Re: [wanita-muslimah] Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay
Ryan itu seorang psikopat yg kebetulan gay. Orang2 homo cenderung mempunyai rasa ego yg besar begitu juga sangat protektif. Karena pasangannya bisa saja hetero artinya AC/DC itulah yg bikin rasa cemburu yg besar. Salam, l.meilany - Original Message - From: h.s nurbayanti To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 22, 2008 10:05 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay Ya susah, kalau kriminolog dan psikolognya masih berpikir seperti itu, bahwa gay adalah penyakit. Atau, mungkin perlu diperjelas... karena cara berpikir kriminolog dan psikolog agak berbeda. Si psikolog terkesan membagi dua jenis gay, gay yg karena genetika dan gay karena trend atau gaya hidup. Bagaimana membedakannya ya? apalagi jika mengingat orientasi seksual itu sangat cair sekali. Orang bisa berubah2 dan bisa memiliki orientasi seksual yang berbeda2 dalam waktu yang bersamaan. Apakah berarti kemudian ada "penyakit perilaku seksual" yg bisa saja dijangkiti oleh kaum hetero, gay, lesbi dll? Garis batasnya apa, mana yg faktor genetika dan yang "penyakit"? Lantas penanganannya spt apa? terhadap mereka yang "secara genetika" punya orientasi seksual yang "tidak mainstream" dengan orang yg dianggap memilikinya karena faktor ikutan trend. Apa berarti, yg secara genetika diakui (atau ditoleransi) sementara yang karena trend dan gaya hidup dikriminalkan? Herni On Mon, Jul 21, 2008 at 11:42 PM, adindatitiana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay > > Posted by: "jam gadang" [EMAIL PROTECTED]jam_gadang2003 > > Teman - teman, berita atas kejadian Mutilasi yang diduga dilakukan > oleh Ryan terhadap teman nya sangat bias terhadap kelompok gay. > > Baik berita yang dimedia maupun yang diungkapkan oleh para ahli > psikolog dan kriminolog hampir semuanya menyudutkan kelompok gay. > > Para "ahli" lupa pelaku dan korban mutilasi bisa terjadi dan dilakukan > oleh siapapun baik itu hetero, biseksual maupun homoseksual dan latar > belakang yang lainnya. > > Tapi karena kebetulan pelakunya diduga adalah seorang gay dan > korbannya adalah juga diduga seorang gay. Maka semua hal dikaitkan > dengan ke gay an nya. > > Saya berpikir bahwa jika kasus dan pelaku mutilasi ini dilakukan oleh > kelompok heteroseksual sudah dapat dipastikan yang dianggkat oleh > media dan pemberitaannya seputar pada mutilasinya bukan pada > heteroseksualnya. Padahal tidak sedikit juga bahwa pembunuhan yang > diakibatkan oleh rasa cemburu juga dapat dilakukan oleh kelompok > heteroseksual. Misalnya kasus - kasus pembakaran seorang suami kepada > istri karena rasa cemburu. tetapi pemberitaan para media tidak mengacu > pada seksualitas. Tidak ada yang mengatakan karena dia hetero maka dia > membunuh istrinya. > > Jika ingin coba melihat bahwa seorang gay itu sangat posesif, saya > mesti juga dilihat penyebabnya. Ada tekanan sosial yang membenci > homophobia dan tekanan sosial yang selama ini kelompok gay terima. > Walaupun tidak semua gay itu posesif masih banyak gay yang masih > sangat rasional. > > Padahal sifat posesif itu sangat manusiawi dan dapat terjadi oleh > siapapun dari latar belakang apapun. > > Ini beberapa contoh pernyataan para ahli : > > Pendapat ahli kriminolog Universitas Indonesia (UI) Andrianus Meliala. > Menurut Andrianus, pembunuhan itu terjadi akibat ekses hubungan > platonis dari cinta hubungan sejenis. : > "Dari sisi akademis, hubungan cinta sejenis bukan hubungan yang sehat, > seperti egosentrik. Kalau kita (kaum heteroseksual) bilang cinta, itu > bukan berarti memiliki. Tapi bagi pasangan sejenis, cinta harus > memiliki," katanya. > > Adrianus memaparkan, dalam cinta platonis, tidak ada istilah selingkuh > atau pindah ke lain hati bagi pasangan sejenis. Mereka akan berpikir, > dari pada pindah ke orang lain atau kehilangan pasangan maka lebih > baik dimatikan saja. Jadi lose-lose, tidak ada yang dapat pasangannya. > > Selain itu semakin dikuatkan oleh� psikolog Liza Malrielly Djaprie, > penyakit menyukai sesama jenis ini sebenarnya masih bisa disembuhkan > asalkan tidak disebabkan gen atau pembawaan dari lahir. Pelaku > hubungan seks sesama jenis yang dilatarbelakangi trend atau gaya hidup > masih bisa disembuhkan dengan kemauan orang tersebut. > > "Tipe seorang gay yang bukan karena gen atau bawaan lahir seperti > pendulum. Pendulum bisa digerakkan ke kiri atau ke kanan tergantung > dari keinginan yang menggerakkan pendulum tersebut," jelas Liza. > > Dari kedua pendapat ahli tersebut jelas sekal
Re: [wanita-muslimah] Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay
Ya susah, kalau kriminolog dan psikolognya masih berpikir seperti itu, bahwa gay adalah penyakit. Atau, mungkin perlu diperjelas... karena cara berpikir kriminolog dan psikolog agak berbeda. Si psikolog terkesan membagi dua jenis gay, gay yg karena genetika dan gay karena trend atau gaya hidup. Bagaimana membedakannya ya? apalagi jika mengingat orientasi seksual itu sangat cair sekali. Orang bisa berubah2 dan bisa memiliki orientasi seksual yang berbeda2 dalam waktu yang bersamaan. Apakah berarti kemudian ada "penyakit perilaku seksual" yg bisa saja dijangkiti oleh kaum hetero, gay, lesbi dll? Garis batasnya apa, mana yg faktor genetika dan yang "penyakit"? Lantas penanganannya spt apa? terhadap mereka yang "secara genetika" punya orientasi seksual yang "tidak mainstream" dengan orang yg dianggap memilikinya karena faktor ikutan trend. Apa berarti, yg secara genetika diakui (atau ditoleransi) sementara yang karena trend dan gaya hidup dikriminalkan? Herni On Mon, Jul 21, 2008 at 11:42 PM, adindatitiana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay > > Posted by: "jam gadang" [EMAIL > PROTECTED]jam_gadang2003 > > Teman teman, berita atas kejadian Mutilasi yang diduga dilakukan > oleh Ryan terhadap teman nya sangat bias terhadap kelompok gay. > > Baik berita yang dimedia maupun yang diungkapkan oleh para ahli > psikolog dan kriminolog hampir semuanya menyudutkan kelompok gay. > > Para "ahli" lupa pelaku dan korban mutilasi bisa terjadi dan dilakukan > oleh siapapun baik itu hetero, biseksual maupun homoseksual dan latar > belakang yang lainnya. > > Tapi karena kebetulan pelakunya diduga adalah seorang gay dan > korbannya adalah juga diduga seorang gay. Maka semua hal dikaitkan > dengan ke gay an nya. > > Saya berpikir bahwa jika kasus dan pelaku mutilasi ini dilakukan oleh > kelompok heteroseksual sudah dapat dipastikan yang dianggkat oleh > media dan pemberitaannya seputar pada mutilasinya bukan pada > heteroseksualnya. Padahal tidak sedikit juga bahwa pembunuhan yang > diakibatkan oleh rasa cemburu juga dapat dilakukan oleh kelompok > heteroseksual. Misalnya kasus - kasus pembakaran seorang suami kepada > istri karena rasa cemburu. tetapi pemberitaan para media tidak mengacu > pada seksualitas. Tidak ada yang mengatakan karena dia hetero maka dia > membunuh istrinya. > > Jika ingin coba melihat bahwa seorang gay itu sangat posesif, saya > mesti juga dilihat penyebabnya. Ada tekanan sosial yang membenci > homophobia dan tekanan sosial yang selama ini kelompok gay terima. > Walaupun tidak semua gay itu posesif masih banyak gay yang masih > sangat rasional. > > Padahal sifat posesif itu sangat manusiawi dan dapat terjadi oleh > siapapun dari latar belakang apapun. > > Ini beberapa contoh pernyataan para ahli : > > Pendapat ahli kriminolog Universitas Indonesia (UI) Andrianus Meliala. > Menurut Andrianus, pembunuhan itu terjadi akibat ekses hubungan > platonis dari cinta hubungan sejenis. : > "Dari sisi akademis, hubungan cinta sejenis bukan hubungan yang sehat, > seperti egosentrik. Kalau kita (kaum heteroseksual) bilang cinta, itu > bukan berarti memiliki. Tapi bagi pasangan sejenis, cinta harus > memiliki," katanya. > > Adrianus memaparkan, dalam cinta platonis, tidak ada istilah selingkuh > atau pindah ke lain hati bagi pasangan sejenis. Mereka akan berpikir, > dari pada pindah ke orang lain atau kehilangan pasangan maka lebih > baik dimatikan saja. Jadi lose-lose, tidak ada yang dapat pasangannya. > > Selain itu semakin dikuatkan oleh� psikolog Liza Malrielly Djaprie, > penyakit menyukai sesama jenis ini sebenarnya masih bisa disembuhkan > asalkan tidak disebabkan gen atau pembawaan dari lahir. Pelaku > hubungan seks sesama jenis yang dilatarbelakangi trend atau gaya hidup > masih bisa disembuhkan dengan kemauan orang tersebut. > > "Tipe seorang gay yang bukan karena gen atau bawaan lahir seperti > pendulum. Pendulum bisa digerakkan ke kiri atau ke kanan tergantung > dari keinginan yang menggerakkan pendulum tersebut," jelas Liza. > > Dari kedua pendapat ahli tersebut jelas sekali cara pandang kedua ahli > itu menggunakan kaca mata yang sangat homophobia. Kelompok krimonolog > masih belum jernih melihat persoalan lebih dalam. belum lagi psikolog > juga masih menggunakan kaca mata "lama" dengan kata dapat disembuhkan. > Analisa yang digunakan masih sangat sangat dangkal dan menunjukan > tidak paham persoalan gay secara lebih dalam. > > Saya sebagai bagian dari kelompok gay dan biseksual, meminta semua > pihak untuk menyampaikan berita kepublik untuk persoalan Mutilasi > lebih seimbang. > Karena bagaimanapun kelompok gay selama ini sudah menjadi korban > sistem heteroseksis. Mestinya kita semua dapat melihat persoalan ini > lebih kritis lagi. > > Wasalam > > Toyo > > Koordinator Our Voice > 021 - 92138925 / 081376 192516 > > > [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Mu
[wanita-muslimah] Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay
Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay Posted by: "jam gadang" [EMAIL PROTECTED] jam_gadang2003 Teman teman, berita atas kejadian Mutilasi yang diduga dilakukan oleh Ryan terhadap teman nya sangat bias terhadap kelompok gay. Baik berita yang dimedia maupun yang diungkapkan oleh para ahli psikolog dan kriminolog hampir semuanya menyudutkan kelompok gay. Para "ahli" lupa pelaku dan korban mutilasi bisa terjadi dan dilakukan oleh siapapun baik itu hetero, biseksual maupun homoseksual dan latar belakang yang lainnya. Tapi karena kebetulan pelakunya diduga adalah seorang gay dan korbannya adalah juga diduga seorang gay. Maka semua hal dikaitkan dengan ke gay an nya. Saya berpikir bahwa jika kasus dan pelaku mutilasi ini dilakukan oleh kelompok heteroseksual sudah dapat dipastikan yang dianggkat oleh media dan pemberitaannya seputar pada mutilasinya bukan pada heteroseksualnya. Padahal tidak sedikit juga bahwa pembunuhan yang diakibatkan oleh rasa cemburu juga dapat dilakukan oleh kelompok heteroseksual. Misalnya kasus - kasus pembakaran seorang suami kepada istri karena rasa cemburu. tetapi pemberitaan para media tidak mengacu pada seksualitas. Tidak ada yang mengatakan karena dia hetero maka dia membunuh istrinya. Jika ingin coba melihat bahwa seorang gay itu sangat posesif, saya mesti juga dilihat penyebabnya. Ada tekanan sosial yang membenci homophobia dan tekanan sosial yang selama ini kelompok gay terima. Walaupun tidak semua gay itu posesif masih banyak gay yang masih sangat rasional. Padahal sifat posesif itu sangat manusiawi dan dapat terjadi oleh siapapun dari latar belakang apapun. Ini beberapa contoh pernyataan para ahli : Pendapat ahli kriminolog Universitas Indonesia (UI) Andrianus Meliala. Menurut Andrianus, pembunuhan itu terjadi akibat ekses hubungan platonis dari cinta hubungan sejenis. : "Dari sisi akademis, hubungan cinta sejenis bukan hubungan yang sehat, seperti egosentrik. Kalau kita (kaum heteroseksual) bilang cinta, itu bukan berarti memiliki. Tapi bagi pasangan sejenis, cinta harus memiliki," katanya. Adrianus memaparkan, dalam cinta platonis, tidak ada istilah selingkuh atau pindah ke lain hati bagi pasangan sejenis. Mereka akan berpikir, dari pada pindah ke orang lain atau kehilangan pasangan maka lebih baik dimatikan saja. Jadi lose-lose, tidak ada yang dapat pasangannya. Selain itu semakin dikuatkan oleh� psikolog Liza Malrielly Djaprie, penyakit menyukai sesama jenis ini sebenarnya masih bisa disembuhkan asalkan tidak disebabkan gen atau pembawaan dari lahir. Pelaku hubungan seks sesama jenis yang dilatarbelakangi trend atau gaya hidup masih bisa disembuhkan dengan kemauan orang tersebut. "Tipe seorang gay yang bukan karena gen atau bawaan lahir seperti pendulum. Pendulum bisa digerakkan ke kiri atau ke kanan tergantung dari keinginan yang menggerakkan pendulum tersebut," jelas Liza. Dari kedua pendapat ahli tersebut jelas sekali cara pandang kedua ahli itu menggunakan kaca mata yang sangat homophobia. Kelompok krimonolog masih belum jernih melihat persoalan lebih dalam. belum lagi psikolog juga masih menggunakan kaca mata "lama" dengan kata dapat disembuhkan. Analisa yang digunakan masih sangat sangat dangkal dan menunjukan tidak paham persoalan gay secara lebih dalam. Saya sebagai bagian dari kelompok gay dan biseksual, meminta semua pihak untuk menyampaikan berita kepublik untuk persoalan Mutilasi lebih seimbang. Karena bagaimanapun kelompok gay selama ini sudah menjadi korban sistem heteroseksis. Mestinya kita semua dapat melihat persoalan ini lebih kritis lagi. Wasalam Toyo Koordinator Our Voice 021 - 92138925 / 081376 192516