Re: [wanita-muslimah] Rumah Sakit Tanpa Kelas

2010-08-16 Terurut Topik st SABRI
No Class  (???)  No Way !!!

:D

./sts

2010/8/16 heri latief 
>
>
>
> Rumah Sakit Tanpa Kelas
>
> Berawal dari keprihatinan atas layanan kesehatan yang belum berpihak pada 
> rakyat
> miskin. Yayasan Pelita Rakyat mendirikan rumah sakit tanpa kelas di Anyer.
> Banten. Rumah Sakit Pelita Rakyat tergolong pertama di Indonesia yang menerima
> dan merawat pasien inap di ruangan sama tanpa membedakan status ekonomi, 
> dengan
> biaya pengobatan berdasarkan Jamkesmas. Yang membedakan hanyalah jenis 
> penyakit.
>
--
Powered by ubuntu gnu/linux


[wanita-muslimah] Rumah Sakit Tanpa Kelas

2010-08-15 Terurut Topik heri latief
Rumah Sakit Tanpa Kelas

Berawal dari keprihatinan atas layanan kesehatan yang belum berpihak pada 
rakyat 
miskin. Yayasan Pelita Rakyat mendirikan rumah sakit tanpa kelas di Anyer. 
Banten. Rumah Sakit Pelita Rakyat tergolong pertama di Indonesia yang menerima 
dan merawat pasien inap di ruangan sama tanpa membedakan status ekonomi, dengan 
biaya pengobatan berdasarkan Jamkesmas. Yang membedakan hanyalah jenis penyakit.

Penggagas dan pendiri RS Pelita Rakyat, Ribka Tjiptaning pada acara peresmian 
pendirian di Anyer, Banten, Sabtu (7/8) menjelaskan, rumah sakit tanpa kelas 
memang sangat dibutuhkan di Indonesia. "Indonesia masih membutuhkan sekitar 300 
rumah sakit tanpa kelas, mengingat masih banyaknya pasien yang ditolak berobat 
di rumah sakit karena alasan biaya, bahkan pemegang kartu jamkesmas," katanya. 
Sementara itu. Dirjen Bina Layanan Medik Kementerian Kesehatan dr Farid Husain 
yang meresmikan pendirian RS Pelita Rakyat memberikan apresiasi tinggi atas 
inisiatif membuat rumah sakit nonprofit dan mengutamakan kepentingan masyarakat 
miskin.

"Ini rumah sakit setara dengan Jamkesmas, tarif kelas 3 berarti tidak ada 
subsidi silang, maka pemda juga punya kewajiban untuk membantu. Belum ada rumah 
sakit seperti ini, sehingga ini bisa jadi contoh bagi rumah sakit lain," 
katanya.

Menurut Ribka Tjiptaning, masih terjadi diskriminasi layanan di rumah sakit 
karena sistem kelas yang membedakan status ekonomi pasien, kaya, dan miskin. 
Pasien miskin atau penerima jamkesmas selalu menempati kelas 3, yang layanannya 
pun terbilang ala kadar. "Rumah sakit swasta punseharusnya punya peran sosial, 
namun telah bergeser sepenuhnya kepada profit atau mengejar keuntungan semata," 
katanya.

Masuknya neoliberalisme di bidang kesehatan, lanjut Ketua Komisi IX DPR itu. 
menyebabkan rumah sakit yang tadinya orientasi sosial, kemudian beralih menjadi 
komersial. "Sebagian besar RSUD juga sudah komerisial dengan adanya kelas-kelas 
perawatan, bahkan VIP. Kalau komersial, sebaiknya pemda membuat rumah sakit 
swasta saja, jangan kurangi lahan RSUD. Sebab, RSUD dibiayai oleh APBN yang 
adalah uang rakyat. Bahkan, ada RSUD yang dijadikan PAD," katanya.

Tak Kejar Keuntungan

Soal rumah sakit tanpa kelas, katanya, Indonesia perlu belajar dari negara 
lain, 
seperti Vietnam, Jepang, dan Korea. Bahkan, Amerika Serikat yang dikenal 
biangnya liberalisme pun masih memiliki rumah sakit tanpa kelas.

RS Pelita Rakyat tidak mengejar keuntungan, tidak dipungut biaya bila 
menggunakan Jamkesmas. Jamkesda, Kartu Miskin, atau kartu jaminan sosial 
lainnya. "Bahkan, yang belum mendapatkan kartu jaminan kesehataan, pihak rumah 
sakit akan membantu mengupayakannya. Rumah sakit tetap melayani meski pasien 
yang tidak memiliki kartu jaminan sosial. Tanpa uang muka, mereka langsung 
ditangani," katanya.

Untuk tahap awal, tempat tidur berjumlah 100, dengan tenaga medis 15 orang. 
Jenis penyakit yang membutuhkan penanganan komprehensif akan dirujuk ke rumah 
pemerintah, seperti RSUD Banten, RSCM, dan Fatmawati, namun tetap dengan 
pendampingan tenaga medis dari RS Pelita Rakyat. [D-I3|

http://bataviase.co.id/node/343462



  

[Non-text portions of this message have been removed]