Re: [Millis AKI- stop smoking] Re: The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard)

2010-03-14 Terurut Topik Ari Condro
kalau mau cari investor jangka panjang sih bagus, bukannya paket UU PMA
sekalian UU Ketenagakerjaan arahnya ke sana, iklim investasi yang bagus ?
tapi yg di klausul ttg tenaga kerja kayaknya banyak yg protes tuh hehehe :D

kalau lihat laporan keuangan prusahaan, yg blue chip modelnya astra
international, dari tahun 2007 ke 2008 peringkat obligasi mereka naik tuh
(di 2007 banyakan A+ di 2008 udah AA-.  kayak yg mereka keluarkan di astra
sedaya finance dan fif.  (laporan keuangan konsolidasian 2009 belum keluar
ya).  so far sih, saya ngeliat investor udah lebih menghargai prospek
ekonomi perusahaan di indonesia.  susah dapat hutang jangka panjang karena
prospeknya di anggap belum bagus kali yah ... :)

sementara kalau ngeliat pernyataan terakhir sampean, kok itu berlawanan
dengan debt covenant hypothesis yah.  soalnya justru debt itu dipake buat
mengontrol kinerja perusahaan, mengontrol manajemen.  perusahaan di
indonesia, yg konsentrasi di ekspor, karakternya biasanya adalah :

1. hanya sebagai tukang jahit, jadi jatah qty ekspornya sebenarnya jatah
dari HO di luar negeri untuk mmenuhi keutuhan pelanggan yg masih affilate

2. belum punya pasar jelas di luar negeri atau masih punya ketergantungan
pada perusahaan pendistribusi di luar negeri (buyer), sementara di luar
negeri banyak yg gulung tikar sejak krisis sub prime mortgage (dubai world
aja bankrut gitu lho).  makanya wajar, banyak yg belum rela kasih pinjaman
jangka panjang ke "perusahaan perusahaan" di indonesia.

yg dapat pinajaman jangka panjang, otomatis tinggal yg di property atau di
tambang saja, kan.  sementara kalo tambang, sekarang ini banyak yang cerewet
hehehe :p


salam,
Ari


2010/3/14 Wong Cilik 

>
>
> Soal unremunerated ada ketemu di internet...
>
>
> http://www.thomaspalley.com/docs/articles/international_markets/chilean_reserve.pdf
>
> Katanya sih bersifat seperti polisi tidur. Mobil gak bisa lagi jalan 150
> km/jam... harus pelan-pelan. Efeknya juga bisa menambah inflow kapital
> karena mereka berusaha mencari investor yang sifatnya lebih jangka panjang.
>
> Bandingkan dengan investor yang memberikan pinjaman ke perusahaan swasta
> tiap tahun harus di - rollover. Begitu interest rate naik, susahnya minta
> rolover... akibatnya default dan perusahaan bagus harus dijual ke
> perusahaan Amerika lagi..
>
> 20
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]





=
Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
=
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online: 
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Millis AKI- stop smoking] Re: The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard)

2010-03-14 Terurut Topik Ari Condro
kalo di chile sih : Similarly, Chilean-style unremunerated reserve
requirements may be easier to
evade in countries with extensive trading in sophisticated derivatives.

lha kalau di indonesia, perdagangan derivatif, apalagi yg aneh aneh kan
boleh dibilang gak jalan, sub prime mortgage kan ditolak oleh BI di
indoensia seperti saya bilang.  perdagangan opsi aja, hanya ada lima
perusahaan, itu pun ndak aktif di perdagangkan, untuk saham, dari LQ45,
mungkin separonya kapitalisasi pasar dipake buat konsentrasi jualan sahamnya
bakrie, yg lainnya, di luar LQ45 boleh dibilang saham tidur, ndak aktif.
hehehe :D.  bursa komoditi juga sepi sepi aja.

jadi di indonesia, urusan derivatif paling paling sekitaran hedging kurs
buat operasional perusahaan.

tentang hot money di pasar modal, kemarin dulu itu kan ada limpahan duit
dari perusahaan ausransi dan reksa dana di amerika yg algi cari tempat
menclok, ketika mereka harus balik kandang, yah, duitnya kudu ditarik lagi
lah.  dan ini duitnya emang lumayan banyak.  curious aja, kalau ini mau
dipajekin tinggi biar duitnya kagak keluar lagi dari bursa di indonesia.
kalau nekad mau dipajekin tinggi, sementara bursa di indonesia itu tipis
tipis aja dan nggak begitu menarik, wah, bisa bisa mereka marah, dan kalau
mau iseng, bursa indonesia bisa dipakai main ajrut ajrutan biar mbleduk :)


salam,
Ari


2010/3/14 Wong Cilik 

> Similarly, Chilean-style unremunerated reserve requirements may be easier
> to
> evade in countries with extensive trading in sophisticated derivatives.
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Millis AKI- stop smoking] Re: The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard)

2010-03-14 Terurut Topik Wong Cilik
Soal unremunerated ada ketemu di internet...

http://www.thomaspalley.com/docs/articles/international_markets/chilean_reserve.pdf

Katanya sih bersifat seperti polisi tidur. Mobil gak bisa lagi jalan 150
km/jam...  harus pelan-pelan. Efeknya juga bisa menambah inflow kapital
karena mereka berusaha mencari investor yang sifatnya lebih jangka panjang.

Bandingkan dengan investor yang memberikan pinjaman ke perusahaan swasta
tiap tahun harus di - rollover. Begitu interest rate naik, susahnya minta
rolover...  akibatnya default dan perusahaan bagus harus dijual ke
perusahaan Amerika lagi..


20


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Millis AKI- stop smoking] Re: The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard)

2010-03-14 Terurut Topik Wong Cilik
Yah menurut saya ya yang di highlight di bawah

elain itu artikel juga menyatakan, satu cara di suatu tempat, belum tentu
 bisa menjadi best practice di tempat lain
===

Similarly, Chilean-style unremunerated reserve requirements may be easier to
evade in countries with extensive trading in sophisticated derivatives.
With the stigma on capital controls gone, the IMF should now get to
work ondeveloping guidelines on what kind of controls work best and
under whatcircumstances

Yang cocok dengan kultur/karakteristik ekspor impor Indonesia plus budaya
korupsinya juga dipertimbangkan. Kalau percaya korupsi timbul akibat kontrol
devisa sangat besar, maka kontrol yang dipegang BI harus diperkecil atau
semakin dibikin transparan (bukannya diawasi oleh badan pansus-pansusan)...

Pajak keluar (devisa hot money keluar) lebih gampang diterima. Karena tujuan
devisa kontrol kan buat mengontrol hot money. Buat jual beli ekspor impor
sangat kecil atau nol. Tapi bisa jadi transaksi hot money dibikin
seolah-olah dagang ekspor impor. Dana kiriman TKI tidak dipajaki, dan
pajaknya mulai setelah jumlah tertentu saja (quantitative restriction)...
Yah yang ini sih agak gampang dimengerti... Tetap saja masalahnya ada pada
detail pelaksanaannnya. Detilnya harus mencegah efek buruk hot money dan
mata uang dijadikan ajang spekulasi. It saja sih.

Kalau saya sempat bikin teknis dan aturan terbaik, barangkali kalau sempat
saya kirim skripsi buat IMF...  mudah-mudahan diterima dan saya bisa
diangkat menjadi Presiden Direkturnya...  atau paling tidak Direktur daerah
Asia pasifik...  Doakan ya [?][?][?][?] (becanda..  becanda...  he.he)



2010/3/14 Ari Condro 

>
> ===>>> Kalau anda belum jelas kenapa IMF melepas label 'haram'nya atas
> kontrol> devisa... barangkali perlu baca selengkapnya laporan IMF tersebut.
> Saya> cuma menerjemahkan saja dari artikel tersebut.>
>


> > Selalu saja, dalam hal bebas tidak bebas, sertifikasi atau tidak
> > sertifikasi, baik itu lalu lintas uang, sertifikasi kualitas, maupun ijin
> > ini itu, kalau pejabat pelaksananya tidak memiliki integritas tinggi maka
> > selalu akan ada jalan buat jadi ajang korupsi atau yang menurut kalimat
> > anda
> > "MEREPOTKAN dan MEMANDEG-KAN perdagangan internasional".
> >
> > Entah pansus-pansus DPR barangkali ingin memberantas korupsi di BI karena
> > mereka punya kontrol/monitoring atas alur devisa atau barangkali DPR
> ingin
> > kebagian kecipratan basahnya uang devisa tersebut. Mana yang benar
> > walahualam saja lah...
> >
> > Teknis 'kontrol' devisa ini ada dibahas sedikit di artikel bahasa
> > inggrisnya. Macam-macam jenis dan mereka desain supaya melindungi negara
> > tanpa memandeggak devisa. Ada kelemahan ada keuntungannya. Bisa silahkan
> > dibaca
> >
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Millis AKI- stop smoking] Re: The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard)

2010-03-14 Terurut Topik Ari Condro
oke, kita balik ke artikel.  di artikel ada empat cara (saya kasih nomer)
===

Emerging markets have resorted to a variety of instruments to limit
private-sector borrowing abroad:

1. taxes,
2. unremunerated reserve requirements,
3. quantitative restrictions, and
4. verbal persuasion.

In view of the sophisticated
nature of financial markets, the devil is often in the details – and what
works in one setting is unlikely to work well in others.

===
selain itu artikel juga menyatakan, satu cara di suatu tempat, belum tentu
bia menjadi best practice di tempat lain
===

For example, Taiwan’s
use of administrative measures that rely heavily on close monitoring of
flows
may be inappropriate in settings where bureaucratic capacity is more
limited.

Similarly, Chilean-style unremunerated reserve requirements may be easier to
evade in countries with extensive trading in sophisticated derivatives.
With the stigma on capital controls gone, the IMF should now get to work on
developing guidelines on what kind of controls work best and under what
circumstances

===
berikut ini komen saya terhadap 4 cara untuk kontrol devisa di atas.

1. taxes,
jadi kalau ada arus uang ke luar negeri dipajakin tinggi.  harapannya supaya
uang tidak mengalir ke luar, tapi berpusar di luar negeri saja.  menurut
saya, cara ini luamayan tidak populis, dan sebaiknya hanya dilakukan di saat
kondisi yg kritis.beda lagi kalau kebijakan negara sifatnya memang ultra
nasionalis yah.  soalnya terus terang saja, pma yg masuk ke indonesia,
memposisikan anak perusahaannya sebagai cash cow, jadi kalau diberi barrier
semacam ini, maka mereka akan membatasi jumlah uang mereka di sini, dengan
anggapan ada resiko jika usaha mereka di nasionalisasi.  ini bisa berarti
kita kehilangan potensi investasi.

2. unremunerated reserve requirements,
saya agak bingung nih maksudnya, apa maksudnya kayak bank asing kalau punya
uang banyak (reserve dalam jumlah banyak yg ngepos di BI) bakalan nggak
mendapatkan insentif apa apa ?  barangkali ada yg bisa membantu mencerahkan
?

3. quantitative restrictions, and
ini yg seperti saya ilustrasikan sebelumnya, dibatesin dengan jumlah
tertentu, nggak boleh transfer uang dengan jumlah di atas 5 rb USD.

4. verbal persuasion.
ini yg imho dilakukan BI, selain himbauan, arus keluar masuk kudu dijelaskan
untuk keperluan apa, jadi sifatnya memantau, tapi tidak membatasi.

lha kalau oom wong cilik, prefer dengan cara yang mana ? dan mengapa
mengganggap cara itu yg paling baik diterapkan di indonesia ?


salam,
Ari


2010/3/14 Wong Cilik 

>
>
> Kalau anda belum jelas kenapa IMF melepas label 'haram'nya atas kontrol
> devisa... barangkali perlu baca selengkapnya laporan IMF tersebut. Saya
> cuma menerjemahkan saja dari artikel tersebut.
>
> Selalu saja, dalam hal bebas tidak bebas, sertifikasi atau tidak
> sertifikasi, baik itu lalu lintas uang, sertifikasi kualitas, maupun ijin
> ini itu, kalau pejabat pelaksananya tidak memiliki integritas tinggi maka
> selalu akan ada jalan buat jadi ajang korupsi atau yang menurut kalimat
> anda
> "MEREPOTKAN dan MEMANDEG-KAN perdagangan internasional".
>
> Entah pansus-pansus DPR barangkali ingin memberantas korupsi di BI karena
> mereka punya kontrol/monitoring atas alur devisa atau barangkali DPR ingin
> kebagian kecipratan basahnya uang devisa tersebut. Mana yang benar
> walahualam saja lah...
>
> Teknis 'kontrol' devisa ini ada dibahas sedikit di artikel bahasa
> inggrisnya. Macam-macam jenis dan mereka desain supaya melindungi negara
> tanpa memandeggak devisa. Ada kelemahan ada keuntungannya. Bisa silahkan
> dibaca
>
> 2010/3/14 Ari Condro >
>
>
> >
> > sementara kalau lalu lintas devisa memang tidak dibatasi, hanya saja
> > dipantau. soalnya kalau dikontrol dalam arti dibatasi, akan merepotkan
> > perdagangan internasional.
> >
>
> > dan
> > tiap HO mau tarik duitnya kudu lewat prosedur macam macam. bisnis mandeg
> > :D
> >
> >
> >
> >
> > salam,
> > Ari
> >
> >
> > 2010/3/13 Budi Sudarsono 
> > 
> >
> >
> > >
> > >
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >
> >
> > 
>
> >
> > =
> > Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
> > =
> > Alamat penting terkait millis AKI
> > Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com
> > Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
> > Arsip Milis AKI online:
> > http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
> > =
> > Perhatian :
> > Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut:
> > - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
> > - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada.
> Anggota
> > yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
> > - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke
> > ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo!
> Groups Links
>
> >
> >
> >
> >
>
> [Non-text portions of th

Re: [Millis AKI- stop smoking] Re: The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard)

2010-03-13 Terurut Topik Wong Cilik
Kalau anda belum jelas kenapa IMF melepas label 'haram'nya atas kontrol
devisa...  barangkali perlu baca selengkapnya laporan IMF tersebut. Saya
cuma menerjemahkan saja dari artikel tersebut.

Selalu saja, dalam hal bebas tidak bebas, sertifikasi atau tidak
sertifikasi, baik itu lalu lintas uang, sertifikasi kualitas, maupun ijin
ini itu, kalau pejabat pelaksananya tidak memiliki integritas tinggi maka
selalu akan ada jalan buat jadi ajang korupsi atau yang menurut kalimat anda
"MEREPOTKAN dan MEMANDEG-KAN perdagangan internasional".

Entah pansus-pansus DPR barangkali ingin memberantas korupsi di BI karena
mereka punya kontrol/monitoring atas alur devisa atau barangkali DPR ingin
kebagian kecipratan basahnya uang devisa tersebut. Mana yang benar
walahualam saja lah...

Teknis 'kontrol' devisa ini ada dibahas sedikit di artikel bahasa
inggrisnya. Macam-macam jenis dan mereka desain supaya melindungi negara
tanpa memandeggak devisa. Ada kelemahan ada keuntungannya. Bisa silahkan
dibaca

2010/3/14 Ari Condro 

>
> sementara kalau lalu lintas devisa memang tidak dibatasi, hanya saja
> dipantau.  soalnya kalau dikontrol dalam arti dibatasi, akan merepotkan
> perdagangan internasional.
>



> dan
> tiap HO mau tarik duitnya kudu lewat prosedur macam macam.  bisnis mandeg
> :D
>
>
>
>
> salam,
> Ari
>
>
> 2010/3/13 Budi Sudarsono 
>
> >
> >
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> 
>
> =
> Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
> =
> Alamat penting terkait millis AKI
> Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com
> Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
> Arsip Milis AKI online:
> http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
> =
> Perhatian :
> Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut:
> - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
> - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota
> yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
> - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke
> ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links
>
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Millis AKI- stop smoking] Re: The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard)

2010-03-13 Terurut Topik Ari Condro
kalau untuk masalah sub prime mortgage, indonesia malah sangat berhasil.  BI
melarang bank membeli produk derivatif sebagai bagian dari asset.  BI juga
meminta bank tidak boleh terekspose terhadap resiko jika melayani transaksi
derivatif (forward atau future dalam rangka hedging) yg diajukan oleh
nasabah perusahaan.  maka jika ada yg pengen forward sekian xxx, maka bank
juga harus mengeliminasi dengan sekian xxx juga.

beda dengan perbankan lain di luar negeri, perbankan indonesia justru tidak
terkena dampak sub prime mortgage.  karena BI yang prudent itulah maka dunia
perbankan indonesia selamat.

sementara kalau lalu lintas devisa memang tidak dibatasi, hanya saja
dipantau.  soalnya kalau dikontrol dalam arti dibatasi, akan merepotkan
perdagangan internasional.

contoh aja :

misal saya kerja di perusahaan global xyz, yg pusatnya di US
operasional kantor pakai citibank jakarta
karena perusahaan di indonesia adalah cash cow buat HO, maka tiap ada dana
diatas 10 k USD, akan langsung ditarik ke citibank hongkong (rekening
operasional HO)
let's say BI menerapkan kontrol devisa, tidak boleh ada uang ke luar negeri
di atas 5 k USD

kalau pakai kontrol devisi, policy perusahaan ini bakalan jadi kendala yg
merepotkan, karena tiap transaksi bayar ke client luar negeri and so on, dan
tiap HO mau tarik duitnya kudu lewat prosedur macam macam.  bisnis mandeg :D




salam,
Ari


2010/3/13 Budi Sudarsono 

>
>


[Non-text portions of this message have been removed]



[Millis AKI- stop smoking] Re: The End of an Era in Finance (Prof. Rodrik of Harvard)

2010-03-13 Terurut Topik Budi Sudarsono
Indonesia keluar dari IMF ? Apa betul ? Saya kira yang benar adalah: Indonesia 
melunasi pinjamannya.



Tetapi yang lebih penting terkait dengan perubahan kebijakan IMF :
tidakkah Indonesia akan mulai melakukan pembatasan terhadap lalulintas
devisa seperti yang pernah dilakukan oleh Malaysia dan Chile, yang kini
dianggap dapat membawa manfaat. Jika jalan itu diambil oleh Indonesia,
barangkali bisa terhindar dari kejadian seperti Bank Century: pemilik
bank melarika dana ke luar negeri begitu mudahnya.

Budi Sudarsono

Ketua, Masyarakat Peduli Energi dan Lingkungan (MPEL); Sekretariat Tel. 62-021 
75906564 ; Blog: http://feea3.blogspot.com/,

Anggota, Komisi Ahli Tenaga Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional. 

Res.: +6221-7243291 Fax: +6221-7396189 Mob. +62812-9601614

--- On Sat, 3/13/10, Wong Cilik  wrote:

From: Wong Cilik 
Subject: Re: [Millis AKI- stop smoking] The End of an Era in Finance (Prof.  
Rodrik of Harvard)
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Saturday, March 13, 2010, 7:53 AM







 



  



  
  
  Barangkali kalau dilihat urutan kejadiannya:

- Banyak negara berkembang protes, termasuk Indonesia keluar dari IMF.

Artinya dokternya bloon, gak bisa nyembuhin penyakit. Jadi sekarang dia

bilang sudah mau belajar. Bukti-bukti kesalahan pendapat ada dan bisa

diterima IMF. Barangkali maksud sebenarnya sih ingin menarik client lagi.

Jadi negara-negara macam kita bisa mulai bayar angsuran tahunan buat ngegaji

pejabat-pejabat IMF.



- Didorong lagi oleh krisis Yunani yang membuat kalang-kabut negara-negara

eropa. Papandreau (PM atau presiden ya?) lobi amerika, jerman, prancis, dan

negara2 euro berikut Inggris. Semua sudah mulai sadar kalau Yunani dijadikan

ajang spekulasi maka yang repot bukan cuma Yunani aja. Belum lagi Inggris

yang poundsterlingnya pernah dijadikan ajang spekulasinya Soros (dimenangkan

oleh Soros).



- Jadi perubahan pendapat ini terjadi karena masalah yang sama juga dialami

negara maju. Kalau masalah ini tidak terjadi pada Euro, maka mungkin mereka

tidak akan mengubah pendapat? Tapi ya ini juga cuma spekulasi... . bisa jadi

bener bisa juga tidak



On Sat, Mar 13, 2010 at 11:26 AM, Wong Cilik wrote:



[Non-text portions of this message have been removed]






 





 



  






  

[Non-text portions of this message have been removed]