[budaya_tionghua] Re: Kebangkitan Orkes Simfoni Jakarta Dan Peresmian Auditorium Jusuf Ronodipuro
Pak Suma : Tritsch-tratsch bukan karya Polka. Polka adalah aliran musiknya, hampir seperti balet, tapi lebih energik dan tariannya pun bukan membuai seperti balet, lebih menghentak seperti tarian Gypsi. TT dimainkan dengan irama Polka, yang menggubahnya adalah Johann Strauss, Jr. Radetzky March bukan dibuat oleh yang Jr. (II)), tapi oleh bapaknya, sang Johann Strauss (Sr.; I). Namanya Lie Eng Liong (Adidharma; 1930-). Dia hasil didikan Konservatorium di Amsterdam untuk kemudian ke Julliard School of Music di New York. Gurunya adalah Persinger yang juga mengajar Zubin Mehta, konduktor terkenal Israel. Spesialisasinya semula adalah biola sebalum nantinya aktif di RRI dan kemudian OSJ. Eva : Terima kasih sekali untuk koreksinya, saya mengutip karya polka dan Johann Strauss II dari tag line yang tertera di layar TVRI yang saya saksikan. pada tulisan saya ada kesalahan penulisan yang fatal, seharusnya yang memberi sambutan adalah Bapak Rosihan Anwar bukan bapak Sutan Takdir Alisyahbana. demikian koreksi ini saya sampaikan, terima kasih. Salam, Eva. Pada tempayan Raja Thung terukir kalimat,"Bila suatu hari dapat memperbarui dari, perbarui terus tiap hari dan jagalah agar baru selama-lamanya".
Re: [budaya_tionghua] Re: Kebangkitan Orkes Simfoni Jakarta Dan Peresmian Auditorium Jusuf Ronodipuro
Saya baru saja mau menanggapi yang sama, tapi Suma Mihardja haksoe sudah lebih dahulu mengkoreksi kesalahan-kesalahannya. Sebetulnya di posting saya terdahulu sudah disebut bahwa Radetzkymarsch adalah ciptaan Johan Strauss der Vater, bukan der Sohn. Kalau Eva sudah baca itu, barangkali di posting-nya ini dia hanya salah ketik saja, maunya mengetik "I", jadinya "II". Juga soal Lie Eng Liong Adidharma, tentu saja Suma-heng tahu betul, karena dirigen itu termasuk salahsatu tokoh tionghoa yang riwayat hidup singkatnya tercantum dalam bukunya Suma-heng sendiri (mengedit Sam Setyautama) "Tokoh Etnis Tionghoa Di Indonesia". Tetapi di samping itu kiranya perlu saya tambahkan koreksi bahwa Sutan Takdir Alisyahbana sudah meninggal 10-an tahun yang lalu. Jadi tidak mungkin memberi kata sambutan di acara itu. Yang sebenarnya memberi sambutan di acara itu adalah wartawan senior sejaman Jusuf Ronodipuro (walau lebih muda usianya), yaitu Rosihan Anwar. Ketika memberikan sambutan, Rosihan sempat memperkenalkan penyiar RRI jaman Jusuf Ronodipuro yang juga hadir malam itu,yaitu istrinya sendiri dan Mien Soedarpo-Wiranatakusumah. Entah bagaimana Eva bisa mengira Rosihan adalah Sutan Takdir. Lafal namanya berbeda jauh, postur kedua beliau pun sangat berbeda, walau sama-sama orang Minang. Tentang Auditorium Ronodipuro, di tempat itu, pada asalnya di jaman dulu terdapat Studio-5 RRI, yang juga sudah merupakan auditorium yang sangat dikenal para penggemar musik Jakarta saat itu. Namun sempat terbakar dan terbengkalai beberapa lamanya. Sampai direnovasi Direksi RRI sekarang dan diresmikanmalam itu. Malam itu, karya Mozart selain Symphony G Minor-nya yang disebut Eva (No.40 KV 550), dimainkan juga Eine Kleine Nachtmusik, yang tentu saja buat penggemar musik klasik 'ringan', lebih dikenali. Tapi... ini sudah tidak ada hubungannya dengan budaya tionghoa! Jadi koreksi dan tambahan atas posting Eva kouwnio saya cukupkan sampai di sini. Wasalam. - Original Message - From: sumamihardja To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 02, 2010 12:19 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Kebangkitan Orkes Simfoni Jakarta Dan Peresmian Auditorium Jusuf Ronodipuro Tritsch-tratsch bukan karya Polka. Polka adalah aliran musiknya, hampir seperti balet, tapi lebih energik dan tariannya pun bukan membuai seperti balet, lebih menghentak seperti tarian Gypsi. TT dimainkan dengan irama Polka, yang menggubahnya adalah Johann Strauss, Jr. Radetzky March bukan dibuat oleh yang Jr. (II)), tapi oleh bapaknya, sang Johann Strauss (Sr.; I). Namanya Lie Eng Liong (Adidharma; 1930-). Dia hasil didikan Konservatorium di Amsterdam untuk kemudian ke Julliard School of Music di New York. Gurunya adalah Persinger yang juga mengajar Zubin Mehta, konduktor terkenal Israel. Spesialisasinya semula adalah biola sebalum nantinya aktif di RRI dan kemudian OSJ. Pada tempayan Raja Thung terukir kalimat,"Bila suatu hari dapat memperbarui dari, perbarui terus tiap hari dan jagalah agar baru selama-lamanya". Suma Mihardja - --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Eva Yulianti wrote: > > Hari sabtu kemaren sengaja saya memuaskan diri dengan menghabiskan waktu untuk membaca novel kesayangan saya, ketika melirik jam sudah menunujukkan jam 01.00, udah hari minggu, saya menyalakan TV, dan entah mengapa rasanya kok ingin buka channel TVRI, dan sungguh kebetulan yang menyenangkan. > > Ternyata ada siaran tunda acara pagelaran orkes simfoni jakarta yang sekaligus peresmian auditorium Jusuf Ronodipuro yang dilaksanakan tepat dihari 2 tahun kepergian Beliau yaitu tanggal 27 Januari 2008. > > Beruntung saya ketinggalan sedikit acara tersebut, tampak Bapak Parni Hadi sedang memberikan sambutan, tampak di deretan kursi undangan yang saya kenal wajahnya diantaranya ada Ratu Kuis TVRI Ibu Ani Sumadi, kemudian tampak pula dubes Rusia beserta istri, Pak Adnan Buyung Nasution beserta Ibu Ria, dan yang paling penting tentunya sosok Ibu Jusuf Ronodipuro yang tetap terlihat cantik di usia senjanya yang didampingi oleh Putranya saya rasa, karena saya tidak kenal, hanya menerka-nerka karena wajahnya mirip dengan Bapak Jusuf Ronodipuro. > > setelah selesai Pak Parni Hadi menyampaikan pidatonya, giliran pak Sutan Takdir Alisyahbana mewakili keluarga dan kolega dari Bapak Jusuf Ronodipuro menyampaikan sambutan yang juga sekaligus mengupas perjalanan kehidupan Bapak Jusuf Ronodipuro. > > setelah itu adalah penanda tanganan prasasti auditorium yang ditanda tangani oleh Bapak Parni Hadi selaku dirut RRI, yang didampingi oleh Ibu Jusuf Ronodipuro yang tampak begitu terharu atas penghargaan kepada suami terkasih. > > kemudian acara disambung dengan persembahan lagu-lagu klasik sebagai conductor adalah Bapak
[budaya_tionghua] Re: Kebangkitan Orkes Simfoni Jakarta Dan Peresmian Auditorium Jusuf Ronodipuro
Tritsch-tratsch bukan karya Polka. Polka adalah aliran musiknya, hampir seperti balet, tapi lebih energik dan tariannya pun bukan membuai seperti balet, lebih menghentak seperti tarian Gypsi. TT dimainkan dengan irama Polka, yang menggubahnya adalah Johann Strauss, Jr. Radetzky March bukan dibuat oleh yang Jr. (II)), tapi oleh bapaknya, sang Johann Strauss (Sr.; I). Namanya Lie Eng Liong (Adidharma; 1930-). Dia hasil didikan Konservatorium di Amsterdam untuk kemudian ke Julliard School of Music di New York. Gurunya adalah Persinger yang juga mengajar Zubin Mehta, konduktor terkenal Israel. Spesialisasinya semula adalah biola sebalum nantinya aktif di RRI dan kemudian OSJ. Pada tempayan Raja Thung terukir kalimat,"Bila suatu hari dapat memperbarui dari, perbarui terus tiap hari dan jagalah agar baru selama-lamanya". Suma Mihardja --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Eva Yulianti wrote: > > Hari sabtu kemaren sengaja saya memuaskan diri dengan menghabiskan waktu > untuk membaca novel kesayangan saya, ketika melirik jam sudah menunujukkan > jam 01.00, udah hari minggu, saya menyalakan TV, dan entah mengapa rasanya > kok ingin buka channel TVRI, dan sungguh kebetulan yang menyenangkan. > > Ternyata ada siaran tunda acara pagelaran orkes simfoni jakarta yang > sekaligus peresmian auditorium Jusuf Ronodipuro yang dilaksanakan tepat > dihari 2 tahun kepergian Beliau yaitu tanggal 27 Januari 2008. > > Beruntung saya ketinggalan sedikit acara tersebut, tampak Bapak Parni Hadi > sedang memberikan sambutan, tampak di deretan kursi undangan yang saya kenal > wajahnya diantaranya ada Ratu Kuis TVRI Ibu Ani Sumadi, kemudian tampak pula > dubes Rusia beserta istri, Pak Adnan Buyung Nasution beserta Ibu Ria, dan > yang paling penting tentunya sosok Ibu Jusuf Ronodipuro yang tetap terlihat > cantik di usia senjanya yang didampingi oleh Putranya saya rasa, karena saya > tidak kenal, hanya menerka-nerka karena wajahnya mirip dengan Bapak Jusuf > Ronodipuro. > > setelah selesai Pak Parni Hadi menyampaikan pidatonya, giliran pak Sutan > Takdir Alisyahbana mewakili keluarga dan kolega dari Bapak Jusuf Ronodipuro > menyampaikan sambutan yang juga sekaligus mengupas perjalanan kehidupan Bapak > Jusuf Ronodipuro. > > setelah itu adalah penanda tanganan prasasti auditorium yang ditanda tangani > oleh Bapak Parni Hadi selaku dirut RRI, yang didampingi oleh Ibu Jusuf > Ronodipuro yang tampak begitu terharu atas penghargaan kepada suami terkasih. > > kemudian acara disambung dengan persembahan lagu-lagu klasik sebagai > conductor adalah Bapak Amir Katamsi. > > lagu pertama yang dipersembahkan adalah Lagu Symphony No 40 Kv. 550 karya > Wolfgang Amandeus Mozart, salah satu lagu klasik yang paling saya kenal baik > dan sangat saya sukai. > > seketika saya begitu menikmati musik klasik indah itu, lagu kedua berlanjut > dengan lagu THE PRAYER karya David Foster yang dinyanyikan secara duet oleh > Aning Katamsi dan Christopher Abimanyu. > > susul menyusul kemudian instrumen tritsch-Tratsch karya Polka, di sambung > dengan penampilan solois sofran Aning Katamsi membawakan lagu "CITA RIA " > dengan nada Sofran yang begitu bening, kembali Duet Aning katamsi dan > Christopher menyanyikan AMIGOS PARASIEMPRE karya Andrew Llyold Webber, dan > keduanya menutup dengan lagu TIME TO SAY GOODBYE karya Enrico Sartori. > > Dipenghujung acara Orkes simfoni jakarta menutup dengan RADETZKY MARCH karya > Johann Straus II. > > Sungguh suatu persembahan yang sangat indah buat Putra terbaik bangsa ini, > ucapan selamat sungguh layak di sampaikan kepada Yang Terhormat Keluarga > Besar Bapak Jusuf Ronodipuro. > > Keteguhan Beliau dan keberaniannya akan selalu menjadi inspirasi bagi seluruh > Bangsa Indonesia. > > bagaiman perjalanan tentang Orkes Simfoni Jakrta, inilah kutipan yang saya > kutip dari koran tempo hari ini. > > Orkes Simfoni Jakarta (OSJ) mulanya berasal dari Orkes Studio Djakarta ( OSD > ), OSD dibawah kepemimpinan Syaiful Bahri memainkan khusus lagu-lagu > Indonesia, hingga OSD pada saat itu menempatkan diri sebagai pusat > perkembangan musik Indonesia. > > OSD dibawah pimpinan Lie Eng Lion atau Andhi Dharma, bersama Praharayan > Prabowo kemudian menjadi pengisi tetap acara musik klasikDi RRI dan Taman > Ismail Marzuki. > > OSD kemudia berganti nama menjadi Orkes Simfoni Jakarta (OSJ ) dibawah > pimpinan Yudianto Hinupurwadi dan dilanjutkan oleh Amir Katamsi hingga > sekarang. > > Sebagai penutup rasanya ingin sekali mengenang Semboyan RRI yang dicetuskan > oleh Bapak M. Jusuf Ronodipuro " Sekali di Udara TETAP Di Udara " > > Teriring salam hormat dan Kasih untuk Keluarga Besar Bapak Muhammad Jusuf > Rondipuro. > > Salam, > Eva. >