Secara kemarin ada ponakan dari daerah dateng, yah terpaksa deh anterin mereka 
jalan2. salah satunya ke monas (hoeks.. buassik buanget). Buat gw, monasnya 
sendiri samasekali tidak menarik dan udah masuk kategori "garing" he he. tapi 
ah gak terlalu rugi juga kok klo ke sana. Secara, di sana ada juga yg gw sukai: 
pohon2 dan burung!! Maka sore itu berangkatlah gw nganterin ponakan2 bawel, yah 
itung2 ngabuburit..

Ternyata memang gak rugi gw kesana, gw nemu hal yg menarik saat itu. waktu itu 
jam 5 sorean gitu, menjelang matahari terbenam. ketika gw lewat di sekitar 
beringin besar di sisi barat taman, gw  dibuat  menghentikan langkah karena 
melihat berkali2  ada kawanan burung  dateng menuju beringin besar itu.  Gw pun 
ngeliat ke atas.  Gileee..., ternyata di  puncak canopy beringin itu udah 
bertengger puluhan burung.  Gw sempetin menghitung dgn teliti. Yg sempat gw 
itung, saat itu ada 60 ekor burung di satu pohon itu!! FYI, menghitung perkara 
mudah karena mereka bertengger di puncak beringin yang cabang2nya bare (tak 
berdaun). Tapi yg jelas jumlahnya pasti lebih dari 60, karena masih ada 
beberapa yg hinggap di daerah2 berdaun yg tak begitu jelas dan gw gak telaten 
menghitungnya.

Karena bertengger di puncak beringin yg tinggi, dari bawah tak jelas burung 
jenis apa. Setelah gw liat dengan binokular yg gw bawa (Bushnell perbesaran 
12x), ternyata mereka semuanya Pink-Necked Green Pigeon (Treron vernans). 
Keliatan jelas warna bulu hijau muda, dengan semburat warna ungu dan pink di 
leher dan dada, serta primaries (bulu terbang alias "penjawat"--kata orang 
kampung gw) berwarna hitam. Beberapa di antaranya warna pink di leher tidak 
muncul, jadi bulunya hampir semua hijau, mungkin itu yg betina.

Gw rada2 amazed juga ngeliatnya, secara ini di tengah Jakarta. dan si beringin 
besar itu cuma sekitar 60 meter dari jalan thamrin yg selalu gemuruh. Kalo di 
taman nasional mana getoo seh gak heran ada flocking sampe 60 ekor di satu 
pohon. 

Mungkin beringin itu memang roosting site buat para green pigeon menjelang 
tidur, jadi green pigeon dari seantero taman monas dan sekitarnya ngumpul di 
situ. Namun, setelah magrib dan matahari terbenam, ternyata mereka sudah tak 
ada lagi di puncak beringin. satu demi satu terbang turun dan masuk ke 
rerimbunan daun pohon sawo jawa (Manilkara kauki), kepuh (Sterculia foetida), 
dan kenari (Canarium commune) yg ada di sekitar beringin, untuk tidur. Jadi 
beringin itu cuma tempak kongko dan ngumpul2 sebelum mereka masuk ke tempat 
peraduan masing2.. cieeee...

Setahu gw, dulu green pigeon tak sebanyak itu di monas. Berarti setelah 
beberapa tahun, mereka survive di monas dan beranak pinak. Moga2 aja gak ada 
tangan jahil yg bakalan mengganggu deh.. eleeeh jadi kepikiran neh akan nasib 
mereka.. Hiks. 

Dan mungkin pula udah saatnya si green pigeon ini dimasukkan dalam daftar 
burung penghuni Monas. Kayaknya di daftar burung Monas yg dulu blom ada tuh 
green pigeon. Meski kayaknya green pigeon itu bukan asli penghuni Monas, dan 
kemungkinan besar merupakan hasil reintroduksi (atau malah hasil introduksi, 
tanpa "re"), tapi si green pigeon terbukti udah survive di sana selama beberapa 
tahun, dan kayaknya juga proliferate/bertambah banyak. Nah buat para pakar 
burung jakarta, gimana neh, apa si green pigeon udah layak masuk ke daftar 
burung penghuni Monas/Jakarta???

Hasto P. Irawan



      

Reply via email to