Bls: [Keuangan] Re: Jusuf Kalla: Ekonomi Pasar : Boleh Saja , Asal Fair !

2009-05-26 Terurut Topik Reza P
Saya setuju jika pendidikan ekonomi tidak hanya dititikberatkan pada fakultas 
ekonomi saja. Apalagi jika kita melihat kualitas pendidikan, kurikulum hanyalah 
salah satu komponen dari sistem pendidikan. Justru saya kok miris melihat 
perdebatan antara ekonomi neolib dan kerakyatan. Ketiga calon presiden 
sekarang dulunya satu kabinet dan sesuai dengan posisi mereka sebagai politisi, 
apakah memunculkan perdebatan semu tentang sistem ekonomi ini hanya untuk 
menarik perhatian saja?
IMHO, capres2 ini hanya caper dengan melabeli diri sistem ekonomi.

Kebetulan beberapa minggu lalu, saya mengamati kondisi labor market di 
Indonesia. Dengan mayoritas angkatan kerja bekerja di sektor informal serta 
mayoritas pendidikannya adalah lulusan SD ditambah hanya sekitar 5 persen dari 
total angkatan kerja di sektor formal bergaji diatas 5jt, apakah strategi 
kampanye dengan menggunakan kombinasi kata ekonomi dan rakyat itu adalah 
strategi kampanye yang efektif ketimbang label neo liberalisme yang 
seakan-akan pro konglomerasi?

AFAIK, kok sejauh ini belum ada capres yang menjanjikan peningkatan kualitas 
labor market atau setidaknya menambah jumlah angkatan kerja di sektor formal?

Mohon maaf kalau OOT.
Salam,
Reza 





Dari: nazar naza...@gmail.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Selasa, 26 Mei, 2009 19:57:04
Topik: [Keuangan] Re: Jusuf Kalla: Ekonomi Pasar : Boleh Saja , Asal Fair !

Dalam istilah ekonomi, ada kurva lingkaran setan. Dimana, apapun kebijakan yang 
diambil tetap tidak akan merubah pertumbuhan ekonomi.

Lingkaran setan ini juga bisa terjadi pada dunia politik  pemerintahan.

Ini adalah wacana, bukan berarti ekonomi dan politik indonesia berada dalam 
lingkaran setan itu. Toh, kalau setan-setan itu tau nanti dia marah  
gentayangan.

O ya, kalau masalah kurikulum tidak hanya di fakultas ekonomi saja. Karena 
pelaku bisnis, politisi dan pemerintah bukan hanya anak2x fakultas ekonomi.

Salam

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, prastowo prastowo sesaw...@... 
wrote:

 terhadap semua itu kita berharap pada hukum. produk hukum yg baik, yakni UU, 
 bisa diawali dg memilih anggota legislatif yg baik. di tahap ini sedikit 
 banyak tentu kita sudah berkontribusi bukan? lalu kita jg perlu pemerintah yg 
 paham tugasnya, maka perlu juga memilih pemimpin yg bisa menerjemahkan 
 berbagai harapan itu dlm aturan main yg baik.
 sebenarnya kita masih punya harapan, mengingat kita masih sering bicara ttg 
 baik.
 menyalakan lilin di kegelapan saya kira lebih baik daripada sekedar mengutuk 
 kegelapan itu. Ya mari kita awasi terus kiprah para anggota legislatif. Sudah 
 banyak saluran bisa dipakai, media massa, LSM, atau membuat tulisan.
 kalau yg normatif belum terlaksana, tentu saja tetap ada harapan. salah 
 satunya adalah mendorong perbaikan kurikulum di fakultas ekonomi, tidak 
 melulu memelajari aliran mainstream tetapi jg ke aliran heterodoks dan yg 
 lain.
 
 salam



  Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke 
Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: Bls: [Keuangan] Re: Jusuf Kalla: Ekonomi Pasar : Boleh Saja , Asal Fair !

2009-05-26 Terurut Topik prastowo prastowo
Saya setuju mas Reza. Perdebatan neolib versus kerakyatan memang cenderung 
mendangkal, tak masuk ke substansi, misalnya bagaimana lalu kita menciptakan 
strategi pencapaian kebaikan bersama secara efektif. Tapi ini kan jargon utk 
keperluan kampanye semata. saya sendiri tak banyak berharap pada ketiga 
pasangan ini.
Celakanya para ekonom pun sibuk menulis dan beropini ttg 'neoliberalisme' dan 
mendaku seolah merekalah yg paling tahu, padahal tidak juga. Misalnya kemarin 
Pak The dari LIPI, pagi ini Tony Prasetyantono di Kompas, lalu pendapat Chatib 
Basri bahwa pandangan umum itu keliru dan hanya menunjukkan ketidakmengertian, 
ditambah Raden Pardede yang mengatakan bahwa semua teori ekonomi itu bagus, 
tergantung siapa yang mengimplementasikannya.
Lho? bukankah memang ilmu2 praktis di situ letak masalahnya, soal 'siapa' yang 
melakukan dan 'bagaimana', bukan pertama-tama soal 'apa'.

Hemat saya ada cara lain melihat fenomena neoliberalisme ini, yaitu dari teori 
politik dan filsafat, ini juga sangat kaya dan berkembang di Barat. benar bahwa 
tidak sekedar ilmu ekonomi yg perlu dirombak kurikulumnya, tapi konteks kita 
kan milis berbasis ilmu ekonomi, maka saya tidak bicara teologi, filsafat, atau 
ilmu politik. Ke depan, diperlukan satu kerangka pendekatan lintasdisiplin 
untuk memotret keseluruhan asumsi ttg manusia dlm kebijakan publik, karena saat 
bersamaan ia adalah makhluk ekonomi, politik, sosial, budaya, relijius, dan 
sebagainya.

Merngenai fokus Anda ttg labor market saya sepakat. Mereka semua ini hidup dan 
besar dlm lingkup kelas borjuasi, sulit saya kira bisa bicara ttg hal2 begini, 
dan kita tak bisa berharap banyak.

salam





Dari: Reza P rezap...@yahoo.com.sg
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Selasa, 26 Mei, 2009 15:30:21
Topik: Bls: [Keuangan] Re: Jusuf Kalla: Ekonomi Pasar : Boleh Saja , Asal Fair !





Saya setuju jika pendidikan ekonomi tidak hanya dititikberatka n pada fakultas 
ekonomi saja.  Apalagi jika kita melihat kualitas pendidikan, kurikulum 
hanyalah salah satu komponen dari sistem pendidikan. Justru saya kok miris 
melihat perdebatan antara ekonomi neolib dan kerakyatan . Ketiga calon 
presiden sekarang dulunya satu kabinet dan sesuai dengan posisi mereka sebagai 
politisi, apakah memunculkan perdebatan semu tentang sistem ekonomi ini hanya 
untuk menarik perhatian saja?
IMHO, capres2 ini hanya caper dengan melabeli diri sistem ekonomi.

Kebetulan beberapa minggu lalu, saya mengamati kondisi labor market di 
Indonesia. Dengan mayoritas angkatan kerja bekerja di sektor informal serta 
mayoritas pendidikannya adalah lulusan SD ditambah hanya sekitar 5 persen dari 
total angkatan kerja di sektor formal bergaji diatas 5jt, apakah strategi 
kampanye dengan menggunakan kombinas i kata ekonomi dan rakyat itu adalah 
strategi kampanye yang efektif ketimbang label neo liberalisme  yang 
seakan-akan pro konglomerasi?

AFAIK, kok sejauh ini belum ada capres yang menjanjikan peningkatan kualitas 
labor market atau setidaknya menambah jumlah angkatan kerja di sektor formal?

Mohon maaf kalau OOT.
Salam,
Reza 

 _ _ __
Dari: nazar naza...@gmail. com
Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com
Terkirim: Selasa, 26 Mei, 2009 19:57:04
Topik: [Keuangan] Re: Jusuf Kalla: Ekonomi Pasar : Boleh Saja , Asal Fair !

Dalam istilah ekonomi, ada kurva lingkaran setan. Dimana, apapun kebijakan yang 
diambil tetap tidak akan merubah pertumbuhan ekonomi.

Lingkaran setan ini juga bisa terjadi pada dunia politik  pemerintahan.

Ini adalah wacana, bukan berarti ekonomi dan politik indonesia berada dalam 
lingkaran setan itu. Toh, kalau setan-setan itu tau nanti dia marah  
gentayangan.

O ya, kalau masalah kurikulum tidak hanya di fakultas ekonomi saja. Karena 
pelaku bisnis, politisi dan pemerintah bukan hanya anak2x fakultas ekonomi.

Salam

--- In AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com, prastowo prastowo 
sesaw...@.. . wrote:

 terhadap semua itu kita berharap pada hukum. produk hukum yg baik, yakni UU, 
 bisa diawali dg memilih anggota legislatif yg baik. di tahap ini sedikit 
 banyak tentu kita sudah berkontribusi bukan? lalu kita jg perlu pemerintah yg 
 paham tugasnya, maka perlu juga memilih pemimpin yg bisa menerjemahkan 
 berbagai harapan itu dlm aturan main yg baik.
 sebenarnya kita masih punya harapan, mengingat kita masih sering bicara ttg 
 baik.
 menyalakan lilin di kegelapan saya kira lebih baik daripada sekedar mengutuk 
 kegelapan itu. Ya mari kita awasi terus kiprah para anggota legislatif. Sudah 
 banyak saluran bisa dipakai, media massa, LSM, atau membuat tulisan.
 kalau yg normatif belum terlaksana, tentu saja tetap ada harapan. salah 
 satunya adalah mendorong perbaikan kurikulum di fakultas ekonomi, tidak 
 melulu memelajari aliran mainstream tetapi jg ke aliran heterodoks dan yg 
 lain.
 
 salam

Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke 
Internet

Bls: [Keuangan] Re: Jusuf Kalla: Ekonomi Pasar : Boleh Saja , Asal Fair !

2009-05-26 Terurut Topik nazar
Yang bener nih anda setuju? Jika iya, mari kita pukul bedug dan kentongan (kalo 
parlemen sih ketuk palu).

Perlu diingat bahwa presiden manapun, didunia ini jika tanpa bantuan para 
mentri, dinas, staf dan masyarakat, tidak ada apa-apanya. Jadi ya, capres2x itu 
bukan satu2xnya tolak ukur pertumbuhan ekonomi. Orang2x yg berada 
dibelakangnya, pergaulan internasional, dan dukungan masyarakat merupakan hal 
yang paling penting.

Inti dari pembangunan ekonomi itu adalah terbagi ratanya kekayaan dan daya beli 
masyarakat. Itu bisa dalam bentuk lapangan kerja dan peluang usaha/bisnis. 
Lapangan kerja dan bisnis yang layak dan fair tentunya.

Salam
nazarjb


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Reza P rezap...@... wrote:

 Saya setuju jika pendidikan ekonomi tidak hanya dititikberatkan pada fakultas 
 ekonomi saja. Apalagi jika kita melihat kualitas pendidikan, kurikulum 
 hanyalah salah satu komponen dari sistem pendidikan. Justru saya kok miris 
 melihat perdebatan antara ekonomi neolib dan kerakyatan. Ketiga calon 
 presiden sekarang dulunya satu kabinet dan sesuai dengan posisi mereka 
 sebagai politisi, apakah memunculkan perdebatan semu tentang sistem ekonomi 
 ini hanya untuk menarik perhatian saja?
 IMHO, capres2 ini hanya caper dengan melabeli diri sistem ekonomi.
 
 Kebetulan beberapa minggu lalu, saya mengamati kondisi labor market di 
 Indonesia. Dengan mayoritas angkatan kerja bekerja di sektor informal serta 
 mayoritas pendidikannya adalah lulusan SD ditambah hanya sekitar 5 persen 
 dari total angkatan kerja di sektor formal bergaji diatas 5jt, apakah 
 strategi kampanye dengan menggunakan kombinasi kata ekonomi dan rakyat 
 itu adalah strategi kampanye yang efektif ketimbang label neo 
 liberalisme yang seakan-akan pro konglomerasi?
 
 AFAIK, kok sejauh ini belum ada capres yang menjanjikan peningkatan kualitas 
 labor market atau setidaknya menambah jumlah angkatan kerja di sektor formal?
 
 Mohon maaf kalau OOT.
 Salam,
 Reza 
 
 
 
 
 
 Dari: nazar naza...@...
 Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Terkirim: Selasa, 26 Mei, 2009 19:57:04
 Topik: [Keuangan] Re: Jusuf Kalla: Ekonomi Pasar : Boleh Saja , Asal Fair !
 
 Dalam istilah ekonomi, ada kurva lingkaran setan. Dimana, apapun kebijakan 
 yang diambil tetap tidak akan merubah pertumbuhan ekonomi.
 
 Lingkaran setan ini juga bisa terjadi pada dunia politik  pemerintahan.
 
 Ini adalah wacana, bukan berarti ekonomi dan politik indonesia berada dalam 
 lingkaran setan itu. Toh, kalau setan-setan itu tau nanti dia marah  
 gentayangan.
 
 O ya, kalau masalah kurikulum tidak hanya di fakultas ekonomi saja. Karena 
 pelaku bisnis, politisi dan pemerintah bukan hanya anak2x fakultas ekonomi.
 
 Salam
 
 --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, prastowo prastowo sesawi04@ 
 wrote:
 
  terhadap semua itu kita berharap pada hukum. produk hukum yg baik, yakni 
  UU, bisa diawali dg memilih anggota legislatif yg baik. di tahap ini 
  sedikit banyak tentu kita sudah berkontribusi bukan? lalu kita jg perlu 
  pemerintah yg paham tugasnya, maka perlu juga memilih pemimpin yg bisa 
  menerjemahkan berbagai harapan itu dlm aturan main yg baik.
  sebenarnya kita masih punya harapan, mengingat kita masih sering bicara ttg 
  baik.
  menyalakan lilin di kegelapan saya kira lebih baik daripada sekedar 
  mengutuk kegelapan itu. Ya mari kita awasi terus kiprah para anggota 
  legislatif. Sudah banyak saluran bisa dipakai, media massa, LSM, atau 
  membuat tulisan.
  kalau yg normatif belum terlaksana, tentu saja tetap ada harapan. salah 
  satunya adalah mendorong perbaikan kurikulum di fakultas ekonomi, tidak 
  melulu memelajari aliran mainstream tetapi jg ke aliran heterodoks dan yg 
  lain.
  
  salam
 
 
 
   Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser 
 ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
 http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
 
 [Non-text portions of this message have been removed]