Rumah Sakit Tanpa Kelas
Berawal dari keprihatinan atas layanan kesehatan yang belum berpihak pada
rakyat
miskin. Yayasan Pelita Rakyat mendirikan rumah sakit tanpa kelas di Anyer.
Banten. Rumah Sakit Pelita Rakyat tergolong pertama di Indonesia yang menerima
dan merawat pasien inap di ruangan sama tanpa membedakan status ekonomi, dengan
biaya pengobatan berdasarkan Jamkesmas. Yang membedakan hanyalah jenis penyakit.
Penggagas dan pendiri RS Pelita Rakyat, Ribka Tjiptaning pada acara peresmian
pendirian di Anyer, Banten, Sabtu (7/8) menjelaskan, rumah sakit tanpa kelas
memang sangat dibutuhkan di Indonesia. "Indonesia masih membutuhkan sekitar 300
rumah sakit tanpa kelas, mengingat masih banyaknya pasien yang ditolak berobat
di rumah sakit karena alasan biaya, bahkan pemegang kartu jamkesmas," katanya.
Sementara itu. Dirjen Bina Layanan Medik Kementerian Kesehatan dr Farid Husain
yang meresmikan pendirian RS Pelita Rakyat memberikan apresiasi tinggi atas
inisiatif membuat rumah sakit nonprofit dan mengutamakan kepentingan masyarakat
miskin.
"Ini rumah sakit setara dengan Jamkesmas, tarif kelas 3 berarti tidak ada
subsidi silang, maka pemda juga punya kewajiban untuk membantu. Belum ada rumah
sakit seperti ini, sehingga ini bisa jadi contoh bagi rumah sakit lain,"
katanya.
Menurut Ribka Tjiptaning, masih terjadi diskriminasi layanan di rumah sakit
karena sistem kelas yang membedakan status ekonomi pasien, kaya, dan miskin.
Pasien miskin atau penerima jamkesmas selalu menempati kelas 3, yang layanannya
pun terbilang ala kadar. "Rumah sakit swasta punseharusnya punya peran sosial,
namun telah bergeser sepenuhnya kepada profit atau mengejar keuntungan semata,"
katanya.
Masuknya neoliberalisme di bidang kesehatan, lanjut Ketua Komisi IX DPR itu.
menyebabkan rumah sakit yang tadinya orientasi sosial, kemudian beralih menjadi
komersial. "Sebagian besar RSUD juga sudah komerisial dengan adanya kelas-kelas
perawatan, bahkan VIP. Kalau komersial, sebaiknya pemda membuat rumah sakit
swasta saja, jangan kurangi lahan RSUD. Sebab, RSUD dibiayai oleh APBN yang
adalah uang rakyat. Bahkan, ada RSUD yang dijadikan PAD," katanya.
Tak Kejar Keuntungan
Soal rumah sakit tanpa kelas, katanya, Indonesia perlu belajar dari negara
lain,
seperti Vietnam, Jepang, dan Korea. Bahkan, Amerika Serikat yang dikenal
biangnya liberalisme pun masih memiliki rumah sakit tanpa kelas.
RS Pelita Rakyat tidak mengejar keuntungan, tidak dipungut biaya bila
menggunakan Jamkesmas. Jamkesda, Kartu Miskin, atau kartu jaminan sosial
lainnya. "Bahkan, yang belum mendapatkan kartu jaminan kesehataan, pihak rumah
sakit akan membantu mengupayakannya. Rumah sakit tetap melayani meski pasien
yang tidak memiliki kartu jaminan sosial. Tanpa uang muka, mereka langsung
ditangani," katanya.
Untuk tahap awal, tempat tidur berjumlah 100, dengan tenaga medis 15 orang.
Jenis penyakit yang membutuhkan penanganan komprehensif akan dirujuk ke rumah
pemerintah, seperti RSUD Banten, RSCM, dan Fatmawati, namun tetap dengan
pendampingan tenaga medis dari RS Pelita Rakyat. [D-I3|
http://bataviase.co.id/node/343462
[Non-text portions of this message have been removed]