[Keuangan] Kisah Sri Mulyani dan pengemis

2010-05-07 Terurut Topik dyahanggitasari
Namun, yang sempat membuat Gustaf mengharu-biru yaitu kenangannya ketika secara 
tiba-tiba, Sri Mulyani meminta memberhentikan mobilnya. Kemudian, Sri Mulyani 
turun menemui seorang ibu pengemis dan memberinya sejumlah uang.

"Rupanya Ibu sudah memerhatikan ibu tua pengemis itu dari atas gedung hotel 
waktu ada jamuan makan. Makanya waktu melewati pengemis itu, beliau meminta 
saya memberhentikan mobilnya," ujar Gustaf dengan haru.

Sabtu, 08/05/2010 11:01 WIB
Sri Mulyani, Jago Nyopir Tapi Takut Ngebut
Ramdhania El Hida - detikFinance



Jakarta - Walaupun selalu menggunakan supir pribadi, rupanya Menteri Keuangan 
merupakan pengendara mobil yang handal. Namun Sri Mulyani takut untuk ngebut  
karena trauma pernah mengalami kecelakaan.
 
"Ibu jago nyopir," ungkap sopir Sri Mulyani, Gustaf Ari Wahyu saat ditemui di 
Gedung Kementerian Keuangan, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Jumat (7/5/2010).

Gustaf menceritakan sewaktu anak Sri Mulyani ingin belajar mengendari mobil, 
tiba-tiba terbersit keinginan Sri Mulyani untuk mengendarai kembali kendaraan 
roda empat itu. Tanpa pikir panjang, Sri Mulyani mengendarai mobil dinas 
suaminya dan melaju mengitari kediaman hingga Bundaran HI bersama keluarganya. 
Gustaf yang mengikuti sang Menteri dengan mobil kementerian B 1189 RFS, mengaku 
malah sempat tertinggal.

"Ibu pernah nyopir sekali. Putar kediaman di Widya Chandra terus ke HI, 
kemudian balik lagi. Kita ikuti dengan mobil RFS ya sempat ketinggalan juga," 
kenangnya.

Gustaf juga akui Sri Mulyani trauma dengan mobil berkecepatan tinggi karena 
dirinya sempat mengalami kecelakaan saat masih bertugas di Bappenas. Hal inilah 
yang membuatnya mewanti-wanti supirnya untuk menjaga kecepatan pada level yang 
aman sekitar 70-80km/jam untuk dalam kota dan sekitar 120km/jam untuk luar 
kota. Walaupun pernah mencapai 170km/jam, jika benar-benar dalam keadaan 
mendesak.

"Pernah juga 170km/jam, seperti waktu di DPR itu, kan dari sana jam 9 lewat. 
Padahal harus mengejar pesawat jam 9.30 malam untuk ke Bali," ujarnya.

Untuk mengalihkan ketakutannya pada kecepatan tinggi, lanjut Gustaf, Sri 
Mulyani biasanya menikmati perjalanan dengan membaca dan menelepon keluarga.

"Biasanya ibu baca atau telepon keluarga," jelasnya.

Layaknya mobil lain, Gustaf mengaku perjalanannya bersama Sri Mulyani juga 
pernah diwarnai kesasar dan ditilang. Saat terdesak, mobil Sri Mulyani juga 
pernah masuk jalur busway.

"Pernah (masuk jalur busway) tapi itu kalau mendesak. Itu juga jalur yang 
track-nya pendek," candanya.

Namun, yang sempat membuat Gustaf mengharu-biru yaitu kenangannya ketika secara 
tiba-tiba, Sri Mulyani meminta memberhentikan mobilnya. Kemudian, Sri Mulyani 
turun menemui seorang ibu pengemis dan memberinya sejumlah uang.

"Rupanya Ibu sudah memerhatikan ibu tua pengemis itu dari atas gedung hotel 
waktu ada jamuan makan. Makanya waktu melewati pengemis itu, beliau meminta 
saya memberhentikan mobilnya," ujar Gustaf dengan haru.

Begitu banyak kenangan bersama orang nomor satu di Kementerian Keuangan itu, 
sehingga membuat Gustaf agak berat melapaskan kepergian sang atasan ke 
Washington.

"Kalau bisa, Ibu jangan pindah deh," harapnya.

Namun berdasarkan informasi, Sri Mulyani akan bertolak ke Washington guna 
memenuhi panggilan Bank Dunia sekitar akhir bulan Mei karena harus mengikuti 
masa pengenalan di tempat kerja barunya tersebut. Sri Mulyani rencananya akan 
bertugas sebagai Managing Director di Bank Dunia per 1 Juni 2010.



[Keuangan] W. Buffet Munger... Improper Cage Built by Regulator Blamed for GS fraud charge

2010-05-07 Terurut Topik Bali da Dave
Warren Buffet dan Charlie Munger, dua tokoh legendaris investasi membela 
Goldman Sachs yang sedang dituduh melakukan penipuan oleh SEC.

Menurut Munger, macan yang lepas dan memakan mangsa tidak seharusnya disalahkan 
. Kesalahan seharusnya ada pada pawangnya/pemerintah yang seharusnya membuat 
kandang dan garis-garis batas yang harus dipatuhi perusahaan.

Munger dan Buffet orang pintar, tapi saya kurang setuju dengan pendapat mereka 
ini. Dikala segala sesuatu berjalan lurus, maka siapakah yang selalu membujuk 
dan melobi pemerintah agar peraturan dilepaskan saja. Katanya biar pasar yang 
menentukan. Pemerintah sebisanya diperkecil dan kalau perlu ditiadakan saja. 
Namun kalau sudah ada kejadian semacam ini, lihat siapa yang paling pertama 
menyalahkan pemerintah.

Di saat sekarang inipun pemerintahan Obama sudah kelelahan karena harus 
bertarung memperjuangkan Undang-undang kesehatan. Saat Obama mulai beralih pada 
peraturan dalam bidang keuangan yang sedang dimaksudkan untuk membuat "kandang" 
bagi perusahaan keuangan Amerika, toh kaum Republikan yang mewakili golongan 
anti regulasi kembali berteriak-teriak menolak regulasi dan pengandangan ini.

Jadi Pemerintah (Amerika) memang sulit. Mau memasukkan macan ke kandang saja 
sudah harus menghadapi taring dan cakar macan...  Tapi kalau macan sudah di 
dalam, penduduk justru berteriak-teriak...  "lepaskan macan dari kandang demi 
peri ke=macan-an"...  he he



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Sri Mulyani dan 2 Jabatan Internasional Penting

2010-05-07 Terurut Topik mulia88
Kalau peran wb bagi negara itu apa yah mas? Menguntungkan atau tidak bagi 
negara yg mendapatkan fasilitas pinjaman dari bank dunia?

Salam
Sent from BlackBerry® on 3

-Original Message-
From: Chaktie Hadiwibowo 
Date: Wed, 5 May 2010 20:05:46 
To: 
Subject: [Keuangan] Sri Mulyani dan 2 Jabatan Internasional Penting

selamat atas terpilihnya ibu mentri kita bu sri mulyani menjadi diruktur 
pelaksana di bank dunia. 
saya mau bertanya kepada teman2, mungkin gak bank dunia menunjuk seseorang yang 
telah merugikan negaranya sebagai direktur bank dunia??

salam sukses semua :>





[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
=
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online: 
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] Wacana mengubah nilai rupiah

2010-05-07 Terurut Topik si Nung
On 7 May 2010 at 16:57, Bayu Wirawan wrote:

> Kenapa tidak ditambah 3 digit aja? Jadi orang
> yang punya uang sejuta bisa merasakan jadi
> miliarder...:) 

semoga tidak sampai sejauh itu hiperinflasinya :)

btw,
sejak krismon 97 sd sekarang,
di beberapa situs/pameran (penjualan) komputer,
sudah lazim menawarkan harga-harganya dalam dua mata uang,
rupiah & us dolar,

bila ingin terlihat angkanya sedikit -> lihat harga dalam us dolar
bila ingin barang menjadi mahal (kerna nolnya banyak) -> lihat harga dalam 
rupiah


:)

sinung


> regards,
> bayu
> *khusus jumat boleh one-liner kan?

ref ( utk contoh saja) :
http://www.bhinneka.com/aspx/others/oth_carapembayaran.aspx
http://www.bhinneka.com/category/hdd_notebook_2.5_inch___1.8_inch_(ide___sata).aspx



> On 07/05/2010, madjmudin m  wrote:
> 
> > paling mudah sih 3 digit terakhir yg
> > disederhanakan...daripada menilai Rp 1 yg baru
> > senilai = Rp 2.500 sekarang 
> >
> > jadi misalnya nilai uang Rp 100.000 lama jadinya Rp
> > 100. sehingga semula harga handphone yg Rp
> > 1.000.000 tertulis jadi Rp 1.000 kurs 1 dollar yg
> > baru jadi Rp 10, uang 2 rebu jadi Rp 2. Naik
> > metromini bayarnya 2 perak. pasti hal ini pun
> > awalnya akan menimbulkan kekagokkan ya! 
> >

/*-sig-

http://www.radarjogja.co.id/berita/internasional/5218-pseudo-democracy-demokrasi-kedoknya-demokrator-muaranya.html

http://www.republika.co.id/koran/14/60867/Hari_Jilbab_Dunia_Mengenang_wafatnya_Sahidah_Pembela_Jilbab

-sig-*/








Re: [Keuangan] Wacana mengubah nilai rupiah

2010-05-07 Terurut Topik Bayu Wirawan
Kenapa tidak ditambah 3 digit aja? Jadi orang yang punya uang sejuta
bisa merasakan jadi miliarder...:)


regards,
bayu
*khusus jumat boleh one-liner kan?

On 07/05/2010, madjmudin m  wrote:
> paling mudah sih 3 digit terakhir yg disederhanakan...daripada menilai Rp 1
> yg baru senilai = Rp 2.500 sekarang
>
> jadi misalnya nilai uang Rp 100.000 lama jadinya Rp 100.
> sehingga semula harga handphone yg Rp 1.000.000 tertulis jadi Rp 1.000
> kurs 1 dollar yg baru jadi Rp 10, uang 2 rebu jadi Rp 2. Naik metromini
> bayarnya 2 perak.
> pasti hal ini pun awalnya akan menimbulkan kekagokkan ya!
>
>
>
> --- On Thu, 6/5/10, Bayu Wirawan 
> wrote:
>
> From: Bayu Wirawan 
> Subject: Re: [Keuangan] Wacana mengubah nilai rupiah
> To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
> Date: Thursday, 6 May, 2010, 23:29
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>   hi,
>
>
>
> masalah terbesar adalah psikologi.
>
> kalau sebelumnya biasa disebut miliarder karena punya uang IDR2.5 miliar,
>
> nantinya akan disebut jutawan karena uangnya cuma sejuta.
>
> kalau sebelumnya jual baju seharga IDR250ribu, nantinya (seharusnya) baju
>
> akan ditukar dengan IDR100.
>
>
>
> karena ada perasaan tidak rela menjadi miskin, maka harga akan naik. Baju
>
> tidak dijual seharga IDR100, tapi bisa jadi IDR200. akhirnya bukan menjadi
>
> deflasi, tapi malah menjadi inflasi.
>
>
>
> regards,
>
> bayu
>
>
>
> 2010/5/5 Oka Widana 
>
>
>
>> Saya sih baru denger ada wacana ini. Apakah ada alasan tertentu yang
>
>> mendasarinya?
>
>>
>
>> Karena merubah itu tak gampang. Ongkosnya harus difikirkan? A.l. merubah
>
>> pecahan uang yang ada atau mencetak uang baru. Belum lagi ERP system, yg
>
>> barangkali sudah dibuat untuk 15 digit akan sia-sia
>
>>
>
>>
>
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
>>
>
>> -Original Message-
>
>> From: "ant34" 
>
>> Date: Tue, 04 May 2010 11:07:49
>
>> To: 
>
>> Subject: [Keuangan] Wacana mengubah nilai rupiah
>
>>
>
>> Dear all member AKI
>
>> Bagaimana pendapat kalian semua kalau nilai rupiah sekarang diubah seperti
>
>> mata uang lainnya seperti USD SGD dll yang menggunakan sen sebagai nilai
>
>> terkecilnya. Jadi kalau misalnya nilai barang terendah di Indonesia
>> sekarang
>
>> adalah Rp 25 maka bisa disetarakan dengan 1 sen. Jadi dengan demikian
>> nilai
>
>> Rp 1 nantinya akan sama dengan Rp 2500 sekarang. Dan kurs USD jadi Rp
>
>> 9000/Rp 2500 = 1 USD = Rp 3,6.
>
>> Ini sekedar wacana. Mohon tanggapannya. Tks
>
>>
>
>>
>
>>
>
>>
>
>> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>>
>
>>
>
>>
>
>>  - - --
>
>>
>
>>  = 
>
>> Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
>
>>  = 
>
>> Alamat penting terkait millis AKI
>
>> Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan- indonesia. com
>
>> Facebook AKI: http://www.facebook .com/group. php?gid=62473030 45
>
>> Arsip Milis AKI online:
>
>> http://www.mail- archive.com/ ahlikeuangan- indonesia@ yahoogroups. com
>
>>  = 
>
>> Perhatian :
>
>> Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut:
>
>> - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
>
>> - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada.
>> Anggota
>
>> yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
>
>> - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke
>
>> ahlikeuangan- indonesia- ow...@yahoogroup s.comYahoo! Groups Links
>
>>
>
>>
>
>>
>
>>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>

-- 
Sent from my mobile device


Bls: [Keuangan] Re: Ini bukan soal Sri Mulyani

2010-05-07 Terurut Topik prastowo prastowo
Salam,
Selama ini kita (kalau boleh saya menggeneralisasi) memang terjebak (atau 
persisnya dijebak) oleh sebuah kekuatan besar yang seolah mengharuskan kita 
masuk dalam pro-kontra dan cara berpikir biner : A atau Non A, kawan atau 
lawan, dll. Agak saya sederhanakan, mengutip Imam Wahyudi - ketua Asosiasi 
Jurnalis Televisi Indonesia - media televisi sudah menjadi korban rating untuk 
keperluan iklan. Jadi rasionalitas publik sudah digerus oleh keperluan 
mendapatkan profit, maka yang berlaku adalah hukum "kebenaran adalah apa yang 
disampaikan berulang-ulang". Jadilah berita (Century, Gayus, Susno, dll) 
diulang-ulang sedemikian rupa sehingga yang terjadi adalah inflasi INTENSITAS 
bukan KUALITAS.

Menilik posisi SMI di kasus Century, sejak awal meski saya berada pada posisi 
kontra bail-out, secara yuridis saya berpendapat bahwa kebijakan itu secara 
hukum sah karena didasarkan pada aturan yang menjadi hukum positif saat itu. 
Namun melihat kebijakan ini sebagai rangkaian yang memunculkan dugaan ada 
penyalahgunaan kewenangan yang berpotensi merugikan keuangan negara, proses 
politik dan proses hukum pun sah untuk dijalankan, bukan pada kebijakannya 
tetapi pada ada tidaknya potensi kerugian negara. Jika tidak terbukti secara 
hukum, bukankah akan lebih baik bagi semua pihak karena sudah menempuh apa yang 
seharusnya dilakukan.

Maka tegangan yang kemarin terjadi bisa kita tempatkan dalam konteks tegangan 
"teknokratisme vs kontrol demokratis". Apa yang disampaikan mbak Dyah saya kira 
berada pada ranah ini. Di satu sisi kaum profesional cenderung apolitis, dan 
sebaliknya politisi lebih mengedepankan intrik/trik/lobby dan mengabaikan 
kapabilitas personal.

Hemat saya persoalannya meletak pada format politik kita yang memang masih 
berada pada demokrasi prosedural. Kita surplus demokrasi tapi defisit politik. 
Praktik yang terjadi hari-hari ini bukanlah kebajikan politik melainkan buah 
surplus demokrasi prosedural. Setidaknya politik sebagai sebuah seni 
bernegosiasi, mencari alternatif, dan mengambil keputusan atas dasar 
persetujuan bersama ( deliberasi ), masih jauh panggang dari api. Politisi kita 
masih berada di level selebriti, menikmati layar kaca sebagai pentas, bukan 
panggung diskursus. Bahaya tontonan layar kaca adalah adanya eksploitasi 
sepihak tanpa adanya umpan balik. Demokrasi kini dikuasai kaum medioker, yang 
sama sekali tak cakap dan tak layak menjadi pemimpin. Politisi (dan pemimpin 
kita ) menyukai repetisi, karena ini dangkal, mudah dilakukan, dan mengecoh. Ia 
bak gincu demokrasi, sekedar lipstik yang menipu, karena bahayanya sedemikian 
jelas: koruptor dan ulama bisa bicara satu panggung,
 maling dan penegak hukum, serta bandit dan aktivis sosial seolah dilebur dalam 
satu wadah tanpa batas. Ini jelas berbahaya.

Cara mengikisnya dengan memori. Artinya ya mengembalikan rasionalitas pada 
politik ( baca: pendidikan politik ). Merehabilitasi politik yang kini 
diguncang ulah dan sikap para elite politik. Kita harus awasi proses politik 
sejak awal, rekrutmen politik harus terbuka dan bisa dipertanggungjawabkan, 
jangan sampai partai politik menjadi perusahaan, apalagi dinasti. Saya setuju 
dikotomi profesional - politisi diakhiri, karena ini lebih sering mengecoh. 
Yang dibutuhkan adalah bagaimana semua bisa bekerja secara profesional, dan 
hasilnya bisa dipertanggungjawabkan secara politik. SMI saya kira tidak 
apolitis - sejauh saya baca dalam wawancara yang cukup panjang dan substantif 
dengan majalah PRISMA. Saya mengkritik kapitalisme dan neoliberalisme, tapi 
sekedar menyangkokkan label 'neolib' dijidat SMI atau Boediono adalah bukan 
cara intelek yang bisa dipertanggungjawabkan. Apa bedanya kita dengan Suharto 
dan Orba terhadap "PKI" jika demikian?

Saya sendiri tidak tahu dari mana harus memulai. Tapi ibarat sebuah tontonan, 
layar tertutup tanda paripurnanya pertunjukan. Semua akan kembali menjadi 
aslinya. Apa yang tampak indah di panggung adalah benar2 sandiwara. Cara 
termudah, matikan televisi. Biarlah para narsis dan eksibionis itu beronani 
dengan hasrat megalomaniaknya sendiri. Diam-diam kita mengutuk, tapi tetap 
menikmatinya. maka, mari matikan saja televisi, karena dibanding manfaatnya, 
mudharatnya lebih banyak. Tentu mohon jangan disalahpahami, ini sekedar terkait 
dengan hal2 berbau sinetron - entah betulan, entah politik - karena sungguh ini 
berbahaya bagi masa depan bangsa.

salam


pras






Dari: dyahanggitasari 
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 20:40:57
Judul: [Keuangan] Re: Ini bukan soal Sri Mulyani

  
Kaum yang menyatakan dirinya profesional (anggapannya yang di partai tidak ada 
yang profesional) , dengan kejadian seperti ini harus mengambil hikmahnya. Para 
profesional harus mengubah paradigma yang selama ini merasa paling pintar dalam 
mengatasi masalah, maka kedepannya supaya melengkapi diri dengan interpersonal 
skill. Pintar saja tidak cukup. Kemampuan membawakan ide