Re: [EMAIL PROTECTED] Mati Suri
Tolong dibaca aturan di footer dibawah -- Hebat apo nan diliek aslina sabagian hampia mirip jo kajadian nabi Muhammad S.A.W wakatu Israq mikrat. Tapi siksa akhirat kan tajadinyo satalah hisap (sasudah hari babangkik/kiamaik). Wassalam, Urang awam. Tk.Batuah. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Elthaf (elthaf) Sent: Wednesday, November 08, 2006 12:00 AM To: [EMAIL PROTECTED]; palanta@minang.rantaunet.org; [EMAIL PROTECTED] Subject: [EMAIL PROTECTED] Mati Suri Tolong dibaca aturan di footer dibawah -- -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ifan Nofial - UOM Sent: Tuesday, November 07, 2006 11:00 PM To: Tanjung Medan (E-mail) Subject: [TanjungMedan] FW: [daarut-tauhiid] FW: Mati Suri *** Your mail has been scanned by Chandra Asri InterScan. ***-*** Assalamualikum.. Ada pelajaran yang sangat berharga dari apa yang dialami Aslina, Pengalaman Mati Suri. http://kamiilahmum.multiply.com -Original Message- KISAH NYATA Ini tulisan saya di harian pagi Riau Pos, Ahad 1 Oktober 2006. semoga bermanfaat Kesaksian Warga Bengkalis yang Mati Suri dalam Temu Alumni ESQ ''Menyaksikan Orang Disiksa dan Ingin Kembali ke Dunia'' Laporan Idris Ahmad - Pekanbaru Pengalaman mati suri seperti yang dialami Aslina, telah pula dirasakan banyak orang. Seorang peneliti dan meraih gelar doktor filsafat dari Universitas Virginia Dr Raymond A Moody pernah meneliti fenomena ini. Hasilnya orang mati suri rata-rata memiliki pengalaman yang hampir sama. Masuk lorong waktu dan ingin dikembalikan ke dunia. Berikut catatan Riau Pos yang turut serta mendengarkan kesaksian Aslina dalam temu Alumni ESQ (emotional, spiritual, quotient) Ahad (24/9) di Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru. Catatan ini dilengkapi pula dengan penjelasan instruktur ESQ Legisan Sugimin yang mengutip Al-Quran yang menjelaskan orang yang mati itu ingin dikembalikan ke dunia, serta penelusuran melalui internet tentang Dr Raymond. Bagi pembaca yang ingin mengetahui perihal Dr Raymond dapat membuka situs www.lifeafterlife. com dan hasil penelitian Raymond tentang mati suri dapat dibaca di buku Life After Life. Aslina adalah warga Bengkalis yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri. Sebelum Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan pembuka. Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil cobaan telah datang kepada dirinya. Pada umur tujuh tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang usia SMA ia termakan racun. Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun. Pada umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid). Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok itu maka Jumat, 24 Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya di Rumah Sakit Mahkota Medical Center (MMC) Melaka Malaysia. Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa dioperasi. ''Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,' ' jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina hanya diberi obat. Namun kondisinya tetap lemah. Malamnya Aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke Mahkota sekitar pukul 12 malam itu. Ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu detak jantungnya dan napasnya sesak.Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk ke ruang perawatan. ''Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut, red). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu dalam pandangan saya Aslina menghembuskan nafas terakhir, '' ungkapnya. Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiaanya. ''Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur,'' begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketakwaan sebelum mati datang. ''Saya telah merasakan mati,'' ujar anak yatim itu. Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit mati itu. Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi. ''Terasa malaikat mencabut (nyawa, red) dari kaki kanan saya,'' tambahnya. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah. ''Saat di ujung napas, saya berzikir,'' ujarnya. ''Sungguh sakitnya, Pak, Bu,'' ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru. Di
Re: [EMAIL PROTECTED] Mati Suri
Tolong dibaca aturan di footer dibawah -- -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Elthaf (elthaf) Sent: Wednesday, November 08, 2006 12:00 AM To: [EMAIL PROTECTED]; palanta@minang.rantaunet.org; [EMAIL PROTECTED] Subject: [EMAIL PROTECTED] Mati Suri Tolong dibaca aturan di footer dibawah -- Assalamualikum.. Ada pelajaran yang sangat berharga dari apa yang dialami Aslina, Pengalaman Mati Suri. http://kamiilahmum.multiply.com -Original Message- KISAH NYATA Ini tulisan saya di harian pagi Riau Pos, Ahad 1 Oktober 2006. semoga bermanfaat Kesaksian Warga Bengkalis yang Mati Suri dalam Temu Alumni ESQ ''Menyaksikan Orang Disiksa dan Ingin Kembali ke Dunia'' Laporan Idris Ahmad - Pekanbaru === Kabatulan ambo hadir di Hotel Mutiara Merdeka malam itu. Selesai berbuka bersama dan sholat berjamaah,kami menerima informasi seperti diatas ini baik oleh Aslina maupun pamannya. Sebelumnya Riau Pos juga sudah memberitakan hal ini. Tapi beberapa hari kemudian di Riau Pos juga diberitakan klarifikasi oleh Bupati Bengkalis. Karena melihat ada hal-hal yang mulai kurang baik, terutama ada orang-orang yang ingin berobat pada Aslina. Bupati Bengkalis langsung menilpon ke Hospital Malacca. Menurut Bupati, berdasarkan informasi dari Malacca itu : Tidak ada pasien yang mengalami mati suri. Yang ada pasien itu menjalani operasi seperti biasa. Sedang menurut versi paman Aslina, karena kondisi Aslina yang lemah dia belum bisa dioperasi. Bahkan dia sempat dirawat di ICU beberapa hari sehingga dia mengalami mati suri itu. Antah nan ma informasi ko nan batua, indak jaleh dek awak doh. Tapi nan jaleh kalau soal akhirat, rasonyo kitolah samo mempercayainyo. Walau tanpa carito Aslina itu. Wassalam St. RA -- Website: http://www.rantaunet.org = * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -- UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika: 1. Email ukuran besar dari >100KB. 2. Email dengan attachment. 3. Email dikirim untuk banyak penerima.
[EMAIL PROTECTED] Mati Suri
Tolong dibaca aturan di footer dibawah -- -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ifan Nofial - UOM Sent: Tuesday, November 07, 2006 11:00 PM To: Tanjung Medan (E-mail) Subject: [TanjungMedan] FW: [daarut-tauhiid] FW: Mati Suri *** Your mail has been scanned by Chandra Asri InterScan. ***-*** Assalamualikum.. Ada pelajaran yang sangat berharga dari apa yang dialami Aslina, Pengalaman Mati Suri. http://kamiilahmum.multiply.com -Original Message- KISAH NYATA Ini tulisan saya di harian pagi Riau Pos, Ahad 1 Oktober 2006. semoga bermanfaat Kesaksian Warga Bengkalis yang Mati Suri dalam Temu Alumni ESQ ''Menyaksikan Orang Disiksa dan Ingin Kembali ke Dunia'' Laporan Idris Ahmad - Pekanbaru Pengalaman mati suri seperti yang dialami Aslina, telah pula dirasakan banyak orang. Seorang peneliti dan meraih gelar doktor filsafat dari Universitas Virginia Dr Raymond A Moody pernah meneliti fenomena ini. Hasilnya orang mati suri rata-rata memiliki pengalaman yang hampir sama. Masuk lorong waktu dan ingin dikembalikan ke dunia. Berikut catatan Riau Pos yang turut serta mendengarkan kesaksian Aslina dalam temu Alumni ESQ (emotional, spiritual, quotient) Ahad (24/9) di Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru. Catatan ini dilengkapi pula dengan penjelasan instruktur ESQ Legisan Sugimin yang mengutip Al-Quran yang menjelaskan orang yang mati itu ingin dikembalikan ke dunia, serta penelusuran melalui internet tentang Dr Raymond. Bagi pembaca yang ingin mengetahui perihal Dr Raymond dapat membuka situs www.lifeafterlife. com dan hasil penelitian Raymond tentang mati suri dapat dibaca di buku Life After Life. Aslina adalah warga Bengkalis yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri. Sebelum Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan pembuka. Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil cobaan telah datang kepada dirinya. Pada umur tujuh tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang usia SMA ia termakan racun. Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun. Pada umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid). Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok itu maka Jumat, 24 Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya di Rumah Sakit Mahkota Medical Center (MMC) Melaka Malaysia. Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa dioperasi. ''Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,' ' jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina hanya diberi obat. Namun kondisinya tetap lemah. Malamnya Aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke Mahkota sekitar pukul 12 malam itu. Ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu detak jantungnya dan napasnya sesak.Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk ke ruang perawatan. ''Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut, red). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu dalam pandangan saya Aslina menghembuskan nafas terakhir, '' ungkapnya. Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiaanya. ''Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur,'' begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketakwaan sebelum mati datang. ''Saya telah merasakan mati,'' ujar anak yatim itu. Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit mati itu. Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi. ''Terasa malaikat mencabut (nyawa, red) dari kaki kanan saya,'' tambahnya. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah. ''Saat di ujung napas, saya berzikir,'' ujarnya. ''Sungguh sakitnya, Pak, Bu,'' ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru. Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di sekelilingnya ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan Assalaimualaikum kepada ruh Aslina. ''Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar,'' ujar Aslina mencerita pengalaman matinya. Lalu malaikat itu bertanya: ''siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu. " Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. ''Tak ada teman kecuali amal,'' tambah Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba hijau. Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam itu ia tamp