[ac-i] Antara Religi dan Budaya Jawa
Radar Madiun [ Senin, 29 Desember 2008 ] Antara Religi dan Budaya Jawa MADIUN-Tahun baru Islam pada 1 Muharam yang jatuh pada hari ini, diambil dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke Madinah. Dari berbagai literatur Islam menyebutkan, pada bulan Muharam inilah terdapat sebuah hari yang dikenal dengan istilah Yaumul Asyuro, yaitu pada tanggal sepuluh bulan Muharam. Asyuro berasal dari kata Asyara yang berarti sepuluh. Sedangkan dalam penanggalan jawa menjadi bulan Syuro atau Suro. Di kota Madiun, sebagian warga muslim memperingati 1 Muharram ini dengan berbagai aktivitas. Seperti pertunjukan seni budaya, pembacaan ayat suci Al Quran semalam suntuk. Sedangkan peringatan 1 Muharam berpusat di Masjid Kuno Taman. Menurut R. Suko Pranowo, SSos, generasi ke-7 pewaris Masjid kuno, 1 Muharam sudah diperingati sejak berdirinya masjid ini pada tahun 1756. Yaitu pada masa Raden Kanjeng Kyai Ageng Musbah yang lebih dikenal dengan Kyai Ageng Donopuro dari Desa Perdikan Taman. ''Kyai Perdikan Taman ini memiliki kaitan erat dengan Masjid Demak di Jawa Tengah. Hal ini dapat dibuktikan dengan bentuk Masjid Taman dengan demak. Sehingga peringatan satu Muharam di Madiun bermula di sini,'' ujarnya, kemarin (28/12). Sedangkan makna dari 1 Muharam, menurut Suko, bertolak pada kehidupan masa lalu para Nabi dan rasul. Pada masa itu, berbagai kejadian yang bersifat negatif dialami Nabi dan Rasul. Semisal Nabi Nuh mengalami cobaan ditelan ikan dan Nabi Musa membelah lautan karena dikejar Firaun. Peristiwa-peristiwa ini diyakini terjadi pada bulan Muharam. ''Bertolak dari fenomena-fenomen itu, penanggalan Islam dibuat. Harapannya anak cucu atau generasi penerus tidak mengalami kejadian-kejadian negatif seperti itu. Sehingga pada bulan ini lebih dimaknai untuk berbuat positif atau kebaikan,'' katanya. Bagaimana dengan larangan menikah atau memilih hajat di bulan Muharam ?. Menurut Suko, sesuai syariat Islam tidak ada larangan menikah atau melakukan hajatan yang lain di bulan ini. Namun dari latar belakang terjadinya penanggalan Islam,. boleh dilakukan boleh tidak. Karena berdasar keyakinan masing-masing individu. ''Yang jelas bagi umat Islam di tanah Jawa, bulan Muharam lebih dikenal sebagai bulan mawas diri. Sehingga banyak masyarakat menahan diri untuk mengadakan hajatan karena perlu berintropeksi diri pada bulan ini,'' terangnya. Sedangkan untuk perayaan 1 Muharam, di Masjid Kuno Taman, selain pembacaan ayat suci Al Quran, panitia juga menyediakan nasi liwet beserta sayur bening, jenang sengkolo dan lauk tahu tempe. Menurut Suko, sayur bening yang disajikan pada malam 1 Muharam memiliki arti kebeningan jiwa. Sedangkan nasi liwet berarti kebeningan atau kejernihan jiwa dapat mengental di hati. Sedangkan jenang sengkolo memiliki harapan dapat dijauhkan dari musibah. Lauk tahu tempe berarti makanan khas yang disenangi rakyat banyak. Selain menyajikan makan tersebut bagi warganya, Masjid Taman juga menggelar Seni Gembrung, yaitu solawat yang diiringi alat musik sejenis jidor dan lesung (alat menumbuk padi). Seni Gembrung pada masa itu dibuat untuk alat komunikasi dengan umat muslim, sekaligus sebagai syiar agama. ''Sajian masakan sayur bening, nasi liwet hanya bertahan hingga tahun 1990-an. Sedangkan seni Gemberung untuk tahun ini ditiadakan karena masalah keamanan,'' ungkapnya. (aan/mik). Berkah Satu Suro Pencuci Keris Melihat Kompor Tenaga Surya Buatan Almarhum Minto warga Kecamatan Bulan Awal Keprihatinan Tarmadji : Saatnya Tirakat Caca Jadi Pelajaran Wajib Semenit, Ribuan Bolu Ludes Diserbu Benahi Rumah Tewas Kesetrum Sebagian Warga Mlilir Terjangkit Chikungunya Bahan Baku Turun , Perajin Tas Plastik Tersenyum Imbau Juragan Gabah Hati-hati Tewas
[ac-i] undangan Refleksi Kebudayaan Indonesia
Indonesia Menggugat mengundang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari menghadiri REFLEKSI KEBUDAYAAN INDONESIA 31 Desember 2008 15.00 WIB-selesai di Gedung Indonesia Menggugat Jl. Perintis Kemerdekaan 5 Bandung, Jawa Barat Agenda: orasi kebudayaan, monolog dan mimbar refleksi. Informasi: Arahman Ali (081 842 1298) Hermana HMT (085 880 732 780)
[ac-i] Undangan Talkshow
UNDANGAN TALKSHOW THE 7 LAWS OF HAPPINESS Resolusi Tahun Baru untuk Hidup yang Lebih Bahagia --Oleh Anwar Holid Tiga bulan terakhir menjelang tahun 2009 ini kita dihantui oleh bencana Krisis Finansial Global. Secara mengejutkan, krisis yang berdampak besar-besaran ini justru berasal dari negara adidaya Amerika Serikat. Lepas dari bahwa semua pihak bahu-membahu mengatasi persoalan ini, toh pengaruh buruknya telah terasa oleh kita semua, yang paling terasa ini ialah melonjaknya harga, baik untuk barang kebutuhan pokok dan sekunder. Bagaimana dengan peralihan menuju tahun 2009 yang sebenarnya hanya selisih sedetik saja tepat ketika tengah malam menjelang 1 Januari 2009 nanti? Time waits nobody, lantun Freddie Mercury. Waktu meninggalkan siapapun; ia jalan terus. Tinggal orang sibuk dan pontang-panting mengisi kehidupannya, berusaha waras menghadapi berbagai peristiwa, yang kadang-kadang bisa begitu berat, menegangkan, melelahkan, bahkan mengancam keselamatan dan kebahagiaan. Mestikah kita kalah oleh berbagai krisis, apa pun bentuknya? Haruskah kita khawatir pada ketidakpastian dan ancaman, seabstrak apa pun perwujudannya? Dan kalaupun kita memang mesti kalah, bagaimana cara paling pantas menghadapinya? Sebab dalam kehidupan ini ada kala kita harus tertunduk menghadapi bencana, sakit, salah prakiraan, maupun kecewa. Arvan Pradiansyah, seorang konsultan SDM yang juga penulis dan pembicara publik, pernah berkata, Kalau kamu kalah, jangan sampai kamu kehilangan pelajaran. Kaifa--penerbit yang fokus pada dunia pembelajaran, motivasi, dan manajemen--menggandeng Arvan Pradiansyah untuk bersama-sama mengajak masyarakat memasuki dan mengisi 2009 ini dengan iktikad yang cukup lain, yaitu agar menjalani hidup yang lebih bahagia. Mereka akan mengadakan talkshow dengan topik Resolusi Tahun Baru untuk Hidup yang Lebih Bahagia. Acara ini terbuka untuk umum, akan dilaksanakan pada Sabtu, 3 Januari 2009, pukul 14.00 WIB, di toko buku Gramedia Matraman, Jalan Matraman Raya 46-48 Jakarta 13150. Kaifa menerbitkan buku keempat Arvan Pradiansyah , The 7 Laws of Happiness (423 h.), pada Oktober lalu, dan kini sudah cetak ulang. Dia mengakui sebenarnya ide mengenai isi buku tersebut sudah muncul sejak 2004, namun karena kesibukannya yang begitu padat, membuat naskah buku ini baru selesai ditulis pada pertengahan 2008. Bersama tim dari ILM yang dia pimpin, Arvan malah lebih dulu menyelenggarakan pelatihan The 7 Laws of Happiness at Work sejak 2007 untuk karyawan di sejumlah perusahaan. Alih-alih menganjurkan meraih kesuksesan yang bersifat material, di buku tersebut Arvan mempromosikan agar orang menemukan kebahagiaan yang lebih esensial bagi manusia, meskipun boleh jadi kebahagiaan sangat kualitatif bagi setiap orang. Bagaimana menemukannya? Rahasia itulah yang dia bahas secara cukup komprehensif dalam bukunya. Secara garis besar, ada tujuh rahasia hidup yang bahagia. Tiga unsur pertama berkaitan dengan hubungan seseorang dengan dirinya sendiri; tiga unsur kedua berkaitan dengan hubungan antara seseorang dengan orang lain; satunya lagi ialah berkaitan dengan hubungan seseorang dengan Tuhan. Orang yang bahagia ialah orang yang dapat berdamai dengan dirinya, orang lain, dan Tuhan, demikian tegas Arvan. Tentu kita semua bisa mendiskusikan kebahagiaan ini pada pertemuan tersebut. Boleh jadi makna kebahagian menurut Anda lain dengan maksud teman Anda; adakah benang merah di sana? Arvan sendiri, misalnya, dengan hati-hati membedakan kebahagiaan dan kesenangan. Kesenangan sesaat yang biasanya berjangka pendek kerap dianggap sebagai kebahagiaan. Padahal barangkali ia menipu perasaan orang tersebut. Karena itu, kebahagiaan pun harus memiliki prinsip dasar yang kuat. Mungkin Anda sudah menulis resolusi untuk 2009 ini sejak awal Desember lalu, menempelkannya di samping meja komputer, di dalam notebook, dalam file dengan kode rahasia, atau baru mencanangkannya setelah liburan ke gunung, pulang kampung, bahkan setelah merasa hidup Anda tak keruan. Mungkin juga kita bertanya-tanya kenapa tahun lalu kita merasa hampa dan sia-sia, padahal telah banyak yang Anda lakukan. Yang jelas, orang kerap butuh momen untuk berubah dan melakukan hal baru, melanjutkan kehidupan, mengisinya dengan beragam aktivitas yang bermanfaat. Momen itu memungkinkan manusia memikirkan segala hal relevan: merencanakan, memprediksi, menangguhkan, mendahulukan; pada saat bersamaan tahu kemungkinan berhasil dan bisa menerima kegagalan. Karena berencana, manusia belajar menentukan prioritas; apa yang penting, mendesak, ditunda, juga malah dihapus. Kalau cukup yakin bahwa dengan berjanji dan melaksanakannya hidup kita bakal lebih baik, berarti, setiap saat, dengan segala perubahannya, ketika itulah resolusi itu harus dilaksanakan sekarang, dengan kemampuan maksimal kita.[] Konfirmasi undangan: Lina (021) 75910212; Rista (022) 7834310/sms 081320711171. Oleh Anwar Holid Copyright ゥ 2008 BUKU INCARAN oleh Anwar
[ac-i] HARDJONO WS SAKIT (Kompas Images)
Senin | 29 December 2008 | 00:00 WIB Hardjono WS Sakit Penulis asal Desa Jatidukuh, Kec. Gondang, Kab. Mojokerto, Jawa Timur, Hardjono Wiryosoetrisno, atau yang lebih populer dengan nama Hardjono WS, terlihat mulai bisa bereaksi saat dibesuk rekan-rekannya, seniman dari Bengkel Muda Surabaya, Senin (29/12). Sudah sepekan ini dia dirawat di Ruang Mataram 10 RSUD Prof. Sukandar, Mojosari, Kab. Mojokerto. Kondisinya mulai membaik setelah sebelumnya dilaporkan lumpuh, tidak bisa berbicara dan pandangannya kosong akibat depresi. Hardjono WS adalah penulis puisi, cerpen, novel dan naskah drama. Atas dedikasinya di antaranya dia pernah mendapat penghargaan dari Lembaga Indonesia-Amerika melalui Dewan Kesenian Jakarta serta Direktorat Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan di Jakarta. Location Mojokerto, Jawa Timur Hanif Nashrullah | http://images.kompas.com/index_journal.php