Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst

2008-09-09 Terurut Topik Hendratno Agus
Ini pikiran orang baru bangun tidur siang, karena puasa, lalu baca email dan 
kemudian komentar :
Kita analog-kan dengan puasa. Kalau 11 bulan kita biasa makan siang, dan 1 
bulan kita tidak boleh makan siang (alias puasa), tapi kita bisa makan malam 
(berbuka dan makan sahur). Kalau negara ini punyai RPJM 5-10 th-an, maka perlu 
puasa eksploitasi sumberdaya alam (yang tidak dpt diperbaharui) 1-2 tahun. Lalu 
kita boleh berbuka dan sahur untuk eksploitasi SDA tertentu pada wilayah 
tertentu yang disepakati secara regulasi dan ada justifikasi teknis. Sehingga 
perlu ada konsensus nasional untuk puasa eksploitasi SDA pada tahun berapa? 

Aturan PP 26 tahun 2008 adalah sangat positip untuk menjaga stabilitas perut 
ibu pertiwi, supaya tetap produktif, tapi tetap sehat dan bugar, dan tetap 
cantik luar-dalam. Kalau ibu pertiwi, bisa berpuasa ada jeda 1-2 tahun tanpa 
eksploitasi SDA (khususnya yang mengubah perubahan bentang alam), kemudian 
selama puasa..., kita buat ketegasan alokasi penggunaan lahan untuk kegiatan 
pertambangan (di permukaan dan di bawah permukaan) serempak pada semua provinsi 
dan semua kabupaten, mana yang boleh ditambang dan mana yang tidak boleh 
ditambang, itu dibuat secara tegas pada semua kabupaten / kota di seluruh 
Indonesia. Kita kerahkan teknologi dan 700 geosain mendampingi kabupaten / 
kota. Semua perangkat teknologi dan data awal sudah tersedia di berbagai 
departemen dan lembaga non-departemen (LIPI, Bakorsurtanal, BPPT, LAPAN, 
Jawatan Topografi TNI, dll), dijadikan referensi bekerja. Lalu apakah para 
eksplorasionist mengangggur? Tidak. Mereka tetap bekerja
 membantu pemerintah menyiapkan konsensus alokasi wilayah untuk eksploitasi 
tadi. Nah, kalau ternyata di permukaan sudah tidak ada yang boleh ditambang 
untuk klasifikasi bahan tambang jenis tertentu..yaa. sudah. Kita cagar-kan itu 
untuk dilindungi. Kalau material itu kita butuhkan, maka kita kembangkan 
"teknologi material cerdas / smart material" yang bisa menggantikan bahan baku 
batuan tadi. Lalu apakah selama Puasa Eksploitasi SDA..., ekonomi makro negara 
langsung mandeg? Tidak. Ekonomi makro tetap jalan, karena masih ada peluang 
berbuka dan makan sahur untuk eksploitasi SDA lainnya. Atau mencari di negara 
lain. Singapura adalah negara kecil yang tidak punya SDA, tapi dengan 
kompetensi teknologi dan kekuatan ilmu yang dipunyainya, maka secara ekonomi 
dia tetap bisa hidup tanpa tergantung SDA. 

mbok menowo begitu kalee..
Gus Hend
 



- Original Message 
From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, September 5, 2008 9:43:00 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst


Mungkin perlu disepakati dulu devinisi Merusak itu apa ?
Apakah ada kegiatan penambangan / ekploitasi SDA tanpa "Merusak"
alam. Bagaimana dg kompensasi karena ada perusakan ( dihitung
semua dampak yang ditimbulkan ) , cuma kalau ada kompensasinya
justru sering tdk digunakan untuk rehabilitasi , tapi digunakan
nuntuk yg lain.
ISM

> kawan, kita sekarang rasanya sudah  terbiasa menggunakan
> sumberdaya dengan merusaknya
>
> pasti ada cara untuk dapat menggunakan sumberdaya itu, tanpa
> harus merusaknya...
>
> asal kita mau. dan "ora nggege mongso"
>
>
> et
>
>
>
> Simon Christian Kurniawan (DD/PCSB) wrote:
>
>> Setuju keindahan Karst harus dilindungi. Keindahan salju
>> Cartenz Pyramid harus dilindungi walaupun mengandung
>> cooper.
>> Perlu diketahui juga di Amrik dan China sono juga banyak
>> yang tidak setuju mengeksploitasi SDA
>>
>> Cobalah nonton film Wall-E
>>
>> Suatu film sindiran ; tentang apa yang akan kita wariskan
>> untuk anak cucu kita.
>> Sampah2 SDA yang akan melebihi gedung-gedung pencakar
>> langit !
>>
>>
>>
>> -----Original Message-
>> From: Supardan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>> Sent: Thursday, 04 September, 2008 11:11 AM
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst
>>
>> Ha...3x, bener juga pak De. Tapi itu Amerika, mereka
>> mengeksploitasi sendiri sumberdaya alamnya, dan mengolahnya
>> lalu menjualnya dalam bentuk barang jadi (mereka punya SDM,
>> metoda (teknologi), mesin dan uang). Tapi sayang..., kita
>> belum bisa seperti bangsa Amerika.  Contoh sederhana, demam
>> pasir besi akhir-akhir ini. Cina siap mengambil pasir besi
>> dari Indonesia berapapun jumlahnya. Mereka siap
>> mendatangkan alat-alat berat untuk penggalian dan mesin
>> pencuci (magnetik separator) dengan tenaga2 ahlinya. Kalo
>> demikian, adakah alih teknologi, alih pengetahuan maupun
>> alih ketrampilan?
>> Eksploitasi sumberdaya alam secara besar-besaran, memang
>> bukan sesuatu yang salah, tapi harus tetap berwawasan
>> lingkungan. Hal lain yang harus menjadi pe

Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst

2008-09-05 Terurut Topik liamsi

Mungkin perlu disepakati dulu devinisi Merusak itu apa ?
Apakah ada kegiatan penambangan / ekploitasi SDA tanpa "Merusak"
alam. Bagaimana dg kompensasi karena ada perusakan ( dihitung
semua dampak yang ditimbulkan ) , cuma kalau ada kompensasinya
justru sering tdk digunakan untuk rehabilitasi , tapi digunakan
nuntuk yg lain.
ISM

> kawan, kita sekarang rasanya sudah  terbiasa menggunakan
> sumberdaya dengan merusaknya
>
> pasti ada cara untuk dapat menggunakan sumberdaya itu, tanpa
> harus merusaknya...
>
> asal kita mau. dan "ora nggege mongso"
>
>
> et
>
>
>
> Simon Christian Kurniawan (DD/PCSB) wrote:
>
>> Setuju keindahan Karst harus dilindungi. Keindahan salju
>> Cartenz Pyramid harus dilindungi walaupun mengandung
>> cooper.
>> Perlu diketahui juga di Amrik dan China sono juga banyak
>> yang tidak setuju mengeksploitasi SDA
>>
>> Cobalah nonton film Wall-E
>>
>> Suatu film sindiran ; tentang apa yang akan kita wariskan
>> untuk anak cucu kita.
>> Sampah2 SDA yang akan melebihi gedung-gedung pencakar
>> langit !
>>
>>
>>
>> -Original Message-
>> From: Supardan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>> Sent: Thursday, 04 September, 2008 11:11 AM
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst
>>
>> Ha...3x, bener juga pak De. Tapi itu Amerika, mereka
>> mengeksploitasi sendiri sumberdaya alamnya, dan mengolahnya
>> lalu menjualnya dalam bentuk barang jadi (mereka punya SDM,
>> metoda (teknologi), mesin dan uang). Tapi sayang..., kita
>> belum bisa seperti bangsa Amerika.  Contoh sederhana, demam
>> pasir besi akhir-akhir ini. Cina siap mengambil pasir besi
>> dari Indonesia berapapun jumlahnya. Mereka siap
>> mendatangkan alat-alat berat untuk penggalian dan mesin
>> pencuci (magnetik separator) dengan tenaga2 ahlinya. Kalo
>> demikian, adakah alih teknologi, alih pengetahuan maupun
>> alih ketrampilan?
>> Eksploitasi sumberdaya alam secara besar-besaran, memang
>> bukan sesuatu yang salah, tapi harus tetap berwawasan
>> lingkungan. Hal lain yang harus menjadi pertimbangan adalah
>> : adakah nilai tambah bagi bangsa ini? Memang benar
>> banyaknya PP belum tentu bisa menjamin akan terlidunginya
>> lingkungan hidup kita ini. Yang lebih penting dari pada itu
>> tentu law enforcement-nya. Selama hukum masih bisa
>> diatur-atur, kerusakan
>> lingkungan akan terus terjadi di mana-mana.
>> Kerusakan lingkungan konon juga merupakan salah satu
>> indikasi rendahnya mutu pendidikan di suatu negara. Ini
>> berarti warga di negeri ini tidak terdidik dengan baik,
>> sehingga merupakan warga yang tidak terampil.
>> Ujung-ujungnya yang salah adalah sistem pendidikan nasional
>> kita yang target kualitasnya rendah. Cacat barang bisa
>> didaur ulang, tapi manusia yang sudah terlanjur salah didik
>> pasti tidak kompeten secara moral dan mahal sekali biaya
>> rehabilitasinya.
>> Nah. mbulet kan!
>> Salam,
>> Pardan - Jatim.
>> 2008/9/3 Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
>>
>>
>>> Amerika itu sejak dulu mengeksploitasi habis-habisan
>>> suberdaya  alamnya. Kayaknya ngga penah mikirin bagaimana
>>> anakcucunya nanti. Lah  wong anak cucunya akan nyari
>>> sendiri kok. Nyarinya sampai keluar  negerinya malah.
>>> Ada pembelajarn dari apa yg "mereka" lakukan dulu.
>>> Termasuk belajar  menjaga lingkungan selama eksploitasi.
>>>
>>> Haruskan kita menunda eksploitasi sumberdaya alam demi
>>> anak cucu ?
>>>
>>> Sejak lama aku ini berpikir unruk mengambil sumberdaya
>>> alam  yg ada  saat ini dengan syarat memelihara
>>> lingkungan. Tetapi bukan mencegah ("menunda") mengambil
>>> demi anak cucu-cucu.
>>> Aku sejak lama tidak akan memberikan warisan ke anak cucu,
>>> tapi aku  lebih inginn memberikan bekal ilmu ketimbang
>>> harta. Menggali
>>> sumberdaya alam dengan segala kesulitannya adalah sumber
>>> ilmu.
>>> Menggali sumberdaya alam itu sama saja menggali ilmu.
>>> Menunda menggali
>>>
>>
>>
>>> boleh jadi sama saja menunda belajar.
>>>
>>>  Selamat belajar
>>> Salam
>>>
>>> Rdp
>>>
>>>
>>> On 9/3/08, Supardan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>>
>>>> Setahu saya ada 3 kelas karst, yaitu : kelas I, II dan
>>>> III. Untuk  karst kelas III, kayaknya boleh ditambang
>>>> kok. Sudah waktunyalah  kita
>>>>
>>> melindu

Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst

2008-09-05 Terurut Topik ET Paripurno
kawan, kita sekarang rasanya sudah  terbiasa menggunakan sumberdaya
dengan merusaknya

pasti ada cara untuk dapat menggunakan sumberdaya itu, tanpa harus
merusaknya...

asal kita mau. dan "ora nggege mongso"


et



Simon Christian Kurniawan (DD/PCSB) wrote:

> Setuju keindahan Karst harus dilindungi. Keindahan salju Cartenz Pyramid
> harus dilindungi walaupun mengandung cooper.
> Perlu diketahui juga di Amrik dan China sono juga banyak yang tidak
> setuju mengeksploitasi SDA
>
> Cobalah nonton film Wall-E
>
> Suatu film sindiran ; tentang apa yang akan kita wariskan untuk anak
> cucu kita. 
> Sampah2 SDA yang akan melebihi gedung-gedung pencakar langit !
>
>
>
> -Original Message-
> From: Supardan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Thursday, 04 September, 2008 11:11 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst
>
> Ha...3x, bener juga pak De. Tapi itu Amerika, mereka mengeksploitasi
> sendiri sumberdaya alamnya, dan mengolahnya lalu menjualnya dalam bentuk
> barang jadi (mereka punya SDM, metoda (teknologi), mesin dan uang). Tapi
> sayang..., kita belum bisa seperti bangsa Amerika.  Contoh sederhana,
> demam pasir besi akhir-akhir ini. Cina siap mengambil pasir besi dari
> Indonesia berapapun jumlahnya. Mereka siap mendatangkan alat-alat berat
> untuk penggalian dan mesin pencuci (magnetik separator) dengan tenaga2
> ahlinya. Kalo demikian, adakah alih teknologi, alih pengetahuan maupun
> alih ketrampilan?
> Eksploitasi sumberdaya alam secara besar-besaran, memang bukan sesuatu
> yang salah, tapi harus tetap berwawasan lingkungan. Hal lain yang harus
> menjadi pertimbangan adalah : adakah nilai tambah bagi bangsa ini?
> Memang benar banyaknya PP belum tentu bisa menjamin akan terlidunginya
> lingkungan hidup kita ini. Yang lebih penting dari pada itu tentu law
> enforcement-nya. Selama hukum masih bisa diatur-atur, kerusakan
> lingkungan akan terus terjadi di mana-mana.
> Kerusakan lingkungan konon juga merupakan salah satu indikasi rendahnya
> mutu pendidikan di suatu negara. Ini berarti warga di negeri ini tidak
> terdidik dengan baik, sehingga merupakan warga yang tidak terampil.
> Ujung-ujungnya yang salah adalah sistem pendidikan nasional kita yang
> target kualitasnya rendah. Cacat barang bisa didaur ulang, tapi manusia
> yang sudah terlanjur salah didik pasti tidak kompeten secara moral dan
> mahal sekali biaya rehabilitasinya.
> Nah. mbulet kan!
> Salam,
> Pardan - Jatim.
> 2008/9/3 Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
>
>   
>> Amerika itu sejak dulu mengeksploitasi habis-habisan suberdaya 
>> alamnya. Kayaknya ngga penah mikirin bagaimana anakcucunya nanti. Lah 
>> wong anak cucunya akan nyari sendiri kok. Nyarinya sampai keluar 
>> negerinya malah.
>> Ada pembelajarn dari apa yg "mereka" lakukan dulu. Termasuk belajar 
>> menjaga lingkungan selama eksploitasi.
>>
>> Haruskan kita menunda eksploitasi sumberdaya alam demi anak cucu ?
>>
>> Sejak lama aku ini berpikir unruk mengambil sumberdaya alam  yg ada 
>> saat ini dengan syarat memelihara lingkungan. Tetapi bukan mencegah
>> ("menunda") mengambil demi anak cucu-cucu.
>> Aku sejak lama tidak akan memberikan warisan ke anak cucu, tapi aku 
>> lebih inginn memberikan bekal ilmu ketimbang harta. Menggali 
>> sumberdaya alam dengan segala kesulitannya adalah sumber ilmu.
>> Menggali sumberdaya alam itu sama saja menggali ilmu. Menunda menggali
>> 
>
>   
>> boleh jadi sama saja menunda belajar.
>>
>>  Selamat belajar
>> Salam
>>
>> Rdp
>>
>>
>> On 9/3/08, Supardan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> 
>>> Setahu saya ada 3 kelas karst, yaitu : kelas I, II dan III. Untuk 
>>> karst kelas III, kayaknya boleh ditambang kok. Sudah waktunyalah 
>>> kita
>>>   
>> melindungi
>> 
>>> kekayaan alam kita tercinta ini, agar tidak dieksploitasi 
>>> habis-habisan, sehingga anak cucu kita tinggal mendengar 
>>> dongengannya saja. Banyak jenis kekayaan sumberdaya mineral kita, 
>>> kita gali, lalu kita ekspor dalam
>>>   
>> bentuk
>> 
>>> bahan mentah. Sebagian produk akhirnya kembali lagi ke Indonesia dan
>>>   
>> harus
>> 
>>> kita bayar dengan harga yang jauh lebih mahal. Mungkin ke depan, 
>>> kita
>>>   
>> masih
>> 
>>> perlu banyak PP lagi untuk melindungi kekayaan alam dan lingkungan 
>>> kita. Kepentingan ekonomi harus berjalan seiring dengan kepentingan 
>>> kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, agar In

RE: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst

2008-09-05 Terurut Topik Simon Christian Kurniawan (DD/PCSB)
Setuju keindahan Karst harus dilindungi. Keindahan salju Cartenz Pyramid
harus dilindungi walaupun mengandung cooper.
Perlu diketahui juga di Amrik dan China sono juga banyak yang tidak
setuju mengeksploitasi SDA

Cobalah nonton film Wall-E

Suatu film sindiran ; tentang apa yang akan kita wariskan untuk anak
cucu kita. 
Sampah2 SDA yang akan melebihi gedung-gedung pencakar langit !



-Original Message-
From: Supardan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, 04 September, 2008 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst

Ha...3x, bener juga pak De. Tapi itu Amerika, mereka mengeksploitasi
sendiri sumberdaya alamnya, dan mengolahnya lalu menjualnya dalam bentuk
barang jadi (mereka punya SDM, metoda (teknologi), mesin dan uang). Tapi
sayang..., kita belum bisa seperti bangsa Amerika.  Contoh sederhana,
demam pasir besi akhir-akhir ini. Cina siap mengambil pasir besi dari
Indonesia berapapun jumlahnya. Mereka siap mendatangkan alat-alat berat
untuk penggalian dan mesin pencuci (magnetik separator) dengan tenaga2
ahlinya. Kalo demikian, adakah alih teknologi, alih pengetahuan maupun
alih ketrampilan?
Eksploitasi sumberdaya alam secara besar-besaran, memang bukan sesuatu
yang salah, tapi harus tetap berwawasan lingkungan. Hal lain yang harus
menjadi pertimbangan adalah : adakah nilai tambah bagi bangsa ini?
Memang benar banyaknya PP belum tentu bisa menjamin akan terlidunginya
lingkungan hidup kita ini. Yang lebih penting dari pada itu tentu law
enforcement-nya. Selama hukum masih bisa diatur-atur, kerusakan
lingkungan akan terus terjadi di mana-mana.
Kerusakan lingkungan konon juga merupakan salah satu indikasi rendahnya
mutu pendidikan di suatu negara. Ini berarti warga di negeri ini tidak
terdidik dengan baik, sehingga merupakan warga yang tidak terampil.
Ujung-ujungnya yang salah adalah sistem pendidikan nasional kita yang
target kualitasnya rendah. Cacat barang bisa didaur ulang, tapi manusia
yang sudah terlanjur salah didik pasti tidak kompeten secara moral dan
mahal sekali biaya rehabilitasinya.
Nah. mbulet kan!
Salam,
Pardan - Jatim.
2008/9/3 Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>

> Amerika itu sejak dulu mengeksploitasi habis-habisan suberdaya 
> alamnya. Kayaknya ngga penah mikirin bagaimana anakcucunya nanti. Lah 
> wong anak cucunya akan nyari sendiri kok. Nyarinya sampai keluar 
> negerinya malah.
> Ada pembelajarn dari apa yg "mereka" lakukan dulu. Termasuk belajar 
> menjaga lingkungan selama eksploitasi.
>
> Haruskan kita menunda eksploitasi sumberdaya alam demi anak cucu ?
>
> Sejak lama aku ini berpikir unruk mengambil sumberdaya alam  yg ada 
> saat ini dengan syarat memelihara lingkungan. Tetapi bukan mencegah
> ("menunda") mengambil demi anak cucu-cucu.
> Aku sejak lama tidak akan memberikan warisan ke anak cucu, tapi aku 
> lebih inginn memberikan bekal ilmu ketimbang harta. Menggali 
> sumberdaya alam dengan segala kesulitannya adalah sumber ilmu.
> Menggali sumberdaya alam itu sama saja menggali ilmu. Menunda menggali

> boleh jadi sama saja menunda belajar.
>
>  Selamat belajar
> Salam
>
> Rdp
>
>
> On 9/3/08, Supardan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Setahu saya ada 3 kelas karst, yaitu : kelas I, II dan III. Untuk 
> > karst kelas III, kayaknya boleh ditambang kok. Sudah waktunyalah 
> > kita
> melindungi
> > kekayaan alam kita tercinta ini, agar tidak dieksploitasi 
> > habis-habisan, sehingga anak cucu kita tinggal mendengar 
> > dongengannya saja. Banyak jenis kekayaan sumberdaya mineral kita, 
> > kita gali, lalu kita ekspor dalam
> bentuk
> > bahan mentah. Sebagian produk akhirnya kembali lagi ke Indonesia dan
> harus
> > kita bayar dengan harga yang jauh lebih mahal. Mungkin ke depan, 
> > kita
> masih
> > perlu banyak PP lagi untuk melindungi kekayaan alam dan lingkungan 
> > kita. Kepentingan ekonomi harus berjalan seiring dengan kepentingan 
> > kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, agar Indonesia tetap 
> > jaya
> sampai
> > akhir masa. Merdeka!!!
> > Salam,
> > Pardan - Jatim.
> > 2008/8/29 ET Paripurno <[EMAIL PROTECTED]>
> >
> >> Lho... bukannya kita semestinya mengucapkan selamat atas munculnya 
> >> PP dengan pasal-pasal tersebut?  Kalo ngga salah, semen memerlukan 
> >> batugamping. Bukan memerlukan karst yang kaya (salah satunya) air
itu?
> >> Mari kita cukupi kebutuhan semen dari batugamping non karst.
> >>
> >>
> >> Btw.. Selamat pak Lambok. Selamat menjaga (air) karst juga..
> >>
> >>
> >> Salam
> >>
> >>
> >> ET
> >>
> >> (yang seneng PP itu muncul)
> >>
> >>
> >>
> >>
> >> Budi

Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst

2008-09-03 Terurut Topik Supardan
Ha...3x, bener juga pak De. Tapi itu Amerika, mereka mengeksploitasi sendiri
sumberdaya alamnya, dan mengolahnya lalu menjualnya dalam bentuk barang jadi
(mereka punya SDM, metoda (teknologi), mesin dan uang). Tapi sayang..., kita
belum bisa seperti bangsa Amerika.  Contoh sederhana, demam pasir besi
akhir-akhir ini. Cina siap mengambil pasir besi dari Indonesia berapapun
jumlahnya. Mereka siap mendatangkan alat-alat berat untuk penggalian dan
mesin pencuci (magnetik separator) dengan tenaga2 ahlinya. Kalo demikian,
adakah alih teknologi, alih pengetahuan maupun alih ketrampilan?
Eksploitasi sumberdaya alam secara besar-besaran, memang bukan sesuatu yang
salah, tapi harus tetap berwawasan lingkungan. Hal lain yang harus menjadi
pertimbangan adalah : adakah nilai tambah bagi bangsa ini?
Memang benar banyaknya PP belum tentu bisa menjamin akan terlidunginya
lingkungan hidup kita ini. Yang lebih penting dari pada itu tentu law
enforcement-nya. Selama hukum masih bisa diatur-atur, kerusakan lingkungan
akan terus terjadi di mana-mana.
Kerusakan lingkungan konon juga merupakan salah satu indikasi rendahnya mutu
pendidikan di suatu negara. Ini berarti warga di negeri ini tidak terdidik
dengan baik, sehingga merupakan warga yang tidak terampil. Ujung-ujungnya
yang salah adalah sistem pendidikan nasional kita yang target kualitasnya
rendah. Cacat barang bisa didaur ulang, tapi manusia yang sudah terlanjur
salah didik pasti tidak kompeten secara moral dan mahal sekali biaya
rehabilitasinya.
Nah. mbulet kan!
Salam,
Pardan - Jatim.
2008/9/3 Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>

> Amerika itu sejak dulu mengeksploitasi habis-habisan suberdaya
> alamnya. Kayaknya ngga penah mikirin bagaimana anakcucunya nanti. Lah
> wong anak cucunya akan nyari sendiri kok. Nyarinya sampai keluar
> negerinya malah.
> Ada pembelajarn dari apa yg "mereka" lakukan dulu. Termasuk belajar
> menjaga lingkungan selama eksploitasi.
>
> Haruskan kita menunda eksploitasi sumberdaya alam demi anak cucu ?
>
> Sejak lama aku ini berpikir unruk mengambil sumberdaya alam  yg ada
> saat ini dengan syarat memelihara lingkungan. Tetapi bukan mencegah
> ("menunda") mengambil demi anak cucu-cucu.
> Aku sejak lama tidak akan memberikan warisan ke anak cucu, tapi aku
> lebih inginn memberikan bekal ilmu ketimbang harta. Menggali
> sumberdaya alam dengan segala kesulitannya adalah sumber ilmu.
> Menggali sumberdaya alam itu sama saja menggali ilmu. Menunda menggali
> boleh jadi sama saja menunda belajar.
>
>  Selamat belajar
> Salam
>
> Rdp
>
>
> On 9/3/08, Supardan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Setahu saya ada 3 kelas karst, yaitu : kelas I, II dan III. Untuk karst
> > kelas III, kayaknya boleh ditambang kok. Sudah waktunyalah kita
> melindungi
> > kekayaan alam kita tercinta ini, agar tidak dieksploitasi habis-habisan,
> > sehingga anak cucu kita tinggal mendengar dongengannya saja. Banyak jenis
> > kekayaan sumberdaya mineral kita, kita gali, lalu kita ekspor dalam
> bentuk
> > bahan mentah. Sebagian produk akhirnya kembali lagi ke Indonesia dan
> harus
> > kita bayar dengan harga yang jauh lebih mahal. Mungkin ke depan, kita
> masih
> > perlu banyak PP lagi untuk melindungi kekayaan alam dan lingkungan
> > kita. Kepentingan ekonomi harus berjalan seiring dengan kepentingan
> > kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, agar Indonesia tetap jaya
> sampai
> > akhir masa. Merdeka!!!
> > Salam,
> > Pardan - Jatim.
> > 2008/8/29 ET Paripurno <[EMAIL PROTECTED]>
> >
> >> Lho... bukannya kita semestinya mengucapkan selamat atas munculnya PP
> >> dengan pasal-pasal tersebut?  Kalo ngga salah, semen memerlukan
> >> batugamping. Bukan memerlukan karst yang kaya (salah satunya) air itu?
> >> Mari kita cukupi kebutuhan semen dari batugamping non karst.
> >>
> >>
> >> Btw.. Selamat pak Lambok. Selamat menjaga (air) karst juga..
> >>
> >>
> >> Salam
> >>
> >>
> >> ET
> >>
> >> (yang seneng PP itu muncul)
> >>
> >>
> >>
> >>
> >> Budi Brahmantyo wrote:
> >>
> >> > Posting dari Dr Ko pegiat speleologi dan pecinta karst:
> >> > kemenangan besar bagi die hard perlindungan karst.
> >> > Saya kira kalangan geologi atau IAGI harus melakukan koreksi atas
> pasal
> >> ini.
> >> > Karst sebagai kawasan lindung nasional: tidak ada peluang sama sekali
> >> > untuk industri semen; pabrik semen yang berjalan sekarang harus tutup!
> >> >
> >> > Salam,
> >> > BB
> >> >
> >> >  Original Message
> >> 
> >> > Subject: Fwd: PP tentang karst
> >> > From:"Spelindo" <[EMAIL PROTECTED]>
> >> > Date:Wed, August 27, 2008 12:34 am
> >> > To:  "Arif Suwanto LH" <[EMAIL PROTECTED]>
> >> >"Arzyana IPB" <[EMAIL PROTECTED]>
> >> >"Cahyo" <[EMAIL PROTECTED]>
> >> >"Budi Brahmantyo" <[EMAIL PROTECTED]>
> >> >"Ari Palawa Atmajaya" <[EMAIL PROTECTED]>
> >> >"Tuti Hendrawati" <[EMAIL PROTECTED]>
> >> >"Simanjuntak Arkeolog" <[EMA

Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst

2008-09-03 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Amerika itu sejak dulu mengeksploitasi habis-habisan suberdaya
alamnya. Kayaknya ngga penah mikirin bagaimana anakcucunya nanti. Lah
wong anak cucunya akan nyari sendiri kok. Nyarinya sampai keluar
negerinya malah.
Ada pembelajarn dari apa yg "mereka" lakukan dulu. Termasuk belajar
menjaga lingkungan selama eksploitasi.

Haruskan kita menunda eksploitasi sumberdaya alam demi anak cucu ?

Sejak lama aku ini berpikir unruk mengambil sumberdaya alam  yg ada
saat ini dengan syarat memelihara lingkungan. Tetapi bukan mencegah
("menunda") mengambil demi anak cucu-cucu.
Aku sejak lama tidak akan memberikan warisan ke anak cucu, tapi aku
lebih inginn memberikan bekal ilmu ketimbang harta. Menggali
sumberdaya alam dengan segala kesulitannya adalah sumber ilmu.
Menggali sumberdaya alam itu sama saja menggali ilmu. Menunda menggali
boleh jadi sama saja menunda belajar.

 Selamat belajar
Salam

Rdp


On 9/3/08, Supardan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Setahu saya ada 3 kelas karst, yaitu : kelas I, II dan III. Untuk karst
> kelas III, kayaknya boleh ditambang kok. Sudah waktunyalah kita melindungi
> kekayaan alam kita tercinta ini, agar tidak dieksploitasi habis-habisan,
> sehingga anak cucu kita tinggal mendengar dongengannya saja. Banyak jenis
> kekayaan sumberdaya mineral kita, kita gali, lalu kita ekspor dalam bentuk
> bahan mentah. Sebagian produk akhirnya kembali lagi ke Indonesia dan harus
> kita bayar dengan harga yang jauh lebih mahal. Mungkin ke depan, kita masih
> perlu banyak PP lagi untuk melindungi kekayaan alam dan lingkungan
> kita. Kepentingan ekonomi harus berjalan seiring dengan kepentingan
> kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, agar Indonesia tetap jaya sampai
> akhir masa. Merdeka!!!
> Salam,
> Pardan - Jatim.
> 2008/8/29 ET Paripurno <[EMAIL PROTECTED]>
>
>> Lho... bukannya kita semestinya mengucapkan selamat atas munculnya PP
>> dengan pasal-pasal tersebut?  Kalo ngga salah, semen memerlukan
>> batugamping. Bukan memerlukan karst yang kaya (salah satunya) air itu?
>> Mari kita cukupi kebutuhan semen dari batugamping non karst.
>>
>>
>> Btw.. Selamat pak Lambok. Selamat menjaga (air) karst juga..
>>
>>
>> Salam
>>
>>
>> ET
>>
>> (yang seneng PP itu muncul)
>>
>>
>>
>>
>> Budi Brahmantyo wrote:
>>
>> > Posting dari Dr Ko pegiat speleologi dan pecinta karst:
>> > kemenangan besar bagi die hard perlindungan karst.
>> > Saya kira kalangan geologi atau IAGI harus melakukan koreksi atas pasal
>> ini.
>> > Karst sebagai kawasan lindung nasional: tidak ada peluang sama sekali
>> > untuk industri semen; pabrik semen yang berjalan sekarang harus tutup!
>> >
>> > Salam,
>> > BB
>> >
>> >  Original Message
>> 
>> > Subject: Fwd: PP tentang karst
>> > From:"Spelindo" <[EMAIL PROTECTED]>
>> > Date:Wed, August 27, 2008 12:34 am
>> > To:  "Arif Suwanto LH" <[EMAIL PROTECTED]>
>> >"Arzyana IPB" <[EMAIL PROTECTED]>
>> >"Cahyo" <[EMAIL PROTECTED]>
>> >"Budi Brahmantyo" <[EMAIL PROTECTED]>
>> >"Ari Palawa Atmajaya" <[EMAIL PROTECTED]>
>> >"Tuti Hendrawati" <[EMAIL PROTECTED]>
>> >"Simanjuntak Arkeolog" <[EMAIL PROTECTED]>
>> >"Prof Emil Salim" <[EMAIL PROTECTED]>
>> >"Pindi Setiawan" <[EMAIL PROTECTED]>
>> >"Kusdarwanto" <[EMAIL PROTECTED]>
>> >"Efendi LH" <[EMAIL PROTECTED]>
>> >"Gatot Depdagri" <[EMAIL PROTECTED]>
>> >
>> --
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >Dengan Hormat,
>> >
>> >
>> >   Harap dibaca dengan seksama surat via E-mail dari Sunu Wijanarko
>> >
>> >   Agar semua AMDAL Karst didasari atas PP 26 2998 ini
>> >
>> >   dan ... DIPATUHI.
>> >
>> >   Agar diteruskan ke Biro Hukum  Kemnteerian LH (Pak Barlin).
>> > Kehutanan. Pariwisata, Dalam Negeri.
>> >
>> > Terima kasih
>> >
>> >   Salam
>> >
>> >   Dr Ko
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >> Delivered-To: [EMAIL PROTECTED]
>> >> D2
>> >>
>> >> Salam speleo
>> >> Mas Robby mohon dibaca peraturan pemerintah yang baru mengenai
>> >> PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
>> >> NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
>> >>
>> >> dapat di unduh di
>> >> 
>> http://www.bktrn.org/public/BatangTubuh_PP26-2008.pdf
>> >> isinya yang berhubungan dengan kawasan karst adalah :
>> >>
>> >> Pasal 52 ayat (5)
>> >> (5) Kawasan lindung geologi terdiri atas:
>> >> a. kawasan cagar alam geologi;
>> >> b. kawasan rawan bencana alam geologi; dan
>> >> c. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air
>> >> tanah.
>> >>
>> >>
>> >> Pasal 53
>> >> (1) Kawasan cagar alam geologi sebagaimana dimaksud dalam
>> >> Pasal 52 ayat (5) huruf a terdiri atas:
>> >> a. kawasan keunikan batuan dan fosil;
>> >> b. kawasan keunikan bentang alam; dan
>> >> c. kawasan keunikan proses geologi.
>> >>
>> >> P

Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst

2008-09-03 Terurut Topik Ismail Zaini
kita  masih perlu banyak PP lagi untuk melindungi kekayaan alam dan 
lingkungan kita.

-
Yang diperlukan saat ini rasanya bukan banyaknya aturan/regulasinya Tapi 
kepada Penegakan aturan secara tegas dan konsekwen.

Yg menjadi titik awal kesremawutan segala bidang karena masalah ini

ISM

- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Cc: 
Sent: Wednesday, September 03, 2008 1:33 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst



memang susah jadi negara yang perlu uang ... semua digadai/dijual buat
mendapatkan uang...
india mengekspor batu (katanya sih granit) besar besaran ke negara negara
scandinavia ...
scandinavia yang punya banyak batuan beku (bisa dilihat di peta geologi
mereka) nggak mau memakai batu batu itu buat membangun kota mereka lebih
suka impor dari india
alasannya lebih ekonomis daripada ekologis kayaknya sih, lebih mahal
menambang batu di dalam negri daripada impor batu dari india





Supardan <[EMAIL PROTECTED]>
03.09.2008 08:21
Please respond to



To
iagi-net@iagi.or.id
cc

Subject
Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst






Setahu saya ada 3 kelas karst, yaitu : kelas I, II dan III. Untuk karst
kelas III, kayaknya boleh ditambang kok. Sudah waktunyalah kita melindungi
kekayaan alam kita tercinta ini, agar tidak dieksploitasi habis-habisan,
sehingga anak cucu kita tinggal mendengar dongengannya saja. Banyak jenis
kekayaan sumberdaya mineral kita, kita gali, lalu kita ekspor dalam bentuk
bahan mentah. Sebagian produk akhirnya kembali lagi ke Indonesia dan harus
kita bayar dengan harga yang jauh lebih mahal. Mungkin ke depan, kita
masih
perlu banyak PP lagi untuk melindungi kekayaan alam dan lingkungan
kita. Kepentingan ekonomi harus berjalan seiring dengan kepentingan
kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, agar Indonesia tetap jaya
sampai
akhir masa. Merdeka!!!
Salam,
Pardan - Jatim.
2008/8/29 ET Paripurno <[EMAIL PROTECTED]>


Lho... bukannya kita semestinya mengucapkan selamat atas munculnya PP
dengan pasal-pasal tersebut?  Kalo ngga salah, semen memerlukan
batugamping. Bukan memerlukan karst yang kaya (salah satunya) air itu?
Mari kita cukupi kebutuhan semen dari batugamping non karst.


Btw.. Selamat pak Lambok. Selamat menjaga (air) karst juga..


Salam


ET

(yang seneng PP itu muncul)




Budi Brahmantyo wrote:

> Posting dari Dr Ko pegiat speleologi dan pecinta karst:
> kemenangan besar bagi die hard perlindungan karst.
> Saya kira kalangan geologi atau IAGI harus melakukan koreksi atas

pasal

ini.
> Karst sebagai kawasan lindung nasional: tidak ada peluang sama sekali
> untuk industri semen; pabrik semen yang berjalan sekarang harus tutup!
>
> Salam,
> BB
>
>  Original Message

> Subject: Fwd: PP tentang karst
> From:"Spelindo" <[EMAIL PROTECTED]>
> Date:Wed, August 27, 2008 12:34 am
> To:  "Arif Suwanto LH" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Arzyana IPB" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Cahyo" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Budi Brahmantyo" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Ari Palawa Atmajaya" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Tuti Hendrawati" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Simanjuntak Arkeolog" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Prof Emil Salim" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Pindi Setiawan" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Kusdarwanto" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Efendi LH" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Gatot Depdagri" <[EMAIL PROTECTED]>
>


--

>
>
>
>
>Dengan Hormat,
>
>
>   Harap dibaca dengan seksama surat via E-mail dari Sunu Wijanarko
>
>   Agar semua AMDAL Karst didasari atas PP 26 2998 ini
>
>   dan ... DIPATUHI.
>
>   Agar diteruskan ke Biro Hukum  Kemnteerian LH (Pak Barlin).
> Kehutanan. Pariwisata, Dalam Negeri.
>
> Terima kasih
>
>   Salam
>
>   Dr Ko
>
>
>
>
>> Delivered-To: [EMAIL PROTECTED]
>> D2
>>
>> Salam speleo
>> Mas Robby mohon dibaca peraturan pemerintah yang baru mengenai
>> PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
>> NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
>>
>> dapat di unduh di
>> <http://www.bktrn.org/public/BatangTubuh_PP26-2008.pdf>
http://www.bktrn.org/public/BatangTubuh_PP26-2008.pdf
>> isinya yang berhubungan dengan kawasan karst adalah :
>>
>> Pasal 52 ayat (5)
>> (5) Kawasan lindung geologi terdiri atas:
>> a. kawasan cagar alam geologi;
>> b. kawasan rawan bencan

Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst

2008-09-03 Terurut Topik Yuriza . NOOR
memang susah jadi negara yang perlu uang ... semua digadai/dijual buat 
mendapatkan uang...
india mengekspor batu (katanya sih granit) besar besaran ke negara negara 
scandinavia ...
scandinavia yang punya banyak batuan beku (bisa dilihat di peta geologi 
mereka) nggak mau memakai batu batu itu buat membangun kota mereka lebih 
suka impor dari india 
alasannya lebih ekonomis daripada ekologis kayaknya sih, lebih mahal 
menambang batu di dalam negri daripada impor batu dari india





Supardan <[EMAIL PROTECTED]> 
03.09.2008 08:21
Please respond to



To
iagi-net@iagi.or.id
cc

Subject
Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst






Setahu saya ada 3 kelas karst, yaitu : kelas I, II dan III. Untuk karst
kelas III, kayaknya boleh ditambang kok. Sudah waktunyalah kita melindungi
kekayaan alam kita tercinta ini, agar tidak dieksploitasi habis-habisan,
sehingga anak cucu kita tinggal mendengar dongengannya saja. Banyak jenis
kekayaan sumberdaya mineral kita, kita gali, lalu kita ekspor dalam bentuk
bahan mentah. Sebagian produk akhirnya kembali lagi ke Indonesia dan harus
kita bayar dengan harga yang jauh lebih mahal. Mungkin ke depan, kita 
masih
perlu banyak PP lagi untuk melindungi kekayaan alam dan lingkungan
kita. Kepentingan ekonomi harus berjalan seiring dengan kepentingan
kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, agar Indonesia tetap jaya 
sampai
akhir masa. Merdeka!!!
Salam,
Pardan - Jatim.
2008/8/29 ET Paripurno <[EMAIL PROTECTED]>

> Lho... bukannya kita semestinya mengucapkan selamat atas munculnya PP
> dengan pasal-pasal tersebut?  Kalo ngga salah, semen memerlukan
> batugamping. Bukan memerlukan karst yang kaya (salah satunya) air itu?
> Mari kita cukupi kebutuhan semen dari batugamping non karst.
>
>
> Btw.. Selamat pak Lambok. Selamat menjaga (air) karst juga..
>
>
> Salam
>
>
> ET
>
> (yang seneng PP itu muncul)
>
>
>
>
> Budi Brahmantyo wrote:
>
> > Posting dari Dr Ko pegiat speleologi dan pecinta karst:
> > kemenangan besar bagi die hard perlindungan karst.
> > Saya kira kalangan geologi atau IAGI harus melakukan koreksi atas 
pasal
> ini.
> > Karst sebagai kawasan lindung nasional: tidak ada peluang sama sekali
> > untuk industri semen; pabrik semen yang berjalan sekarang harus tutup!
> >
> > Salam,
> > BB
> >
> >  Original Message
> 
> > Subject: Fwd: PP tentang karst
> > From:"Spelindo" <[EMAIL PROTECTED]>
> > Date:Wed, August 27, 2008 12:34 am
> > To:  "Arif Suwanto LH" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Arzyana IPB" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Cahyo" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Budi Brahmantyo" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Ari Palawa Atmajaya" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Tuti Hendrawati" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Simanjuntak Arkeolog" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Prof Emil Salim" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Pindi Setiawan" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Kusdarwanto" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Efendi LH" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Gatot Depdagri" <[EMAIL PROTECTED]>
> >
> 
--
> >
> >
> >
> >
> >Dengan Hormat,
> >
> >
> >   Harap dibaca dengan seksama surat via E-mail dari Sunu Wijanarko
> >
> >   Agar semua AMDAL Karst didasari atas PP 26 2998 ini
> >
> >   dan ... DIPATUHI.
> >
> >   Agar diteruskan ke Biro Hukum  Kemnteerian LH (Pak Barlin).
> > Kehutanan. Pariwisata, Dalam Negeri.
> >
> > Terima kasih
> >
> >   Salam
> >
> >   Dr Ko
> >
> >
> >
> >
> >> Delivered-To: [EMAIL PROTECTED]
> >> D2
> >>
> >> Salam speleo
> >> Mas Robby mohon dibaca peraturan pemerintah yang baru mengenai
> >> PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
> >> NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
> >>
> >> dapat di unduh di
> >> <http://www.bktrn.org/public/BatangTubuh_PP26-2008.pdf>
> http://www.bktrn.org/public/BatangTubuh_PP26-2008.pdf
> >> isinya yang berhubungan dengan kawasan karst adalah :
> >>
> >> Pasal 52 ayat (5)
> >> (5) Kawasan lindung geologi terdiri atas:
> >> a. kawasan cagar alam geologi;
> >> b. kawasan rawan bencana alam geologi; dan
> >> c. kawasan 

Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst

2008-09-02 Terurut Topik Supardan
Setahu saya ada 3 kelas karst, yaitu : kelas I, II dan III. Untuk karst
kelas III, kayaknya boleh ditambang kok. Sudah waktunyalah kita melindungi
kekayaan alam kita tercinta ini, agar tidak dieksploitasi habis-habisan,
sehingga anak cucu kita tinggal mendengar dongengannya saja. Banyak jenis
kekayaan sumberdaya mineral kita, kita gali, lalu kita ekspor dalam bentuk
bahan mentah. Sebagian produk akhirnya kembali lagi ke Indonesia dan harus
kita bayar dengan harga yang jauh lebih mahal. Mungkin ke depan, kita masih
perlu banyak PP lagi untuk melindungi kekayaan alam dan lingkungan
kita. Kepentingan ekonomi harus berjalan seiring dengan kepentingan
kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, agar Indonesia tetap jaya sampai
akhir masa. Merdeka!!!
Salam,
Pardan - Jatim.
2008/8/29 ET Paripurno <[EMAIL PROTECTED]>

> Lho... bukannya kita semestinya mengucapkan selamat atas munculnya PP
> dengan pasal-pasal tersebut?  Kalo ngga salah, semen memerlukan
> batugamping. Bukan memerlukan karst yang kaya (salah satunya) air itu?
> Mari kita cukupi kebutuhan semen dari batugamping non karst.
>
>
> Btw.. Selamat pak Lambok. Selamat menjaga (air) karst juga..
>
>
> Salam
>
>
> ET
>
> (yang seneng PP itu muncul)
>
>
>
>
> Budi Brahmantyo wrote:
>
> > Posting dari Dr Ko pegiat speleologi dan pecinta karst:
> > kemenangan besar bagi die hard perlindungan karst.
> > Saya kira kalangan geologi atau IAGI harus melakukan koreksi atas pasal
> ini.
> > Karst sebagai kawasan lindung nasional: tidak ada peluang sama sekali
> > untuk industri semen; pabrik semen yang berjalan sekarang harus tutup!
> >
> > Salam,
> > BB
> >
> >  Original Message
> 
> > Subject: Fwd: PP tentang karst
> > From:"Spelindo" <[EMAIL PROTECTED]>
> > Date:Wed, August 27, 2008 12:34 am
> > To:  "Arif Suwanto LH" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Arzyana IPB" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Cahyo" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Budi Brahmantyo" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Ari Palawa Atmajaya" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Tuti Hendrawati" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Simanjuntak Arkeolog" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Prof Emil Salim" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Pindi Setiawan" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Kusdarwanto" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Efendi LH" <[EMAIL PROTECTED]>
> >"Gatot Depdagri" <[EMAIL PROTECTED]>
> >
> --
> >
> >
> >
> >
> >Dengan Hormat,
> >
> >
> >   Harap dibaca dengan seksama surat via E-mail dari Sunu Wijanarko
> >
> >   Agar semua AMDAL Karst didasari atas PP 26 2998 ini
> >
> >   dan ... DIPATUHI.
> >
> >   Agar diteruskan ke Biro Hukum  Kemnteerian LH (Pak Barlin).
> > Kehutanan. Pariwisata, Dalam Negeri.
> >
> > Terima kasih
> >
> >   Salam
> >
> >   Dr Ko
> >
> >
> >
> >
> >> Delivered-To: [EMAIL PROTECTED]
> >> D2
> >>
> >> Salam speleo
> >> Mas Robby mohon dibaca peraturan pemerintah yang baru mengenai
> >> PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
> >> NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
> >>
> >> dapat di unduh di
> >> 
> http://www.bktrn.org/public/BatangTubuh_PP26-2008.pdf
> >> isinya yang berhubungan dengan kawasan karst adalah :
> >>
> >> Pasal 52 ayat (5)
> >> (5) Kawasan lindung geologi terdiri atas:
> >> a. kawasan cagar alam geologi;
> >> b. kawasan rawan bencana alam geologi; dan
> >> c. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air
> >> tanah.
> >>
> >>
> >> Pasal 53
> >> (1) Kawasan cagar alam geologi sebagaimana dimaksud dalam
> >> Pasal 52 ayat (5) huruf a terdiri atas:
> >> a. kawasan keunikan batuan dan fosil;
> >> b. kawasan keunikan bentang alam; dan
> >> c. kawasan keunikan proses geologi.
> >>
> >> Pasal 60 Ayat 2
> >> Kawasan keunikan bentang alam sebagaimana dimaksud
> >> dalam Pasal 53 ayat (1) huruf b ditetapkan dengan kriteria:
> >> a.memiliki bentang alam gumuk pasir pantai;
> >> b. memiliki bentang alam berupa kawah, kaldera, maar, leher
> >> vulkanik, dan gumuk vulkanik;
> >> c. memiliki bentang alam goa;
> >> d. memiliki bentang alam ngarai/lembah;
> >> e. memiliki bentang alam kubah; atau
> >> f. memiliki bentang alam karst.
> >>
> >> Salam
> >> Sunu
> >>
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> 
> > PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
> > * acara utama: 27-28 Agustus 2008
> > * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
> > * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
> > * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
> > * abstrak / makalah dikirimkan ke:
> > www.grdc.esdm.go.id/aplod
> > username: iagi2008
> > password: masukdanaplod
> >
> >
> 
> > PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
> > * pendaftaran c

Re: [iagi-net-l] Fwd: PP tentang karst

2008-08-29 Terurut Topik ET Paripurno
Lho... bukannya kita semestinya mengucapkan selamat atas munculnya PP
dengan pasal-pasal tersebut?  Kalo ngga salah, semen memerlukan
batugamping. Bukan memerlukan karst yang kaya (salah satunya) air itu?
Mari kita cukupi kebutuhan semen dari batugamping non karst. 


Btw.. Selamat pak Lambok. Selamat menjaga (air) karst juga..


Salam


ET

(yang seneng PP itu muncul)




Budi Brahmantyo wrote:

> Posting dari Dr Ko pegiat speleologi dan pecinta karst:
> kemenangan besar bagi die hard perlindungan karst.
> Saya kira kalangan geologi atau IAGI harus melakukan koreksi atas pasal ini.
> Karst sebagai kawasan lindung nasional: tidak ada peluang sama sekali
> untuk industri semen; pabrik semen yang berjalan sekarang harus tutup!
>
> Salam,
> BB
>
>  Original Message 
> Subject: Fwd: PP tentang karst
> From:"Spelindo" <[EMAIL PROTECTED]>
> Date:Wed, August 27, 2008 12:34 am
> To:  "Arif Suwanto LH" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Arzyana IPB" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Cahyo" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Budi Brahmantyo" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Ari Palawa Atmajaya" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Tuti Hendrawati" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Simanjuntak Arkeolog" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Prof Emil Salim" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Pindi Setiawan" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Kusdarwanto" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Efendi LH" <[EMAIL PROTECTED]>
>"Gatot Depdagri" <[EMAIL PROTECTED]>
> --
>
>
>
>
>Dengan Hormat,
>
>
>   Harap dibaca dengan seksama surat via E-mail dari Sunu Wijanarko
>
>   Agar semua AMDAL Karst didasari atas PP 26 2998 ini
>
>   dan ... DIPATUHI.
>
>   Agar diteruskan ke Biro Hukum  Kemnteerian LH (Pak Barlin).
> Kehutanan. Pariwisata, Dalam Negeri.
>
> Terima kasih
>
>   Salam
>
>   Dr Ko
>
>
>
>   
>> Delivered-To: [EMAIL PROTECTED]
>> D2
>>
>> Salam speleo
>> Mas Robby mohon dibaca peraturan pemerintah yang baru mengenai
>> PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
>> NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
>>
>> dapat di unduh di
>> http://www.bktrn.org/public/BatangTubuh_PP26-2008.pdf
>> isinya yang berhubungan dengan kawasan karst adalah :
>>
>> Pasal 52 ayat (5)
>> (5) Kawasan lindung geologi terdiri atas:
>> a. kawasan cagar alam geologi;
>> b. kawasan rawan bencana alam geologi; dan
>> c. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air
>> tanah.
>>
>>
>> Pasal 53
>> (1) Kawasan cagar alam geologi sebagaimana dimaksud dalam
>> Pasal 52 ayat (5) huruf a terdiri atas:
>> a. kawasan keunikan batuan dan fosil;
>> b. kawasan keunikan bentang alam; dan
>> c. kawasan keunikan proses geologi.
>>
>> Pasal 60 Ayat 2
>> Kawasan keunikan bentang alam sebagaimana dimaksud
>> dalam Pasal 53 ayat (1) huruf b ditetapkan dengan kriteria:
>> a.memiliki bentang alam gumuk pasir pantai;
>> b. memiliki bentang alam berupa kawah, kaldera, maar, leher
>> vulkanik, dan gumuk vulkanik;
>> c. memiliki bentang alam goa;
>> d. memiliki bentang alam ngarai/lembah;
>> e. memiliki bentang alam kubah; atau
>> f. memiliki bentang alam karst.
>>
>> Salam
>> Sunu
>> 
>
>
>
>
>
>
> 
> PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
> * acara utama: 27-28 Agustus 2008
> * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
> * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
> * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
> * abstrak / makalah dikirimkan ke:
> www.grdc.esdm.go.id/aplod
> username: iagi2008
> password: masukdanaplod
>
> 
> PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
> * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
> * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
> AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!
>
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall 
> IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct 
> or indirect d