Re: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 80

2008-05-18 Terurut Topik agung budiyanto
pak malam ini sudah mencapai 126 USD


- Original Message 
From: Amitz Sekali [EMAIL PROTECTED]
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Monday, May 12, 2008 23:08:05
Subject: Re: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 80


--- In AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com, Amitz Sekali
[EMAIL PROTECTED] .. wrote:

 Sebenarnya tidak masalah loh kalau kontrak forward dikeluarkan oleh si
 produsen minyak, paling tidak dari sisi pembeli non-spekulan. Bagi
 tipe pembeli seperti ini, mereka gak pusing kalau harga spot saat
 forward berlaku itu lebih tinggi atau lebih rendah. Pokoknya mereka
 sudah terjamin mendapatkan minyak sebesar X pada harga X, mereka sudah
 puas karena yang dikejar itu kepastian, bukan untung se-besar2-nya
 (atas minyak).
 
 Lagipula, dari sisi produsen minyak itu sendiri, yang dikejar kan
 untung keseluruhan, bukan untung di forward contract saja. Pikiran
 produsen minyak terlalu picik kalau mereka sengaja menurunkan harga
 (dengan cara menaikkan produksi) untuk membuat forward yang mereka
 jual tidak berharga. Atau dengan kata lain, pikiran produsen minyak
 terlalu picik kalau mereka sengaja secara khusus membuat rugi
 pembeli forward contract dengan mengorbankan total keuntungan (dan
 keuntungan masa depan) dengan cara menjual minyak lebih banyak
 (akibatnya lebih murah). Mungkin sih, tapi rasanya perlu alasan yang
 lebih khusus yang memerlukan teori konspirasi lebih jauh..
 
 Produsen umumnya menjual forward contract agar barangnya terjamin
 terjual dengan harga yang pantas. Sepintar2-nya produsen mempermainkan
 harga, paling banter yang bisa mereka lakukan (mengasumsikan kondisi
 ideal seperti informasi bebas, dsb) adalah melakukan price
 discrimination, yaitu mengenali konsumen yang rela membayar lebih dan
 mengenakan harga yang lebih tinggi. Kalau saya tidak salah ingat,
 istilahnya adalah memerah demand surplus.

Setelah saya google, ternyata istilah yang benar adalah consumer
surplus. Consumer surplus adalah selisih antara harga jual saat itu
dengan harga tertinggi yang rela dibayarkan oleh konsumen. Atau dengan
kata lain, consumer surplus adalah keuntungan yang didapat konsumen
karena harga pasaran saat itu lebih rendah dari harga tertinggi yang
konsumen rela bayar.

Eniwei, setelah saya pikir2 ulang, kelihatannya dinamika jual beli
forward contract itu rumit. Kalau produsen minyak memang sudah punya
rencana untuk menurunkan harga jual (sebagai akibat dari menjual lebih
banyak), penjualan forward contract oleh produsen minyak di satu sisi
membuat produsen bisa men-konsumsi sebagian consumer surplus sebagai
keuntungan tambahan. Tapi di sisi lain, ruang untuk meng-abuse
consumer surplus konsumen yang butuh kepastian melalui pembelian
contract, jadi makin kecil karena harga yang rendah sulit dibuat lebih
rendah lagi tanpa mengorbankan total keuntungan.

Produsen minyak bisa saja menurunkan produksi (berakibat kenaikan
harga) agar ruang untuk meng-abuse consumer surplus tambah besar
lagi. Tapi minyak yang sudah terlanjur banyak dan murah, menyebabkan
efek penurunan produksi kurang efektif (karena stok tetap lumayan
banyak). Akhirnya mungkin sikap menaikturunkan harga (dengan
menaikturunkan produksi) bisa2 malah merugikan produsen minyak..
Mungkin tergantung elastisitas harga minyak..

Semestinya, pada akhirnya sulit bagi produsen minyak untuk meng-abuse
customer meskipun mereka menjual forward contract. Mestinya.. Mungkin
kalau ada rekan2 yang punya hitung2-an tepatnya, sanggahan, atau
komentar tentang dinamika forward contract, tolong berbagi?

Trims.

Salam,



Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Balasan: Re: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 80

2008-05-18 Terurut Topik Jerry Matanari
Benar :) Minyak jadi seleb. Ampun minah, hehehe


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, jeffrey sandra 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Minyak... minyak... minyak, wah bener-bener jadi seleb yang 
namanya minyak sekarang nih ya. Both minyak goreng n minyak BBM. 
Cuma mereka beda segmen. Kalo minyak goreng perhatian yang dominan 
dari ibu2 rumah tangga (pasar tradisional), laen lagi BBM (minyak 
mentah) yang lebih jadi perhatian capital market (walau bentar lagi 
akan berimbas juga ke pasar tradisional ya... kalo jadi naek minggu 
depan).
 
 Tadi pagi kabarnya hit US$ 128 pbr boss... Yang ane baca sih, ini 
emang kelakuan spekulan, yang secara ngga langsung ikut ngendali'in 
aliran bahan asep kenalpot itu. Ada juga yang menjelaskan dengan 
pendekatan politik middle east yang sengaja nahan minyaknya, dengan 
berbagai modus operandi. BUT well, God knows lah yee... what's gonna 
be...
 
 Yang menerik emang perdiksi Lemhan Bro' itu ya. Yang bilang kalo 
harga minyak bisa drop ke kisaran US$ 80. Kalo menurut saya 
pribadi itu SANGAT MUNGKIN  terjadi kaleee ye, syaratnya kalo Jim 
Carey jadi persident of USA :). Maksud saya berat deh kayaknye, kalo 
ngeliat tren belakangan. (pesimistic ye gue).
 
 Salam
 
 Jeffrey
 
 Amitz Sekali [EMAIL PROTECTED] wrote: ---
 In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, jerry.matanari@ wrote:
  
   Ya seperti yang Bapak katakan, waktulah yang bisa membuktikan..

   Sempat tersentil ide di pikiran saya :  Apa yang akan terjadi 
bila
   kontrak forward dibandari oleh produsen minyak? Artinya 
produsen minyak
   berperan ganda: berperan sebagai bandar forward, sekaligus yang
   mengendalikan produksi minyak..

   Hehe.. who's the speculant, who's the investor, and who's the 
analyst?
   Tak lupa pertanyaan: who's the boss here? :)

   Peace,
  
  Sebenarnya tidak masalah loh kalau kontrak forward dikeluarkan 
oleh si
  produsen minyak, paling tidak dari sisi pembeli non-spekulan. Bagi
  tipe pembeli seperti ini, mereka gak pusing kalau harga spot saat
  forward berlaku itu lebih tinggi atau lebih rendah. Pokoknya 
mereka
  sudah terjamin mendapatkan minyak sebesar X pada harga X, mereka 
sudah
  puas karena yang dikejar itu kepastian, bukan untung se-besar2-nya
  (atas minyak).
  
  Lagipula, dari sisi produsen minyak itu sendiri, yang dikejar kan
  untung keseluruhan, bukan untung di forward contract saja. Pikiran
  produsen minyak terlalu picik kalau mereka sengaja menurunkan 
harga
  (dengan cara menaikkan produksi) untuk membuat forward yang mereka
  jual tidak berharga. Atau dengan kata lain, pikiran produsen 
minyak
  terlalu picik kalau mereka sengaja secara khusus membuat rugi
  pembeli forward contract dengan mengorbankan total keuntungan (dan
  keuntungan masa depan) dengan cara menjual minyak lebih banyak
  (akibatnya lebih murah). Mungkin sih, tapi rasanya perlu alasan 
yang
  lebih khusus yang memerlukan teori konspirasi lebih jauh..
  
  Produsen umumnya menjual forward contract agar barangnya terjamin
  terjual dengan harga yang pantas. Sepintar2-nya produsen 
mempermainkan
  harga, paling banter yang bisa mereka lakukan (mengasumsikan 
kondisi
  ideal seperti informasi bebas, dsb) adalah melakukan price
  discrimination, yaitu mengenali konsumen yang rela membayar lebih 
dan
  mengenakan harga yang lebih tinggi. Kalau saya tidak salah ingat,
  istilahnya adalah memerah demand surplus.
  
    Original Message 
   Subject: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 
80
   From: Heri Setiono herisetiono004@
   Date: Sun, May 11, 2008 5:18 am
   To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
   
   
   Minggu, 11/05/2008 15:30 WIB
   Harga Minyak Bisa di US$ 80
   Dadan Kuswaraharja - detikFinance
   
  
   Arab Saudi juga diperkirakan akan menaikkan produksinya setelah 
pesta
   pemilihan presiden di AS selesai. Jika Arab Saudi membuka keran 
minyak,
   dalam kata lain, harga minyak akan turun. Suka ada sejarahnya 
dalam
   peningkatan produksi. Produksi minyak selalu meningkat beberapa 
bulan
   setelah pemilihan presiden AS, ujar Crandell.
   ( ddn / ddn )
  
  Hubungan yang menarik dan mengundang teori konspirasi :-)
  
  Yang sekarang ini menarik bagi saya adalah pernyataan SBY tentang
  keluarnya Indonesia dari OPEC. Saya melihatnya sebagai teknik dia 
agar
  Indonesia punya pilihan tambahan dalam mengeruk keuntungan atau
  memotong kerugian perubahan harga minyak, salah satunya karena 
OPEC
  membatasi produksi minyak anggotanya.
  
  
  

 

 -
 Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di 
Yahoo! Answers
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 80

2008-05-18 Terurut Topik agung budiyanto
wajar aja pak, benda langka kalau dibutuhin juga harganya  bisa berubah2



- Original Message 
From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, May 13, 2008 10:25:36
Subject: RE: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 80


Sulit memastikan (atau menghentikan? ) kehendak bandar kalau dia
sekaligus bisa mengontrol volum produksi minyak. 

Strateginya bukan dengan meng-close keuntungan (membuat harga minyak
turun sehingga membuat pemegang forward rugi). Tapi bisa dengan
merancang harga naik terus sehingga bisa menerbitkan kontrak-kontrak
forward lagi dengan harga yang semakin mahal. Untungnya malah berlipat
ganda. 

Dari transaksi forward, dia untung (karena harga masa depan lebih tinggi
dari harga kini,- ya simpen aja tuh minyak di gudang). Dari transaksi
spot dia juga untung (karena harga minyak di pasaran semakin jauh
melampaui biaya produksi yang tidak berubah).

Dan satu yang lucu: kalau dipikir-pikir, demand minyak dunia kan tidak
banyak berubah? Stabil. Lalu kenapa harganya naik terus? :) Coba kita
pikirkan bersama-sama.

Salam,

 Original Message 
Subject: Re: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 80
From: Amitz Sekali [EMAIL PROTECTED] com
Date: Mon, May 12, 2008 9:08 am
To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com

--- In AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com, Amitz Sekali
[EMAIL PROTECTED] .. wrote:

 Sebenarnya tidak masalah loh kalau kontrak forward dikeluarkan oleh si
 produsen minyak, paling tidak dari sisi pembeli non-spekulan. Bagi
 tipe pembeli seperti ini, mereka gak pusing kalau harga spot saat
 forward berlaku itu lebih tinggi atau lebih rendah. Pokoknya mereka
 sudah terjamin mendapatkan minyak sebesar X pada harga X, mereka sudah
 puas karena yang dikejar itu kepastian, bukan untung se-besar2-nya
 (atas minyak).
 
 Lagipula, dari sisi produsen minyak itu sendiri, yang dikejar kan
 untung keseluruhan, bukan untung di forward contract saja. Pikiran
 produsen minyak terlalu picik kalau mereka sengaja menurunkan harga
 (dengan cara menaikkan produksi) untuk membuat forward yang mereka
 jual tidak berharga. Atau dengan kata lain, pikiran produsen minyak
 terlalu picik kalau mereka sengaja secara khusus membuat rugi
 pembeli forward contract dengan mengorbankan total keuntungan (dan
 keuntungan masa depan) dengan cara menjual minyak lebih banyak
 (akibatnya lebih murah). Mungkin sih, tapi rasanya perlu alasan yang
 lebih khusus yang memerlukan teori konspirasi lebih jauh..
 
 Produsen umumnya menjual forward contract agar barangnya terjamin
 terjual dengan harga yang pantas. Sepintar2-nya produsen mempermainkan
 harga, paling banter yang bisa mereka lakukan (mengasumsikan kondisi
 ideal seperti informasi bebas, dsb) adalah melakukan price
 discrimination, yaitu mengenali konsumen yang rela membayar lebih dan
 mengenakan harga yang lebih tinggi. Kalau saya tidak salah ingat,
 istilahnya adalah memerah demand surplus.

Setelah saya google, ternyata istilah yang benar adalah consumer
surplus. Consumer surplus adalah selisih antara harga jual saat itu
dengan harga tertinggi yang rela dibayarkan oleh konsumen. Atau dengan
kata lain, consumer surplus adalah keuntungan yang didapat konsumen
karena harga pasaran saat itu lebih rendah dari harga tertinggi yang
konsumen rela bayar.

Eniwei, setelah saya pikir2 ulang, kelihatannya dinamika jual beli
forward contract itu rumit. Kalau produsen minyak memang sudah punya
rencana untuk menurunkan harga jual (sebagai akibat dari menjual lebih
banyak), penjualan forward contract oleh produsen minyak di satu sisi
membuat produsen bisa men-konsumsi sebagian consumer surplus sebagai
keuntungan tambahan. Tapi di sisi lain, ruang untuk meng-abuse
consumer surplus konsumen yang butuh kepastian melalui pembelian
contract, jadi makin kecil karena harga yang rendah sulit dibuat lebih
rendah lagi tanpa mengorbankan total keuntungan.

Produsen minyak bisa saja menurunkan produksi (berakibat kenaikan
harga) agar ruang untuk meng-abuse consumer surplus tambah besar
lagi. Tapi minyak yang sudah terlanjur banyak dan murah, menyebabkan
efek penurunan produksi kurang efektif (karena stok tetap lumayan
banyak). Akhirnya mungkin sikap menaikturunkan harga (dengan
menaikturunkan produksi) bisa2 malah merugikan produsen minyak..
Mungkin tergantung elastisitas harga minyak..

Semestinya, pada akhirnya sulit bagi produsen minyak untuk meng-abuse
customer meskipun mereka menjual forward contract. Mestinya.. Mungkin
kalau ada rekan2 yang punya hitung2-an tepatnya, sanggahan, atau
komentar tentang dinamika forward contract, tolong berbagi?

Trims.

Salam,



Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 80

2008-05-14 Terurut Topik Amitz Sekali
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Yah, tidak apa-apa Pak. Biar saya jelaskan yang saya maksud.
 Harga sekarang $ 126/bbl. Harga masa depan $ 134/bbl. Biaya penyimpanan
 $ 4/bbl.
 Dengan menimbun minyak, pemilik/bandar tinggal ongkang-ongkang kaki bisa
 dapet duit gratis $4/bbl. Betul?

Betul, tapi keuntungan itu bisa didapat tanpa perlu menerbitkan
forward contract kan?

 Bagaimana caranya produsen minyak bisa beruntung? Kalau memang harga
 naik ya produsen minyak untung, tapi bukan karena forward contract
 tersebut.
 
 
 Dengan menahan minyak, harga jadi naik. Mungkin nanti malah jadi 
 $134/bbl. Dan kalau didukung oleh kondisi: misalnya ada shock atau
 serangan teroris ke pipeline minyak. Ekspektasi pasar naik lagi. Minyak
 ditahan lagi. Lalu forward yang dijual laku diterbitkan pada excercise
 price yg lebih tinggi lagi. Dan begitu seterusnya.

Jadi dengan kata lain, produsen minyak bisa menjual forward contract
yang harga contractnya tinggi sekali, karena konsumen takut harga
minyak akan naik luar biasa tinggi.

Itu intinya kan produsen minyak men-konsumsi consumer surplus, di
mana produsen dengan forward contractnya bisa mengenali konsumen yang
rela membeli harga yang lebih tinggi (paling tidak demi sebuah
kepastian harga).

Tapi saya tidak bisa melihat bagaimana skema ini bisa berulang-ulang
terjadi menjadi Dan begitu seterusnya. Skema ini cuma terjadi kalau
ada event besar, itupun tidak bisa berulang-ulang. Itu kan sama
seperti taktik dagang di mana dikatakan karena ada event besar, harga
akan naik tinggi sehingga konsumen diajak membeli sebanyak-banyaknya.
Kalau satu dua event besar terbukti tidak mengakibatkan kenaikan
harga, ya konsumen tidak akan tertipu lagi.

Jadi kesimpulannya, produsen minyak yang sekaligus menjual forward
contract, bukanlah kombinasi mengerikan yang bisa mengerjai konsumen
seenaknya.

 Kalau dari sudut teknik/strategi derivatif, Bapak mungkin pernah
 mendengar ada teknik-teknik yang disebut strategi rolling, averaging,
 dst. Apa yang saya kemukakan ini mirip dengan strategi averaging atau
 domino berantai.
 
 
 Kalau dari apa yang saya baca selama ini, demand dari Cina meningkat..
 
 Mm..Bukankah sejak dua-tiga tahun yang lalu juga sudah meningkat ya Pak?
 Sekarang saya tanya,
 tahun berapa sih sebenarnya tingkat pertumbuhan ekonomi Cina yang
 tertinggi sepuluh tahun terakhir? Tahun ini? Bukan.

Kan intinya permintaan meningkat, tidak peduli meningkatnya berapa pesat..

 Salam :)
 
Salam,




RE: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 80

2008-05-14 Terurut Topik jerry . matanari
Terimakasih atas komentar Bapak.
Komentar saya cukup mengulangi point disclaimer yang sudah tertulis di
email sebelumnya:


 : Think out of the box. Skenario yang saya kemukakan di atas
bisa terjadi kalau kondisinya relevan. Kalau kondisinya berubah,
strategi pun berubah

 
Salam :)


 Original Message 
Subject: Re: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 80
From: Amitz Sekali [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, May 13, 2008 11:05 pm
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Yah, tidak apa-apa Pak. Biar saya jelaskan yang saya maksud.
 Harga sekarang $ 126/bbl. Harga masa depan $ 134/bbl. Biaya penyimpanan
 $ 4/bbl.
 Dengan menimbun minyak, pemilik/bandar tinggal ongkang-ongkang kaki bisa
 dapet duit gratis $4/bbl. Betul?

Betul, tapi keuntungan itu bisa didapat tanpa perlu menerbitkan
forward contract kan?

 Bagaimana caranya produsen minyak bisa beruntung? Kalau memang harga
 naik ya produsen minyak untung, tapi bukan karena forward contract
 tersebut.
 
 
 Dengan menahan minyak, harga jadi naik. Mungkin nanti malah jadi 
 $134/bbl. Dan kalau didukung oleh kondisi: misalnya ada shock atau
 serangan teroris ke pipeline minyak. Ekspektasi pasar naik lagi. Minyak
 ditahan lagi. Lalu forward yang dijual laku diterbitkan pada excercise
 price yg lebih tinggi lagi. Dan begitu seterusnya.

Jadi dengan kata lain, produsen minyak bisa menjual forward contract
yang harga contractnya tinggi sekali, karena konsumen takut harga
minyak akan naik luar biasa tinggi.

Itu intinya kan produsen minyak men-konsumsi consumer surplus, di
mana produsen dengan forward contractnya bisa mengenali konsumen yang
rela membeli harga yang lebih tinggi (paling tidak demi sebuah
kepastian harga).

Tapi saya tidak bisa melihat bagaimana skema ini bisa berulang-ulang
terjadi menjadi Dan begitu seterusnya. Skema ini cuma terjadi kalau
ada event besar, itupun tidak bisa berulang-ulang. Itu kan sama
seperti taktik dagang di mana dikatakan karena ada event besar, harga
akan naik tinggi sehingga konsumen diajak membeli sebanyak-banyaknya.
Kalau satu dua event besar terbukti tidak mengakibatkan kenaikan
harga, ya konsumen tidak akan tertipu lagi.

Jadi kesimpulannya, produsen minyak yang sekaligus menjual forward
contract, bukanlah kombinasi mengerikan yang bisa mengerjai konsumen
seenaknya.

 Kalau dari sudut teknik/strategi derivatif, Bapak mungkin pernah
 mendengar ada teknik-teknik yang disebut strategi rolling, averaging,
 dst. Apa yang saya kemukakan ini mirip dengan strategi averaging atau
 domino berantai.
 
 
 Kalau dari apa yang saya baca selama ini, demand dari Cina meningkat..
 
 Mm..Bukankah sejak dua-tiga tahun yang lalu juga sudah meningkat ya Pak?
 Sekarang saya tanya,
 tahun berapa sih sebenarnya tingkat pertumbuhan ekonomi Cina yang
 tertinggi sepuluh tahun terakhir? Tahun ini? Bukan.

Kan intinya permintaan meningkat, tidak peduli meningkatnya berapa
pesat..

 Salam :)
 
Salam,






RE: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 80

2008-05-13 Terurut Topik Wawan Taufiq Nasich

Saya cuma komentari bagian ini : 

--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dan satu yang lucu: kalau dipikir-pikir, demand
 minyak dunia kan tidak
 banyak berubah? Stabil. Lalu kenapa harganya naik
 terus? :) Coba kita
 pikirkan bersama-sama.
 
 
 Salam,

Ngga usah capek2 mikir deh ...

Demmand memang cenderung stabil tapi SUPPLY kan
terbatas.

Kalau kata guru ekonomi SMA saya dulu mah katanya ada
yg di sebut SUMBER TERBAHARUKAN dan TIDAK
TERBAHARUKAN.

Hehehe -- tapi SMA saya di desa sih, di kota mungkin
lain pelajarannya.

Its mostly about SUPPLY CONSTRAINTS. 

Kalau kita menggali EMAS, dari jaman PURBA sampai
sekarang, BARANG nya mungkin masih ada. Karena kita
kan tidak makan EMAS.

Tapi kalau MINYAK, ya langsung ANGUS jadi ASEP.

Kecuali ada bahan SUBSTITUSI lain atau TEKNOLOGI baru
yang memungkinkan penggunakan energy alternative.




  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ


Re: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 80

2008-05-11 Terurut Topik Amitz Sekali
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ya seperti yang Bapak katakan, waktulah yang bisa membuktikan..
  
 Sempat tersentil ide di pikiran saya :  Apa yang akan terjadi bila
 kontrak forward dibandari oleh produsen minyak? Artinya produsen minyak
 berperan ganda: berperan sebagai bandar forward, sekaligus yang
 mengendalikan produksi minyak..
  
 Hehe.. who's the speculant, who's the investor, and who's the analyst?
 Tak lupa pertanyaan: who's the boss here? :)
  
 Peace,

Sebenarnya tidak masalah loh kalau kontrak forward dikeluarkan oleh si
produsen minyak, paling tidak dari sisi pembeli non-spekulan. Bagi
tipe pembeli seperti ini, mereka gak pusing kalau harga spot saat
forward berlaku itu lebih tinggi atau lebih rendah. Pokoknya mereka
sudah terjamin mendapatkan minyak sebesar X pada harga X, mereka sudah
puas karena yang dikejar itu kepastian, bukan untung se-besar2-nya
(atas minyak).

Lagipula, dari sisi produsen minyak itu sendiri, yang dikejar kan
untung keseluruhan, bukan untung di forward contract saja. Pikiran
produsen minyak terlalu picik kalau mereka sengaja menurunkan harga
(dengan cara menaikkan produksi) untuk membuat forward yang mereka
jual tidak berharga. Atau dengan kata lain, pikiran produsen minyak
terlalu picik kalau mereka sengaja secara khusus membuat rugi
pembeli forward contract dengan mengorbankan total keuntungan (dan
keuntungan masa depan) dengan cara menjual minyak lebih banyak
(akibatnya lebih murah). Mungkin sih, tapi rasanya perlu alasan yang
lebih khusus yang memerlukan teori konspirasi lebih jauh..

Produsen umumnya menjual forward contract agar barangnya terjamin
terjual dengan harga yang pantas. Sepintar2-nya produsen mempermainkan
harga, paling banter yang bisa mereka lakukan (mengasumsikan kondisi
ideal seperti informasi bebas, dsb) adalah melakukan price
discrimination, yaitu mengenali konsumen yang rela membayar lebih dan
mengenakan harga yang lebih tinggi. Kalau saya tidak salah ingat,
istilahnya adalah memerah demand surplus.

  Original Message 
 Subject: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 80
 From: Heri Setiono [EMAIL PROTECTED]
 Date: Sun, May 11, 2008 5:18 am
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 
 
 Minggu, 11/05/2008 15:30 WIB
 Harga Minyak Bisa di US$ 80
 Dadan Kuswaraharja - detikFinance
 

 Arab Saudi juga diperkirakan akan menaikkan produksinya setelah pesta
 pemilihan presiden di AS selesai. Jika Arab Saudi membuka keran minyak,
 dalam kata lain, harga minyak akan turun. Suka ada sejarahnya dalam
 peningkatan produksi. Produksi minyak selalu meningkat beberapa bulan
 setelah pemilihan presiden AS, ujar Crandell.
 ( ddn / ddn )

Hubungan yang menarik dan mengundang teori konspirasi :-)

Yang sekarang ini menarik bagi saya adalah pernyataan SBY tentang
keluarnya Indonesia dari OPEC. Saya melihatnya sebagai teknik dia agar
Indonesia punya pilihan tambahan dalam mengeruk keuntungan atau
memotong kerugian perubahan harga minyak, salah satunya karena OPEC
membatasi produksi minyak anggotanya.