[ac-i] jurnal sairara: kepada saudara taufiq ismail [13]

2008-06-15 Terurut Topik sangumang kusni
Jurnal Sairara
 
 
 
Kepada Saudara Taufiq Ismail
 
 
13.
 
 
BIAR BUNGA MEKAR BERSAMA, SERIBU ALIRAN BERSAING SUARA
 
 
Aku masih ingin mengomentari alinea Saudara Taufiq Ismail ini: Saya ingatkan 
hadirin bahwa ideologi ini telah menceburkan bangsa dalam dua perang saudara 
yang berdarah-darah. Ideologi ini ternyata lancung keujian, gagal total di 
seluruh dunia tak terbukti mampu memecahkan masalah politik, ekonomi, sosial 
dan budaya tiga perempat abad lamanya. Selama 74 tahun (1917-1991) 
Marxisme-Leninisme terbukti buas-ganas-barbar-haus darah, dan membantai 120 
juta manusia di 76 negara (Courtois: 2000).
 
 
Kalau pemahamanku benar, dengan kalimat ini Saudara Taufiq Ismail mengingatkan 
hadirin agar paling tidak berhati-hati pada ide Marxisme. Tentu saja 
berpendapat dan memberi peringatan begini adalah hak penuh tanpa tergugatkan 
dari Saudara Taufiq Ismail, baik sebagai pribadi, lebih-lebih lagi sebagai 
cendekiawan dan sastrawan, untuk mengingatkan hadirinnya tentang bahaya 
Marxisme dengan segala kata sifat yang disertai oleh Saudara Taufiq Ismail.  
Tapi jika Saudara Taufiq Ismail berhak mengingatkan orang lain dengan segala 
kemauan baik beliau,  kukira orang lain pun berhak menetapkan pilihan dan siapa 
pun tak mempunyai hak mengutuk  pilihan dan pencarian mereka.  Apakah bukan 
demikian? Apalagi jika kita masih berpatokan bahwa motto bangsa, negeri dan 
negara ini adalah bhinneka tunggal ika sari dari berkeindonesiaan dan sebagai 
bentuk negara para pendiri negara ini memilih bentuk republik dan nilai-nilai 
republiken. Bahwa  bangsa kita merupakan
 suatu kebhinekaan, aku memandangnya sebagai suatu rakhmat dan keindahan yang 
patut disyukuri, sedangkan uniformitas ,  ketunggalan,   termasuk la pensée 
unique dekat dengan jurang petaka. Rekonsiliasi, kukira, adalah kemampuan hidup 
dalam keragaman, dengan kebhinnekaan ini, tersimpul dalam rangkaian nilai 
republik dan Indonesia. 
 
 
Pada tahun 1960an, Menteri Kebudayaan RRT, Lin Mo-han menguraikan kebhinnekaan 
ini dalam sebuaha orasi budayanya berjudul Biar Bunga Mekar Bersama, Seribu 
Aliran Bersaing Suara, dan Paul Ricoeur, dalam artikelnya di Harian Le Monde, 
Paris, sekitar tahun 2003 mengatakan  bahwa kebudayaan itu majemuk , 
kemanusiaan itu tunggal.  Sedangkan lokalitas oleh Paul Ricoeur dipandang 
sebagai bahasa untuk berdialog dengan budaya dunia. Dari segi filsafat, atau 
epistemologi, kukira bisa dipertanggungjawabkan, sementara la pensée unique, 
apakah dasar pembenarannya? Apakah dasar pembenaran filosofi dan ilmiahnya 
untuk mencegah orang memilih pandangan hidup masing-masing? Apakah karena kita 
sepakat menjadi satu  bangsa, satu negeri dan negara bernama  Indonesia, lalu 
yang minoritas harus menerima pandangan mayoritas secara budaya dan 
mengeliminasikan dirinya dan dieliminasi dengan satu dan cara lain. 
 
 
Tentu saja peringatan, sebagai sebuah kritik adalah syah, tapi melarang, nanti 
dulu, jika kita masih menerima Republik dan Indonesia sebagai suatu rangkaian 
nilai bersama dan perekat kita berbangsa, bernegeri dan bernegara.  Orang Badui 
mengatakan bahwa terlarang untuk melarang. Mao Zedong dalam artikelnya Dari 
Mana Datangnya Pikiran Yang Tepat , demikian juga Mohamad Arkoun, islamolog 
asal Aljazair dan pengajar di Sorbonne, Paris, dalam  ceramahnya di depan 
mahasiswa-mahasiswa IAIN di Paris sepuluhan tahun silam [laporan ceramah ini 
pernah dimuat sehalaman penuh oleh Harian Media Indonesia, Jakarta] , ketika 
berbicara tentang divine truth dan kebenaran yang lain, telah menunjukkan 
makna kebhinnekaan ini serta arti  kebebasan berpikir. Kebebasan berpikir akan 
terganggu jika dihadang oleh larangan dan apriorisme.  Aku mengkhawatirkan 
peringatan Saudara Taufiq Ismail mengarah kepembentukan busut-busut halangan 
bagi kebebasan orang memilih dan
 mencari  secara leluasa.  Sementara aku memandang sastrawan-seniman termasuk 
jenis manusia pencari dan pencari tak kenal tabu, seperti yang diungkapkan oleh 
Chairil Anwar dalam esai dan puisi-puisinya. Jenis manusia yang jika 
menggunakan istilah  Pelukis Salim sebagai orang yang berjalan tapi tak pernah 
punya sampai [lihat: Ajip Rosidi: Biografi Salim].
 
 
Alinea Saudara Taufiq Ismail di atas, tidak lain  dari sebuah  alinea yang 
membuka palang pintu bagi perdebatan besar  dan bukan  suatu keniscayaan. 
Apalagi sebagai suatu kebenaran yang tak bisa dipertanyakan. Alinea ini pun 
sesungguhnya rada bertentangan dengan saran  beliau untuk tergalangnya 
perdamaian total. Perdamaian totalkah jika tidak mengakui kebhinnekaan dan 
menyisihkan pihak lain?  Apakah pola pikir begini bukannya merupakan suatu pola 
pikir yang ankronik? Paling tidak menyangkal pendapat diri sendiri?
 
 
Kalau aku mengomentari respons Saudara Taufiq Ismail yang memang sejak lama 
ingin kujumpai dan berdialog langsung, kukira ini merupakan bentuk kongkret 
dari Biar BungaMekar Bersama, Seribu Aliran Bersaing Suara. 
 
 
Selama Orba berkuasa, kami dari Lekra hanya boleh dicerca, tak mempunyai 

[ac-i] Sambutan Presiden Republik Indonesia pada Peresmian Pembukaan Pameran Produk Budaya Indonesia (PPBI) 2008

2008-06-15 Terurut Topik Hanny Kardinata
Marilah kita terus kembangkan ekonomi kreatif, ekonomi yang bisa
menumbuhkan perekonomian nasional kita.

... pemberian kredit dari pimpinan perbankan kita adalah wujud nyata untuk
membantu para pelaku usaha kita, pelaku ekonomi kreatif, pelaku usaha kecil
dan menengah agar usahanya terus tumbuh.

Dari: Sambutan Presiden Republik Indonesia pada Peresmian Pembukaan Pameran
Produk Budaya Indonesia (PPBI)
2008http://desaingrafisindonesia.wordpress.com/2008/06/12/sambutan-presiden-republik-indonesia-pada-peresmian-pembukaan-pameran-produk-budaya-indonesia-ppbi-2008/
.

-- 


 *Desain Grafis Indonesia* http://www.desaingrafisindonesia.co.cc/ (
http:// http://tr_1210038663645/www.desaingrafisindonesia.co.cc) -
Creating deeper understandings between Indonesian Graphic Designers


 *Forum DGI*http://www.facebook.com/pages/Desain-Grafis-Indonesia/35708065690(
http://www.facebook.com/pages/Desain-Grafis-Indonesia/35708065690) -
Fostering understanding among Indonesian graphic designers and those
interested in graphic design.


 *The Indonesia Museum of Graphic
Design*http://www.museumdesaingrafisindonesia.co.cc/
 (http:// http://tr_1210038663649/www.museumdesaingrafisindonesia.co.cc) -
Timeline for Indonesian Graphic Design History


 *Indonesian Green Design* http://www.indonesiangreendesign.co.cc/ (
http:// http://tr_1210038663651/www.indonesiangreendesign.co.cc) - Sharing
sustainability to Indonesian Design Community


 Vote for *World Silent Day*, here: World Silent
Day.http://worldsilentday.org/blog/


 Sign up for *Earth Hour* http://www.earthhour.org/user/eBlb and join the
movement.