Re: [budaya_tionghua] untk bro Erik ( budaya )
Pak Beng, Mungkin anda agak salah tangkap mengenai inti persoalan yg Sdr Erik dan saya tekankan. Kita tdk pernah meragukan ketekunan dan keseriusan orang barat meneliti dan merawat benda budaya! Tapi semua itu dilakukan dalam rangka ilmu pengetahuan dan penghormatan thd sejarah budaya, bukan karena menghormati budaya atau keyakinan2 yg melekat di benda pusaka tersebut. Hal ini harus dibedakan. Contohnya begini: sebuah museum mengoleksi alat2 perang zaman dulu, dan semua diberi penjelasan rinci, lengkap dng latar sejarah, teknik pembuatan dsb2nya, pokoknya sangat mendalam. lantas apakah itu berarti sang peneliti dan museum menghormati budaya perang? Salam, Zfy Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: beng mazmuri Date: Fri, 18 Dec 2009 03:32:31 To: Subject: [budaya_tionghua] untk bro Erik ( budaya ) Salam... Saya mengerti dan memahami apa yg bro Erik paparkan, tg perusakan budaya, termasuk artefak2nya dan nilai2 yang terkandung didalamnya. Apakah aretefak2 itu kalau ditempatkan ditempat terhormat, spt museum dll, apakah cuma menjadi pajangan semata mata, dan bagaimana barang2 itu didapatkan, apakah dirampas paksa dng bantuan militer atau misionaris atau di curi..? atau di hibahkan... Terus apakah benda2 tsb , masih mempunyai fungsi semulanya , secara budaya , ritual , filosopis , fungsi sosial dll...dng berpindahnya benda tsb dari asal muasal originalitas benda2 tsb ketempat yg berbeda kultur...dan pandangan..? Apakah benda2 tsb tidak menjadi semakin rusak karena berpindah pindah tempat..? Oh kejam nya imperialis! Tapi bro Erik dng jernih juga mengatakan , seandainya benda2 tsb tetap berada ditempat asalnya , apakah masih terawat , terjaga , masih diperdulikan...? Benda seni beragam bentuk , beragam bahan materinya , beragam fungsi dan pengertiannya, ada yg bersifat ritual , pengkultusan atau hanya sekedar simbol atau berfungsi untk pemakaian kehidupan se hari hari.. Wah pasti repot untk menjelaskan nya.. Saya cuma mau berbagi sedikit apa yg saya tahu berkenaan uneg2 ( bahkan erik mengatakan mimpinya ) tsb. Pertama , kt bicarakan tg museum yg menaruh benda2 tsb , Saya bisa mengatakan untk museum yg reputable, tentu mrk punya tim ahli nya. Benda2 itu bukan menjadi pajangan semata mata, ada penjelasan memadai dan lebih memadai kalau anda tidak puas dng keterangan singkat yg ditulis diantara benda2 yg dipajang itu. Silahkan hubungi pihak museum , kuratornya , tim ahlinya dlll..Ada banyak literatur , buku yg membahas khusus items2 koleksi mereka yg bertebaran di banyak negara. Semua di urai dng baik , kalau pun ada missing link yg hilang atau keraguan , pasti akan disertakan pendapat , argumentasi dari pihak2 , ahli lain... Nah dalam literatur2 , buku2 atau penjelasan tsb , saya tidak menemukan unsur2 yg bersifat melecehkan , menodai artefak2 , kebudayaan2 tsb ...Ingat , mrk membhas tentang seni , tentang sejarah , tentang kebudayaan , dan implikasi2 didalamnya, mrk bukan bicara agama , imperialisme, pertentangan budaya dlll..bahkan disertai asal usul barang tsb ( provenance ), kalau ada data2 barang itu ex jarahan , rampasan , ada disertai keterangannya. Silahkan goverment to goverment yg mengurusnya. Toh ada brapa artefak2 kt yg dibawa oleh orang2 belanda, dikembalikan ke indonesia. Balai lelang international , spt Christies atau Southebys sudah beberapa kali di gugat oleh pemerintah China, dan ada yg di withdraw, Balai lelang dan museum punya kode etik. Kalaupun dableg , ya mau dibilang apa, silahkan ambil jalur penuntutan yg resmi , buy back atau diplomasi lain nya. Atau lakukanlah apa yg dilakukan seorang warga China, ktk tahun lalu balai lelang Chriestie melelang artefak kerajaan Qian Lung, bid terus sampai dpt, setelah dia berhasil mendapatkannya atau menang dlm lelang tsb, dia TIDAK mau membayar...ah''ah''..itulah cara dia untk memprotes ktk pemerintahnya sendiri tak perduli atau mempermalukan balai lelang tsb. Saya ingin bercerita lagi, tg barang seni yg jatuh ditangan orang lain , berbudaya lain... Saya sering hunting untk barang seni, pernak pernik yg berhubungan dengan kebudayaan peranakan tionghoa di indonesia atau di asia tenggara. Ambil contoh tentang keramik, Sangat menarik ktk pd permulaan abad 19 , orang2 keturunan peranakan , untk masalah keramik2 ( porcelain ), yg untk dipakai sehari hari, baik itu untk upacara perkawinan, sembahyang dll, mereka memesan khusus ke China, dng sedikit meniru model keramik yg lg trend saat itu. ( family rose, atau keramik berwarna warni ). Mrk memesan dng design khusus yaitu dng gambar "bunga peony dan phoenix ( burung hong ) dan disertai ornament hiasan taoism simbol ( eight immortal ). Dan bagi pecinta barang antik di klasifikasikan sbg item "Nyonya Wares ", Hanya diketemukan di Indonesia, Sngapore , Malacca , Penang , dan brapa tempat di Malaysia yg ada komunitas keturunan. Keramik2 itu ada
[budaya_tionghua] untk bro Erik ( budaya )
Salam... Saya mengerti dan memahami apa yg bro Erik paparkan, tg perusakan budaya, termasuk artefak2nya dan nilai2 yang terkandung didalamnya. Apakah aretefak2 itu kalau ditempatkan ditempat terhormat, spt museum dll, apakah cuma menjadi pajangan semata mata, dan bagaimana barang2 itu didapatkan, apakah dirampas paksa dng bantuan militer atau misionaris atau di curi..? atau di hibahkan... Terus apakah benda2 tsb , masih mempunyai fungsi semulanya , secara budaya , ritual , filosopis , fungsi sosial dll...dng berpindahnya benda tsb dari asal muasal originalitas benda2 tsb ketempat yg berbeda kultur...dan pandangan..? Apakah benda2 tsb tidak menjadi semakin rusak karena berpindah pindah tempat..? Oh kejam nya imperialis! Tapi bro Erik dng jernih juga mengatakan , seandainya benda2 tsb tetap berada ditempat asalnya , apakah masih terawat , terjaga , masih diperdulikan...? Benda seni beragam bentuk , beragam bahan materinya , beragam fungsi dan pengertiannya, ada yg bersifat ritual , pengkultusan atau hanya sekedar simbol atau berfungsi untk pemakaian kehidupan se hari hari.. Wah pasti repot untk menjelaskan nya.. Saya cuma mau berbagi sedikit apa yg saya tahu berkenaan uneg2 ( bahkan erik mengatakan mimpinya ) tsb. Pertama , kt bicarakan tg museum yg menaruh benda2 tsb , Saya bisa mengatakan untk museum yg reputable, tentu mrk punya tim ahli nya. Benda2 itu bukan menjadi pajangan semata mata, ada penjelasan memadai dan lebih memadai kalau anda tidak puas dng keterangan singkat yg ditulis diantara benda2 yg dipajang itu. Silahkan hubungi pihak museum , kuratornya , tim ahlinya dlll..Ada banyak literatur , buku yg membahas khusus items2 koleksi mereka yg bertebaran di banyak negara. Semua di urai dng baik , kalau pun ada missing link yg hilang atau keraguan , pasti akan disertakan pendapat , argumentasi dari pihak2 , ahli lain... Nah dalam literatur2 , buku2 atau penjelasan tsb , saya tidak menemukan unsur2 yg bersifat melecehkan , menodai artefak2 , kebudayaan2 tsb ...Ingat , mrk membhas tentang seni , tentang sejarah , tentang kebudayaan , dan implikasi2 didalamnya, mrk bukan bicara agama , imperialisme, pertentangan budaya dlll..bahkan disertai asal usul barang tsb ( provenance ), kalau ada data2 barang itu ex jarahan , rampasan , ada disertai keterangannya. Silahkan goverment to goverment yg mengurusnya. Toh ada brapa artefak2 kt yg dibawa oleh orang2 belanda, dikembalikan ke indonesia. Balai lelang international , spt Christies atau Southebys sudah beberapa kali di gugat oleh pemerintah China, dan ada yg di withdraw, Balai lelang dan museum punya kode etik. Kalaupun dableg , ya mau dibilang apa, silahkan ambil jalur penuntutan yg resmi , buy back atau diplomasi lain nya. Atau lakukanlah apa yg dilakukan seorang warga China, ktk tahun lalu balai lelang Chriestie melelang artefak kerajaan Qian Lung, bid terus sampai dpt, setelah dia berhasil mendapatkannya atau menang dlm lelang tsb, dia TIDAK mau membayar...ah''ah''..itulah cara dia untk memprotes ktk pemerintahnya sendiri tak perduli atau mempermalukan balai lelang tsb. Saya ingin bercerita lagi, tg barang seni yg jatuh ditangan orang lain , berbudaya lain... Saya sering hunting untk barang seni, pernak pernik yg berhubungan dengan kebudayaan peranakan tionghoa di indonesia atau di asia tenggara. Ambil contoh tentang keramik, Sangat menarik ktk pd permulaan abad 19 , orang2 keturunan peranakan , untk masalah keramik2 ( porcelain ), yg untk dipakai sehari hari, baik itu untk upacara perkawinan, sembahyang dll, mereka memesan khusus ke China, dng sedikit meniru model keramik yg lg trend saat itu. ( family rose, atau keramik berwarna warni ). Mrk memesan dng design khusus yaitu dng gambar "bunga peony dan phoenix ( burung hong ) dan disertai ornament hiasan taoism simbol ( eight immortal ). Dan bagi pecinta barang antik di klasifikasikan sbg item "Nyonya Wares ", Hanya diketemukan di Indonesia, Sngapore , Malacca , Penang , dan brapa tempat di Malaysia yg ada komunitas keturunan. Keramik2 itu ada berbentuk mangkuk, piring, cangkir, tempat menaruh perhiasan , untk menyimpan makanan , untk menaruh hio dll. Ada satu keramik berbentuk wadah dng penutupnya, Disebut "kamcheng ", untk menaruh beras , nasi atau acar ...ukuran dan warna nya macam, paling kecil skitar 10 cm , dan besar skitar 40 cm. Diatas wadah keramik itu selalu ada penutupnya ( dari keramik juga ), dan diatas penutup atau tutupan ( lid cover ) selalu ada "Kilin atau Qi lin ", lion dog , spt binatang anjing atau singa yg lg menyeringai. Kt keturunan tionghoa tentu mengerti tg "Kilin" atau lion dog tsb., biasa terdapat di depan klenteng2 .. Nah saya pernah berburu barang2 tsb sampai sumatera , khususnya palembang , medan dan aceh.. Ini yg menarik, ..Ktk saya mendapat kan keramik "kamcheng " itu yg ada bentuk "kilin" nya , di palembang saya hampir sebagian besar mendapatkan nya dlm bentuk utuh, tentu ada yg retak atau bocel...ben