Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

2009-03-26 Terurut Topik meyta sari
unsubscribe 

 
Meyta





From: ifadah_99 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, March 26, 2009 7:09:25 AM
Subject: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh 
pada Pemimpin yang Zalim?


Jika kita mengakui bahwa para nabi dan rasul termasuk Rasulullah saw adalah 
para pemimpin ilahiah, maka:
1. Siapakah yang memilih mereka? Allah saw atau kaum (rakyat)nya?
2. Mengapa kita harus membuat sistem politik sendiri? sistem demokrasi, 
bukankah ini bersumber dari pernyataan zionis "Suara rakyat suara Tuhan"? 
3. Adakah suatu dalil dari Al-Qur'an atau hadis yang menunjukkan bahwa pemimpin 
tertinggi negara mesti dipilih oleh rakyat? Atau adakah contoh politik praktis 
dari nabi dan rasul dari dulu hingga Rasulullah saw yg kepemimpinannya dipilih 
oleh kaum (rakyat)nya?
4. Jika tidak ada satu pun dalil yg menunjukkan pada poin (3), maka itu namanya 
ijtihad sendiri dalam hal sistem politik. Siapakah yg berijtihad dalam hal ini? 
Sudahkah yg berijtihad itu memenuhi persyaratan ijtihad? Jika tidak, maka dari 
awal langkahnya sudah batil. Jika itu batil, maka semua pengikutnya adalah 
batil alias dosa.
5. Mana yg lebih beresiko: Memilih atau tidak memilih? Kecuali ada otoritas 
ulama yang bertanggung jawab.
6. Sebenarnya sistem politik Islam pemimpinnya dipilih oleh rakyat (demokrasi)? 
Atau musyawarah? Atau pilihan Ilahiah?

Ingin ikut diskusi? Klik disini:
http://www.facebook .com/group. php?gid=5562 009


   


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] aku dibenci ibuku..sedihnya

2006-08-18 Terurut Topik meyta sari
Assalamualaikum Wr wb
   
  Saya sedih sekali baca email dari temennya mbak anggi, sedihnya kenapa 
temennya mbak anggi tega meminta uang yang dipinjam ibunya, karena kalo 
dipikir, memang bener seperti yang temen temen lain bilang.kalo siap nikah ya 
harus siap menanggung semuanya, jadi inget saya sendiri, sebelum menikah suami 
saya beli rumah, terus ditempati ibu dan adek adeknya, saya ga pernah sekalipun 
menyinggung ataupun berpikir akan memiliki rumah tersebut, walaupun sekarang 
saya masih tinggal di rumah kontrakan, saya pikir, uang yang dipinjem sama ibu 
temennya mbak anggi, kalo mau itung itungan, ga sebanding dengan jumlah uang 
yang dikeluarkan orang tua temennya mbak anggi , untuk membesarkan temennya 
mbak anggi dari bayi sampai sekarang bisa kuliah di kedokteran, bahkan menikah 
tiba tiba pun orang tua sanggup untuk menikahkan dengan pesta yang meriah...
  ( baik sekali boorang tuanya...jarang loh yang kayak gitu...minta 
nikah mendadak, tapi,, dibiayai pula... )
  Toh juga uang itu dipakai untuk biaya keluarga orang tua temennya mbak anggi 
kanbuat adek adek temennya mbak anggi, bahkan buat anak yatim piatu
  Jadi...forget it about utang, toh kalo ibunya temennya mbak anggi ada uang, 
pasti akan dikembaliin dengan sendirinya..ikhlasin aja, kembali lagi, sebagai 
anak kita harus berbakti kepada orang tua. kalaupun kita belom bisa full 
berbakti secara spiritual kepada orang tua, minimal secara material ...jangan 
sampai pernah kita berantem dengan keluarga apalagi ibu kita, karena jika suatu 
saat terjadi apa apa sama kita, baliknya kemana ? keluarga juga kan...
   
  maaf ya kalo ada kata kata saya yang salah..^_^
   
  Wassalamualaikum wr wb
  
Anggi Y Utami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  curhat dari seorang teman...tolong tanggapannya ya

Assalamualaykum

sedih ya, kalo kita di luar kota, pisah dengan orang
tua, terutama ibu, terus beliau ga mau angkat telp
dari aku.

begini ceritanya
aku adalah anak 1 dari 3 bersaudara, aq sendiri cew
(25), kedua adikku berturut 2x cow (23) dan cew (14)
3 tahun yang lalu aku menikah secara " mendadak " (
bukan karena MBA lhooo...) yang jelas niatanku, aq
dilamar baik2x oleh orang islam yang baik baik pula.
akhirnya aq setuju untuk menikah,..oleh orang tuaku,
aq sempat dilarang , terutama ayahku karena studiku
belum selesai * aq kul di fak kedokteran semester 6
waktu itu *..bukan dilarang karena menikah dengan
orang itu, melainkan alasan studi. Alasanku waktu itu
adalah aq sudah ingin menikah dan ingin melanjutkan
studi.akhirnya ayahku (53) berhenti dari pekerjaannya,
mengharapkan ada wang untuk pernikahanku ( sebenarnya
aq sendiri tidak ingin menikah besar2x an,
dirayakantapi tau sendiri lah, masyarakat,pasti
menilai jangan 2x ada something happened
usai acara nikah, 2 bulan kemudian, ibuku (48) bilang
mau pinjam uang untuk melangsungkan pekerjaan
ayah.ibuku sendiri PNS dengan gaji tidak seberapa.
akhirnya mobil dan uang sekolahku yang dulu dikasih
ayah untuk fasilitasku sekolah aq jual dan semua
wangnya aq serahkan ke ibuku, termasuk wang seserahan
dari pihak laki-laki dan wang mas kawinku ( waktu itu
aq pake adat jawa )
Bersamaan dengan aq nikah, orang tuaku sedang
membiayai kuliah adikku ( 23 ) yang waktu itu 1 tahun
di luar negeri.sehingga, tau sendiri kan,..memang
beasiswa, tapi biaya hidup ditanggung sendiri. adik
kecilku (14) waktu itu masih kelas 6 SD.
sekarang sudah 3 tahun, adikku yang dari luar negeri
sudah selesai, lulus dengan predikat Lulusan terbaik
dengan nilai A.alhamdulillah, adik kecilku sudah kelas
3 SMP.sementara ayahku dengan pensiunannya masih ke
kantor dengan 10 pegawainya...
Ibuku sendiri menyukai MLM ( multilevel Marketing
)...semua MLM dicobanya,...waktu itu dia sempat keluar
negeri karena MLMnya...
sekarang aq punya anak umur 5 bulan, hm, sudah lulus
S1, sedangkan koskap masih kurang 1 tahun lagi, belum
PTT 3 tahun, suamiku sendiri (34) kerja swasta yang
memang bolak balik jakarta semarangselama 3 tahun
aku selesaikan S1 dan koskapku...
seminggu yang lalu aq menanyakan wang yang dipinjam
ibuku, dengan alasan, aq ingin megang sendiri wangku,
karena aq sendiri dah punya anak.dan toh memang sih,
itu adalah wang pemberian ayahku sebelum nikah, untuk
biaya dan fasilitas kuliah ( dan memang jatah aku
..masing 2x anak ayah diberi fasilitas ayah untuk
menyelesaikan studinya dengan baik --jer basuki mowo
bea )...
ibuku bilang, " kamu koq tega sih, sekarang aja mama
makan ngutang, nanti yang bayar utang si Jalu ( adikku
) "...subhanallahaq bilang " ma, masak anak kecil
suruh bayar utang, ya sudah lah ma, ga usah libatin
jalu , kasihan, dia punya masa depan sendiri "...
"kalo kamu bersikeras mau uangmu hari ini , rumah mama
jual saja " (rumah kami yang tinggal satu2xnya,
sekarang dihuni ayah,adik kecil saya dan ibu saya
)dan saya bilang " ma, kenapa mama panik seperti
ini ? mama sadar ga, rumah ini kan harta papa, mama
harus jaga harta papa".emang wang aq dipake apa ?
FYI, sodara ibu