Re: [wanita-muslimah] Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay

2008-07-23 Terurut Topik L.Meilany
Ryan itu seorang psikopat yg kebetulan gay.
Orang2 homo cenderung mempunyai rasa ego yg besar begitu juga sangat protektif.
Karena pasangannya bisa saja hetero artinya AC/DC itulah yg bikin rasa cemburu 
yg besar.

Salam, 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: h.s nurbayanti 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, July 22, 2008 10:05 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan 
Kelompok Gay


  Ya susah, kalau kriminolog dan psikolognya masih berpikir seperti itu, bahwa
  gay adalah penyakit.
  Atau, mungkin perlu diperjelas... karena cara berpikir kriminolog dan
  psikolog agak berbeda.

  Si psikolog terkesan membagi dua jenis gay, gay yg karena genetika dan gay
  karena trend atau gaya hidup.
  Bagaimana membedakannya ya? apalagi jika mengingat orientasi seksual itu
  sangat cair sekali. Orang bisa berubah2 dan bisa memiliki orientasi seksual
  yang berbeda2 dalam waktu yang bersamaan.
  Apakah berarti kemudian ada "penyakit perilaku seksual" yg bisa saja
  dijangkiti oleh kaum hetero, gay, lesbi dll?
  Garis batasnya apa, mana yg faktor genetika dan yang "penyakit"?

  Lantas penanganannya spt apa? terhadap mereka yang "secara genetika" punya
  orientasi seksual yang "tidak mainstream" dengan orang yg dianggap
  memilikinya karena faktor ikutan trend. Apa berarti, yg secara genetika
  diakui (atau ditoleransi) sementara yang karena trend dan gaya hidup
  dikriminalkan?

  Herni

  On Mon, Jul 21, 2008 at 11:42 PM, adindatitiana <[EMAIL PROTECTED]>
  wrote:

  >   Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay
  >
  > Posted by: "jam gadang" [EMAIL 
PROTECTED]jam_gadang2003
  >
  > Teman - teman, berita atas kejadian Mutilasi yang diduga dilakukan
  > oleh Ryan terhadap teman nya sangat bias terhadap kelompok gay.
  >
  > Baik berita yang dimedia maupun yang diungkapkan oleh para ahli
  > psikolog dan kriminolog hampir semuanya menyudutkan kelompok gay.
  >
  > Para "ahli" lupa pelaku dan korban mutilasi bisa terjadi dan dilakukan
  > oleh siapapun baik itu hetero, biseksual maupun homoseksual dan latar
  > belakang yang lainnya.
  >
  > Tapi karena kebetulan pelakunya diduga adalah seorang gay dan
  > korbannya adalah juga diduga seorang gay. Maka semua hal dikaitkan
  > dengan ke gay an nya.
  >
  > Saya berpikir bahwa jika kasus dan pelaku mutilasi ini dilakukan oleh
  > kelompok heteroseksual sudah dapat dipastikan yang dianggkat oleh
  > media dan pemberitaannya seputar pada mutilasinya bukan pada
  > heteroseksualnya. Padahal tidak sedikit juga bahwa pembunuhan yang
  > diakibatkan oleh rasa cemburu juga dapat dilakukan oleh kelompok
  > heteroseksual. Misalnya kasus - kasus pembakaran seorang suami kepada
  > istri karena rasa cemburu. tetapi pemberitaan para media tidak mengacu
  > pada seksualitas. Tidak ada yang mengatakan karena dia hetero maka dia
  > membunuh istrinya.
  >
  > Jika ingin coba melihat bahwa seorang gay itu sangat posesif, saya
  > mesti juga dilihat penyebabnya. Ada tekanan sosial yang membenci
  > homophobia dan tekanan sosial yang selama ini kelompok gay terima.
  > Walaupun tidak semua gay itu posesif masih banyak gay yang masih
  > sangat rasional.
  >
  > Padahal sifat posesif itu sangat manusiawi dan dapat terjadi oleh
  > siapapun dari latar belakang apapun.
  >
  > Ini beberapa contoh pernyataan para ahli :
  >
  > Pendapat ahli kriminolog Universitas Indonesia (UI) Andrianus Meliala.
  > Menurut Andrianus, pembunuhan itu terjadi akibat ekses hubungan
  > platonis dari cinta hubungan sejenis. :
  > "Dari sisi akademis, hubungan cinta sejenis bukan hubungan yang sehat,
  > seperti egosentrik. Kalau kita (kaum heteroseksual) bilang cinta, itu
  > bukan berarti memiliki. Tapi bagi pasangan sejenis, cinta harus
  > memiliki," katanya.
  >
  > Adrianus memaparkan, dalam cinta platonis, tidak ada istilah selingkuh
  > atau pindah ke lain hati bagi pasangan sejenis. Mereka akan berpikir,
  > dari pada pindah ke orang lain atau kehilangan pasangan maka lebih
  > baik dimatikan saja. Jadi lose-lose, tidak ada yang dapat pasangannya.
  >
  > Selain itu semakin dikuatkan oleh� psikolog Liza Malrielly Djaprie,
  > penyakit menyukai sesama jenis ini sebenarnya masih bisa disembuhkan
  > asalkan tidak disebabkan gen atau pembawaan dari lahir. Pelaku
  > hubungan seks sesama jenis yang dilatarbelakangi trend atau gaya hidup
  > masih bisa disembuhkan dengan kemauan orang tersebut.
  >
  > "Tipe seorang gay yang bukan karena gen atau bawaan lahir seperti
  > pendulum. Pendulum bisa digerakkan ke kiri atau ke kanan tergantung
  > dari keinginan yang menggerakkan pendulum tersebut," jelas Liza.
  >
  > Dari kedua pendapat ahli tersebut jelas sekal

Re: [wanita-muslimah] Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay

2008-07-21 Terurut Topik h.s nurbayanti
Ya susah, kalau kriminolog dan psikolognya masih berpikir seperti itu, bahwa
gay adalah penyakit.
Atau, mungkin perlu diperjelas... karena cara berpikir kriminolog dan
psikolog agak berbeda.

Si psikolog terkesan membagi dua jenis gay, gay yg karena genetika dan gay
karena trend atau gaya hidup.
Bagaimana membedakannya ya? apalagi jika mengingat orientasi seksual itu
sangat cair sekali. Orang bisa berubah2 dan bisa memiliki orientasi seksual
yang berbeda2 dalam waktu yang bersamaan.
Apakah berarti kemudian ada "penyakit perilaku seksual" yg bisa saja
dijangkiti oleh kaum hetero, gay, lesbi dll?
Garis batasnya apa, mana yg faktor genetika dan yang "penyakit"?

Lantas penanganannya spt apa? terhadap mereka yang "secara genetika" punya
orientasi seksual yang "tidak mainstream" dengan orang yg dianggap
memilikinya karena faktor ikutan trend. Apa berarti, yg secara genetika
diakui (atau ditoleransi) sementara yang karena trend dan gaya hidup
dikriminalkan?

Herni

On Mon, Jul 21, 2008 at 11:42 PM, adindatitiana <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

>   Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay
>
> Posted by: "jam gadang" [EMAIL 
> PROTECTED]jam_gadang2003
>
> Teman – teman, berita atas kejadian Mutilasi yang diduga dilakukan
> oleh Ryan terhadap teman nya sangat bias terhadap kelompok gay.
>
> Baik berita yang dimedia maupun yang diungkapkan oleh para ahli
> psikolog dan kriminolog hampir semuanya menyudutkan kelompok gay.
>
> Para "ahli" lupa pelaku dan korban mutilasi bisa terjadi dan dilakukan
> oleh siapapun baik itu hetero, biseksual maupun homoseksual dan latar
> belakang yang lainnya.
>
> Tapi karena kebetulan pelakunya diduga adalah seorang gay dan
> korbannya adalah juga diduga seorang gay. Maka semua hal dikaitkan
> dengan ke gay an nya.
>
> Saya berpikir bahwa jika kasus dan pelaku mutilasi ini dilakukan oleh
> kelompok heteroseksual sudah dapat dipastikan yang dianggkat oleh
> media dan pemberitaannya seputar pada mutilasinya bukan pada
> heteroseksualnya. Padahal tidak sedikit juga bahwa pembunuhan yang
> diakibatkan oleh rasa cemburu juga dapat dilakukan oleh kelompok
> heteroseksual. Misalnya kasus - kasus pembakaran seorang suami kepada
> istri karena rasa cemburu. tetapi pemberitaan para media tidak mengacu
> pada seksualitas. Tidak ada yang mengatakan karena dia hetero maka dia
> membunuh istrinya.
>
> Jika ingin coba melihat bahwa seorang gay itu sangat posesif, saya
> mesti juga dilihat penyebabnya. Ada tekanan sosial yang membenci
> homophobia dan tekanan sosial yang selama ini kelompok gay terima.
> Walaupun tidak semua gay itu posesif masih banyak gay yang masih
> sangat rasional.
>
> Padahal sifat posesif itu sangat manusiawi dan dapat terjadi oleh
> siapapun dari latar belakang apapun.
>
> Ini beberapa contoh pernyataan para ahli :
>
> Pendapat ahli kriminolog Universitas Indonesia (UI) Andrianus Meliala.
> Menurut Andrianus, pembunuhan itu terjadi akibat ekses hubungan
> platonis dari cinta hubungan sejenis. :
> "Dari sisi akademis, hubungan cinta sejenis bukan hubungan yang sehat,
> seperti egosentrik. Kalau kita (kaum heteroseksual) bilang cinta, itu
> bukan berarti memiliki. Tapi bagi pasangan sejenis, cinta harus
> memiliki," katanya.
>
> Adrianus memaparkan, dalam cinta platonis, tidak ada istilah selingkuh
> atau pindah ke lain hati bagi pasangan sejenis. Mereka akan berpikir,
> dari pada pindah ke orang lain atau kehilangan pasangan maka lebih
> baik dimatikan saja. Jadi lose-lose, tidak ada yang dapat pasangannya.
>
> Selain itu semakin dikuatkan oleh� psikolog Liza Malrielly Djaprie,
> penyakit menyukai sesama jenis ini sebenarnya masih bisa disembuhkan
> asalkan tidak disebabkan gen atau pembawaan dari lahir. Pelaku
> hubungan seks sesama jenis yang dilatarbelakangi trend atau gaya hidup
> masih bisa disembuhkan dengan kemauan orang tersebut.
>
> "Tipe seorang gay yang bukan karena gen atau bawaan lahir seperti
> pendulum. Pendulum bisa digerakkan ke kiri atau ke kanan tergantung
> dari keinginan yang menggerakkan pendulum tersebut," jelas Liza.
>
> Dari kedua pendapat ahli tersebut jelas sekali cara pandang kedua ahli
> itu menggunakan kaca mata yang sangat homophobia. Kelompok krimonolog
> masih belum jernih melihat persoalan lebih dalam. belum lagi psikolog
> juga masih menggunakan kaca mata "lama" dengan kata dapat disembuhkan.
> Analisa yang digunakan masih sangat sangat dangkal dan menunjukan
> tidak paham persoalan gay secara lebih dalam.
>
> Saya sebagai bagian dari kelompok gay dan biseksual, meminta semua
> pihak untuk menyampaikan berita kepublik untuk persoalan Mutilasi
> lebih seimbang.
> Karena bagaimanapun kelompok gay selama ini sudah menjadi korban
> sistem heteroseksis. Mestinya kita semua dapat melihat persoalan ini
> lebih kritis lagi.
>
> Wasalam
>
> Toyo
>
> Koordinator Our Voice
> 021 - 92138925 / 081376 192516
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]




===
Milis Wanita Mu

[wanita-muslimah] Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay

2008-07-21 Terurut Topik adindatitiana
Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay 


Posted by: "jam gadang" [EMAIL PROTECTED]   jam_gadang2003 


Teman – teman, berita atas kejadian Mutilasi yang diduga dilakukan
oleh Ryan terhadap teman nya sangat bias terhadap kelompok gay.

Baik berita yang dimedia maupun yang diungkapkan oleh para ahli
psikolog dan kriminolog hampir semuanya menyudutkan kelompok gay.

Para "ahli" lupa pelaku dan korban mutilasi bisa terjadi dan dilakukan
oleh siapapun baik itu hetero, biseksual maupun homoseksual dan latar
belakang yang lainnya.

Tapi karena kebetulan pelakunya diduga adalah seorang gay dan
korbannya adalah juga diduga seorang gay. Maka semua hal dikaitkan
dengan ke gay an nya.

Saya berpikir bahwa jika kasus dan pelaku mutilasi ini dilakukan oleh
kelompok heteroseksual sudah dapat dipastikan yang dianggkat oleh
media dan pemberitaannya seputar pada mutilasinya bukan pada
heteroseksualnya. Padahal tidak sedikit juga bahwa pembunuhan yang
diakibatkan oleh rasa cemburu juga dapat dilakukan oleh kelompok
heteroseksual. Misalnya kasus - kasus pembakaran seorang suami kepada
istri karena rasa cemburu. tetapi pemberitaan para media tidak mengacu
pada seksualitas. Tidak ada yang mengatakan karena dia hetero maka dia
membunuh istrinya.

Jika ingin coba melihat bahwa seorang gay itu sangat posesif, saya
mesti juga dilihat penyebabnya. Ada tekanan sosial yang membenci
homophobia dan tekanan sosial yang selama ini kelompok gay terima.
Walaupun tidak semua gay itu posesif masih banyak gay yang masih
sangat rasional.

Padahal sifat posesif itu sangat manusiawi dan dapat terjadi oleh
siapapun dari latar belakang apapun.

Ini beberapa contoh pernyataan para ahli :

Pendapat ahli kriminolog Universitas Indonesia (UI) Andrianus Meliala.
Menurut Andrianus, pembunuhan itu terjadi akibat ekses hubungan
platonis dari cinta hubungan sejenis. :
"Dari sisi akademis, hubungan cinta sejenis bukan hubungan yang sehat,
seperti egosentrik. Kalau kita (kaum heteroseksual) bilang cinta, itu
bukan berarti memiliki. Tapi bagi pasangan sejenis, cinta harus
memiliki," katanya.

Adrianus memaparkan, dalam cinta platonis, tidak ada istilah selingkuh
atau pindah ke lain hati bagi pasangan sejenis. Mereka akan berpikir,
dari pada pindah ke orang lain atau kehilangan pasangan maka lebih
baik dimatikan saja. Jadi lose-lose, tidak ada yang dapat pasangannya.

Selain itu semakin dikuatkan oleh� psikolog Liza Malrielly Djaprie,
penyakit menyukai sesama jenis ini sebenarnya masih bisa disembuhkan
asalkan tidak disebabkan gen atau pembawaan dari lahir. Pelaku
hubungan seks sesama jenis yang dilatarbelakangi trend atau gaya hidup
masih bisa disembuhkan dengan kemauan orang tersebut.

"Tipe seorang gay yang bukan karena gen atau bawaan lahir seperti
pendulum. Pendulum bisa digerakkan ke kiri atau ke kanan tergantung
dari keinginan yang menggerakkan pendulum tersebut," jelas Liza.


Dari kedua pendapat ahli tersebut jelas sekali cara pandang kedua ahli
itu menggunakan kaca mata yang sangat homophobia. Kelompok krimonolog
masih belum jernih melihat persoalan lebih dalam. belum lagi psikolog
juga masih menggunakan kaca mata "lama" dengan kata dapat disembuhkan.
Analisa yang digunakan masih sangat sangat dangkal dan menunjukan
tidak paham persoalan gay secara lebih dalam.

Saya sebagai bagian dari kelompok gay dan biseksual, meminta semua
pihak untuk menyampaikan berita kepublik untuk persoalan Mutilasi
lebih seimbang.
Karena bagaimanapun kelompok gay selama ini sudah menjadi korban
sistem heteroseksis. Mestinya kita semua dapat melihat persoalan ini
lebih kritis lagi.

Wasalam


Toyo


Koordinator Our Voice
021 - 92138925 / 081376 192516