Re: [Millis AKI- stop smoking] Re: The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard)
kalau mau cari investor jangka panjang sih bagus, bukannya paket UU PMA sekalian UU Ketenagakerjaan arahnya ke sana, iklim investasi yang bagus ? tapi yg di klausul ttg tenaga kerja kayaknya banyak yg protes tuh hehehe :D kalau lihat laporan keuangan prusahaan, yg blue chip modelnya astra international, dari tahun 2007 ke 2008 peringkat obligasi mereka naik tuh (di 2007 banyakan A+ di 2008 udah AA-. kayak yg mereka keluarkan di astra sedaya finance dan fif. (laporan keuangan konsolidasian 2009 belum keluar ya). so far sih, saya ngeliat investor udah lebih menghargai prospek ekonomi perusahaan di indonesia. susah dapat hutang jangka panjang karena prospeknya di anggap belum bagus kali yah ... :) sementara kalau ngeliat pernyataan terakhir sampean, kok itu berlawanan dengan debt covenant hypothesis yah. soalnya justru debt itu dipake buat mengontrol kinerja perusahaan, mengontrol manajemen. perusahaan di indonesia, yg konsentrasi di ekspor, karakternya biasanya adalah : 1. hanya sebagai tukang jahit, jadi jatah qty ekspornya sebenarnya jatah dari HO di luar negeri untuk mmenuhi keutuhan pelanggan yg masih affilate 2. belum punya pasar jelas di luar negeri atau masih punya ketergantungan pada perusahaan pendistribusi di luar negeri (buyer), sementara di luar negeri banyak yg gulung tikar sejak krisis sub prime mortgage (dubai world aja bankrut gitu lho). makanya wajar, banyak yg belum rela kasih pinjaman jangka panjang ke "perusahaan perusahaan" di indonesia. yg dapat pinajaman jangka panjang, otomatis tinggal yg di property atau di tambang saja, kan. sementara kalo tambang, sekarang ini banyak yang cerewet hehehe :p salam, Ari 2010/3/14 Wong Cilik > > > Soal unremunerated ada ketemu di internet... > > > http://www.thomaspalley.com/docs/articles/international_markets/chilean_reserve.pdf > > Katanya sih bersifat seperti polisi tidur. Mobil gak bisa lagi jalan 150 > km/jam... harus pelan-pelan. Efeknya juga bisa menambah inflow kapital > karena mereka berusaha mencari investor yang sifatnya lebih jangka panjang. > > Bandingkan dengan investor yang memberikan pinjaman ke perusahaan swasta > tiap tahun harus di - rollover. Begitu interest rate naik, susahnya minta > rolover... akibatnya default dan perusahaan bagus harus dijual ke > perusahaan Amerika lagi.. > > 20 > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > [Non-text portions of this message have been removed] = Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking" = Alamat penting terkait millis AKI Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 Arsip Milis AKI online: http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Millis AKI- stop smoking] Re: The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard)
kalo di chile sih : Similarly, Chilean-style unremunerated reserve requirements may be easier to evade in countries with extensive trading in sophisticated derivatives. lha kalau di indonesia, perdagangan derivatif, apalagi yg aneh aneh kan boleh dibilang gak jalan, sub prime mortgage kan ditolak oleh BI di indoensia seperti saya bilang. perdagangan opsi aja, hanya ada lima perusahaan, itu pun ndak aktif di perdagangkan, untuk saham, dari LQ45, mungkin separonya kapitalisasi pasar dipake buat konsentrasi jualan sahamnya bakrie, yg lainnya, di luar LQ45 boleh dibilang saham tidur, ndak aktif. hehehe :D. bursa komoditi juga sepi sepi aja. jadi di indonesia, urusan derivatif paling paling sekitaran hedging kurs buat operasional perusahaan. tentang hot money di pasar modal, kemarin dulu itu kan ada limpahan duit dari perusahaan ausransi dan reksa dana di amerika yg algi cari tempat menclok, ketika mereka harus balik kandang, yah, duitnya kudu ditarik lagi lah. dan ini duitnya emang lumayan banyak. curious aja, kalau ini mau dipajekin tinggi biar duitnya kagak keluar lagi dari bursa di indonesia. kalau nekad mau dipajekin tinggi, sementara bursa di indonesia itu tipis tipis aja dan nggak begitu menarik, wah, bisa bisa mereka marah, dan kalau mau iseng, bursa indonesia bisa dipakai main ajrut ajrutan biar mbleduk :) salam, Ari 2010/3/14 Wong Cilik > Similarly, Chilean-style unremunerated reserve requirements may be easier > to > evade in countries with extensive trading in sophisticated derivatives. > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Millis AKI- stop smoking] Re: The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard)
Soal unremunerated ada ketemu di internet... http://www.thomaspalley.com/docs/articles/international_markets/chilean_reserve.pdf Katanya sih bersifat seperti polisi tidur. Mobil gak bisa lagi jalan 150 km/jam... harus pelan-pelan. Efeknya juga bisa menambah inflow kapital karena mereka berusaha mencari investor yang sifatnya lebih jangka panjang. Bandingkan dengan investor yang memberikan pinjaman ke perusahaan swasta tiap tahun harus di - rollover. Begitu interest rate naik, susahnya minta rolover... akibatnya default dan perusahaan bagus harus dijual ke perusahaan Amerika lagi.. 20 [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Millis AKI- stop smoking] Re: The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard)
Yah menurut saya ya yang di highlight di bawah elain itu artikel juga menyatakan, satu cara di suatu tempat, belum tentu bisa menjadi best practice di tempat lain === Similarly, Chilean-style unremunerated reserve requirements may be easier to evade in countries with extensive trading in sophisticated derivatives. With the stigma on capital controls gone, the IMF should now get to work ondeveloping guidelines on what kind of controls work best and under whatcircumstances Yang cocok dengan kultur/karakteristik ekspor impor Indonesia plus budaya korupsinya juga dipertimbangkan. Kalau percaya korupsi timbul akibat kontrol devisa sangat besar, maka kontrol yang dipegang BI harus diperkecil atau semakin dibikin transparan (bukannya diawasi oleh badan pansus-pansusan)... Pajak keluar (devisa hot money keluar) lebih gampang diterima. Karena tujuan devisa kontrol kan buat mengontrol hot money. Buat jual beli ekspor impor sangat kecil atau nol. Tapi bisa jadi transaksi hot money dibikin seolah-olah dagang ekspor impor. Dana kiriman TKI tidak dipajaki, dan pajaknya mulai setelah jumlah tertentu saja (quantitative restriction)... Yah yang ini sih agak gampang dimengerti... Tetap saja masalahnya ada pada detail pelaksanaannnya. Detilnya harus mencegah efek buruk hot money dan mata uang dijadikan ajang spekulasi. It saja sih. Kalau saya sempat bikin teknis dan aturan terbaik, barangkali kalau sempat saya kirim skripsi buat IMF... mudah-mudahan diterima dan saya bisa diangkat menjadi Presiden Direkturnya... atau paling tidak Direktur daerah Asia pasifik... Doakan ya [?][?][?][?] (becanda.. becanda... he.he) 2010/3/14 Ari Condro > > ===>>> Kalau anda belum jelas kenapa IMF melepas label 'haram'nya atas > kontrol> devisa... barangkali perlu baca selengkapnya laporan IMF tersebut. > Saya> cuma menerjemahkan saja dari artikel tersebut.> > > > Selalu saja, dalam hal bebas tidak bebas, sertifikasi atau tidak > > sertifikasi, baik itu lalu lintas uang, sertifikasi kualitas, maupun ijin > > ini itu, kalau pejabat pelaksananya tidak memiliki integritas tinggi maka > > selalu akan ada jalan buat jadi ajang korupsi atau yang menurut kalimat > > anda > > "MEREPOTKAN dan MEMANDEG-KAN perdagangan internasional". > > > > Entah pansus-pansus DPR barangkali ingin memberantas korupsi di BI karena > > mereka punya kontrol/monitoring atas alur devisa atau barangkali DPR > ingin > > kebagian kecipratan basahnya uang devisa tersebut. Mana yang benar > > walahualam saja lah... > > > > Teknis 'kontrol' devisa ini ada dibahas sedikit di artikel bahasa > > inggrisnya. Macam-macam jenis dan mereka desain supaya melindungi negara > > tanpa memandeggak devisa. Ada kelemahan ada keuntungannya. Bisa silahkan > > dibaca > > > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Millis AKI- stop smoking] Re: The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard)
oke, kita balik ke artikel. di artikel ada empat cara (saya kasih nomer) === Emerging markets have resorted to a variety of instruments to limit private-sector borrowing abroad: 1. taxes, 2. unremunerated reserve requirements, 3. quantitative restrictions, and 4. verbal persuasion. In view of the sophisticated nature of financial markets, the devil is often in the details and what works in one setting is unlikely to work well in others. === selain itu artikel juga menyatakan, satu cara di suatu tempat, belum tentu bia menjadi best practice di tempat lain === For example, Taiwans use of administrative measures that rely heavily on close monitoring of flows may be inappropriate in settings where bureaucratic capacity is more limited. Similarly, Chilean-style unremunerated reserve requirements may be easier to evade in countries with extensive trading in sophisticated derivatives. With the stigma on capital controls gone, the IMF should now get to work on developing guidelines on what kind of controls work best and under what circumstances === berikut ini komen saya terhadap 4 cara untuk kontrol devisa di atas. 1. taxes, jadi kalau ada arus uang ke luar negeri dipajakin tinggi. harapannya supaya uang tidak mengalir ke luar, tapi berpusar di luar negeri saja. menurut saya, cara ini luamayan tidak populis, dan sebaiknya hanya dilakukan di saat kondisi yg kritis.beda lagi kalau kebijakan negara sifatnya memang ultra nasionalis yah. soalnya terus terang saja, pma yg masuk ke indonesia, memposisikan anak perusahaannya sebagai cash cow, jadi kalau diberi barrier semacam ini, maka mereka akan membatasi jumlah uang mereka di sini, dengan anggapan ada resiko jika usaha mereka di nasionalisasi. ini bisa berarti kita kehilangan potensi investasi. 2. unremunerated reserve requirements, saya agak bingung nih maksudnya, apa maksudnya kayak bank asing kalau punya uang banyak (reserve dalam jumlah banyak yg ngepos di BI) bakalan nggak mendapatkan insentif apa apa ? barangkali ada yg bisa membantu mencerahkan ? 3. quantitative restrictions, and ini yg seperti saya ilustrasikan sebelumnya, dibatesin dengan jumlah tertentu, nggak boleh transfer uang dengan jumlah di atas 5 rb USD. 4. verbal persuasion. ini yg imho dilakukan BI, selain himbauan, arus keluar masuk kudu dijelaskan untuk keperluan apa, jadi sifatnya memantau, tapi tidak membatasi. lha kalau oom wong cilik, prefer dengan cara yang mana ? dan mengapa mengganggap cara itu yg paling baik diterapkan di indonesia ? salam, Ari 2010/3/14 Wong Cilik > > > Kalau anda belum jelas kenapa IMF melepas label 'haram'nya atas kontrol > devisa... barangkali perlu baca selengkapnya laporan IMF tersebut. Saya > cuma menerjemahkan saja dari artikel tersebut. > > Selalu saja, dalam hal bebas tidak bebas, sertifikasi atau tidak > sertifikasi, baik itu lalu lintas uang, sertifikasi kualitas, maupun ijin > ini itu, kalau pejabat pelaksananya tidak memiliki integritas tinggi maka > selalu akan ada jalan buat jadi ajang korupsi atau yang menurut kalimat > anda > "MEREPOTKAN dan MEMANDEG-KAN perdagangan internasional". > > Entah pansus-pansus DPR barangkali ingin memberantas korupsi di BI karena > mereka punya kontrol/monitoring atas alur devisa atau barangkali DPR ingin > kebagian kecipratan basahnya uang devisa tersebut. Mana yang benar > walahualam saja lah... > > Teknis 'kontrol' devisa ini ada dibahas sedikit di artikel bahasa > inggrisnya. Macam-macam jenis dan mereka desain supaya melindungi negara > tanpa memandeggak devisa. Ada kelemahan ada keuntungannya. Bisa silahkan > dibaca > > 2010/3/14 Ari Condro > > > > > > > sementara kalau lalu lintas devisa memang tidak dibatasi, hanya saja > > dipantau. soalnya kalau dikontrol dalam arti dibatasi, akan merepotkan > > perdagangan internasional. > > > > > dan > > tiap HO mau tarik duitnya kudu lewat prosedur macam macam. bisnis mandeg > > :D > > > > > > > > > > salam, > > Ari > > > > > > 2010/3/13 Budi Sudarsono > > > > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > > > > > = > > Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking" > > = > > Alamat penting terkait millis AKI > > Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com > > Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 > > Arsip Milis AKI online: > > http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com > > = > > Perhatian : > > Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: > > - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya > > - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. > Anggota > > yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas > > - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke > > ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! > Groups Links > > > > > > > > > > > [Non-text portions of th
Re: [Millis AKI- stop smoking] Re: The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard)
Kalau anda belum jelas kenapa IMF melepas label 'haram'nya atas kontrol devisa... barangkali perlu baca selengkapnya laporan IMF tersebut. Saya cuma menerjemahkan saja dari artikel tersebut. Selalu saja, dalam hal bebas tidak bebas, sertifikasi atau tidak sertifikasi, baik itu lalu lintas uang, sertifikasi kualitas, maupun ijin ini itu, kalau pejabat pelaksananya tidak memiliki integritas tinggi maka selalu akan ada jalan buat jadi ajang korupsi atau yang menurut kalimat anda "MEREPOTKAN dan MEMANDEG-KAN perdagangan internasional". Entah pansus-pansus DPR barangkali ingin memberantas korupsi di BI karena mereka punya kontrol/monitoring atas alur devisa atau barangkali DPR ingin kebagian kecipratan basahnya uang devisa tersebut. Mana yang benar walahualam saja lah... Teknis 'kontrol' devisa ini ada dibahas sedikit di artikel bahasa inggrisnya. Macam-macam jenis dan mereka desain supaya melindungi negara tanpa memandeggak devisa. Ada kelemahan ada keuntungannya. Bisa silahkan dibaca 2010/3/14 Ari Condro > > sementara kalau lalu lintas devisa memang tidak dibatasi, hanya saja > dipantau. soalnya kalau dikontrol dalam arti dibatasi, akan merepotkan > perdagangan internasional. > > dan > tiap HO mau tarik duitnya kudu lewat prosedur macam macam. bisnis mandeg > :D > > > > > salam, > Ari > > > 2010/3/13 Budi Sudarsono > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > = > Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking" > = > Alamat penting terkait millis AKI > Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com > Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 > Arsip Milis AKI online: > http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com > = > Perhatian : > Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: > - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya > - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota > yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas > - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke > ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Millis AKI- stop smoking] Re: The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard)
kalau untuk masalah sub prime mortgage, indonesia malah sangat berhasil. BI melarang bank membeli produk derivatif sebagai bagian dari asset. BI juga meminta bank tidak boleh terekspose terhadap resiko jika melayani transaksi derivatif (forward atau future dalam rangka hedging) yg diajukan oleh nasabah perusahaan. maka jika ada yg pengen forward sekian xxx, maka bank juga harus mengeliminasi dengan sekian xxx juga. beda dengan perbankan lain di luar negeri, perbankan indonesia justru tidak terkena dampak sub prime mortgage. karena BI yang prudent itulah maka dunia perbankan indonesia selamat. sementara kalau lalu lintas devisa memang tidak dibatasi, hanya saja dipantau. soalnya kalau dikontrol dalam arti dibatasi, akan merepotkan perdagangan internasional. contoh aja : misal saya kerja di perusahaan global xyz, yg pusatnya di US operasional kantor pakai citibank jakarta karena perusahaan di indonesia adalah cash cow buat HO, maka tiap ada dana diatas 10 k USD, akan langsung ditarik ke citibank hongkong (rekening operasional HO) let's say BI menerapkan kontrol devisa, tidak boleh ada uang ke luar negeri di atas 5 k USD kalau pakai kontrol devisi, policy perusahaan ini bakalan jadi kendala yg merepotkan, karena tiap transaksi bayar ke client luar negeri and so on, dan tiap HO mau tarik duitnya kudu lewat prosedur macam macam. bisnis mandeg :D salam, Ari 2010/3/13 Budi Sudarsono > > [Non-text portions of this message have been removed]
[Millis AKI- stop smoking] Re: The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard)
Indonesia keluar dari IMF ? Apa betul ? Saya kira yang benar adalah: Indonesia melunasi pinjamannya. Tetapi yang lebih penting terkait dengan perubahan kebijakan IMF : tidakkah Indonesia akan mulai melakukan pembatasan terhadap lalulintas devisa seperti yang pernah dilakukan oleh Malaysia dan Chile, yang kini dianggap dapat membawa manfaat. Jika jalan itu diambil oleh Indonesia, barangkali bisa terhindar dari kejadian seperti Bank Century: pemilik bank melarika dana ke luar negeri begitu mudahnya. Budi Sudarsono Ketua, Masyarakat Peduli Energi dan Lingkungan (MPEL); Sekretariat Tel. 62-021 75906564 ; Blog: http://feea3.blogspot.com/, Anggota, Komisi Ahli Tenaga Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional. Res.: +6221-7243291 Fax: +6221-7396189 Mob. +62812-9601614 --- On Sat, 3/13/10, Wong Cilik wrote: From: Wong Cilik Subject: Re: [Millis AKI- stop smoking] The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard) To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Saturday, March 13, 2010, 7:53 AM Barangkali kalau dilihat urutan kejadiannya: - Banyak negara berkembang protes, termasuk Indonesia keluar dari IMF. Artinya dokternya bloon, gak bisa nyembuhin penyakit. Jadi sekarang dia bilang sudah mau belajar. Bukti-bukti kesalahan pendapat ada dan bisa diterima IMF. Barangkali maksud sebenarnya sih ingin menarik client lagi. Jadi negara-negara macam kita bisa mulai bayar angsuran tahunan buat ngegaji pejabat-pejabat IMF. - Didorong lagi oleh krisis Yunani yang membuat kalang-kabut negara-negara eropa. Papandreau (PM atau presiden ya?) lobi amerika, jerman, prancis, dan negara2 euro berikut Inggris. Semua sudah mulai sadar kalau Yunani dijadikan ajang spekulasi maka yang repot bukan cuma Yunani aja. Belum lagi Inggris yang poundsterlingnya pernah dijadikan ajang spekulasinya Soros (dimenangkan oleh Soros). - Jadi perubahan pendapat ini terjadi karena masalah yang sama juga dialami negara maju. Kalau masalah ini tidak terjadi pada Euro, maka mungkin mereka tidak akan mengubah pendapat? Tapi ya ini juga cuma spekulasi... . bisa jadi bener bisa juga tidak On Sat, Mar 13, 2010 at 11:26 AM, Wong Cilik wrote: [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]