Mari kita ramekan dunia perburungan. ayo tulis di SBI- Info, Kabar burung, 
Kalawarta IdOU atau di Majalah Burung, Warta Lahan Basah ... SEMANGAT !!!!!

Salam

Ady Kristanto




________________________________
From: Bird Watcher <kibcz...@yahoo.com>
To: sbi-info@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, January 14, 2009 9:36:28 PM
Subject: Re: [SBI-InFo] Pemburu vs Pengamat Burung


woo uyak, ..nulis ning kabar burung ae piye? ssst ada hadiahnya loh. hehe..
yah mas2 dan mbak2 kami hanya bisa bikin kabar burung saja..he

wawan




________________________________
From: bambang baskoro <uya_baskoro@ yahoo.com>
To: sbi-i...@yahoogroup s.com
Sent: Tuesday, January 13, 2009 11:22:45 PM
Subject: [SBI-InFo] Pemburu vs Pengamat Burung


salam lestari...
 
lama ndak nongol di milist yang paling rame ini......semoga ndak basi 
ngutak-atik kata dan wacana.
(saya sedang bingung mo mulai nulis darimana.... dah lama ndak nulis cerita 
soale)
gini pak, bu, mas, mbak......
saya tuh pengen ngerti kenapa orang-orang di daerah Pantura banyak nyang 
berburu. nah...pas bareng Imam "BOBI (Botak Biadab)" Taufiqurrahman saya pergi 
ke CA Ujung Karawang. disana ketemu ama pengepul burung yang sudah lama malang 
melintang di dunia perburungan. ndak ngobrol banyak sih, lha waktunya juga udah 
malem. hanya dari seharian ngobrol tersebut ada satu hal yang lumayan menarik 
untuk saya tanyakan kepada semua pihak...
1. pengepul yang saya tanyai adalah generasi ketiga di daearah tersebut. nah 
mungkin masih banyak sejarah lain yang tidak saya ketahui secara langsung. saya 
nanyanya: adakah dari kawan-kawan yang tahu sejarah perburuan di Endonesa? 
(Khususnya Pantura)
2. dari obrolan tersebut juga saya ketahui bahwa mereka (para pengepul dan 
pemburu) memiliki pekerjaan pokok sebagai pengepul dan pemburu, meski memiliki 
lahan sawah sewa yang hanya dikerjakan bila musim memungkinkan. yang unik ini 
bukan pertanyaan melainkan ajakan untuk berpikir filosofis... jika kita para 
pengamat burung mengaku cinta burung di alam, dan mendapatkan "upah" dari 
pengamatan di alam, sedang mereka (pengepul dan pemburu) "mencintai" burung di 
alam karena kebutuhan ekonomi mereka...maka. ...adakah jalan tengah yang bisa 
digunakan untuk mengakomodasi kedua kebutuhan tersebut?
3. saya mendapatkan data yang sangat mencengangkan mengenai perburuan di Ujung 
Karawang dan pesisir utara Jawa lain (Subang, Indramayu dan Demak). 
fantastis... ..sebab kalo diakumulasikan selama satu tahun, lebih dari 800 ribu 
ekor burung terjual di pesisir utara Jawa, dengan berbagai nilai jual. belum di 
daerah lain yang saya yakin punya banyak pemburu dan pengepul. gimana tanggapan 
kawan-kawan? (kalo bisa saya dikasih argumentasi ilmiah, bukan asumsi, sebab 
saya sangat miskin referensi)
4. ada juga kabar buruk nih....dulu (sebelum 1990-an), daerah seperti 
Indramayu, Bekasi dan Subang memiliki lahan sawah dan hutan pesisir yang sangat 
baik. semenjak 1990-an, hutan dieksploitasi dan sawah dikonversi menjadi 
pertambakan. bisa ditebak bahwa terjadi perubahan kawasan yang mengakibatkan 
penurunan sejumlah jenis burung dan satwa lain namun juga terjadi pertambahan 
jenis lain. cuma efeknya terhadap pemburu terasa jelas. hasil buruan menurun, 
kawasan berburu menyempit, susah nyari makan, apalagi nyekolahin anaknya. 
gimana nih kawan???
dan masih banyak lagi.......
sebab itu saya bingung dan sampai sekarang masih garuk-garuk kepala...(bukan 
monyet lho...)
eh iyo, ngobrol-ngobrol saya kelupaan bawa photone....sory yo.....
 
itu dulu ja, kalo ada tanggapan dan saran untuk meneliti lagi, saya ucapkan 
nuwun beribu-ribu nuwun
 
Uya'
Jogja 

    


      

Kirim email ke