[keluarga-islam] Ceramah Perdana: oleh Saudara Kamarudin Abdullah Bekas Penganut agama Kristian Roman Katholik.
From: IPSI Sent: Wednesday, April 11, 2007 11:15 AM Subject: Ceramah Perdana Ceramah Perdana: Tajuk: KEAGUNGAN ISLAM, Jawapan kepada yang tidak yakin. oleh: Saudara Kamarudin Abdullah Bekas Penganut agama Kristian Roman Katholik. Tempat: Masjid Munawar, Jalan Kelawei, berdepan dengan station shell. Pulau Pinang. Tarikh: 13hb April 2007 Masa: 8.00malam selepas solat maghrib. Dijemput semua muslimin dan muslimat turut serta. Sesungguhnya Islam itu Cemerlang,Gemilang dan Terbilang Palestine: Gesaan sumbangan RM1.00 satu kepala RM1 setiap bulan kepada Palestin Masukkan derma anda ke dalam akaun: Pertubuhan Jamaah Islah Malaysia Bank Islam Malaysia Berhad Nombor akaun: 12113010005797 http://palestinkini.info/ http://jim.org.my/galeri/pdf/flyer_palestin2a.pdf Banjir Donation: Pertubuhan Jamaah Islah Malaysia. Atau masukkan ke akaun JIM Johor di Bank Islam Malaysia Berhad Akaun no. 01014010010372 http://www.freewebs.com/jimderu/index.htm Moderator Ikhwanul Muslimun http://hidayahnet.multiply.com http://hidayahnet.ourtoolbar.com/ 234_60c.gif Description: GIF image
[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 24 Rabi'ul 'Awal 1428H
Bismillah irRahman irRaheem In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind Allahumma la taq tulnaa bighadlabika walaa tuhlikunaa hi'a dzaabika wa aafinaa qabla dzalik. Ya Allah Janganlah Engkau membunuh kami dengan kemurkaanMu, dan janganlah Engkau merusakkan kami dengan siksaanMu dan selamatkanlah kami sebelum itu.
[keluarga-islam] (Maulid Nabi) Samudra-samudra Pengetahuan Nabi
*Bismilahirrahmanirrahim Walhamdulillah Wassholatu Wassalamu `Ala Rasulillah, Wa'ala Aalihie Washohbihie Waman Walaah amma ba'du…* *Samudra-samudra Pengetahuan Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam* *Subhanaka! Subhanaka! Subhanaka!* [*ya Allah!*] Halaman-halaman baru. Halaman-halaman yang tak terbatas. Semua yang dimiliki Allah Yang Maha Agung adalah tak terbatas. Jika kalian mampu untuk menemukan suatu limit atau batas dari bilangan, kalian boleh untuk berbicara sedikit tentang karunia-karunia Allah Ta'ala. Karena itulah, Allah 'Azza wa Jalla mengatakan bahwa seandainya samudera dan lautan menjadi tinta, dan pohon-pohon menjadi pena untuk menulis, maka itu semua hanya akan menjadi setitik zarah kecil dari pengetahuan surgawi yang dimiliki Allah Ta'ala. Dan tinta tersebut akan habis, bahkan jika seandainya kalian membawa tujuh samudera bukan hanya satu samudera.*[1]* Bahkan seluruh samudera yang menjadi tinta itu akan habis dan kering, sedangkan pengetahuan dan ilmu yang Allah *Subhanahu wa Ta'ala* terus karuniakan pada Penutup Para Nabi *sallAllahu 'alayhi wasallam*, tak akan pernah habis, karena beliaulah satu-satunya yang berbicara mewakili Allah Ta'ala – yang pertama! Allah Ta'ala tak pernah berbicara pada siapa pun yang lain dalam Hadirat Ilahiah-Nya kecuali pada dia yang paling terhormat di antara seluruh ciptaan, Sayyidina Muhammad *sallAllahu 'alayhi wasallam*. Tak seorang pun mampu mendekati Hadirat Ilahi seperti Penutup para Nabi *sallAllahu 'alayhi wasallam*. Allah Ta'ala mula-mula menciptakan ruhnya, ruhnya yang berkilau bercahaya, dan ruh tersebut adalah *'nur'*. Dan dari *'nur'*tersebut, Allah menciptakan (segala sesuatu lainnya, red.)! Segala sesuatu diciptakan (oleh-Nya) dari *'nur'* tersebut. Tak seorang pun atau apa pun mampu mencapai langsung esensi (Dzat) dari Allah *Subhanahu wa Ta'ala*. Tak ada yang dapat mencapainya – tak mungkin. Hanya melalui Penutup para Nabi – ringkasan dan esensi dari seluruh ciptaan adalah bersama beliau *sallAllahu 'alayhi wasallam*. Itu telah dikaruniakan pada beliau, dan karunia tersebut terus berlanjut bagi beliau tanpa berhenti, mengalir, tak pernah berhenti, tak pernah terputus! *A'udhu billahi mina-sh-shaitani-r-rajim, bismillahi-r-Rahmani-r-Rahim. La haula wa la quwatta illa billahi-l 'aliyyi-l 'adhim.* *Sultan-ul-Arifin**[2]* Aba Yazid al-Bisthami, semoga Allah merahmatinya, (menasihati kita) untuk menjaga dan memelihara zikir mereka, untuk menjaga tetap mengingat mereka, untuk berusaha selalu bersama dengan para pewaris dari Penutup para Nabi, untuk berusaha agar ruh kalian (selalu) berada dalam samudera-samudera dari ruh-ruh suci mereka; karena setiap orang dari mereka – *Awliya'* (para *Waliyyullah* – kekasih Allah), para pewaris dari Penutup para Nabi, para Grand Wali (Wali-wali besar) tersebut – telah dianugerahi samudera-samudera pula. Tetapi, samudera-samudera milik mereka, bahkan seandainya seluruh samudera milik para Nabi dan Wali dikumpulkan bersama dan disatukan, jika itu semua dibandingkan dengan apa yang telah dianugerahkan Allah Ta'ala pada Penutup para Nabi, yaitu Rasulullah *sallAllahu 'alayhi wasallam*, seluruh samudera mereka itu hanyalah bagaikan setetes air yang menempel di ujung jarum ketika kalian mencelupkan jarum itu sesaat ke dalam suatu samudera. Hanya seperti itulah perbandingan seluruh samudera (milik para Nabi dan Wali) dengan samudera milik Penutup Para Nabi *sallAllahu 'alayhi wasallam*. Dan seluruh Awliya' dan para Wali, terutama Grand Wali, Grand Syaikh, orang-orang pada barisan pertama, yang dekat dengan Penutup para Nabi, Sayyidina Muhammad *sallAllahu 'alayhi wasallam*, mereka mengambil secara langsung dari beliau dan mereka telah diberi lebih banyak dari yang lain. Dan ruh-ruh mereka tengah meminum 'air' dari samudera-samudera itu dan ruh-ruh mereka pun menjadi samudera-samudera. Ruh dari setiap orang dari mereka adalah bagaikan sebuah samudera dan hanya Nabi *sallAllahu 'alayhi wasallam* yang mengetahui apa yang ada dalam samudera tersebut. Allah tentu saja mengetahui segala sesuatunya; tetapi, pada *maqam * *[3]* dari ciptaan (makhluq), apa yang telah dikaruniakan pada seluruh Nabi, dan demikian pula pada para Nabi-nabi besar, Awliya' besar, Syaikh-syaikh besar – mereka yang berada pada saf pertama pewaris Rasulullah *sallAllahu 'alayhi wasallam* – hanya Nabi *sallAllahu 'alayhi wasallam*-sajalah yang mengetahuinya. Dan apa yang berada dalam samudera milik setiap orang, mereka mengetahuinya, demikian pula Nabi *sallAllahu 'alayhi wasallam*mengetahuinya. Karena itulah, mereka memiliki alam semesta-alam semesta, *'awalim'*, ciptaan-ciptaan dalam samudera-samudera mereka. Dan ciptaan tersebut adalah suatu karunia dari Penutup para Nabi *sallAllahu 'alayhi wasallam*. Dan karunia Tuhannya bagi dirinya terus bertambah lebih banyak dan lebih banyak, dan karunia tersebut tidaklah tetap sama. Allah Ta'ala berfirman: *Wahai hamba-Ku yang tercinta! Wa ladaynaa maziid! [4] Aku memberi dan tak akan pernah berhenti. Apa
[keluarga-islam] Saat Ku Ingin Mencintai
Saat Ku Ingin Mencintai Ya Tuhan... Saat aku menyukai seseorang... Ingatkanlah aku bahwa akan ada sebuah akhir... Sehingga aku tetap bersama yang Tak Pernah Berakhir. Ya Tuhanku... Ketika aku merindukan seorang kekasih... Rindukanlah aku kepada yang rindu Cinta Sejati-Mu Agar kerinduanku terhadap-Mu semakin menjadi. Yaa Tuhan ...Yang Maha Pengasih... Jika aku hendak mencintai seseorang... Temukan aku dengan orang yang mencintai-Mu... Agar bertambah kuat cintaku pada-Mu Ya Tuhan...Yang Maha Pemurah... Ketika aku sedang jatuh cinta... Jagalah cinta itu... Agar tidak melebihi cintaku pada-Mu. Ya Tuhan ...Yang Maha Penyayang... Ketika aku berucap aku cinta padamu ... Biarlah kukatakan kepada yang hatinya tertaut pada-Mu. Agar aku tak jatuh dalam cinta yang bukan karena-Mu. Sebagaimana orang bijak berucap... Mencintai seseorang bukanlah apa-apa... Dicintai seseorang adalah sesuatu... Dicintai oleh orang yang kita cintai sangatlah berarti... Tapi dicintai oleh Sang Pencipta adalah segalanya.
[keluarga-islam] Fwd: Syariah OnLine - harus ikut salah satu madzhab kah???
Ass Wr Wb Dari milis tetangga, monggo ditelaah bersama... wassalam, dodi --- In [EMAIL PROTECTED], Zalnefis - Survey [EMAIL PROTECTED] wrote: harus ikut salah satu madzhab kah??? Pertanyaan: Assalamualaikum... Ustadz, apakah kita harus mengikuti salah satu maadzhab daari keempat imam??Yg pernah ane dengar ketika kita diaakhirat nanti kita ditaanya pengikut madzhaab yang manakah kita, apakah itu benar?? kalo' ane pikir itu hal yang salah, mohon penjelasan...syukron jazaakallah ya ustadz... Wasalamu'alaikum... al_akh Jawaban: Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu `ala Rasulillah, wa ba?d. Kalau kita menyebut istilah mazhab, maka konteksnya secara umum adalah mazhab fiqih yang 4 atau 5 paling termashyur itu. Sebenarnya jumlahnya lebih banyak lagi. Yang dikenal di Indonesia adalah mazhab Hanafi, Maliki, Syafi`i dan Hambali Hakikat Bermazhab Banyak orang terkecoh dengan anggapan seolah-olah kalau kita bermazhab itu berarti tidak berislam sesusai dengan ajaran asli dari Rasulullah SAW dan para shahabat. Ini adalah pandangan yang kurang tepat. Yang benar adalah bahwa mazhab itu sebenarnya justru merupakan upaya yang sungguh-sungguh untuk kembali kepada orisinalitas ajaran Islam yang paling murni sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para shahabat. Sebab mazhab itu sebenarnya adalah sebuah metode untuk mengistimbath sebuah hukum dari sumber aslinya yaitu Al-Quran Al-Kariem dan As-Sunah An-Nabawiyah. Kalau hasilnya berbeda antara satu mazhab dengan lainnya, tentu bukan hal yang perlu dibikin heran. Sebab jangankan para fuqaha mazhab, sedangkan para shahabat yang hidup hampir 24 jam bersama Rasulullah SAW pun seringkali berbeda pendapat dalam memahami beberapa detail hukum tertentu. Misalnya dalam kasus Shalat Ashar di perkampungan Bani Quraishah. Saat itu pesan Rasulullah SAW kepada pasukan yang sedang menuju ke perkampungan yahudi itu adalah mereka harus shalat Ashar disana. Namun kenyataannya, pasukan itu sangat terlambat sementara matahari hampir terbenam. Bila melakukan shalat Asgar di Bani Quraidhah, pastilah lewat malam baru tiba. Tapi bila melakukan pada waktunya, tidak mungkin juga karena jaraknya masih jauh. Karena itu pasukan itu terbelah menjadi dua pendapat. Sebagian shalat Ashar pada waktunya dan sebagian lagi berpegang pada pesan Rasulullah SAW untuk tidak shalat Ashar kecuali di perkampungan Bani Quraidhah. Ketika Rasulullah SAW mengetahui hal ini, tidak ada satu pun dari kedua pendapat itu yang beliau salahkan. Karena keduanya telah berijtihad dengan dasar yang sama-sama kuat. Dengan demikian, perbedaan hasil ijtihad itu bukanlah suatu masalah, tetapi justru ada banyak hikmah yang bisa diambil. Diantaranya makin kayanya kazanah fiqih Islam. Kalau para shahabat Rasulullah SAW bisa berbeda pandangan dalam mengistimbath hukum dan hal itu tidak menjadi masalah, maka apalagi buat generasi sesudahnya. Tentu bukan hal yang harus disesali perbedaan itu. Bahkan saat seorang faqih berijtihad, maka dia akan mendapatkan 2 pahala sekaligus bila hasilnya benar. Apalagi ada banyak sekali perkembangan zaman yang dahulu memang tidak ada keterangannya di masa Rasulullah SAW. Maka pintu ijtihad pun harus dibukan lebar tapi hanya boleh dimasuki oleh mereka yang punya kompetensi dan otoritas yang diakui. Mereka itu adalah para fuqaha dari masing-masing mazhab. Dan di belakang mereka ada deretan para muttabi` dan juga para muqallid. Hukum Berpegang Pada Satu Mazhab Sebenarnya para ulama memandang bahwa bertaqlid kepada imam tertentu dan bermazhab pada satu mazhab saja bukan merupakan kewajiban. Meskipun hukumnya tetap boleh untuk bertaqlid kepada imam yang dia meresa tsiqah / percaya atas ilmu dan pandangannya. Menurut mereka seseorang dibenarkan untuk bermazhab dengan mazhab tertentu seperti mazhab Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi`iyyah, Al-Hanabilah dan mazhab fiqih lainnya. Tetapi tidak berarti dia harus terpaku pada pendapat dalam mazhab itu saja. Sebab memang tidak ada perintah dari Allah maupun Rasul-Nya yang mewajibkan untuk bertaqlid kepada satu imam saja. Yang ada justru perintah untuk bertanya kepada ahli ilmu secara umum, yaitu mereka yang memang memiliki kemampuan pemahaman syariat Islam, tetapi tidak harus terpaku pada satu orang atau mazhab saja. Allah SWT berfirman : Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, (QS. An-Nahl : 43) Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu , melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui. (QS. Al-Anbiya` : 7) Para shahabat Rasulullah SAW dahulu dan juga para tabi`in pun tidak tepaku pada satu pendapat saja dari ulama mereka. Mereka akan bertanya kepada siapa saja yang memang layak untuk memberi fatwa dan memiliki ilmu
[keluarga-islam] Globalisasi dan Perilaku Manusia
Globalisasi dan Perilaku Manusia Globalisasi memungkinkan kita mengetahui berbagai ragam perbuatan manusia di berbagai belahan bumi, baik yang diaekakukan oleh orang- orang primitip di Negara terbelakang, maupun yang dilakukan oleh orang terpelajar dari Negara maju. Kita cepat memahami perilaku aneh dari orang-orang primitip, tetapi kita tak habis-habisnya heran terhadap perilaku biadab yang dilakukan oleh manusia terpelajar dari Negara maju. Ketinggian sain dan kemajuan tekonologi bukan meningkatkan kualitas makna hidup, tetapi justeru mempertinggi kualitas kejahatannya.. Banyak sekali bendera kemajuan yang mengatasnamakan demokrasi, Hak Azazi Manusia, PerdaganganBebas dan issue-issue lainnya, dibawahnya justeru berlangsung penghancuran infrastruktur, warisan budaya, ekploitasi , bahkan pemusnahan ummat manusia. Jika kita merenungkan hal itu dalam-dalam, maka kita terkadang menjadi tidak faham, siapa sebenarnya manusia itu. Inilah yang menyebabkan studi tentang manusia itu selalu menarik dan akan tetap menarik. Daya tarik pembicaraan tentang manusia itu disebabkan karena pengetahuan tentang makhluk hidup dan terutama tentang manusia belum mencapai kemajuan seperti yang telah dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan lainnya. Pertanyaan tentang manusia pada hakikatnya hingga kini masih tetap tanpa jawaban. Wassalam, agussyafii http://mubarok-institute.blogspot.com