[ac-i] Keuntungan di JAKARTA : Rabu atau Kamis 3-4 Juni sudah bisa beli PSD di GRAMEDIA!!! [1 Attachment]
SAMBUTAN-SAMBUTAN NOVEL “PENDEKAR SENDANG DRAJAT “ MASUK KE PERCETAKAN SENEN,KELAR "1 JUNI" dan beredar di toko buku GRAMEDIA mulai Rabu atau Kamis 3-4 Juni 2009 Toto Sonata , penyair,budayawan Surabaya : Semoga bukumu nanti jadi Best Seller! Anas Urbaningrum , politikus , Ketua DPP Partai Demokrat : Selamat Cak ! Tonny Trimarsanto , sutradara film kelompok Garin Nugroho : Selamat sukses! Kutunggu di toko ya. Sun’an Hadi Purnomo , Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan , Ketua PUALAM ( Putra Lamongan di Jakarta ) : Semoga sukses Mas ! DR.Son Kuswadi , Staf Khusus Menkominfo RI : Semoga sukses Pak Viddy…suksesnya melebihi “Lasykar Pelangi”..Amn… Pinky Saptandari , MA , Staf Khusus Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan : Selamat dan semoga sukses ! Drs.H.Tsalits Fahmi , Wakil Bupati Lamongan : Semoga sukses n barokah! Yuhronur Efendi, SE, MM, Direktur Utama Bank Daerah Lamongan : Oke Mas, mudah-mudahan lancar novelnya! Al-Azhar , budayawan Melayu Riau : Yup ! Semoga semuanya berjalan lancar. Selamat ! KH.Dawam, pengasuh Ponpes Al-Ishlah Sendang Duwur , Lamongan : Semoga sukses ! Saya Dawam,orang menyebut saya kyai, saya lahir di desa Sendang dan kakekku Sunan Drajat. Jadi,ada synkron dengan novel! Kongso Sukoco , wartawan di Lombok, NTB : Selamat atas diterbitkannya karya budayawan Asia Tenggara,sahabat zaman remajaku! Sumindar,MSi ,pejabat dinas kebudayaan di Samarinda, kelahiran Lamongan : Selamat Bung ! Kutunggu edisi perdananya! Yan Syahrial Mokhtar, produser,pengusaha, calon mertua Jean Kelin alias Nycta Gina: Oke gua do’ain sukses ! Jumartono , pelukis kaliber nasional dari Lamongan : Aku do’akan lancar dan sukses. Hidup bang VIDDY , pendekar Lamongan ! Aly Syamsuddin Arsy , sastrawan Kalimantan Selatan : Wah, ikut berbahagia…semoga sukses di pasaran yaa… DR.Zefri Ariff, dosen dan sastrawan Brunei Darussalam : Assalamu alaikum, Pak Viddy, Tahniah atas usaha penerbitan novel tersebut. Saya menempah/memesan dua naskhah kpd sahabat MASTERA dari Brunei yang akan ke Jakarta pada Julai hadapan. Isa Kamari , sastrawan Singapura : Salam, Syabas atas terbitnya novel PENDEKAR SENDANG DRAJAT ! Asiiik! Yahoo! Mail Sekarang Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya! Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis) Yahoo! Mail Sekarang Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya! Mencari semua teman di Yahoo! Messenger? Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang! Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! New Image.JPG BalasBalas Semua Yahoo! Upcoming: Singapore Arts Festival 2009 15 Mei - 14 Juni 2009. Lihat! http://upcoming.yahoo.com/event/2166746/
Re: [ac-i] Profile Seniman
adakah syarat-syarat khusus seseorang itu disebut seniman, apakah seniman itu berupa gelaran atau kita sendiri yang menggelarnya. seniman adalah manusia yang indah, hehehe.. ataukah manusia yang menciptakan keindahan sendiri duh bingung nich si Mbah... Mari-mari yang mengaku-aku sebagai Seniman jangan lupa ya kirim... aduh maaf lagi gelo... hehehe salam seni, Mbah Kuntet --- On Wed, 6/10/09, riessa wijaya wrote: From: riessa wijaya Subject: [ac-i] Profile Seniman To: "aci milist" , "media jogja" , lintas...@yahoogroups.com, woroworosenik...@yahoogroups.com, publiks...@yahoogroups.com Date: Wednesday, June 10, 2009, 7:44 AM Kawan-kawan perupa, Bila berkenan, buatlah profil anda selengkap mungkin disertai foto diri/ beberapa foto karya lalu diserahkan dalam bentuk CD ke Bentara Budaya Yogya untuk kami gunakan menambah/ mengupdate profil seniman di web Bentara Budaya.. (silakan lihat contoh profilnya di http://www.bentarab udaya.com/ seniman..php) . Atas kerjasama dan bantuan Anda ini kami mengucapkan terima kasih. Salam Budaya Hari Budiono Yahoo! Mail Sekarang Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya!
[ac-i] Fw: Ardina Rasti Keliling Jawa dan Bali Peragakan Kebaya
- Original Message - From: Mawar Liar Merah To: a...@cbn.net.id ; Eva Kusuma Sundari ; Henny Hughes ; institut_peremp...@yahoo.com ; perempuan_mahardh...@yahoo.com ; Redaksi IslamLib ; Yeni Zannuba Cc: ANTARA ; ccde.a...@gamail.com ; HKSIS ; ICRP ; infowi ; Jajang C Noer ; Jurnal Perempuan ; La Luta ; Media Care ; Mirdayanti ; Monolog ; msan...@icipglobal.org ; nasional-l...@yahoogroups.com ; PPMUH ; Redaksi Gus Dur Net ; Rieke DP ; Yuyun Harmono Sent: Saturday, May 30, 2009 9:52 AM Subject: [nasional-list] Ardina Rasti Keliling Jawa dan Bali Peragakan Kebaya Biarkanlan perempuan Indonesia bebas berbusana kebaya atau burqa, prianya menyandang koteka atau bergaya David Beckham. Plural, bebas, tanpa repot kan Ardina Rasti Keliling Jawa dan Bali Peragakan Kebaya Sabtu, 30 Mei 2009 | 14:23 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta: Belakangan ini Ardina Rasti kerap tampil dengan busana feminin. Entah itu gaun maupun kebaya. Seperti saat dijumpai di SCTV Music Awards 2009 semalam (29/5), pemain film "Virgin" itu tampak anggun dengan gaun putih selutut koleksinya sendiri. Kala ditanya alasan gandrung tampil feminin, Ardina membeberkan dia sudah menjadi ikon Raden Sirait, perancang kebaya ternama Indonesia, selama tiga tahun. “Aku melihat rancangan Raden Sirait unik karena mengangkat kebaya dan batik. Sedangkan, menurutku, Raden Sirait memilihku jadi ikonnya karena dia mau mengangkat anak muda yang suka berkebaya dan berbatik. Saya termasuk orang yang suka dengan kebaya dan batik,” ungkap penyanyi yang telah mengeluarkan album keduanya, Pelangi, Februari lalu. Karena sudah menjadi icon rancangan Raden Sirait, konsekuensinya Ardina harus mengikuti setiap pagelaran kebaya setiap bulan. Kekasih Lucky Wija, mantan vokalis grup band Element, ini mengaku sudah keliling Pulau Jawa dan Bali untuk memeragakan kebaya. Soal selera kebaya Ardina punya alasan sendiri. Ia suka kebaya dan batik karena adat Jawa keluarganya. Walaupun tak punya koleksi kebaya dan batik secara pribadi, Ardina masih dapat memakai kebaya dan batik dari koleksi orangtuanya. “Aku ingin kebaya dan batik seperti kain sari India. Itu sudah menjadi ciri khas India dan dikenal banyak orang. Nah, aku pengen banget kebaya dan batik bisa jadi salah satu simbol Indonesia. Makanya aku bercita-cita bawa kebaya dan batik go international,” ungkap perempuan yang lahir 6 Januari 1986 ini. GLORIA NATALIA Get your new Email address! Grab the Email name you've always wanted before someone else does! No virus found in this incoming message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.5.339 / Virus Database: 270.12.46/2142 - Release Date: 05/29/09 17:53:00
Re: [ac-i] Press rilis: Seminar & Pameran Seni Rupa "Wong Jawa Ilang Jawane", Solo
Halo Mas Agung, Saya mau koreksi sedikit tentang mengeja nama saya. Yang benar nama saya adalah Ipong Purnama Sidhi. Soal sepele tapi penting. Jadi tolong diralat di semua publikasi entah katalog, undangan, leaflet dan sebagainya. Matur nuwun. ipong On 6/11/09, agung priyo wibowo wrote: > > > > * > > BALAI SOEDJATMOKO > * > > Jl. Slamet Riyadi 284, Solo > > __ > * > > "Wong Jawa Ilang Jawane" > > Seminar dan Pameran Seni Rupa > > Solo, 14 – 23 Juni 2009 > > > * > > Balai Soedjatmoko di Solo bekerja sama dengan House of Danar Hadi (HDH) > pada Minggu 14 Juni 2009 akan mengadakan Seminar bertema "Wong Jawa Ilang > Jawane", bersamaan dengan Pameran Seni Rupa juga bertema "Wong Jawa Ilang > Jawane" yang akan berlangsung mulai 14 Juni hingga 23 Juni 2009, di Balai > Soedjatmoko (TB Gramedia Solo) dan gadri belakang Pendapa House of Danar > Hadi. > > Seminar "Wong Jawa Ilang Jawane" akan diadakan di Pendapa HDH atau yang > dahulu lebih dikenal sebagai Ndalem Wuryaningratan, pada 14 Juni 2009 mulai > pukul 11.00 WIB. Adapun pembicara yang akan tampil adalah Dr S Margana (UGM > Yogyakarta), MT Arifin (budayawan Solo), dan Suparto Brata (sastrawan dari > Surabaya). > > Pameran Seni Rupa dengan tema "Wong Jawa Ilang Jawane", dibuka Minggu 14 > Juni 2009, pukul 10.00 di Balai Soedjatmoko, dan akan berlangsung hingga 23 > Juni 2009, sedang di House of Danar Hadi. Pameran bersama ini diikuti 37 > perupa dari Solo, Yogyakarta, Bandung dan Jakarta. Beberapa nama terkenal > yang ikut di antaranya, Djoko Pekik, Jeihan, Teguh Ostenrik, Nasirun, Heri > Dono, Ivan Sagito, Ipong Purnomosidhi, Samuel Indratma. Sejumlah pelukis > dari Solo yang akan ikut serta, di antaranya Hasyim Katamsi, Dani Iswardana, > Enggar Yuwono, Ki Gedhe Solo. > > *Latar* > > Ungkapan "Wong Jawa Ilang Jawane" sampai sekarang masih tetap aktual dan > mendapatkan banyak tafsir. Ungkapan ini memang terkesan mengandung > kontradiksi dan ambiguitas untuk memahami: siapa yang disebut "wong Jawa" > itu? > > Kita mungkin memahami bahwa dari ungkapan itu seakan ada idealitas "wong > Jawa" dalam berbagai dimensi. Apakah "wong Jawa" itu memiliki > kriteria-kriteria yang baku atau permanen? -- di samping tidak tertutup > kemungkinan terjadi proses akulturasi dengan peradaban dari suku-suku bangsa > lain. > > Penetapan idealitas "wong Jawa" itu juga memiliki kemungkinan secara > ekslusif atau inklusif dalam menghadapi arus serta spirit zaman yang > berubah. > > Lantas, apa maksud "ilang Jawane"? Apakah yang hilang itu otensitas > kepribadian dan totalitas serta konstruksi kebudayaan Jawa? Para ahli > memiliki pelbagai argumentasi untuk memahami masalah ini, meskipun selalu > dalam tafsir yang tak selesai. > > Franz Magnis Suseno menilai bahwa memahami "wong Jawa" akan mengena jika > memakai parameter etika. Seseorang dianggap "(wong) Jawa" jika memenuhi > tatanan etis kejawaan. Orang yang belum sanggup untuk menerima, memahami, > dan mengamalkan nilai-nilai etis Jawa biasanya disebut sebagai "*durung*Jawa" > (belum Jawa). > > Penilaian "*durung* Jawa" ini juga menjadi fokus dari Dennis Lombard – > ahli sejarah komprehensif asal Perancis -- tapi dengan pemahaman konteks > kebudayaan yang lebih kompleks. Kita akan mengalami kesulitan jika > melanjutkan pembahasan atas wacana "Wong Jawa Ilang Jawane", sebab dalam > konteks sejarah masih tertutupi oleh tabir politis dan filosofis. > > Bagaimana orang menyadari bahwa ada idealitas atas realitas kejawaan? > > Kejawaan apa yang masih mungkin dikenali dengan bukti-bukti memadai? > > Kejawaan niscaya memiliki akar historis yang mengandung otensitas dan > derivasi dari pola akulturasi terhadap berbagai peradaban yang masuk ke > Jawa. Pelacakan atas otentisitas kejawaan itu merepotkan, tetapi > jejak-jejaknya mungkin tampak dari proses dan hasil dari indianisasi, > arabisasi, chinasisasi, dan pembaratan yang terjadi sekian abad. > > Ikhtiar untuk mencari dan merumuskan "wong Jawa" dengan kejawaan itu > dilakukan dengan tendensi pada sisi-sisi substantif yang berbeda. > > Kejawaan itu antara lain dipahami dalam konteks laku kebatinan, pemahaman > atas kekuasaan, konstruksi kebudayaan elite (keraton), resistensi kaum > pinggiran, penciptaan dan munculnya simbol (gaya busana, arsitektur rumah, > seni rupa), identifikasi diri terhadap tokoh dan kisah wayang, komodifikasi > kejawaan melalui naskah-naskah tekstual (literatur), sinkretisme dengan > pengaruh dari berbagai agama (Hindu, Buddha, Islam, Kristen), penerimaan > kejawaan melalui folklor, serta desain kolonialisme. > > Barangkali yang menarik untuk dibahas pada saat ini adalah membaca serta > menafsirkan ungkapan "Wong Jawa Ilang Jawane" dalam konteks pelanggengan > stereotipe dan klise kebudayaan. > > Konteks perbandingannya adalah mempersoalkan makna munculnya identitas > kejawaan yang selalu berubah sesuai dengan tegangan lokal maupun global > dalam wacana mutakhir. > > Pendekatan yang mungkin dilakukan adalah melakukan tafsir
[ac-i] puting puisi, paha prosa, dalam penyair gema yudha dan saijah adinda
Kris Budiman at 10:06am June 11 kata, atau kata kata, seperti seks juga, kadang kita harus beri baju dalam bahasa. [...]. tonjolan daging dalam tubuh, tak nampak benar. tapi membayang. tonjolan puisi diselimuti baju dalam bahasa. - cuma aih aih aih hudan idih idih idih yg bisa bikin simile kek gini. gw bgtz hung. i really like ur phrases. --- gema yudha kampanye Share Yesterday at 1:33am bendera-bendera menodong bank-bank dan pundi uang membohongi brankas dan celengan spanduk dan poster stiker mengelem orang-orang mereka mengejarmu mengejarku mengincar kita di pasar-pasar terminal hingga kamar mandi dengan bunga sedap malam mereka mengikat boneka; kita 140309 17.53 - 1. atau pun dalam bahasa prosa, atau pun dalam bahasa puisi, selalu muncul kesan saat kita membaca sastra. kesan yang berupa pertanyaan atas pengalaman kita membaca sastra itu sendiri. yakni: mengapa saya lebih suka membaca puisi itu, ketimbang puisi ini. atau: mengapa saya lebih suka membaca prosa ini, ketimbang prosa itu. resepsi pembaca atas sebuah puisi membawa "alur dalam puisi" - kenangan akan tiap peristiwa dan kejadian dalam benak pembaca. sebuah puisi sendiri mungkin memang tak menyediakan alur dalam dirinya, tapi alur itu - gugus orang, kejadian, konflik ataupun damai, membentuk gugus plot di benak pembaca. kesan pembaca, atas sebuah struktur larik dalam puisi, untai menguntai kata kata dalam larik dan bait itu, pastilah memiliki kata kunci yang mengantarkan kita pada imaji atau pada imajinasi, yang membuat kita mengenang alur yang kini bergerak menjadi naratif dalam benak kita sendiri. kenangan timbul tenggelam, akan tiap kejadian, kenangan yang seolah tubuh keluar masuk dalam arus sungai. tubuh yang diantar oleh sintaktik kata kata dalam puisi. bisa jadi resepsi kita tak langsung merujuk pada kenangan. tapi terpukau dengan daya getar yang menyambar dari bait bait puisi. bait bait yang mungkin malah tak menunjuk kenangan pada apapun. tapi kita terserap, karena terpukau oleh jalin jalin kata di sana. kata kata yang menerebos ke dalam ruang sadar kita, masuk ke sebuah celah celah dalam hati, menggetar getarkan celah itu, seolah sebuah vibrator (maaf) menggetar getarkan vagina kita, atau penis kita. dan kita pun tergetar, tanpa tahu, atau harus tahu, apa makna dunia puisi itu. kita telah mengalami "seks dalam puisi", walau puisi itu sendiri tak bicara tentang sepotong kelamin pun. tapi libido kata kita telah terangsang, telah basah oleh bukan kenangan (akibat asosiasi) tapi oleh licinnya jalin jalin kata di sebuah puisi. i idih i dunia kata itu kata, atau kata kata, seperti seks juga, kadang kita harus beri baju dalam bahasa. puisi menjadi seolah tubuh perempuan, atau tubuh lelaki, yang menjuntaikan benda dalamnya separuh, atau secara samar samar. tonjolan daging dalam tubuh, tak nampak benar. tapi membayang. tonjolan puisi diselimuti baju dalam bahasa. sehingga seperti tubuh, puisi tak telanjang. seperti tubuh, tonjolan daging dalam dibalut busana. hanya samar pintil hitam kemerahan yang membayang dalam mata kita. kain yang menutup badan, memang tak harus tebal, dan dijulurkan ke segenap badan, agar gairah mata berkejap. begitu juga dengan selimut bahasa itu: tak harus tebal, agar puisi tak jatuh ke dalam bahasa gelap. menjadi puisi gelap. tapi tadi: samar samar saja. seolah ia, seolah tidak. seolah gadis jinak jinak merpati. seakan mau, seakan malu. ia lari, tapi tak hendak lari. mana kala tangan kita meraih pinggingnya yang mungil, lalu tangan mengulur ke rambutnya, segera ia sambil mendorongkan tubuh ke belakang, tapi telah jatuh di pelukan kita. saat kita dekati, mata yang tadinya bersinar gemilang memandang, kini pelan pelan mengatup. tapi, saat kita hendak lebih dekat lagi, bibirnya membentuk palang di bibir kita. begitulah dunia kata kata itu - puisi. manipulasikah ini? bukan. lalu apa? kawannya. tapi entahlah. seolah olah ia, tapi kayaknya bukan ia. mungkin sajak gema yudha di atas itu, harus dibaca secara seks dalam puisi seperti di atas itu juga. 2. bujang dan gadis, perkanankan saya mengutip sebuah prosa legendaris yang lahir dari bumi kita: sebuah novel - mac havelaar. pengarangnya bernama multatuli - ia yang telah lama (nian) menderita. saya kutip halaman 274. "ayah saijah mempunyai seekor kerbau; dengan kerbau itulah ia mengerjakan sawahnya. ketika kerbau itu dirampas oleh kepala distrik parangkujang, ia sangat bersedih hati. ia tidak berkata sepatah kata, berhari hari lamanya. sebab sebentar lagi tiba musim membajak, dan ia khawatir kalau tidak cepat ia mengerjakan sawah, waktu menyemaipun akan lewat, dan akhirnya tidak ada padi yang akan dipotong untuk disimpan di dalam lumbung di rumah." anggap saja paragraf itu bukan bagian dari novel mac havelaar, tapi kita renggutkan dari pohon kehidupan secara langsung. lalu hadir di depan mata kita seperti itu. sehingga kita tak d
[ac-i] puisi jehan, puisi saut, dan "arogansi" ilmu sastra
puisi jehan, puisi saut, "arogansi" ilmu sastra, dan keterbatasan dalam bahasa dan ilmu sastra Share Yesterday at 8:28pm | Edit Note | Delete nur jehan Gelisah Dara Gerimis bawa kenang bait-bait luka menganga, meretas kembali asa dari ruang kosong yang senantiasa mengingatkan dara pada ujung nada melodi senja. Temaram lukiskan kelam suguh sajian tujuh rupa, masih saja dara menyium bau dupa dari gubuk reot tepi desa ketika pintal benang masih utuh dalam genggaman, ahh dari rahim-rahim bambu ujung utara, berkisah dara tentang ketiadaan bulan atas bintang, matahari atas bumi. dan hidup setelah mati. Tersenyum dara sehingga kepompong matang sebelum dawai dipetik, binar mata bicara pada cahaya, katanya 'benua dan samuderaku ini seperti hilang dahi, pasir tak lagi menyisir tempat perahu kayu menambat sauh, orang-orangan kusangka orang, burung punai menantang badai', diam dara dalam khusyuk memangku dagu, kelopak mata enggan mengatup. Fajar sembunyikan kelam, pada kokok ayam jago, pada tetes embun di daun, mengusir kabut mengajak merayakan pesta musim panen tiba. Nafasnya satu-satu, seolah habis waktu untuk bercengkrama, detaknya...apa yang terjadi pada dara? ani-ani pertanda imaji, mata bajak koyak selapis hasrat, lumpur bawa lintah benam amarah. Tak tentu dara melangkah, ke penjuru angin, ke tepian angan, ke arah bekas jejak saat dara tak lagi menjadi dara. Sungai, batu, kayu, dan tanah bawa amarah, benih-benih terhunus hangus, tapi dara enggan bawa berita, jemarinya menari-nari di atas reruntuhan doa, mengais-ngais kalam, dan mengorek-ngorek bebongkah pongah. Jam dinding, kayu lapuk penjaga mantra, dara beranjak menuju akhir, akhir untuk memulai laksana berputar. Memandang sejurus, merasa selurus, binatang malam menari-nari sambut bulan di empat belas hari, takdir dara bermula disini, kunang-kunang tabuh genderang , terbang menuntun dara menuju pusat cakra menyambut lahirnya sang penanda. 'Dalam gelisah dara bertanya' berapa lama lagi hingga semua binasa?, menunggu apalagi hingga aku mampu meniadakan keniscayaan? '. Rebah atas tanah, lentera sufi dibalik tirai bayi-bayi suci. (11022009) Tapaktuan, Aceh Selatan Tabik Puan Melayu --- saut situmorang hanya dari jauh aku bisa mengakrabimu aku pun kenal lekak liku garis tubuhmu, warna kulitmu yang biru mulus berkilau waktu kau tertidur di pangkuan matahari yang selalu gagal mencumbumu. hanya rambutmu yang pirak perak kau biarkan diusap usap angin di pasir yang berhias jejak jejak kami camar yang berburu ikan-ikan kecil nanar. sesekali perahu perahu nelayan robek layar merangkak malas, tak hendak mengusikmu, wajah wajah mereka tak tampak gembira walau banyak penyair memaksa mereka bahagia. burung burung camar yang biasanya ribut pun kini tak lagi tertarik mendekati mereka. kadang timbul juga hasrat menghanyutkan diri di kelembutan napasmu. bercanda dengan naik turun gelombang mimpimu. mungkin, jatuh cinta pada bau tubuhmu. yang memabukkan matahari tua itu. tapi, tak usahlah aku memaksa diri untuk mengakrabimu. bulan adalah kekasihmu yang sejati. seharian kau menunggu membiarkan matahari bermimpi sementara rindu kau pendam di balik karang karang berlumut ganggang. bulanlah cintamu yang sejati. kau jadi hidup di ujung ciumannya yang kejam. dadamu bergejolak, tangan dan kakimu menghentak waktu sang kekasih muncul penuh dari balik tirai malam yang mendebarkanmu. betapa gemurunya napasmu dalam rangkulan bulan itu! karang-karang bergetar, hilang tampak dalam birahi ombak, pantai hilang pasir dan malam tenggelam hanyut dalam badai yang seharian terpendam. tak mau aku, laut seperti matahari sial itu memaksa diri untuk memabukimu. biarlah hanya dari jauh aku terus mengakrabimu. -- 1 puisi adalah dunia bebas tempat sang penyair bermain main dengan bahasa. kalau saya katakan bermain main, karena sang penyair saat menulis puisi atau saat memikirkan sebuah puisi, pada hakekatnya sedang menyusun ulang tiap perjumpaannya dengan hidup. di mana kenangan dibangkitkan atau harapan hendak dituliskan. atau hanya persentuhan langsung yang menjadi reaksi sebuah puisi. saya akan menikmati sajak penyair jehan dan penyair saut situmorang ini, dengan pertama tama hendak menawar pengertian yang menjadi konvensi ilmu sastra, lebih khusus lagi pengertian yang dibangun ilmu sastra tentang puisi. tapi ingin mengetengahkan kemungkinan unik dari individu penikmat seni puisi tanpa pembatasan dari dunia ilmu (sastra). kita tahu tipografi (juga tipologi), cara "lirik" dalam larik disusun, digelar ke pinggir, telah melahirkan enyambemen dalam puisi. masa istirahat dari rangkai kata kata - larik itu. dengan harapan terjadi tekanan makna pada larik yang digelar. tapi enyambemen ini, telah melahirkan patahan dalam bahasa. telah membuat laju bahasa tertahan (bahasa puisi saut patah patah, kata jehan syauqi saat membandingkan dengan bahasa puisi nur jehan). maka eny
[ac-i] Ketika China Menginspirasi Renaisans Eropa [Majalah Madina]
HTML clipboard Ketika China Menginspirasi Eropa Resensi Buku 1434 (Gavin Menzies) Majalah Madina | No. 17/II Juni 2009 | Oleh Moh. Shofan* Buku 1434, yang ditulis oleh Gavin Manzies, membawa pembaca naik ke atas armada China yang mengagumkan saat armada tersebut berlayar dari China menuju Cairo dan Florensia, dan kemudian pulang kembali melintasi dunia. Dengan bukti-bukti baru yang sangat meyakinkan, Gavin dalam buku ini memberikan informasi yang mencengangkan. Buku ini boleh dibilang menawarkan sejarah alternatif dari versi resmi yang berpusat di Eropa. Dalam buku ini, justru delegasi Cheng Ho-lah yang menunjukkan jalan menuju Renaisans. Florensia–sebuah kota kecil di Italia–merupakan lahan subur yang ideal bagi benih-benih intelektual China. Cheng Ho dan armadanya telah menghabiskan waktu dua tahun untuk mempersiapkan keberangkatan mereka dari China dan hampir tiga tahun untuk mencapai Florensia (hal. 158). Dari Florensia inilah bermunculan genius-genius hanya dalam rentang waktu beberapa tahun saja. Hubungan antara China dan dunia Barat telah dimulai lama sebelum 1434. Ini terbukti dengan adanya sebuah dokumen China tentang keberadaan Kedutaan Besar Roma pada 166 Masehi. Sebuah buku dinasti Ming menegaskan adanya pertukaran diplomatik yang berkelanjutan antara dinasti Ming di China dan gereja Katholik di Italia yang dimulai sejak 1371. Setelah 1371, hubungan diplomasi antara China dan Eropa bagaikan jalan dua arah, dengan adanya pertukaran duta besar antara Negara Kepausan dan China. Dari 1413 hingga 1470, Florensia telah menghasilkan serangkaian karya yang begitu megah sampai-sampai hampir enam abad kemudian masih sanggup membuat dunia terperangah (hal. 93). Kurang lebih pada masa ini, menurut sejarawan seni Bernard Berenson, seni dan kerajinan tangan Asia Timur mulai menyerbu Italia. China yang saat itu merupakan peradaban yang secara teknologi paling maju di dunia memercikkan bunga api yang mengobarkan renaisans di Eropa. Renaisans membawa kegairahan yang melahirkan banyak genius mengagumkan. Regiomontanus–nama latin Johann Muller–adalah seorang genius dalam matematika dan astronomi pada masa itu. Regiomontanus berhasil melakukan falsifikasi tentang ramalan sistem Ptolemeus lama mengenai perjalanan bulan dan planet-planet, yang dinilainya tidak dapat bertahan terhadap penelaahan kritis. Penemuan yang paling mencengangkan adalah gagasan revolusioner bahwa bukanlah bumi yang berada di pusat alam semesta, melainkan matahari. Beberapa karya Regiomontanus tentang tabel-tabel sinus, trigonometri bola, serta tabel-tabel Ephemerides ab Anno, memiliki nilai tak terkira pentingnya dalam memungkinkan para pelaut Eropa menentukan garis lintang dan bujur serta posisi mereka di laut. Kegeniusan Regiomontanus semakin mengagumkan ketika pada 1450 ia menghasilkan peta Eropa pertama dengan garis lintang dan bujur yang akurat. Satu hal yang patut diapresiasi, Menzies berani mengevaluasi prestasi sosok brilian seperti Regiomontanus tanpa tedeng aling-aling. Keberanian Gavin tak membuatnya takut disebut sebagai orang yang sombong oleh para ahli matematika profesional. Gavin dengan cerdas memaparkan data-data sejarah secara akurat yang telah dilakukannya selama bertahun-tahun. Begitulah, Gavin menunjukkan bahwa delegasi Cheng Ho telah membuka jalan Dunia Baru dan juga memberi bangsa Eropa pengetahuan yang memungkinkan mereka menghitung garis lintang dan bujur guna mencapai Dunia Baru. Selama periode empat puluh tahun setelah kunjungan bangsa China pada 1434, pengetahuan tentang alam semesta di Eropa diubah sama mendasarnya seperti pengetahuan tentang bumi. Alam sebagai sebuah sistem rasional dapat dijelaskan lewat matematika. Semangat keingintahuan baru ini diterapkan pada semua aspek kehidupan–fisika, matematika, ilmu alam, dan teknologi, serta tidak ketinggalan seni dan agama. Semuanya dapat dijelaskan tanpa membutuhkan restu dari Gereja. Berbeda dengan kenyataan sebelumnya yang terbelenggu oleh dogma agama. Revolusi yang lantas kita sebut sebagai renaisans ini dicetuskan oleh kombinasi antara penularan ilmu pengetahuan besar-besaran dari bangsa China ke Eropa dan kenyataan bahwa penularan itu terjadi dalam satu rentang masa yang singkat. Buku 1434 ini menggugah kesadaran kita dan mengubah cara berpikir kita dalam melihat dunia. * Moh. Shofan, Peneliti Yayasan Paramadina Jakarta DATA BUKU Judul : 1434 Saat Armada Besar China Berlayar ke Italia dan Mengobarkan Renaisans Penulis : Gavin Menzies Penerjemah : Kunti Saptoworini Editor : Indi Aunullah Genre : Sejarah Cetakan : I, April 2009 Ukuran : 15 x 23 cm Tebal : 430 halaman Harga : Rp. 89.000,- == Pustaka Alvabet Ciputat Mas Plaza Blok B/AD Jl. Ir
[ac-i] Drawing-PR
P-A-M-E-R-A-N SEBOTOL LAUT PROSA DAN DRAWING YANG TERANGKUM ENJUN JUNAEDI ATTAR 12 - 18 Juni 2009 Pendopo Karta Pustaka Jl. Bintaran Tengah 16, Yogyakarta T. 0274-383792 F. 0274-377124 E. kpust...@indosat.net.id Laut bagi saya sesuatu yang tak terjamah namun terlampaui. Sebuah kapal hanya kuasa menyisirnya bahkan menyelaminya sampai dasar untuk menjadi perjalanan yang mengasyikkan sekaligus mendebarkan. Laut dan kapal tak bisa dipisahkan, dan kisah-kisah yang tersibak di antaranya menjadi penanda, yang kadang bisa dimengerti, kadang ia bergolak sesuka hati. Karya seni saya adalah manifestasi dari pergolakan itu di mana totalitas diri bekerja dan dan ada untuk karya itu sendiri, tanpa berharap akan menjadi sesuatu. Di sini kutandai momen-momen dalam hidupku. Dengan karya ini kututurkan perjalanan hidupku. Di Riau dan di perairan Kalimantan aku berguru pada laut, pada kapal, pada kehidupan yang tergelar di atasnya. Inilah pergumulanku dalam rasa, kata dan artistika. (Enjun Junaedi Attar, 2009) Enjun Junaedi Attar lahir di Karawang, Jawa Barat, tahun 1975. Ia mengawali aktivitas seninya ketika duduk di Sekolah Menengah Seni Rupa Yogyakarta tahun 1993 hingga 1997. Dalam masa itu ia pernah belajar menggambar potret pada mas Daryono di Malioboro, belajar patung pada Bp. Ketut di sanggar Linang Sayang, dan di studio Satiaji pada Bp. Dunadi, S.Sn, serta tergabung dalam sanggar Taboane. Kemudian ia banyak berkarya dalam performance dan happening arts dalam berbagai event seni di Yogyakarta, meski masih melukis. Pameran tunggalnya ini mengetengahkan 22 drawing yang dibuat dalam periode pencariannya akan esensi hidupnya dan esensi seni yang ingin terus digelutinya di tahun 2005 - 2007. Pameran ini terbuka untuk umum, buka pukul 10.00 - 20.00 wib. --s-e-b-o-t-o-l-l-a-u-t-p-a-m-e-r-a-n-d-a-n-d-r-a-w-i-n-g-y-a-n-g-t-e-r-a-n-g-k-u-m--
[ac-i] A.Kohar Ibrahim: Dikau [1 Attachment]
Sajak Sajak A.Kohar Ibrahim: Dikau http://16j42.multiply.com/journal/item/442/ A.Kohar Ibrahim : Dikau (I) cahya dikau datang bertandang terang kemilau tanpa silau senantiasa memukau penghalau galau dikau penyaji kesejukan wajah pun cerah dikau penyala semangat itikad pun terpahat dikau penggugah gairah indah kemesraan pun takkan punah dikau pengikat keharmonisan jiwaraga pun dalam kepaduan dikau penyuluh jejak langkah saling berbagi pun dalam segala dikau sumber inspirasi imajinasi pun mengiringi (10.06.09) * Dikau (II) dikau mencuat melejit cepat secepatnya kilat menyusur tinggi kerajaan langit menabur bibit cahya bernas sigap cakap teguh setia bijaksana antusias bebas pas * Dikau (III) dikau melangkah tegak beranjak gerak semarak seperti bidadari wajah berseri lincah menari terbang mengawang rambut ikal panjang selendang mayang keliling menelusuri planet bumi bersama merpati saksi sejati dikau terpukau sendu galau situasi kacau balau perang kekerasan tiada henti lapar dahaga kian lebar tersebar dikau menggugat gugah manusiawikah manusia di ini bumi tahu tapi tak peduli semilyar sesamanya lapar dahaga terancam mati tiap hari ? dikau menggugat gugah manusiawikah manusia di ini bumi tamak rakus serakah mengangkangi memperkosa alam indah tanpa peduli dampak sekian banyak hutan rimba rusak sekian luas tinggi racun polusi sekian banyak senjata pembinasa manusia diproduksi ? dikau rekam aneka ragam lagak lagu manusia layak kajian dakwah murahan deklarasi tipuan citra topengan pamer pamor suci tapi keji senyum bengis harum bau amis keringat darah rakyat sesama manusia sealam dunia planet bumi dikau telusuri beriring merpati bersama sang waktu tebarlah sebar luas bibit bersih bernas tumbuh merekah segar berbuah di alam bebas semoga nyata terbukti adanya 13.06.09 *
[ac-i] seberapa tahan orang bekerja menatapi sastra di seputar kita - polemik ik ik dal
seberapa tahan orang bekerja menatapi sastra di seputar kita - polemik ik ik dalam sastra Share Today at 11:20am | Edit Note | Delete Mikael Johani at 3:13pm June 2 @hudan hehehe ya juga jau sebelum kau mengemis duit utk proyek2 ngawur macam antologi puisi perempuanmu dari taufik razen, masak antologi deadlinenya cuma sehari ! itu yg namanya pelecehan perempuan !, dan jauhhh sebelum kau menjilat2 pantat 'penyair nugroho suxmanto' supaya kau dimasukkan pena kencana tahun depan ya hayooo Saut Situmorang at 12:28am June 11 mikael, HAHAHA... Taufik Wijaya at 2:15am June 11 masih ada penyair sibuk bicara struktur di tengah kekacauan struktur berkemanusiaan dan berbangsa ini...ibarat Shela On Seven jingkrak-jingkrak ketika orang berkeringat dan berdarah mendesak Soeharto turun... Saut Situmorang at 3:40am June 11 TW, HAHAHA... PENGANTAR saut situmorang menulis di fbnya sebuah note dengan judul: "SEBERAPA RENDAH SESEORANG ITU HARUS JATUH! HAHAHA..." kalau kita hubungankan dengan tiga komen yang saya pasang di atas (saya ambil dari komen di note saya "nirwan dewanto - langkah ulung seorang penyair", maka judul tulisan saut yang hanya "judul itu doang" (hehe baca komen bamby di bawah ini), maka agak jelas saut sedang menciptakan opini apa dalam ranah sastra indonesia kita ini. apalagi kalau kita tarik dengan tiga tulisannya di fbnya - "sudah rujuk dengan tuk, hudan?", dan "cerita buat dino umahuk" serta beberapa tulisannya yang lain di fbnya itu, maka makin jelaslah siapakah yang dimaksudkannya dengan "seseorang" di sana. yakni, meminjam kata kata saut sendiri, adalah tuhan hudan dalam sastra. jadi seseorang itu adalah saya sendiri - hudan hidayat, presiden negara sastra, sang kaisar sastra. apalagi? hihi. saya menganggap penting pembentukan opini miring yang dilakukan saut dan kawan kawannya ini. penting, karena menulis sastra itu tidak mudah. penuh aral lintangan dan penuh aral duga dugaan. saya sendiri dalam dua tiga hari ini, seperti dalam hari hari saya yang lain, selalu menghasilkan setidaknya tiga esai sehari, esai esai yang kalau dijumlahkan dengan dua atau tiga hari itu, berarti sudah sembilan esai. sembilan esai yang saya bidikkan pada semua sastrawan facebook yang sedang saya perjuangkan dan sedang berjuang bersama sama saya untuk meraih kepenulisan sastra. bahwa saya menulis dengan menyandingkan kepada tokoh tokoh sastra indonesia atau dunia, itu sebuah strategi saya untuk memuliakan sastrawan facebook itu sendiri. bahwa mereka bersanding dengan orang seperti umar kayam, atau nirwan dewanto, atau goenawan mohamad. bahkan saya tak segan segan menyandingkan dengan orang seperti kafka, nietsche atau tagore misalnya. bahkan saya edit tiap tulisan itu, saya rapikan dengan sedikit berletih letih, lalu saya selundupkan ke setidaknya empat milis yang saya ikuti. yakni milis apresiasi sastra, milis jurnal perempuan, milis art culute indonesia dan milis psikologi transformatif. saya selundupkan dengan semua komen yang mencecah maupun komen yang memasang jempol. untuk apa? untuk agar semua pengarang facebook bisa melebar tidak hanya di facebook, tapi ke seluruh dunia. karena milis milis itu dibaca oleh orang sedunia (yang mengamati sastra dan budaya indonesia). itulah yang saya kerjakan. dan dicurinya esai saya ini oleh saut situmorang (kata saut sendiri lo, dan saya tahu dia sedang memainkan wacana sastra dengan kata dicuri itu), lalu diberinya judul yang apriori seperti itu, membuat saya berpikir memang publik sastra facebook pada khususnya harus mengerti apa yang sesungguhnya sedang terjadi, di samping mereka bertekun menulis karya seni. soalnya bisa jadi mereka belum berteman dengan saut situmorang di dalam fb ini. kita memang harus memperbanyak kawan. dan saut situmorang sendiri yang meminta agar saya mengkonfirm permintaannya untuk berteman, seperti penyair t wijaya juga meng add saya agar saya konfirm. bagi saya tak mengapa: kita konfirm saja. kita harus besar dan lapang dada pada tiap perbedaan yang niscaya itu. dari pihak saya tidak banyak yang perlu saya katakan lagi. yakni saya bekerja sajalah dengan ilmu batin sastra saya, mencari dan mengumpulkan sastra facebook sebagai bakti saya terhadap sastra indonesia. saya sudah kebal dengan makian, provokasi, hasutan, seperti saya juga sudah kebal dengan sanjungan. haraplah diketahui: esai nirwan itu, langkah ulung seorang penyair, adalah esai kedua yang saya tulis tentang nirwan dan tardji, serta dino umahuk dan afrizal. esai pertamanya tentang nirwan juga. saya memerlukan menulis dua kali karena saya selalu memikirkan sastra itu, dan mana kala saya melihat ada celah lain yang saya tatapi dan datang pada saya kemudian, saya tak segan segan membelokkan semua pendapat saya. saya tak perduli dengan pendapat orang, semisal saya tidak konsisten pandangan saya tentang seseorang. misal dengan puisi di buku nirwan itu. yan
[ac-i] Lowongan stand di PASAR SOBO ALOR
Jogja Gallery [JG],sebuah galeri seni rupa terletak di lokasi strategis, yakni di nol kilometer kota Yogyakarta [tepatnya Alun-alun Utara] terinspirasi membuat pasar kaget, dimana kemudian kami juduli dengan ‘PASAR SOBO ALOR’. Pasar ini hanya berlangsung setiap Sabtu, mulai pukul 15.00 - 21.00 WIB. Rencananya kami akan menggunakan areal selasar, lobby, gazebo dan halaman depan kompleks Jogja Gallery, yang memuat 20 stand yang akan kami sediakan[baik untuk stand kuliner maupun non-kuliner]. Kami akan memulai event ini hari Sabtu, tanggal 20 Juni nanti bersamaan dengan acara pembukaan pameran tunggal seni lukis Anang Asmara, bertema 'Decorate the Era'. Sebagai penanda penyelenggaraan perdana, kami hanya akan menarik iuran Rp. 30.000,-/Stand/Minggu. Dengan fasilitas yang akan kami sediakan sebagai berikut: - Air - Listrik - Space 2 x 3 m - 2 Kursi dan 2 Meja - Promosi/publikasi [brosur dan media online] - Keamanan & Parkir Pendaftaran Stand Untuk itu, kami mengundang rekan dan kolega yang memiliki usaha yang unik, berbeda dari yang lainnya dan original untuk mengisi lowongan stand yang kami tawarkan. Pendaftaran lowongan stand kami buka mulai tanggal 12 hingga 17 Juni 2009. Formulir pendaftaran dapat diambil di Jogja Gallery, Jalan Pekapalan No 7, Alun-alun Utara Yogyakarta pada hari dan jam kerja [[Selasa-Sabtu, jam 09.00 – 17.00 WIB]. Hubungi Saudara Aji atau Saudari Atik. [Apabila melebihi quota, Jogja Gallery akan menyeleksi stand untuk mendapatkan kesempatan di lain waktu]. Briefing pengisi stand akan dilaksanakan Hari Jumat, 19 Juni 2009, jam 2 siang di Jogja Gallery Informasi lebih lanjut, silakan hubungi: Jogja Gallery [JG] Jalan Pekapalan No 7, Alun-Alun Utara, Yogyakarta 55000, Indonesia Phone +62 274 41, 412021, 7161188 Phone/Fax +62 274 412023 Email [1] jogjagall...@yahoo.co.id [2] i...@jogja-gallery.com www.jogja-gallery.com Kami ucapkan terima kasih atas segala perhatian, kerja sama dan dukungannya. Salam, Melinda Tutas Indini, S.Psi Staf Marketing dan Komunikasi
[ac-i] English gets millionth word on Wednesday, site says
English gets millionth word on Wednesday, site says a.. Story Highlights b.. Web site estimates English got its millionth word at 5:22 a.m. Wednesday c.. English accumulates new words from other languages and from its global reach d.. Linguists question group's formula, which estimates rate of new words e.. English has more words than any other language, site says June 10, 2009 -- Updated 1328 GMT (2128 HKT) CNN By John D. Sutter CNN (CNN) -- English contains more words than any other language on the planet and added its millionth word early Wednesday, according to the Global Language Monitor, a Web site that uses a math formula to estimate how often words are created. The Global Language Monitor says the millionth word was added to English on Wednesday. The site estimates the millionth English word, "Web 2.0" was added to the language Wednesday at 5:22 a.m. ET. The term refers to the second, more social generation of the Internet. The site says more than 14 words are added to English every day, at the current rate. The "Million Word March," however, has made the man who runs this word-counting project somewhat of a pariah in the linguistic community. Some linguists say it's impossible to count the number of words in a language because languages are always changing, and because defining what counts as a word is a fruitless endeavor. Paul J.J. Payack, president and chief word analyst for the Global Language Monitor, says, however, that the million-word estimation isn't as important as the idea behind his project, which is to show that English has become a complex, global language. "It's a people's language," he said. Other languages, like French, Payack said, put big walls around their vocabularies. English brings others in. "English has the tradition of swallowing new words whole," he said. "Other languages translate." Don't Miss a.. The Global Language Monitor The Internet, global commerce and global travel have accelerated the trend by putting English in contact with many other linguistic groups. This has made English more rich and more complex -- hence all of the new terms, he said. New English words Web 2.0: the second generation of the Internet n00b: a new or inexperienced user, usually with technology Jai Ho: an exclamation of victory, from Hindi slumdog: an unkind term for a person who lives in a slum cloud computing: services delivered via the Internet carbon neutral: an activity that doesn't produce heat-trapping carbon emissions Source: Global Language Monitor Still, Payack says he doesn't include all new words in his count. Words must make sense in at least 60 percent of the world to be official, he said. And they must make sense to different communities of people. A new technology term that's only understood in Silicon Valley wouldn't count as a mainstream word, he said. His computer models check billions of Web sites -- including the Global Top 5,000 media sites -- dictionaries, scholarly publications and news articles to see how frequently words are used, he said. A word must make 25,000 appearances to be deemed legitimate. Learn about how other languages stack up » Payack said news events have also fueled the rapid expansion of English, which he said has more words than any other language. Mandarin Chinese comes in second with about 450,000 words, he said. English terms like "Obamamania," "defriend," "wardrobe malfunction," "zombie banks," "shovel ready" and "recessionista" all have grown out of recent news cycles about the presidential election, economic crash, online networking or a sports event, he said. Other languages might not have developed new terms to deal with such phenomena, he said. Language experts who spoke with CNN said they disapprove of Payack's count, but they agree that English generally has more words than most, if not all, languages. "This is stuff that you just can't count," said Jesse Sheidlower, editor at large of the Oxford English Dictionary. "No one can count it, and to pretend that you can is totally disingenuous. It simply can't be done." The Oxford English Dictionary has about 600,000 entries, Sheidlower said. But that by no means includes all words, he said. For example, Sheidlower said "great-great-great-great grandfather" could be considered a word, but wouldn't be in the dictionary. There's a similar problem with numbers, which may be counted up by their pieces -- "twenty" and "three" -- but not always as a group, as in "two-hundred twenty-three." Part of what makes determining the number of words in a language so difficult is that there are so many root words and their variants, said Sarah Thom
[ac-i] experiencing creative industry-southeastasia big graphics expo
Dear Miliser, FGDexpo2009 sudah didepan mata, satu-satunya pameran industri grafika [pakaging-promotion-publishing] terbesar di asia tenggara, terintegrasi dengan seminar, conference dan berbagai aktivitas komunitas dan brand experience. pada fgdexpo yang lalu, pengunjung tercatat lebih dari 72.000 orang. meningkat dari sbeelumnya sebanyak lebih dari 63ribu pengunjung. dan pada fgdexpo2009 ini, pastikan datang dan nama anda tercatat pada database kami untuk mendapatkan brbagai informasi dan peluang bisnis/peluang karier. informasi dapat dilihat di www.fgdexpo.net ;dan / atau gabung di komunitas experiencing creative industry dengan add fgd expo di facebook untuk pengiriman sms, supaya tidak salah balas, silahkan tulis dengan format: Dear Mahar_FGDexpo, [info yang ingin didapat] [nama+kota anda] kirim sms atau kontak melalui nomor-nomor dibawah ini: 0812 946 5511 ::: 0811 874 824 ::: 0811 979 286 ::: 021-94 6969 48 thanks, regards mahar prastowo_forum grafika digital
[ac-i] KONGKOW SASTRA BERSAMA GERSON POYK
UNDANGAN: Festival Bataviase Nouvelles KONGKOW SASTRA BERSAMA GERSON POYK host: Taufik Rahzen 16 Juni 2009, Pukul: 19.00 WIB @ Newseum Cafe, Jl. Veteran I/33, Monas (samping Istiqlal), Jakarta Pusat Get your new Email address! Grab the Email name you've always wanted before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
[ac-i] SEKOLAH GAMELAN angkatan II
Jika berkenan, mohon disebarluaskan,,, SEKOLAH GAMELAN Yogyakarta (angkatan II) Komunitas SLEnK Suara miring tentang lunturnya kepedulian generasi muda untuk menghidupkan kebudayaan tradisi telah berlangsung sejak lama. Tidak satupun suara itu menentang pentingnya mengkampanyekan kecintaan kepada seni budaya tradisi. Namun, masih saja keluh kesah tentang kurangnya minat mempelajari khasanah seni budaya Jawa menggema hingga kini. ANDA pasti setuju, sekarang bukan waktunya mengeluh!!! Sekarang waktunya berbuat dan membuktikan secara nyata. BUDAYA JAWA, TIDAK PERNAH DAN TIDAK AKAN MATI… Bayangkan, ada sebuah gerakan menghidupkan kembali kebanggaan terhadap warisan tradisi yang luhur. Bayangkan dengan jelas, ANDA menjadi bagian dari gerakan yang sangat mulia itu. ANDA menjadi salah satu dari sedikit manusia luhur yang peduli pada keluhuran budaya Jawa. Sekarang wujudkan impian Anda. Wujudkan cita-cita kejayaan budaya bangsa yang luhur. Wujudkan sebuah generasi yang mampu mengangkat martabat bangsa sendiri… Sekarang juga, bergabunglah bersama orang-orang hebat lainnya di SEKOLAH GAMELAN Komunitas SLEnK! Komunitas SLEnK adalah lembaga independent yang bermaksud turut menggelorakan semangat menghidupi kebudayaan nusantara utamanta warisan seni budaya Jawa. Visi tersebut dituangkan dalam berbagai program di antaranya SEKOLAH GAMELAN. SEKOLAH GAMELAN, adalah sebuah program belajar gamelan tingkat dasar yang ditujukan bagi para pemula atau bahkan yang belum mengenal sama sekali. Melalui metode praktik yang sederhana, para peserta diharapkan mampu memainkan beberapa gendhing-gendhing dasar sehingga akan sangat mudah mengikuti apabila bergabung dengan komunitas gamelan yang lebih professional maupun dalam aktifitas karawitan yang ada di berbagai kampung. PELAKSANAAN : Kelas GAMELAN ~ Diselenggarakan dalam 12 pertemuan @ 90 menit. ~ Kursus dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat pukul 16.00 – 17.30 WIB ~ Kelas dimulai pada tanggal 6 Juli 2009 dan berakhir pada 31 Juli 2009. ~ Kelas dilaksanakan di Jl. Monjali, Gg Sandel no 19. Nandan, Yogyakarta. (Belakang Kantor AIG Life, selatan perempatan Ringroad Monjali) Kelas TEMBANG ~ Diselenggarakan selama 18 pertemuan @ 90 menit ~ Kursus dilaksanalan setiap hari Minggu, Selasa dan Kamis pukul 16.00 – 17.30 WIB ~ Kelas dimulai pada tanggal 5 Juli 2009 dan berakhir pada 13 Agustus 2009 ~ Kelas dilaksanakan di Balai Budaya Samirono, Catur Tunggal, Yogyakarta (barat Waroeng Steak Jl. Kolombo masuk ke selatan) PENDAFTARAN : Kelas Gamelan dan Kelas Tembang SEKOLAH GAMELAN terbuka bagi masyarakat umum dengan batasan usia minimal 15 tahun.Biaya kursus adalah sebagai berikut : A. Kelas Gamelan Rp 120.000,00 (umum dan Mahasiswa) Rp 100.000,00 (Pelajar) B. Kelas Tembang Rp 150.000,00 (umum dan mahasiswa) Rp 125.000,00 (Pelajar) Untuk mengikuti kedua kelas sekaligus, Anda hanya dipungut biaya Rp 220.000,00 (umum dan mahasiswa) dan Rp 200.000,00 (pelajar). · Cara mendaftar : Peserta mengirimkan biodata diri melalui email ke komunitas_sl...@yahoo.co.id selambat-lambatnya Jumat, 3 Juli 2009 pukul 17.00 WIB · Biaya pendaftaran dibayarkan pada saat kursus berjalan. PENGAJAR : SEKOLAH GAMELAN diampu oleh Sugito HS, seorang seniman dan praktisi budaya Jawa yang sudah berpengalaman. FASILITAS : Selain materi tertulis, peserta akan mendapatkan T-Shirt Sekolah GAMELAN dan Sertifikat bukti belajar. SEKOLAH GAMELAN Yogyakarta, diselenggakan oleh Komunitas SLEnK dan didukung oleh Balai Budaya Samirono Yogyakarta. Informasi lebih lanjut silakan hubungi kami. Salam M. Ahmad Jalidu (Humas dan Program) Cp : 08562856610 / 087839355361 Email : komunitas_sl...@yahoo.co.id url : http://paguyubanslenk.blogspot.com Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
[ac-i] SIARAN PERS: Dongeng Pancasila oleh Garin Nugroho dan Franky Sahilatua
Salam Budaya! Dewan Kesenian Surabaya mempersembahkan ‘Dongeng Pancasila’ yang akan dibawakan oleh sutradara film, Garin Nugroho, dan musisi, Franky Sahilatua, secara bersamaan di atas satu panggung. Acara ini terbuka untuk umum dan gratis pada hari Senin, 15 Juni 2009, mulai pukul 19.00 hingga 22.00,di Gedung Cak Durasim, Jl. Gentengkali 85 Surabaya. ‘Dongeng Pancasila’ diharapkan menjadi salah satu alternatif cara berkomunikasi dalam memberikan pendidikan kewarganegaraan kepada masyarakat. Terlebih, di tengah hiruk pikuk momen Pemilu dan Pilpres seperti saat ini---ketika masyarakat politik terkikis oleh politik uang, citra, konsumerisme dan kekuasaan itu sendiri---yang justru semakin membuat masyarakat tak cukup respek pada nilai dasar seperti Pancasila karena hanya dianggap sebagai dongeng belaka. Untuk itu, Garin Nugroho telah menyiapkan 14 cerita dongeng berisi pesan-pesan kebangsaan yang akan dibawakan dengan cerdas dan menarik dalam durasi 120 menit. Dia akan mengisahkan Pancasila lewat dongeng dengan kisah-kisah sederhana, seperti kisah Soekarno, Marcopollo, Tanah Damai dan Perang, dan lain sebagainya. Di tengah dongeng, Franky Sahilatua akan mendendangkan syair-syair lagunya yang dikenal sarat dengan tema sosial kemasyarakatan yang selama ini kerap dimainkan di panggung-panggung musik non-komersial. Pada setiap lagu yang dimainkan Franky itu, Garin akan mengajak hadirin mendengarkan dongeng demi dongeng sesuai dengan tema lagu tersebut. Nilai kebangsaan dikomunikasikan berdasarkan perjalanan kedua sosok seniman ini lewat dongeng. Sebuah dongeng gabungan antara visi, pengalaman, emosi, empati dan cara berpihak terhadap masalah-masalah masyarakat. Demikian siaran pers ini sekaligus sebagai undangan peliputan. Surabaya, 12 Juni 2009 a/n Dewan Kesenian Surabaya Hanif Nashrullah
[ac-i] OOT : Hari Merajut Sedunia (WWKIP) 14 Juni'09 di Monas
Ingin ikutan kumpul bersama perajut??? atau tertarik untuk belajar merajut??? temuin kita deh hari minggu, tgl 14 Juni 2009 di halaman Monas. Para Perajut akan berkumpul bersama (berpiknik bersama) dalam rangka Hari Merajut Sedunia atau dikenal dengan nama World Wide Knit in Public Day (WWKIP). Disana kita akan bikin rajutan2 seperti tas sekolah, tempat pensil, baju bayi, sepatu bayi dan lain2 yang nantinya akan disumbangkan untuk korban bencana Situ Gintung beberapa waktu lalu. atau kalau belum bisa merajut, juga boleh ikutan, disana kita juga akan membantu untuk mengajar buat teman2 yang ingin belajar merajut. nah ini pengumumannya yang lebih detail yaa: WWKIP diadakan pada : Hari, tanggal : Minggu, 14 Juni 2009 Jam : 09.00- 16.00 wib Lokasi : halaman Monas (deket parkiran IRTI Monas) pintu masuk yang berseberangan dengan Balai Kota Jakarta Kegiatan: - merajut tempat pinsil, tas sekolah, perlengkapan untuk bayi (topi, baju, kaus kaki, dan sarung tangan) Peserta: siapa saja, buat yang belum bisa merajut, akan diajarkan, jadi gak usah minder ya Yang perlu dibawa : - tikar dan makanan (tapi kalau gak mau bawa makanan, gak masalah koq, ada banyak tempat jualan makanan. untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi ari asih di 0818 126707 atau Melisa di 0813 1410 1721. ok deh ditunggu partisipasi yaa. salam
[ac-i] Ke Kabul dengan Sisir dan Gincu
Afganistan kontemporer nyaris identik dengan fanatisme agama, miskin, dan rusuh. Tersuruk di Asia Tengah, negeri ini berbatasan dengan Pakistan di selatan dan timur, Cina di ujung timur, Iran di barat, serta Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan di utara. Membentang seluas 647.500 kilometer persegi dijamuri pengunungan dengan titik tertinggi mencapai 7.485 meter di atas permukaan laut, negeri ini dihuni bermacam-macam suku yang 99 persen adalah penganut Islam (sekitar 80 persen Sunni dan 19 persen Syi’ah) dan 1 persen lainnya. Sebelum invasi Uni Soviet pada Desember 1979, perseteruan antarsuku umum terjadi. Dan hal inilah yang hingga kini tak berkesudahan, yang kian membara jadi konflik sipil dan perang saudara ketika Uni Soviet menarik seluruh kekuatan militernya pada Februari 1989. Para pejuang yang sebelumnya bahu-membahu memerangi tentara Soviet, berbalik saling seteru. Di tengah konflik itu Mujahidin berhasil menguasai Kabul hingga datang Taliban, faksi bersenjata lain beranggota umumnya pelajar Islam garis keras dari madrasah-madrasah di wilayah berpenghuni mayoritas etnis Pashtun. Di bawah kekuasaan Taliban, 1996-2001, ajaran Islam ditegakkan membabi-buta. Segala sesuatu yang dianggap tak sejalan, termasuk warisan benda seni dan budaya, diluluh-latakkan. Bahkan dua patung Buddha raksasa warisan budaya dunia yang dipahat di bukit batu di Provinsi Bamiyan --dikenal sebagai Patung Buddha Bamiyang --pun tak diluputkan. Rezim Taliban berakhir setelah serbuan tentara Amerika Serikat dan sekutunya, dengan alasan kelompok ini melindungi Pemimpin Al Qaedah, Osama Bin Laden, yang dituduh mengotaki serangan teroris ke menara kembar World Trade Center New York, 11 September 2001. Kekuasaan Taliban memang berakhir, namun gambaran Afganistan sebagai negeri berideologi Islam tanpa kompromi, penuh mullah fanatik, perempuannya wajib ber-burqa membungkus rapat seluruh tubuh dan terlarang berkegiatan kecuali mengabdi pada suami dan keluarga, serta pria-pria berjenggot haus perang menenteng AK47, telanjur terpatri di benak warga dunia. Di negeri yang mengundang miris dan simpati itulah, pada 2002, Deborah Rodriquez menginjakkan kaki bersama satu tim aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM). Atas nama kemanusiaan dan peradaban mereka datang dan ingin mengabdikan diri menolong orang-orang Afganistan keluar dari derita yang telah beranak-pinak. Mereka berasal dari berbagai latar yang memang dibutuhkan di kawasan bergolak. Dokter, perawat, insinyur sipil, para ahli sosial, ekonomi, dan praktisi pembangunan masyarakat umumnya. Tapi Deborah yang akrab disapa Debbie justru menjadi anomali karena berlatar pendidikan dan profesi yang tak terbayangkan relevansinya dengan masyarakat miskin yang tak henti didera perang: penata kecantikan. Kabul Beauty School (Random House, April 2007) yang di Indonesia diterbitkan dengan judul sama oleh Bentang, Maret 2009, berkisah tentang Debbie, kecintaannya terhadap tata-menata kecantikan, serta simpati dan empati pada perempuan Afganistan dan dunia mereka. Ditulis bersama Kristin Ohlson --penulis Stalking the Divine (2003) yang memenangi penghargaan nonfiksi terbaik American Society of Journalists and Authors' 2004-- buku ini bukanlah biografi utuh. Dia hanya fragmen dari sepenggal periode kehidupan Debbie, lika-likunya mendirikan dan mengelolah sekolah kecantikan (dan salon) di Kabul untuk perempuan-perempuan Afganistan korban konflik perang dan budaya. Dilahirkan di Holland, Michigan, Debbie mengenal tata kecantikan sejak masa kanak-kanak dari ibunya, pemilik dan pengelola salon di kota lahirannya. Holland bukanlah kota besar, tapi Debbie yang “modern” dan gaul dengan cepat matang dan menjalani hidup bak roller coaster. Menikah di usia muda, punya dua putra, cerai, lalu menikah lagi dengan seorang pengkotbah keliling. Di antara pasang surut itu, dia memperdalam tata rambut di akademi kecantikan, bekerja sebagai anggota satuan pengaman di penjara perempuan, gadis pesta, masuk kelompok keagamaan, hingga menemukan dunia baru sebagai aktivis sosial-kemasyarakatan. Aktivisme yang sesungguhnya tak ideologis, melainkan semata pelarian dari suami kedua yang pencemburu dan gemar menganiaya. Ke Kabul pun adalah percampuran antara empati terhadap perempuan di wilayah konflik dan keinginan meninggalkan suami yang kian lepas kontrol setelah Debbie terlibat aktivitas membantu korban 11 September 2001 di New York. Dan kesempatan itu pun tiba ketika The Care for All Foundation (CFAF) merekrutnya sebagai salah seorang sukarelawan ke Afganistan. Sepanjang 430 halaman Kabul Beauty School, Debbia dan Kristin Ohlson (yang di edisi Indonesia tak disebutkan sekata pun) mengajak pembaca menapaktilasi cara pandang seorang perempuan Barat terhadap kebudayaan dan puritanisme keagamaan Afganistan. Sekolah kecantikannya sendiri kemudian hanya jadi wahana bagi Debbie memahami, menilai, mengakrabi, dan mencoba mencintai Afganistan. Mungkin lewat pengetahuan dan pemahaman terhadap derita para peremp