus dengan Pak bas)