JNM <*> TUHAN, BEBANKU BERAT

2005-03-02 Terurut Topik pttwr

From: OD Project 

TUHAN, BEBANKU BERAT

"Mengapa bebanku berat sekali?" aku berpikir sambil membanting pintu kamarku 
dan bersender.  "Tidak adakah istirahat dari hidup ini?"
Aku menghempaskan badanku ke ranjang, menutupi telingaku dengan bantal.
"Ya Tuhan," aku menangis, "Biarkan aku tidur...Biarkan aku tidur dan tidak 
pernah bangun kembali!" Dengan tersedu-sedu, aku mencoba untuk meyakinkan 
diriku untuk melupakan.

Tiba-tiba gelap mulai menguasai pandanganku, Lalu, suatu cahaya yang sangat 
bersinar mengelilingiku ketika aku mulai sadar. Aku memusatkan perhatianku pada 
sumber cahaya itu. Sesosok pria berdiri di depan salib.
"Anakku," orang itu bertanya, "Mengapa engkau datang kepada-Ku sebelum Aku siap 
memanggilmu?"
"Tuhan, aku mohon ampun. Ini karena... aku tidak bisa melanjutkannya. Kau 
lihat! betapa berat hidupku. Lihat beban berat di punggungku. Aku bahkan tidak 
bisa mengangkatnya lagi."

"Tetapi, bukankah Aku pernah bersabda kepadamu untuk datang kepadaku semua yang 
letih lesu dan berbeban berat, karena Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. 
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."
"Aku tahu Engkau pasti akan mengatakan hal itu. Tetapi kenapa bebanku begitu 
berat?"
"Anak-Ku, setiap orang di dunia memiliki beban. Mungkin kau ingin mencoba salib 
yang lain?"
"Aku bisa melakukan hal itu?"

Ia menunjuk beberapa salib yang berada di depan kaki-Nya. Kau bisa mencoba 
semua ini. Semua salib itu berukuran sama. Tetapi setiap salib tertera nama 
orang yang memikulnya.
"Itu punya Joan," kataku.
Joan menikah dengan seorang kaya raya. Ia tinggal di lingkungan yang nyaman dan 
memiliki 3 anak perempuan yang cantik dengan pakaian yang bagus-bagus.
Kadangkala ia menyetir sendiri ke gereja dengan mobil Cadillac suaminya kalau 
mobilnya rusak.
"Umm, aku coba punya Joan. Sepertinya hidupnya tenang-tenang saja. Seberat apa 
beban yang Joan panggul?" pikirku.
Tuhan melepaskan bebanku dan meletakkan beban Joan di pundakku. Aku langsung 
terjatuh seketika. 
"Lepaskan beban ini!" teriakku. 
"Apa yang menyebabkan beban ini sangat berat?"
"Lihat ke dalamnya."

Aku membuka ikatan beban itu dan membukanya. Di dalamnya terdapat gambaran ibu 
mertua Joan, dan ketika aku mengangkatnya, ibu mertua Joan mulai berbicara, 
"Joan, kau tidak pantas untuk anakku, tidak akan pernah pantas. Ia tidak 
seharusnya menikah denganmu.Kau adalah wanita yang terburuk untuk 
cucu-cucuku..."

Aku segera meletakkan gambaran itu dan mengangkat gambaran yang lain. Itu 
adalah Donna, adik terkecil Joan. Kepala Donna dibalut sejak operasi epilepsi 
yang gagal itu.
Gambaran yang ketiga adalah adik laki-laki Joan. Ia kecanduan narkoba,telah 
dijatuhi hukuman karena membunuh seorang perwira polisi.
"Aku tahu sekarang mengapa bebannya sangat berat, Tuhan. Tetapi ia selalu 
tersenyum dan suka menolong orang lain. Aku tidak menyadarinya..."
"Apakah kau ingin mencoba yang lain?" tanya Tuhan dengan pelan.

Aku mencoba beberapa. 
Beban Paula terasa sangat berat juga: Ia melihara 4 orang anak laki-laki tanpa 
suami.
Debra punya juga demikian: masa kecilnya yang dinodai olah penganiayaan seksual 
dan menikah karena paksaan.
Ketika aku melihat beban Ruth, aku tidak ingin mencobanya. Aku tahu di dalamnya 
ada penyakit Arthritis, usia lanjut, dan tuntutan bekerja penuh sementara suami 
tercintanya berada di Panti Jompo.
"Beban mereka semua sangat berat, Tuhan" kataku.
"Kembalikan bebanku"

Ketika aku mulai memasang bebanku kembali, aku merasa bebanku lebih ringan 
dibandingkan yang lain.
"Mari kita lihat ke dalamnya," Tuhan berkata.
Aku menolak, menggenggam bebanku erat-erat. 
"Itu bukan ide yang baik," jawabku,
"Mengapa?"
"Karena banyak sampah di dalamnya."
"Biar Aku lihat"

Suara Tuhan yang lemah lembut membuatku luluh. Aku membuka bebanku. Ia 
mengambil satu buah batu bata dari dalam bebanku.
"Katakan kepada-Ku mengenai hal ini."
"Tuhan, Engkau tahu itu. Itu adalah uang. Aku tahu kalau kami tidak semenderita 
seperti orang lain di beberapa negara atau seperti tuna wisma di sini. Tetapi 
kami tidak memiliki asuransi, dan ketika anak-anak sakit, kami tidak selalu 
bisa membawa mereka ke dokter. Mereka bahkan belum pernah pergi ke dokter gigi. 
Dan aku sedih untuk memberikan mereka pakaian bekas." 
"Anak-Ku, Aku selalu memberikan kebutuhanmu dan semua anak-anakmu. Aku 
selalu memberikan mereka badan yang sehat. Aku mengajari mereka bahwa pakaian 
mewah tidak membuat seorang berharga di mataKu."

Kemudian ia mengambil sebuah gambaran seorang anak laki-laki.! 
"Dan yang ini?" tanya Tuhan.
"Andrew..." aku menundukkan kepala, merasa malu untuk menyebut anakku sebagai 
sebuah beban.
"Tetapi, Tuhan, ia sangat hiperaktif. Ia tidak bisa diam seperti yang lain, ia 
bahkan membuatku sangat kelelahan. Ia selalu terluka, dan orang lain yang 
membalutnya berpikir akulah yang menganiayanya. Aku berteriak kepadanya selalu. 
Mungkin suatu saat aku benar-benar menyakitinya..."
"Anak-Ku," Tuhan berkata. 
"Jika kau percayakan kepada-Ku, aku akan memper

JNM <*> Renungan Pagi, Kamis 3 Maret 2005

2005-03-02 Terurut Topik pttwr

From: Yollie Wauran 

Renungan Pagi, 

Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu
seperti yang memang kamu lakukan. ( 1 Tesalonika 5 : 11 )

Adakah itu juga ada pada kita . ? Saling menasihati . ? Saling 
membangun . ?
Benarkah kita sudah saling membangun . ?
Bagaimana bila rekan kita dalam masalah . ?
Adakah kita juga "menasihatinya" . ? Adakah kita juga "membangunnya" .. 
?
Atau hanya sekedar menemani . ? Ya .sekedar menemani dalam masalah 
. ?
Mungkin .kata-kata kita dapat menemani dia .
Mungkin .kata-kata kita dapat menghibur dia .

Tetapi . Adakah juga membangun dia . ? Adakah juga menasihati dia  ?
Kadang sakit memang . Bila sedang dinasihati . Bila sedang dibangun 

Namun .untuk kita .. Kadang memang diperlukan sakit 
Untuk menjadi lebih baik 
===
Renungan Pagi, 

Dan terjadilah pada hari ketiga, hari kelahiran Firaun, maka Firaun mengadakan 
perjamuan untuk semua pegawainya. Ia meninggikan kepala juru minuman dan kepala 
juru roti itu di tengah-tengah para pegawainya:
kepala juru minuman itu dikembalikannya ke dalam jabatannya, sehingga ia 
menyampaikan pula piala ke tangan Firaun; tetapi kepala juru roti itu 
digantungnya, seperti yang ditakbirkan Yusuf kepada mereka.
Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan 
dilupakannya.
( Kejadian 40:20-23 )

Pernah kita berbuat baik pada seseorang . ? Pernah kita menolong orang 
. ?
Lalu . Pernah kita dilupakan orang . ? Pernah kebaikan kita tidak 
diingat orang . ?
Bahkan oleh orang yang kita tolong . ?
Yusuf pernah ..

Adakah kita pun dapat berbuat seperti Yusuf . ? Dan tetap percaya ..
Bahwa Tuhan tetap memberikan yang terbaik . ?

Renungan Pagi, 

Baru saja didengar oleh tuannya perkataan yang diceritakan isterinya kepadanya:
begini begitulah aku diperlakukan oleh hambamu itu, maka bangkitlah amarahnya.
Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat 
tahanan-tahanan raja dikurung.
Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana. ( Kejadian 39 : 19-20 )

Kadang .. Untuk mempertahankan kekudusan .
Tidaklah semudah yang kita pikirkan .
Yusuf . Untuk menjaga kekudusannya .. Harus masuk penjara ..

Pagi ini . Mari kita renungkan . Seberapa besar kita perduli .
Akan kekudusan kita .. ?
==
Renungan Pagi, 

Dengan kesabaran seorang penguasa dapat diyakinkan dan lidah lembut mematahkan 
tulang.
( Amsal 25:15 )

Mungkin saat ini . Kita hampir putus asa . Menghadapi seseorang .
Yang mungkin sangat keras . Yang mungkin membuat kita jengkel ..
Atau bahkan . Hampir-hampir membuat kemarahan kita meledak .
Namun  sebelum kita undur . Sebelum kita turut lepas kendali ..

Sudahkah kita mencoba .. ? Sudahkah kita mencoba untuk tetap sabar . ?
Sudahkah kita mencoba .. ? Sudahkah kita mencoba untuk tetap berlidah 
lembut . ?
Tidak ada salahnya .kita tetap sabar menghadapinya .
Tidak ada salahnya ...kita tidak membalas kasar dengan kasar .
Tidak selalu .yang keras itu yang menang .

Dan kadang . Justru diperlukan kelembutan 
Untuk mematahkan yang keras . Tanpa harus "melukai" seseorang .

Renungan Pagi, 

Nyanyian ziarah Daud.
Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku:
"Mari kita pergi ke rumah TUHAN." ( Mazmur 122:1 )

Sukacita . Itu muncul dari dalam hati . Sukacita . Tidak bisa 
dipalsukan .
Mungkin  Orang bisa melihat kita bersukacita .
Namun  Kita tak dapat membohongi diri sendiri . Adakah sukacita itu 
masih ada . ?

Ya . Saat dikatakan orang kepada kita :
"Mari kita pergi ke rumah TUHAN"  Adakah sukacita itu masih ada . ?
Bukan untuk dilihat orang lain . Bukan pula seperti yang dilihat orang lain 
.

Tetapi . Sekacita yang benar-benar sukacita .
Yang benar-benar kita rasakan . Adakah itu masih ada . ? 

Renungan Pagi, 

Dari Daud.
Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup dalam ketulusan;
kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu.
Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.
Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.
Aku tidak duduk dengan penipu, dan dengan orang munafik aku tidak bergaul;
aku benci kepada perkumpulan orang yang berbuat jahat, dan dengan orang fasik 
aku tidak duduk.
Aku membasuh tanganku tanda tak bersalah, lalu berjalan mengelilingi mezbah-Mu, 
ya TUHAN, sambil memperdengarkan nyanyian syukur dengan nyaring, dan 
menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib.
TUHAN, aku cinta pada rumah kediaman-Mu dan 

JNM <*> daily devotional

2005-03-02 Terurut Topik pttwr

From: [EMAIL PROTECTED] 

Daily devotions for 02-28-2005:
Devotion: Morning and Evening
Morning Title: Great Expectations
Evening Title: Faithful to Provide
Do you enjoy this devotional? Send it on to a friend!


Morning: Great Expectations
"My expectation is from Him." --Psalm 62:5

It is the believer's privilege to use this language. If he is looking for aught 
from the
world, it is a poor "expectation" indeed. But if he looks to God for the supply 
of his wants,
whether in temporal or spiritual blessings, his expectation" will not be a vain 
one. Constantly
he may draw from the bank of faith, and get his need supplied out of the riches 
of God's
lovingkindness. This I know, I had rather have God for my banker than all the 
Rothschilds.

My Lord never fails to honour His promises; and when we bring them to His 
throne, He never sends them back unanswered. Therefore I will wait only at His 
door, for He ever opens it with the hand of munificent grace. At this hour I 
will try Him anew. But we have "expectations" beyond this life. We shall die 
soon; and then our "expectation is from Him." Do we not expect that when we lie 
upon the bed of sickness He will send angels to carry us to His bosom? We 
believe that when the pulse is faint, and the heart heaves heavily, some 
angelic messenger shall stand and look with loving eyes upon us, and whisper, 
"Sister spirit, come away!" As we approach the heavenly gate, we expect to hear 
the welcome invitation, "Come, ye blessed of my Father, inherit the kingdom 
prepared for you from the foundation of the world." We are expecting harps of 
gold and crowns of glory; we are hoping soon to be amongst the multitude of 
shining ones before the throne; we are looking  forward and longing for the 
time when we shall be like our glorious Lord--for "We shall see Him as He is."
Then if these be thine "expectations," O my soul, live for God; live with the 
desire and  resolve to glorify Him from whom cometh all thy supplies, and 
of whose grace in thy election, redemption, and calling, it is that thou hast 
any "expectation" of coming glory.

Evening: Faithful to Provide
"The barrel of meal wasted not, neither did the cruse of oil fail, according to 
the word of the
Lord, which He spake by Elijah." --1 Kings 17:16

See the faithfulness of divine love. You observe that this woman had daily 
necessities. She had herself and her son to feed in a time of famine; and now, 
in addition, the prophet Elijah was to be fed too. But though the need was 
threefold, yet the supply of meal wasted not, for she had a constant supply. 
Each day she made calls upon the barrel, but yet each day it remained the same.

You, dear reader, have daily necessities, and because they come so frequently, 
you are apt to fear that the barrel of meal will one day be empty, and the 
cruse of oil will fail you. Rest
assured that, according to the Word of God, this shall not be the case. Each 
day, though it bring its trouble, shall bring its help; and though you should 
live to outnumber the years of Methuselah, and though your needs should be as 
many as the sands of the seashore, yet shall God's grace and mercy last through 
all your necessities, and you shall never know a real lack.

For three long years, in this widow's days, the heavens never saw a cloud, and 
the stars never
wept a holy tear of dew upon the wicked earth: famine, and desolation, and 
death, made the land a howling wilderness, but this woman never was hungry, but 
always joyful in abundance. So shall it be with you. You shall see the sinner's 
hope perish, for he trusts his native strength; you shall see the proud 
Pharisee's confidence totter, for he builds his hope upon the sand; you shall 
see even your own schemes blasted and withered, but you yourself shall find 
that your place of defence shall be the munition of rocks: "Your bread shall be 
given you, and your water shall be sure." Better have God for your guardian, 
than the Bank of England for your possession. You might spend the wealth of the 
Indies, but the infinite riches of God you can never exhaust.
=
Daily devotions for 03-01-2005:
Devotion: Morning and Evening
Morning Title: Called By Love
Evening Title: Called to Election
Do you enjoy this devotional? Send it on to a friend!


Morning: Called By Love
"With lovingkindness have I drawn thee." --Jeremiah 31:3

The thunders of the law and the   s of judgment are all used to bring us to 
Christ; but
the final victory is effected by lovingkindness. The prodigal set out to his 
father's house from a
sense of need; but his father saw him a great way off, and ran to meet him; so 
that the last steps he took towards his father's house were with the kiss still 
warm upon his cheek, and the welcome still musical in his ears.

"Law and   s do but harden
All th

JNM <*> Gods Work Ministry E-Mail

2005-03-02 Terurut Topik pttwr

From: "Dwayne Savaya" <[EMAIL PROTECTED]>

Gods Work Ministry Inspirational and Encouragement E-Mail

Dear Friend,

There are many people in this world that act a certain way in front of 
some people and act entirely different in front of others.  What they must
realize is that God's command is to be of one mind at all times not being
hypocritical to what they know in their hearts is right. The Bible declares
in Philippians 2:2-3 "Fulfil ye my joy, that ye be likeminded, having the
same love, being of one accord, of one mind.  Let nothing be done through
strife or vainglory; but in lowliness of mind let each esteem other better
than themselves." We are to put on Christ at all times and show the God who
lives within us by our acts, deeds and character of integrity. (Romans 13:14)

I hope you are encouraged by this message to be of the same mind at all 
times treating others the way you would want to be treated and showing the
testimony of love, care and forgiveness.

INCONSIDERATE ACT

When William McKinley was President of the United States, he had to make a
decision about the appointment of an ambassador to a foreign country. Two
candidates were equally qualified.

While McKinley was still a Congressman, he had observed an inconsiderate 
action by one of the men. He recalled boarding a streetcar at the rush hour
and getting the last vacant seat. Soon an elderly woman got on, carrying a
heavy clothes basket. No one got up to offer her a seat, so she walked the
length of the car and stood in the aisle, hardly able to keep her balance
as the vehicle swayed from side to side.

One of the men McKinley was later to consider for ambassador was sitting 
next to where the woman was standing. Instead of getting up and helping 
her, he deliberately shifted his newspaper so it would look like he hadn't
seen her. When McKinley noticed this, he walked down the aisle, graciously
took her basket, and offered her his seat.

The man was unaware that anyone was watching, but that one little act of 
selfishness would later deprive him of perhaps the crowning honor of his 
lifetime.

Author Unknown

We must always remember that we have received undeserved grace and mercy 
from the Lord and as undeserved recipients, we must offer that same grace
and mercy towards our fellow man who is in need.  We are to be of the same
mind at all times offering blessings, encouragement, and simply try our 
best to represent our Savior with our whole heart.  By doing these simple
acts of love, we will be sowing into the hearts of men seeds that will grow
and be manifested where they will never be forgotten by those who received.

Read and meditate on these scriptures:

James 1:22-25 "But be ye doers of the word, and not hearers only, deceiving
your own selves.  For if any be a hearer of the word, and not a doer, he 
is like unto a man beholding his natural face in a glass: For he beholdeth
himself, and goeth his way, and straightway forgetteth what manner of man 
he was. But whoso looketh into the perfect law of liberty, and continueth 
therein, he being not a forgetful hearer, but a doer of the work, this man
shall be blessed in his deed."

James 3:10-12 "Out of the same mouth proceedeth blessing and cursing.  My 
brethren, these things ought not so to be.  Doth a fountain send forth at
the same place sweet water and bitter?  Can the fig tree, my brethren, bear
olive berries? either a vine, figs? so can no fountain both yield salt water 
and fresh."

1 Peter 3:8-11 "Finally, be ye all of one mind, having compassion one of 
another, love as brethren, be pitiful, be courteous: Not rendering evil 
for evil, or railing for railing: but contrariwise blessing; knowing that
ye are thereunto called, that ye should inherit a blessing. For he that 
will love life, and see good days, let him refrain his tongue from evil, 
and his lips that they speak no guile: Let him eschew evil, and do good; 
let him seek peace, and ensue it."

All of these scriptures can be found in the King James Version Bible.

Today's Selected Poem:  WHEN JESUS LOOKS
Click here to read --- http://www.Godswork.org/enpoem54.htm

Today's Selected Testimony:  BEVERLY ANN'S TESTIMONY
Click here to read --- http://www.Godswork.org/testimony70.htm

In Christ's Service, 
Dwayne Savaya 
Gods Work Ministry 

Please feel free to visit the Website to read more Encouraging and
Inspirational stories, poems and testimonies.  Our E-mail Archives are
available as well to read the messages that have been sent in the past.

You can also send Free E-cards to friends and loved ones with the many
choices available. You are also welcome to post your prayer requests in our
Prayer Forum.  All this and more available at --- http://www.Godswork.org

You can also send prayer requests to --- [EMAIL PROTECTED]
Add your E-mail address if you'd like correspondence with the prayer partners.

[Non-text portions of this message have been removed]



-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
   

JNM <*> Penginjilan Pribadi & CANTIK LAHIRIAH & BATINIAH

2005-03-02 Terurut Topik pttwr

From: Suzianty Herawati 

Program Pelatihan Penginjilan Pribadi
Pdt. Liem Kok Han & Tim

Penginjilan adalah mandat kesaksian terbesar yang untuknya gereja hadir di 
dunia. Menginjili atau tidak menginjili adalah kunci utama yang menentukan mati 
hidupnya gereja.

Pelatihan 'Penginjilan Pribadi' ini berdasarkan teologi Reformed dan 
semangat Injili dengan bersandar pada hikmat dan kuasa Roh Kudus. Pelatihan ini 
mencakup teori dan praktek yang dinamis.

'Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.' (Matius 4:19).
Hari:Jumat, 4 Maret - 27 Mei 2005 (10 pertemuan) 
Jam:18:30 - 20:00 
Tempat:Jl. Tanah Abang III no 1 

Pendaftaran: Sekretariat GRII, Tanah Abang III/1
Contact person: Hesty (3810912), Happy(0817-381710)

Diselenggarakan Oleh: Gereja Reformed Injili Indonesia
Departemen Pemuridan Penginjilan

Children of Light - Serving with LOVE through FAITH Apapun juga yang kamu 
perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk 
manusia Kol 3:23 Karena bagiku hidup adalah Kristus & mati adalah keuntungan 
Fil 1:21 
===
From: Saumiman Saud 


CANTIK LAHIRIAH & BATINIAH

Saumiman Saud

Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah 
kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke 
sehari" ( 2 Korintus 4 :16)   

 

Mata setiap orang selalu merasa senang melihat yang cantik-cantik, 
mulai gambar, lukisan, pemandangan sampai kepada manusianya.  Rasanya kalau 
kita melihat yang cantik itu maka hati kita terasa sangat damai, senang dan 
bahagia.  Seorang ahli pakaian akan mendesain pakaian yang bagus enak 
dipandang, warnanya dipadu serasi, dan kalau sudah dikenakan oleh seseorang 
maka orang tersebut juga kelihatan cantik. Ahli bangunan juga demikian, ia akan 
mendesain bagunan yang indah , mewah dan nyaman tinggal di dalamnya.. Tidak 
seorangpun yang ingin sesuatu yang jelek kalau masih boleh memilih yang lebih 
cantik.

 

Saya jadi teringat ketika masih tinggal di Medan, salah satu ciri 
khas orang Medan itu kalau makan Ddurian, mereka boleh makan langsung di 
pinggir jalan itu, mestinya saya tidak perlu menulis ini, hampis menetes saja 
air liur saja gara-gara mengingatnya. Jadi setelah kita memilih buah Durian 
yang bagus, lalu kita minta sang penjual itu mengupasnya di tempat jualnya, 
sambil duduk, kadang juga jongkok atau berdiri kita menikmati durian..Oh 
..nikmat sekali.. Saya sendiri kurang ahli memilih Durian apalagi 
mengupasnya, kadang sudah mencium wanginya enak, ternyata di dalamnya busuk, 
itu sebabnya saya lebih sering meminta si penjualnya yang memilih. Kalau kita 
kurang puas dengan pilihannya boleh minta ganti, memang bayarannya agak mahal 
sedikit untuk sebuah Durian, tetapi kita bakal di jamin puas. Nah, Durian yang 
di luarnya kelihatan bagus, besar,  wangi, belum tentu isinya enak, kadang 
sudah berair, tidak manis atau pahit, hambar atau busuk. Wah, giman nich jadi 
pengin makan durian tu! 

 

Demikian juga dengan kecantikan manusia, di luar alias kecantikan 
lahiriah, menjadi akan menjadi kurang menarik  jika tanpa dibarengi dengan
kecantikan yang juga terpancar dari dalam diri orang itu  alias inner beauty.  
Cantik di luar harus diiringi dengan cantik yang di dalam, barulah lengkap. 
Saya terlalu sering bertemu dengan orang-orang yang cantik, tetapi hatinya 
jahat, judes, kejam. Makanya tidak heran kalau ada orang cantik tetapi hidupnya 
tidak bahagia, soalnya dia sendiri selalu merasa terancam dengan kecantikanya, 
selalu membandingkan dengan kecantikan orang lain. Seluruh kehidupannya penuh 
dengan rasa takut, kalau besok kelihatan kurang cantik lagi. Atau dia merasa 
takut, kalau temannya ternyata lebih cantik dari dia.  Kehidupannya penuh 
rahasia, ke salon mana saja dirahasiakan takut kalau temannya juga ikut ke 
sana, pakai bedak merak apa juga dirahasiakan, dan segala-galanya dirahasiakan. 
Wowbetapa susahnya kehidupan orang cantik ini, nah pada saat orang lain 
dipuji karena kecantikan, maka pada malam itu ia seperti kebakaran jenggot, 
ngomel, menggerutu dan menangis bahakan semalaman tidak bisa tidur.

 

Kecantikan di luar yang saya sebut dengan kecantikan kimia (baca 
artikel Kecantikan alamiah atau Kimia) tidak cukup bagi seseorang, tanpa 
dibarengi dengan kecantikan di dalam yang kita sebut dengan inner beauty tadi., 
 maksudnya adalah keindahan diri yang berasal dari dalam, segala kebaikan diri, 
hati dan jiwa yang dapat terpancar keluar serta dirasakan dengan hati juga.  
Kecantikan tubuh yang di luar saja akan dianggap lebih berarti jika disertai 
kecantikan yang di dalam, sebab kecantikan di luar lebih banyak tipuan. Menurut 
majalah Gadis meskipun cantik layaknya artis Dian Sastrowardoyo (bintang Ada 
Apa dengan Cinta?), seorang wanita terlihat biasa kalau tidak didukung oleh 
"kecantikan dari hati atau di dalam". Yang disebut "cantik hati atau di dalam 
ad

JNM <*> INISIATOR KESELAMATAN

2005-03-02 Terurut Topik pttwr

From: Suzianty Herawati 

INISIATOR KESELAMATAN 
Pdt. Dr. Stephen Tong
 
Renungan ini ditranskrip dan diedit kembali dari seri khotbah Pdt. Dr. Stephen 
Tong di Mimbar Gereja Reformed Injili Indonesia di Jakarta
 
Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak 
percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka 
tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak 
ada yang memberitakannya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakannya, jika 
mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis, "Betapa indahnya kedatangan mereka 
yang membawa kabar baik!" (Rm. 10:14-15). Terjemahan lain untuk ayat 15, 
"Bagaimanakah mereka bisa memberitakan Injil itu, jikalau mereka tidak diutus? 
Seperti yang ditulis dalam Kitab Suci, alangkah indahnya jejak mereka yang 
membawa kabar baik ke mana-mana." Dalam bagian ini, Paulus langsung mengajukan 
pertanyaan yang mengaitkan lima hal berikut ini. Saya sangat tertarik, karena 
teologia Reformed dipaparkan dengan luar biasa jelas di sini. Paulus 
mengatakan, orang yang menyeru nama Tuhan, akan diselamatkan, itu benar. Tetapi 
bagaimana seseorang bisa menyeru nama Tuhan kalau dia tidak beriman? Tidak 
mungkin! Di sini Paulus mengaitkan hal berseru dengan iman. Pengakuan mulut 
yang tidak didasari iman di dalam hati dianggap kosong adanya. Kaitan ini tidak 
boleh dipisahkan. Orang yang berdoa kepada Tuhan, orang yang berseru dalam nama 
Tuhan, adalah orang yang beriman dalam hatinya kepada Tuhan. Kalau demikian 
apakah 
berarti sudah selesai? Paulus tidak berhenti sampai di sini saja. Dia 
mengaitkan iman dengan pendengaran, pendengaran dengan pemberitaan, dan 
pemberitaan dengan pengutusan. Jika di dalam kelima hal ini, yang saling 
terkait dalam ayat 14 dan 15, kita melihat dua cara untuk mengerti peristiwa 
pengalaman pribadi (personal religious experience) merupakan hal yang berbeda 
dengan disiplin akademis yang mungkin diterima di universitas.
Pengalaman agamawi secara pribadi kadang datangnya lambat sekali, pada 
kairos yang ditetapkan Allah, pada momen di mana Tuhan memberikan pencerahan 
anugerah surgawi, barulah kita mengalami satu pengalaman agamawi secara 
pribadi. 
Ada orang sampai berumur 80 tahun, baru mendadak beriman kepada Yesus Kristus. 
Ada yang sampai umur 60 tahun, baru ia sadar bahwa dirinya memerlukan Tuhan. 
Paulus sendiri mendapat pengalaman agamawinya yang begitu drastis pada saat dia 
membawa surat mandat untuk memenjarakan orang-orang Kristen, untuk membelenggu 
hamba-hamba Tuhan, untuk menganiaya gereja Tuhan. Di tengah perjalanan menuju 
Damaskus, di situlah pengalaman agamawi pribadi itu ia alami (Kis. 9:1-19). 
Itulah yang membuatnya lebih mengerti akan teori anugerah dibandingkan dengan 
rasul-rasul lainnya. Dia tahu dirinya adalah seorang penghujat, penganiaya, 
seorang yang memberikan kesengsaraan kepada orang-orang Kristen. Orang seperti 
Paulus masih bisa diampunikah? Kalau bisa, ini berarti bukan berdasarkan 
jasanya, kebolehan, kualifikasi dan syarat-syarat yang ada pada dirinya, 
sehingga ia boleh diterima oleh Tuhan untuk dipakai khusus memberitakan doktrin 
pilihan: bukan aku yang memilih Tuhan, tetapi Tuhanlah yang memilih aku.
Saya tidak tahu apakah Anda sudah mempunyai pengalaman seperti ini, 
sehingga kamu mengalami perubahan yang begitu besar? Pertemuan pribadi dengan 
Tuhan terjadi pada momen-momen yang krusial seperti ini, sehingga mengubah 
orang secara total. Sehingga orang itu mempunyai arah yang baru, merendahkan 
diri, dan berseru, "Oh, Tuhan, aku membutuhkan Engkau! Kaulah pemilik hidupku, 
aku berjanji pada-Mu." Pembentukan karakter sebenarnya sangat tergantung pada 
momen-momen seperti ini, di mana dalam perjalanan hidup, manusia sebagai 
musafir akan kembali kepada Tuhan. Mungkin pada waktu kita patah hati, mungkin 
pada waktu kita rugi dalam dagang, mungkin pada waktu kita dikhianati oleh 
orang-orang yang paling kau kasihi, mungkin pada waktu kau mendapatkan penyakit 
kanker, atau pada saat mengalami kecelakaan yang sangat besar, hampir mati. 
Saat-saat seperti itu menyebabkan kau menengadah ke atas dan mendapatkan satu 
fase yang baru dalam hidupmu.
Kalau saya boleh membagi, hanya ada dua macam agama: agama yang 
Theosentris dan agama yang Antroposentris. Hanya ada dua macam Injil: Injil 
yang Antroposentris dan Injil yang Theosentris. Hanya ada dua macam teologi: 
teologi yang Theosentris dan teologi yang Antroposentris. Dan hanya dua macam 
gereja: gereja Theosentris dan gereja Antroposentris.

Apakah perbedaan antara istilah Theosentris dan Antroposentris? Antropo 
dalam bahasa Yunani berarti manusia. Dan Theos dalam bahasa Yunani berarti 
Tuhan. Jika di dalam satu gereja, manusia yang menjadi utama, manusia yang 
diutamakan, yang dijunjung tinggi, itulah yang disebut gereja Antroposentris. 
Tetapi kalau gereja itu adalah gereja di mana Tuhanlah yang memimpin, 
mengontrol, Tuhan melalui Roh Kudus-Nya yang memberi

JNM <*> Noah in modern times & What the Jew Learned

2005-03-02 Terurut Topik pttwr

From: Daniel Suartyo 

Noah in modern times

And the Lord spoke to Noah and said: "In six months I'm going to make it rain 
until the whole earth is covered with water and all the evil people are 
destroyed. But I want to save a few good people, and two of every kind of 
living thing on the planet. I am ordering you to build Me an Ark." And in a 
flash of lightning he delivered the specifications for the Ark. 
"OK," said Noah, trembling in fear and fumbling with the blueprints. 
"Six months, and it starts to rain," thundered the Lord. "You'd better have my 
Ark completed, or learn how to swim for a very long time." 

And six months passed. The skies began to cloud up and rain began to fall. The 
Lord saw that Noah was sitting in his front yard, weeping. And there was no 
Ark. 
"Noah," shouted the Lord, "where is my Ark?" A lighting bolt crashed to the 
ground next to Noah. 
"Lord, please forgive me!" begged Noah. "I did my best. But there were big 
problems. 

First I had to get a building permit for the Ark construction project, and your 
plans didn't meet code. So I had to hire an engineer to redraw the plans. 
Then I got into a big fight over whether or not the Ark needed a fire sprinkler 
system. 
My neighbors objected, claiming I was violating zoning by building the Ark in 
my front yard, so I had to get a variance from the city planning commission. 
Then I had a big problem getting enough wood for the Ark because there was a 
ban on cutting trees to save the Spotted Owl. I had to convince U.S. Fish and 
Wildlife that I needed wood to save the owls. But they wouldn't let me catch 
any owls. So no owls. 

Then the carpenters formed a union and went out on strike. I had to negotiate a 
settlement with the National Labor Relations Board before anyone would pick up 
a saw or hammer. Now we have 16 carpenters going on the boat and still no owls. 

Then I started gathering up animals, and got sued by animal rights group. They 
objected to me taking only two of each kind. 
Just when I got the suit dismissed, EPA notified me that I couldn't complete 
the Ark without filing an environmental impact statement on your proposed flood.
They didn't take kindly to the idea that they had no jurisdiction over the 
conduct of a Supreme Being. Then the Army Corps of Engineers wanted a map of 
the proposed new flood plain. I sent them a globe. 

Right now I'm still trying to resolve a complaint from the Equal Employment 
Opportunity Commission over how many Croatians I'm supposed to hire, the IRS 
has seized all my assets claiming. I'm trying to avoid paying taxes by leaving 
the country, and I just got a notice from the state about owing some kind of 
use tax. 

I really don't think I can finish your Ark for at least another five years," 
Noah wailed. 
The sky began to clear. The sun began to shine. A rainbow arched across the 
sky. 
Noah looked up and smiled. "You mean you're not going to destroy the earth?" 
Noah asked, hopefully. 
"No," said the Lord sadly, "Government already has"
=
From: indra sanjaya 

What the Jew Learned
(from: Giovani Boccaccio's DECAMERON)

 

One may be called a stout Christian after buying one's own Mercedes - it's 
hardly looked on as a queer thing today.

 

THERE was an Italian queen and her company. One day she asked one of them to 
tell a very good story. The shy female obeyed the polite request merrily and 
said: "Once there lived a wealthy silk merchant in Paris. He was Jehannot. One 
of his dearest friends was a wealthy Jew called Abraham. He was a merchant too, 
a man you could speak with in a very frank and direct manner. Abraham believed 
nothing to be so good and holy as the Jewish religion. He was firm in that 
decision.

   But Jehannot wanted to convert him, and made advances day after day, 
trying to hoist excellent and pregnant reasons for any merchant why the 
Christian faith was better than any Jewish blunder or falsehood.

   Although Abraham was a rather learned man, the words of Jehannot were 
grandly fortified by the holy Spirit, till finally one day Abraham spoke up to 
his friend in this way: "You want to make a Christian of me, so I'll travel to 
Rome to see the one you say is Gods general vicar here on earth. I'll study the 
pope's life and manners full well, and also those of his cardinals. If this 
makes me understand that your faith and religion is better then mine, I'll 
become a Christian too. Otherwise I'll just continue as I am."

   When Jehannot heard these words he became largely sorrowful, for he knew 
how they lived in Rome. He said to himself, 

"Alas! If my buddy goes to the court of the pope in Rome and see for himself 
the wickedness of the priests lives, he'll never become a Christian."

   So he turned to Abraham in this way, 

   "Why think of such a tedious and expensive travel as the journey from 
here to Rome, my friend? To a rich man, travel by land or sea is full of 
dangers

JNM <*> Benih Firman & BAGAIMANA KALAU ALLAH PUNYA ANSWERING MACHINE??

2005-03-02 Terurut Topik pttwr

From: Yogi T 

Benih Firman

Kehidupan seorang Kristen penuh dengan Firman. Pagi-pagi, sebelum kita bangkit 
dari tempat tidur untuk memulai rutinitas duniawi, kita menyempatkan diri untuk 
berdoa dan membaca Firman. Dalam perjalanan ke kantor, untuk meredakan rasa 
sebel akibat macet, kita mendengarkan lagu pujian, yang juga diambil dari 
Firman. Di kantor, ketika kita 
sedang ada masalah, dimarahi klien, ataupun atasan, kita berseru kepada Firman. 
Siang-siang jam istirahat, sebelum makan kita berdoa kepada Firman. Selesai 
kerja, dirumah kita sempatkan untuk mendengarkan Firman di radio. Hari Minggu 
pun kita ke gereja untuk 
mendengarkan Firman. 

Ada beberapa tipe manusia Kristen dalam menanggapi Firman dalam hidupnya.

1. Firman masuk telinga kiri, keluar telinga kiri juga.
Sejak kecil, kita diajari untuk tidak menjadi Fanatik, rajin beribadah tetapi 
tidak boleh kritis. Kita ini umat minoritas, jangan berbuat macam-macam, nanti 
dimusuhi. Lambat laun kita menganggap Firman sebagai hal yang biasa. Isinya 
samasekali tidak dapat dan tidak perlu dipahami. Ibaratnya, diri kita adalah 
Tanah yang sudah disemen/ dibeton 10 cm. dikasi benih sebanyak apapun tetap 
tidak bisa tumbuh. 

2. Firman masuk telinga kiri, keluar telinga kanan (sempet nyangkut di otak).
Ada orang yang senang dengar Firman, tapi karena melihat cara hidupnya yang 
lama, cara hidup teman-temannya, cara hidup pemimpin agamanya yang masih 
brengsek, lalu ia menyimpulkan Firman Tuhan enak didengar, tapi mustahil untuk 
diterapkan. Semua orang juga berdosa kok, mereka masih suka bohong, masih suka 
ke dukun, masih suka nyolong, masih seneng liat yang porno2, saya mana bisa 
ninggalin mereka? Ibaratnya, diri kita adalah Tanah yang penuh dengan ayam 
kelaparan. begitu benih ditabur, blom sempet tumbuh udah dipatok ayam.

3. Firman masuk telinga kiri, masuk ke dalam otak.
Senang baca Firman, menyelidiki Firman, setiap diskusi sama orang lain yang 
keluar Firman. Kadang-kadang ada yang sampai jadi profesor Firman. Hafal isi 
Alkitab diluar kepala. Tapi herannya, hidupnya dari dulu sampai sekarang sama 
aja, gak berobah, walaupun udah puluhan taon jadi orang Kristen. Kalau ngasi 
tau orang laen paling jago, tapi nggak pernah merasa bahwa Firman itu menegur 
dirinya sendiri. Ibaratnya, diri kita adalah Tanah yang gersang dan berbatu. 
benih yang jatuh bisa tumbuh, sayangnya tidak pernah menghasilkan buah.

4. Firman masuk telinga kiri, masuk ke otak, diteruskan ke dalam Hati.
Otak manusia kemampuannya terbatas. Hanya menyimpulkan kemungkinan berdasarkan 
logika yang ada. Yang namanya Firman selalu bertentangan dengan otak. Air bisa 
berubah jadi anggur, 5 roti 2 ikan bisa buat kasi makan 5000 laki2, orang bisa 
jalan di atas air, orang mati bisa idup lagi, Tuhan bisa menjelma jadi manusia, 
kalo mau diberkati harus memberkati orang lain dulu, orang yang jahat ama kita 
malah didoain dan diberkati, sungguh gak habis dipikir. Makanya, jangan 
dipikir-pikir, tapi diterima dengan hati. Percaya sesuatu yang tidak kita 
lihat, itu baru namanya iman. kalau iman sudah mateng, baru hasilnya keliatan. 
Ibaratnya, diri kita adalah Tanah yang subur, benih yang jatuh akan tumbuh 
dengan baik, lalu berbuah dan barulah kita bisa nikmati hasilnya dalam 
kehidupan kita.

Kesimpulan:
- Firman yang Tuhan berikan kepada kita setiap hari adalah untuk diri kita 
sendiri, bukan 
   untuk orang lain.
- Percaya saja dahulu, walupun secara logika tidak masuk akal.
- Bertanyalah pada Tuhan Yesus, Ia akan menerangkan artinya pada saat/waktuNya.
- Jangan paksakan Firman pada orang lain atas keinginan diri sendiri, tetapi 
beritakan Firman 
  dengan kasih.
- Jika sudah kita percaya dan hasilnya kita nikmati, ceritakan kepada orang 
lain (bersaksi).

Tuhan Yesus memberkati.
===
From: blusiani 

BAGAIMANA KALAU ALLAH PUNYA ANSWERING MACHINE??  

Bayangkan bila pada saat kita berdoa dan mendengar ini:
"Terima kasih, Anda telah menghubungi Rumah Bapa".
Pilihlah salah satu:
* Tekan 1 untuk 'meminta'.
* Tekan 2 untuk 'mengucap syukur'.
* Tekan 3 untuk 'mengeluh'.
* Tekan 4 untuk 'permintaan lainnya'."
Atau, bagaimana jika Allah memohon maaf seperti ini:
"Saat ini semua malaikat sedang membantu pelanggan lain. Tetaplah menunggu.
Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan urutannya."
Bisakah Anda bayangkan bila pada saat berdoa, Anda mendapat respons seperti ini:
* "Jika Anda mau bicara dengan Malaikat Gabriel, tekan 1.
Dengan Malaikat Mikhail, tekan 2.
Dengan malaikat lainnya, tekan 3.
Jika Anda ingin mendengar nyanyian Raja Daud saat Anda menunggu, tekan 4.

"Untuk mengetahui apakah orang yang Anda kasihi akan dipanggil ke Rumah Bapa, 
masukkanlah nomor KTP-nya.
Untuk pesan tempat di Rumah Bapa, tekanlah Y, O, H, A, N, E, S dan tekan 3,1, 
6."
"Untuk jawaban pertanyaan tentang dinosaurus, umur bumi, dan di mana bahtera 
Nuh berada, silahkan tunggu sampai Anda tiba di sini."
Atau bisa juga Anda mendengar ini :
"Komputer kami menunjukkan bah

JNM <*> Do You Believe in Easter? & THE LORD HE IS GOD

2005-03-02 Terurut Topik pttwr

From: E-Mail Ministry  

DO YOU BELIEVE IN EASTER?

Edith Burns was a wonderful Christian who lived in San Antonio, Texas. She was 
the patient of doctor by the name of Will Phillips. Dr. Phillips was a gentle 
doctor who saw patients as people.
His favorite patient was Edith Burns. One morning he went to his office with a 
heavy heart and it was because of Edith Burns. When he walked into that waiting 
room, there sat Edith with her big black Bible in her lap earnestly talking to 
a young mother sitting beside her.

Edith Burns had a habit of introducing herself in this way: "Hello, my name is 
Edith Burns. Do you believe in Easter?" Then she would explain the meaning of 
Easter, and many times people would be saved.
Dr. Phillips walked into that office and there he saw the head nurse, Beverly. 
Beverly had first met Edith when she was taking her blood pressure. Edith began 
by saying, "My name is Edith Burns. Do you believe in Easter?"

Beverly said, "Why yes I do."  Edith said, "Well, what do you believe about 
Easter?"  
Beverly said, "Well, it's all about egg hunts, going to church, and dressing 
up." 
Edith kept pressing her about the real meaning of Easter, and finally led her 
to a saving knowledge of Jesus Christ.

Dr. Phillips said, "Beverly, don't call Edith into the office quite yet. I 
believe there is another delivery taking place in the waiting room.
After being called back in the doctor's office, Edith sat down and when she 
took a look at the doctor she said, "Dr. Will, why are you so sad? Are you 
reading your Bible? Are you praying?"
Dr. Phillips said gently, "Edith, I'm the doctor and you're the patient."

With a heavy heart he said, "Your lab report came back and it says you have 
cancer, and Edith, you're not going to live very long."
Edith said, "Why Will Phillips, shame on you. Why are you so sad? Do you think 
God makes mistakes? You have just told me I'm going to see my precious Lord 
Jesus, my husband, and my friends. You have just told me that I am going to 
celebrate Easter forever, and here
you are having difficulty giving me my ticket!"
Dr. Phillips thought to himself, "What a magnificent woman this Edith Burns is!"

Edith continued coming to Dr. Phillips.  Christmas came and the office was 
closed through January 3rd. On the day the office opened, Edith did not show 
up. 
Later that afternoon, Edith called Dr. Phillips and said she would have to be 
moving her story to the hospital and said, "Will, I'm very near home, so would 
you make sure that they put women in here next to me in my room who need to 
know about Easter."

Well, they did just that and women began to come in and share that room with 
Edith. Many women were saved.
Everybody on that floor from staff to patients were so excited about Edith, 
that they started calling her Edith Easter; that is everyone except Phyllis 
Cross, the head nurse.
Phyllis made it plain that she wanted nothing to do with Edith because she was 
a "religious nut". She had been a nurse in an army hospital. She had seen it 
all and heard it all. She was the original G.I. Jane.
She had  been married three times, she was hard, cold, and did everything by 
the book.

One morning the two nurses who were to attend to Edith were sick. Edith had the 
flu and Phyllis Cross had to go in and give her a shot. When she walked in, 
Edith had a big smile on her face and said, "Phyllis, God loves you and I love 
you, and I have been praying for you."
Phyllis Cross said, "Well, you can quit praying for me, it won't work. I'm not 
interested."  Edith said, "Well, I will pray and I have asked God not to let me 
go home until you come into the family."
Phyllis Cross said, "Then you will never die because that will never happen," 
and curtly walked out of the room.

Every day Phyllis Cross would walk into the room and Edith would say, "God 
loves you Phyllis and I love you, and I'm praying for you." One day Phyllis 
Cross said she was literally drawn to Edith's room like a magnet would draw 
iron. She sat down on the bed and Edith said, "I'm so glad you have come, 
because God told me that today is your special day."

Phyllis Cross said, "Edith, you have asked everybody here the question, 'Do you 
believe in Easter?' but you have never asked me."  Edith said, "Phyllis, I 
wanted to many times, but God told me to wait until you asked, and now that you 
have asked..."
Edith Burns took her Bible and shared with Phyllis Cross the Easter Story of 
the death, burial and resurrection of Jesus Christ. Edith said, "Phyllis, do 
you believe in Easter?  Do you believe that Jesus Christ is  alive and that He 
wants to live in your heart?"  Phyllis Cross said, "Oh  I want to believe that 
with all of my heart, and I do want Jesus in my life." Right there, Phyllis 
Cross prayed and invited Jesus Christ into her  heart. For the first time 
Phyllis Cross did not walk out of a hospital room, she was carried out on the 
wings of angels.

Two days later, Phyllis Cross came in a

JNM <*> KRISTEN KUPU ATAU LEBAH? & MOTIVASI MENCARI

2005-03-02 Terurut Topik pttwr

From: Yulius Lolo 

KRISTEN KUPU ATAU LEBAH?

"Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya 
untuk  belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi 
hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya." (Ulangan 17:19)

Apakah Anda belajar Alkitab seperti kupu-kupu ataukah lebah? Kupu-kupu 
beterbangan kesana kemari sambil hinggap di bunga-bunga. Menghisap hanya bagian 
atas dan puas hanya mendapatkan bagian atasnya saja. Manusia menikmati 
permainan lincah yang diperagakannya.
Tetapi di bagian lain ada seekor lebah yang tidak beranjak dari dalam sekuntum 
bunga? Apa yang dikerjakannya? Tidur? Tidak! Dengan tenang dan meyakinkan ia 
makan sampai ke dalam sari bunga itu. Dan tidak berhenti sampai ia puas 
mendapatkan apa yang diinginkannya. Suatu saat musim dingin tiba, kupu-kupu itu 
mati dalam kelaparan, tetapi si lebah tetap bertahan hidup sebab makanan yang 
masih tersedia di dalam dirinya.

Anda menjadi Kristen yang bertipe kupu-kupu ataukah lebah? Apakah Anda puas 
hanya sekilas membaca Alkitab? Perhatikan kupu-kupu yang cuma sekilas menghisap 
makanannya.
Ketika musim dingin datang, maka matilah dia. Anda tidak bisa menjadi orang 
Kristen yang tangguh kalau hanya sekilas saja memberikan makanan rohani kepada 
roh Anda. Manusia rohani
Anda akan kurus dan kering. Jadi tidak heran bila nafsu Anda yang perkasa akan 
dengan mudah "membanting" manusia rohani Anda, sehingga setiap hari Anda taat 
kepada keinginan nafsu Anda.

Sebaliknya bila Anda memberikan makanan seperti lebah yang menggali sampai 
dalam sampai ia menemukan banyak makanan yang bergizi, maka Anda akan menjadi 
manusia rohani Anda tangguh. Bila godaan datang, karena manusia rohani Anda 
kuat, maka dengan mudah ia mengalahkannya.
Alkitab bukan sekedar buku wajib yang dibawa manakala kita ke gereja. Alkitab 
adalah makanan rohani Anda. Tuhan bahkan memberikan perintah agar kita membaca 
dan merenungkannya sampai seumur hidup! Kalau saya bertanya kepada Anda, apakah 
Anda pernah merasa bosan makan sampai tiga kali sehari bahkan lebih? Pernah? 
Tidak bukan? Lalu mengapa kita harus bosan makan makanan rohani? Mengapa pula 
kita harus bosan membaca Alkitab?

Semakin Anda makan terus, maka Anda akan mendapatkan berkat yang luar biasa 
dari Allah.
Kunci sukses Yosua merebut tanah Kanaan adalah melakukan firman Tuhan seperti 
dalam Yos, 1:8. Yosua membaca dan merenungkan firman Tuhan itu siang dan malam. 
Hasilnya, dia berhasil masuk tanah Kanaan setelah menghalau musuh-musuhnya.

Renungan:
Jangan menjadi orang Kristen kupu-kupu yang hanya cantik di luar, namun ketika 
persoalan datang ia menjadi mati. Jadilah seperti lebah yang mencari makanannya 
sampai ke dalam dan tidak berhenti sampai ia dipuaskan.
Kristen kupu-kupu itu cantik di luar, tetapi tidak tangguh di medan berat.
===
From: damarina <[EMAIL PROTECTED]> :

MOTIVASI MENCARI

"Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid muridNYA 
juga tidak, mereka naik ke perahu2 itu lalu berangkat ke kapernaum untuk 
mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka 
berkata kepadaNYA : "Rabi, bilamana Engkau tiba disini?" Yesus menjawab mereka 
"aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari AKU bukan karena kamu telah 
melihat tanda tanda melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu 
kenyang." YOH 6;24-26 

Banyak orang mencari Yesus. Ketika mereka menemukan DIA, IA melihat kepada 
mereka dan berkata bahwa mereka mencari DIA bukan karena tanda tanda yg telah 
mereka lihat, namun karena mereka telah makan dan menjadi kenyang. Sekarang, 
apakah fungsi dari tanda tanda heran?
Memberikan petunjuk dan penjelasan. Sebuah tanda heran tidak pernah berpusat 
pada dirinya sendiri. Ia memberi petunjuk dan penjelasan kepada anda. Yesus 
tahu mereka tidak mencari DIA karena tanda tanda heran dan mujizat yg 
membuktikan bahwa IA adalah Mesias namun karena perut mereeka telah kenyang. 

Seringkali, bahkan sekarang ini, kita mencari Yesus dengan tujuan yg salah. 
Kita hanya mengejar keuntungan dan berkat yg dapat diberikanNYA, daripada 
mengejar DIA karena kasih. Tanpa sadar kita memperalat DIA. Ia direndahkan 
menjadi sebuah sumber pada saat yg dibutuhkan. 
Apakah anda pernah berhubungan dengan seseorang yg menemui anda hanya pada saat 
ia membutuhkan atau menginginkan sesuatu dari anda? Atau yg lebih buruk, apakah 
anda menemukan seseorang yg menjalin persahabatan dengan anda dan kemudian 
ternyata motivasi mereka hanyalah untuk memperoleh sesuatu yg anda miliki? 

Mungkin itu adalah pengaruh, uang, harta benda atau kedudukan anda? Untuk 
sesaat anda melayani maksud mereka, meskipun mereka tidak memiliki perhatian 
atau kasih yg murni terhadap anda. Bila anda mengalami hal ini, anda tahu 
bagaimana rasanya diperalat 

Sikap yg mementingkan diri sendiri ini telah memasuki masyarakat, juga gereja. 
Pola berpikir seperti ini menyebabkan angka perceraian meningkat