[ac-i] Indeks yang Ngaco
Indeks yang Ngaco ---Anwar Holid Sudah lama aku mengidam-idamkan buku Sembilan Elemen Jurnalisme karya Bill Kovach Tom Rosenstiel (Pantau, 2006, 297 hal.) Selama ini aku hanya suka menyempatkan buka-buka buku itu kalau sedang berkunjung ke toko buku Ultimus. Aku tertarik buku itu setelah Farid Gaban meresensinya di milis jurnali...@yahoogroup.com. Lagian, sebagai orang yang antusias belajar tentang penulisan, aku ingin memiliki rujukan buku penulisan lebih banyak lagi. Baru kemarin setelah dapat rezeki dan berkunjung lagi ke toko buku itu, aku memutuskan membelinya. Tiga tahun lebih sudah berlalu! Sembilan Elemen Jurnalisme adalah buku bagus. Sejumlah resensi acak terhadap buku itu di Internet membuktikannya. Di Indonesia tampaknya buku itu diperkenalkan secara konsisten oleh Andreas Harsono. Andreas meresensi edisi Inggris buku itu secara komprehensif di blognya. Kita akan membicarakan edisi Indonesia buku tersebut, persisnya bagian indeks. Jadi bahasan ini berusaha mengesampingkan penilaian terhadap kualitas penyuntingan isi buku tersebut---meskipun tetap saja ada salah eja, cara penulisan dan tanda baca, atau diksi yang agak aneh. Salah eja mencolok misal terjadi pada nama Kuce, Henry (hal. 289) yang mestinya ditulis Luce, Henry---pendiri majalah Time. Lebih fatal lagi mengingat Kuce, Henry masuk entri huruf L! Juga Lech Walessa (hal. 9), padahal di halaman 11 dan indeks dieja sebagai Lech Walesa; sebuah kota dieja sebagai Gdanks, padahal mestinya Gdansk. Karena ingin tahu detail buku itu, aku segera memperhatikan sepuluh halaman indeksnya (hal. 283-293). Entah kenapa ingatanku mengarah ke The New Yorker; ternyata kata kunci tersebut muncul, disebut ada di halaman 71. Aku langsung menuju ke halaman itu, mencari-cari... dan tidak ketemu. Mungkin di halaman selanjutnya batinku. Ternyata tetap tidak ada, dan di halaman 72 itu aku malah menemukan nama Henry Luce. Aku langsung balik ke halaman indeks, menuju entri huruf L, mencari Luce... dan ternyata malah tidak tercantum. Yang ada ialah Kuce, Henry, di situ disebut ada di halaman 61, 62, 63. Wah, gimana indeks buku ini? batinku kalut, langsung merasa ada yang salah dengan indeksnya. Jadi aku putuskan menelisiknya lebih teliti. Indeks pertama buku ini ialah ABC News, 30-31, 32, 102, 170, 171. Aku cek, ternyata di halaman 30 ABC News tidak ada. Baru ada di halaman 31. Namun di halaman 32 kembali tidak ada, begitu juga di halaman 102 dan 170. Baru ada lagi di halaman 172. ABC News sebenarnya juga muncul di sepanjang halaman 194-197, tapi justru tidak dicantumkan di indeks. Ini kebetulan atau sengaja? Indeks buku ini ngaco. Halaman yang ditunjuknya hampir semua salah. Ia secara acak meleset lebih dari sepuluh halaman. Misal Henry Luce, yang ada di halaman 72, ditulis 61. Michael Mann di halaman 87 ditulis 72. The New Yorker, yang disebut ada di halaman 71 dan 119, setelah dicari-cari baru ada di halaman 86 dan 96. Bagaimana penerbit dan penyunting buku ini menyusun halaman indeks sampai sepuluh halaman itu praktis sia-sia karena malah bikin frustrasi? Di penerbitan, indeks biasanya dikerjakan oleh asisten editor atau juru indeks atas perintah editor, yang sekalian menentukan subjek dan jangkauan indeksnya. Halaman indeks relatif, disesuaikan kebutuhan buku. Tugas juru indeks sebenarnya sederhana, yaitu memilih kata kunci yang dinilai penting dan relevan dengan isi buku dan mencantumkan di halaman berapa kata itu muncul. Hukumnya: kata dan halaman itu harus akurat. Dalam Sembilan Elemen Jurnalisme, kata kuncinya relataif memadai, cuma halamannya kacau. Padahal syarat indeks itu harus bisa menunjukkan kata kunci dengan cepat dan tepat. Kamus Encarta mendefinisikan indeks sebagai daftar rujukan alfabetik di buku: suatu daftar alfabetik, biasanya ada di akhir buku, berisi nama orang, tempat, atau topik beserta nomor halaman tempat hal tersebut tertera di sana. Secara harfiah (dari index, b. Latin) kata itu berarti jari telunjuk. Sungguh merepotkan kalau indeks yang ada ternyata salah. Aku langsung tanya ke Acia, kawam mantan layouter yang kini jadi programer: Apa yang membuat halaman di indeks salah (inakurat)? Aku menemukan ada buku halaman indeksnya hampir semua salah. Jawabnya kena: Setelah dilayout ulang sesudah proof reading, indeksnya enggak diperiksa lagi (di-update). Jelas sudah. Penyunting dan penerbit buku ini tak memeriksa ulang penyusunan indeksnya. Mereka mengira semua baik-baik saja setelah penyuntingan beres, padahal mestinya mengawal pracetak hingga isi buku benar-benar tanpa kesalahan. Kesalahan serius halaman indeks pada Sembilan Elemen Jurnalisme membuat anggapan baikku pada buku ini langsung runtuh. Kasus pada buku ini menunjukkan betapa kesalahan penerbitan bisa terjadi pada siapa saja, dan begitu terjadi, ternyata mudah menemukannya. Sedihnya, ini terjadi pada buku tentang penulisan, yang salah satunya mengajarkan disiplin verifikasi.[] Anwar Holid bekerja sebagai
[ac-i] www.indonesiaartnews.or.id
Silakan simak: www.indonesiaartnews.or.id Indonesia Art News merupakan media tentang dinamika seni yang berkait dengan aspek keindonesiaan. Media ini berusaha untuk mengedepankan segi informasi ihwal seni yang dikemas dengan cara pandang kritis dan muatan yang investigatif. Indonesia Art News berkedudukan di Yogyakarta, Indonesia.
[ac-i] Jadwal Pentas Wayang Topeng Malang di Padepokan Asmoro Bangun, Malang Tahun 2010
UNDANGAN: Mengharap kehadiran Bapak/Ibu pada Minggu Kliwon, 17 Januari 2010 pukul 8 malam di Padepokan Seni Asmoro Bangun Jl.Prajurit Slamet 69 Dk. Kedungmonggo Kec.Pakisaji Kabupaten Malang Jawa Timur acara: pentas Wayang Topeng Malang Lakon Adegke Kediri Terima kasih. Contac person : Handoyo 08175404437 JADWAL PENTAS WAYANG TOPENG MALANG TAHUN 2010 PADEPOKAN SENI ASMORO BANGUN Jl.Prajurit Slamet 69 Dk. Kedungmonggo Kec.Pakisaji Kabupaten Malang Jawa Timur Minggu , 17 Januari Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Adege Kediri Pemain : Wayang Topeng Dewasa Minggu , 21 Pebruari Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Sayembara Sadalanang Pemain : Wayang Topeng anak-anak Minggu , 28 Maret Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Umbul-umbul Majapura Pemain : Wayang Topeng Dewasa Minggu , 2 Mei Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Jenggala mbangun Candi Pemain : Wayang Topeng anak-anak Minggu , 6 Juni Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Rabine Gunung Sari Pemain : Wayang Topeng Dewasa Minggu , 11 Juli Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Bader Bang Sisik Kencana Pemain : Wayang Topeng anak-anak Minggu , 19 September Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Laire Panji Laras Pemain : Wayang Topeng Dewasa dan anak-anak Minggu , 24 Oktober Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Gajah Putih Mata Sanga Pemain : Wayang Topeng Dewasa Minggu , 28 Nopember Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Rabine Maesosuro Pemain : Wayang Topeng Dewasa dan Anak-anak Contac person : Handoyo 08175404437
[ac-i] Sinetron Avatar (????)
Dear all, bukan maksud apa2 sih, gw cuman sedih dan prihatin aja... http://www.lunarfilm.co.id/sinetron.php?i=104 PETUALANGAN BERSAMA SUKU BIRU Penduduk kampung Heru ketakutan dengana adanya suku biru. Saat sedang menebang pohon di hutan, kaki Heru terkilir karena dikejar suku Biru. Suatu hari Kepala Kampung di mana HERU tinggal mengadakan rapat. Kepala Kampung mengatakan kalau suku berwarna biru itu merusak hutan, karena itu suku manusia biru harus di bujuk untuk meninggalkan hutan. Kepala kampung meminta ada warga yang mengajukan diri untuk sebagai sukarelawan untuk pergi ke suku manusia biru. Si sukarelawan harus menjadi bagian Suku Biru agar bisa di bujuk. Tapi warga tak ada yang mau jadi sukarelawan, karena semua tahu bahwa suku manusia biru adalah mahkluk yang ganas dan kuat. Tapi mereka hidup mengasingkan diri tak mau bersentuhan dengan dunia modern. Semua diam sehingga Kepala Kampung marah. Tak di sangka HERU maju dan mengajukan diri. Bu Feti, Ibu Heru sangat kaget dan mencoba mencegah. Tapi Heru mengatakan keselamatan Hutan sangat penting. Apalagi Almarhum Bapak Heru adalah penjaga Hutan. Bapak Heru hilang di dalam hutan tanpa kabar, 3 tahun yang lalu. Akhirnya dengan berat hati Bu Feti mengijinkan. HERU berangkat dengan di bekali berbagai peralatan. HERU berangkat dengan dieluk-elukan warga desa. HERU berangkat dan sampai ke hutan yang tak terjamah. Saat itu seekor ular muncul dan Heru lari ketakutan dan tak sengaja terjerumus jurang. Heru terjatuh ke sebuah dunia aneh. Dan Heru terjatuh di atas seekor Harimau yang sedang mengancam RIMA. Heru memandang Rima yang berkulit biru belang-belang dan bertelinga seperti kuda. Rima berterimakasih karena Heru telah menyelamatkan nyawanya. Menurut tradisi Suku Biru, orang yang menyelamatkan anggota Suku Biru wajib di terima di kalangan Suku Biru. RIMA yang juga membenci manusia, terpaksa membawa Heru ke Sukunya. Ternyata RIMA adalah anak kepala Suku Biru. Di tengah warga suku biru Heru malah di usir, tapi Kepala Suku memberi kesempatan Heru untuk tinggal. Heru meminta ijin untuk menjadi anggota suku Biru. Rima di tunjuk untuk melatih Heru. Awalnya Rima keberatan tapi tak bisa menolak karena Heru telah menyelamatkan nyawanya. Dan Heru terbelalak kaget karena ayahnya yang telah lama hilang ternyata ada di antara warga suku biru. Ayah Heru telah menjadi anggota kehormatan Suku Biru tapi tidak di perbolehkan keluar dari wilayah Suku Biru. Rima pertama membawa Heru ke pohon kesembuhan. Ajaib, kaki Heru langsung menjadi normal dan Heru merasakan tubuhnya menjadi kuat. Heru sangat senang. Rima kemudian melatih Heru agar bisa menjadi suku Biru. Ternyata latihan itu sangat berat. Suku biru sangat mengandalkan alam sekitarnya untuk hidup. Heru harus bisa berburu, tidur bersama kunang-kunang dan bertahan hidup di rimba belantara yang sangat buas dan aneh. Tapi Heru sangat antusias dengan kaki barunya dan tubuhnya yang kuat. Heru berjuang dengan keras agar bisa lulus ujian. Perlahan kekaguman muncul di hati Rima. Heru akhirnya bisa melewati semua ujian. Tahap terakhir untuk menjadi anggota Suku Biru adalah, Heru harus menangkap Naga terbang untuk menjadi tunggangannya. Heru dengan nekat naik ke puncak Gunung dan menangkap seekor Naga Terbang. Heru lulus. Di hadapan warga Suku Biru, Heru di persilahkan untuk memilih saudara sedarah. Heru memilih Rima. Rima kemudian membawa Heru ke tempat-tempat yang di keramatkan Suku Biru. Heru sangat takjub melihat keanehan dan keindahan tempat-tempat itu. Tak lama kemudian Heru meminta ijin untuk pulang karena ingin memberi tahu Ibunya bahwa ayah masih hidup. Kepala Suku mengijinkan. Heru pulang ke kampungnya. Tapi begitu keluar wilayah Suku Biru kaki Heru kembali menjadi cacat. Saat pulang Heru menemui Ibunya. Ibu Feti sangat gembira mengetahui kalau suaminya masih hidup. Heru kemudian pergi menemui kepala Kampung. Ternyata Pak Jarot, Si kepala kampung sedang bertemu Pak JAROT, seorang pengusaha kaya. Rupanya Pak Jarot dan Pak Jarot bersekongkol untuk mengusir Suku Biru karena di pohon besar tempat tinggal Suku Biru di bawahnya mengandung kandungan emas yang sangat banyak. Heru yang tak sengaja mendengar sangat kaget, karena ia di manfaatkan untuk kepentingan jahat Pak Jarot dan Pak Jarot. Pak Jarot sendiri berniat langsung mengusir Suku Biru dari Hutan. HERU pergi tapi menginjak kaleng sehingga ketahuan. Heru di kejar oleh Pak Jarot dan anak buahnya. Heru tertatih-tatih berusaha kabur dan hampir tertangkap. Tapi untung saja Bu Feti menyelamatkannya. Bu Feti dan Heru langsung pergi ke Hutan untuk memberitahukan rencana jahat Pak Jarot ke warga Suku Biru. Begitu mendengar berita itu, warga suku biru justru menuduh Heru sebagai mata-mata. Rima juga marah pada Heru dan memutuskan hubungan saudara sedarah dengan Heru. Sementara Pak Jarot dan Pak Jarot menyerang Suku Biru dengan senjata berat dan bom. Pohon keramat tempat tinggal Suku Biru hancur dan tumbang. Bapak Heru terluka. Sementara Heru kebingungan karena
[ac-i] TANJUNG PENDAM (2)
ASAHAN: TANJONG PENDAM (2) Kenangan pada ombak dan pucuk nyiur Terkirim bersama deru angin dari kampung bersalju Orang-orang mandi di malam-malam berbintang Dan di hari-hari berbinar Pantai yang tak pernah resah Setiap terjangan topan dan badai Layu terkulai lalu berbenah seperti mempelai Tiga setengah abad di pangkuan musuh Tanpa setetes cedra setia pada perkataan bunda Dan kini Setelah bajak dan lanun berkerumun Terhunjam dalam oleh penggalian harta Tanpa tertuduh dosa Pantai laut berwarna hitam Menuntut korban belia yang haus keriaan Dihisap lumpur yang terjerumus ke dasar Timah telah berubah menjadi kertas berharga Oleh ketamaan dungu pirat dan hantu Pulau tinggal jadi kenangan Bencah-bencah dan lobang-lobang menganga Menyisakan kemiskinan abadi penduduk bernama kuli Dermaga yang dulu kehidupan nelayan Sekarang bercampur bensin dan kerosin Sampah sarap budaya korupsi dan tingkah biadab Melanda dari pulau ke pulau mengikis negeri yang sudah pengap Pandangan ke laut bukan lagi ombak ria dan kejelitaan sangsai Keramahan menjadi ketamaan rasa sedarah tumpah tak terlerai Padang bunga dan runput hijau telah lama terkubur oleh anggur dari Barat Selamat tinggal adalah ucapan yang terberat Buat pantai indah masa lalu Buat gunung berdanau dan telaga biru Nostalagia cuma seonggok aksara sia-sia Banjir dan gempa bumi dan juga tsunami Hadiah yang ditabung bagi generasi kini Asahan Hoofddorp, 1912010
[ac-i] Undangan Grand Launching Lawangwangi Art Science Estate
Pembangunan infrastruktur seni rupa Indonesia tidak bisa lagi menunggu pihak pemerintah mengaplikasikan tugas-tugasnya yang seharusnya menyokong perkembangan kebudayaan, khususnya seni rupa Indonesia. Lambatnya pemerintah dalam membangun infrastruktur kesenian serta tidak ada visi yang aplikatif mendorong masyarakat untuk 'berjalan sendiri' dalam menghidupi keseniannya. Inisiatif pembangunan infrastruktur dan sistem yang baik pun muncul dari sebuah lembaga pecinta karya seni visual, yaitu ARTSociate yang menunjukkan visi dan misinya dalam memajukan gagasan artistik perupa muda dan membangun jejaring pasarnya yang sehat di Indonesia, Asia, sampai Eropa. Dalam rangka membangun tatanan seni rupa Indonesia yang lebih baik itulah ARTSociate membangun sebuah lingkungan atau kawasan dimana produsen, konsumen dan alat produksinya dipertemukan dalam sebuah ruang dan waktu dan di tempat yang nyaman. Infrastruktur itu akan diluncurkan kepada publik dengan menggelar Grand Launching Lawangwangi Art Science Estate pada: Hari/Tanggal: Jum'at, 22 Januari 2010 Waktu: pukul 19.00 - 23.00 wib Tempat: Jalan Dago Giri No. 99, Warung Caringin - Mekarwangi, Dago Atas, Bandung, Jawa Barat, Indonesia Materi Acara: - Launching Lawangwangi Art Science Estate oleh Sunaryo dan Happening Art oleh Deden Sambas - Sunaryo direncanakan akan melakukan kolaborasi happening art dengan Deden Sambas - Pembukaan pameran 49 perupa bertajuk Halimun dgn kurator Rifky Effendy Besar harapan kami para jurnalis televisi dan media cetak daat menghadiri perhelatan tersebut di atas. Serta dimohon untuk melakukan konfirmasi kehadiran melalui sms ke nomor di bawah ini. Salam Budaya, Argus Firmansah Koordinator Relasi Media 081802109157
[ac-i] [Dokumen Tercecer]: Gustavo Gutierrez, Pastor Berpikiran Marxis
Gustavo Gutierrez, Pastor Berpikiran Marxis Ditulis oleh Jesus S. Anam Kamis, 17 April 2008 00:00 Bulan Februari 2007 lalu Paus Benedict XVI memimpin misa Rebo Abu di Roma. Bagi Gereja Katolik misa itu adalah peristiwa hikmat yang menandai dimulainya masa 40 hari puasa. Dalam upacara keagamaan tersebut beberapa orang pastor dari sekitar seratus pastor mendapatkan kesempatan maju ke altar guna menerima pemberkatan. Di antara pastor-pastor itu terdapat seorang pastor yang bertubuh pendek dari Ordo Dominican asal Peru. Dia mengenakan setelan hitam putih, ciri khas ordonya. Pastor tersebut adalah Gustavo Gutierrez, yang pada tahun 1971 menggemparkan kalangan gereja karena bukunya yang kontroversial, The Theology of Liberation: History, Politic, Salvation. Peristiwa itu cukup membingungkan media yang selama ini memberitakan adanya kerenggangan hubungan antara Vatikan dan para teolog pembebasan di Amerika Latin. Benedict—yang sebelumnya dikenal sebagai Kardinal Joseph Ratzinger, kepala biro Vatikan untuk soal doktrin Katolik—pernah memimpin pemberedelan terhadap gerakan teologi pembebasan di Amerika Latin pada tahun 1980-an. Vatikan menuduh gerakan teologi pembebasan sudah melenceng dan dianggap bid’ah karena terbukti menggunakan perspektif Marxis dalam praksis sosialnya. Namun demikian, teologi pembebasan telah memberi dampak besar atas gereja-gereja Katolik baik di Amerika Latin sendiri maupun Roma. Gustavo Guiterrez lahir pada tanggal 8 Juni 1928 di Monserat, sebuah kawasan kumuh dan miskin di Lima, Peru. Ia berasal dari keluarga miskin berdarah Mestizo, campuran Spanyol-Indian. Saat masih di sekolah menengah, Gutierrez diserang penyakit Osteomeletis yang menyebabkan kepincangan permanen pada dirinya. Terdorong oleh kondisi fisiknya itulah dia memasuki Universitas San Marcos di Lima (ibukota Peru) dengan mengambil jurusan farmasi. Tidak lama kemudian dia memutuskan memasuki Seminarium Santiago de Chile. Di Seminari Santiago de Chile itulah Gutierrez dididik menjadi pastor. Guiterrez sempat belajar teologi di Universitas Katolik Gregoriana, Roma pada tahun 1959 – 1960. Pada tanggal 6 Januari 1959 dia ditasbihkan menjadi imam. Selepas tahun 1960, Gutierrez kembali ke Peru dan mengajar di Universitas Katolik Lima. Selain mengajar dan menjadi pastor sebagai tugas utamanya, Gutierrez mencurahkan perhartiannya pada kehidupan kaum miskin di Rimac, Lima. Pergulatan hidup yang dia tempuh bersama kaum miskin Rimac itulah yang melandasi arah baru pemikiran teologisnya. Teologi Guiterrez lahir dan berkembang dari perspektif Amerika Latin, “kawasan yang ditindas dan dirampas.” Menurutnya, teologi merupakan refleksi kritis atas praksis historis dalam terang sabda Allah. Teologi adalah pembacaan kembali sabda Tuhan. Teologi musti bertolak dari praksis dan terlibat langsung dalam proses pembebasan manusia. Pembacaan kembali atas sabda Tuhan itulah yang membangkitkan perlawanan rakyat Amerika Latin—90% beragama Katolik—terhadap kekuatan-kekuatan hegemonik. Gerakan tersebut tidak hanya eksis dalam usaha membendung derasnya arus neoliberalisme, tetapi juga dalam memenangkan pemilihan nasional di beberapa negara Amerika Latin. Terpilihnya orang-orang berhaluan kiri di Brazil, Argentina, Bolivia, Venezuela, Nikaragua, Uruguai, Chile, dan Ekuador telah menggugah kembali pembicaraan tentang teologi pembebasan dalam rangka melawan imperialisme dan kapitalisme. Akhirnya, saya ingin mengatakan, apa yang telah dilakukan Gustavo Gutierrez, dan perhatian besarnya kepada rakyat tertindas di Amerika Latin merupakan sumbangan besar bagi gerakan rakyat di dunia guna membangun Sosialisme Abad 21.Jesus S. Anam, aktivis Hands off Venezuela Indonesia, kontributor Rumahkiri.net. Sumber: http://rumahkiri.net/index.php?option=com_contentview=articleid=135:-gustavo-gutierrez-pastor-berpikiran-marxiscatid=39:sosokItemid=112 Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/
[ac-i] Kebisuan
Kebisuan terasing, dipengasingan tertulis sebuah pesan di atas papan nama burung berbulu palsu berteriak parau mendung kelabu menderu mata cerah memudar bercermin di langit tiba-tiba angin bernyanyi setiap melangkah ke arah yang berlawanan pijakan kaki, retak pesta pora memecah kebisuan jiwa berlawan berbulan madu dunia maya berduka cita MiRa - Amsterdam, 20 Januari 2010 Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/
[ac-i] Nasib Gelandangan Menggelandang di Belanda
Nasib Gelandangan Menggelandang di Belanda Mengalami musim dingin 2009 di Belanda kuanggap dinginnya tak berbeda dengan rasa dingin di 25 tahun yang lalu. Rasa dingin meyengit sampe ke tulang sum-sum. Dari sisi nilai estetika hujan salju di musim dingin, memang memberi suasana di luar rumah kelihatan indah dan cantik untuk dinikmati. Di waktu malam hari pun di taman-taman masih memancarkan cermin keelokannya, pohon-pohon bagaikan terhias indah gemerlapan di sepanjang bentangan gaun sutra putih bertabur butiran mutiara. Hampr semua warga penduduk di Belanda menyempatkan waktu bersama keluarga untuk jalan-jalan ke taman sembari bermain-main dengan salju. Pesta natal dan malam tahun baru 2010 pun buat sebagian besar penduduknya menganggap lebih lengkap rasanya untuk bisa dirayakan bersama anggota keluarganya, karena suasananya pun menjadi lebih menyenangkan untuk bisa mengalaminya. Lalu bagaimana nasib sebagian orang-orang yang bertahun-tahun hidup menggelandang karena tidak punya rumah atau tidak punya tempat tinggal tetap, bahkan tanpa punya hubungan kekeluargaan? Udara dingin dan bekunya musim dingin dengan suhu udaranya sampai 15 derajat di bawah nul selsius buat kaum gelandangan dimana saja memang benar-benar sengsara dan merana. *** Untuk mengetahui jumlah kaum gelandangan di Belanda secara hitungan eksak memang tak pernah diketahui. Tapi kalau kita pergi keluar rumah untuk belanja ke supermarket terdekat, maka di depan pintu masuk supermarket sudah ada satu orang yang menawarkan majalah gelandangan Z- Magazine. Sang penjual majalah itulah salah satunya dari sekitar 50 ribu orang gelandangan yang sering kita ketemui di hampir setiap supermarket di kota-kota besar di Belanda, seperti misalnya di Amsterdam, Den Haag, Rotterdam dan Utrecht. Menurut sumber informasi tentang berita kemiskinan dari hasil laporan penelitian tahun 2007, dinyatakan bahwa tahun 2005 ada 660.000 dari 6,7 juta rumah tangga yang berpendapatan sebulannya dibawah standart gaji rata-rata. Dengan kondisi rumah tangganya yang hidup dibawah garis kemiskinan itu, dianggap tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari selama sebulan. Dirasakan tekanan hidupnya semakin terjepit dengan setiap bulannya berhutang 100 euro pada banknya. Akibatnya kategori dari 660 ribu keluarga ini tak mampu lagi membayar sewa rumah, air, pemakaian listrik dan gas, juga setiap hari tidak bisa makan sehat yang bergizi, biarpun ada inisiatip penyediaan sembako gratis di 110 tempat buat kaum miskin itu. Dan nyatanya penyediaan sembako gratis tersebut hanya mampu menolong 15 ribu keluarga. Banyak anggota keluarga yang mengalami persoalan krisis perkembangan sosial-emosional maupun kesehatan fisik dan psykhisnya yang semakin memburuk. Dengan mengalami persoalan psykhis berat, akhirnya mereka tak mampu mengatur cara hidup teraturnya. Terutama untuk golongan berkategori miskin, antara lain karena berpendidikan rendah, menjadi pecandu alkohol, heroin dan sejenisnya. Juga faktor diskriminasi terhadap golongan penduduk asing berperan dominan dalam masyarakat Belanda. Dengan begitu sekitar 200.000 rumah tangga, yang terutama berasal dari berpendapatan terendah itu hidupnya di himpit hutang yang semakin membengkak karena bunga hutangnya. Maka pada tahun 2006 korbannya pun meningkat sampai 377.000 rumah tangga. *** Persoalan kemiskinan di perkotaan banyak di kecam oleh masyarakat umum, lantaran dianggap menganggu keamanan dan kenyamanan hidup bermasyarakat. Pemandangan gelandangan yang menggelandang di jalan-jalan telah mengiasi kehidupan di perkotaan negara maju ini, katanya tidak lagi menghalalkan tradisi sistim masyarakat welfare state untuk peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan keadilan sosial. Kalau kita membaca berita di beberapa surat kabar di Belanda sejak tahun 1996, pada umumnya isinya selalu mengabarkan tentang ribuan orang di paksa keluar dari rumah tempat tinggalnya. Dan sampai antara tahun 2007 dan 2008 diberitakan kaum miskin kota di paksa keluar dari rumah sewanya berjumlah antara 7.500 sampai 8.100 orang. Akan tetapi jumlah data tersebut masih dianggap sebagai berita hisapan jempol belaka karena tak pernah ada data yang jelas mengenai penghitungan total jumlah keluarga yang kehilangan rumah sewa atau rumah hypotik. Juga menurut berita koran lokal dari kota Rotterdam, pernah diberitakan bahwa pada tahun 2006 ada 15 orang gelandangan yang menggelandang tanpa tempat penginapan, namun pihak Lembaga sosial mengeluh dan memprotes karena masih ada 346 orang yang tidak tertampung di tempat penampungan gelandangan. Belum lagi di hitung dengan jumlah angka peningkatan kemiskinan akibat krisis kapital yang telah menggelobal di tahun 2009. Banyak pula mengorbankan kaum golongan menengah karena kehilangan perkerjaannya. Hal ini mengakibatkan proses peningkatan perceraian dalam hubungan suami-istri. Sehingga golongan keluarga menengah
[ac-i] DI LUAR-RUANG, SENIMAN ADALAH ORANG BIASA
Simak: www.indonesiaartnews.or.id ...Praktek pembuatan karya seni yang menggunakan prinsip seni lingkungan sejalan dengan keinginan prinsip-prinsip kebudayaan tradisional. Keunggulan seni tradisional karena kesanggupannya melakukan komunikasi dialogis kepada masyarakatnya. Namun untuk memasuki realitas dunia yang terjadi sekarang, praktek kesenian harus mencari metodologi yang baru untuk melakukan interaksi. Bagaimana persisnya metodologi tersebut? Bagaimana konteksnya dengan Biennale Jogja yang baru berlangsung beberapa waktu itu? Silakan klik saja http://indonesiaartnews.or.id/ Terima kasih :-) [Non-text portions of this message have been removed]
[ac-i] Sube Melawan Gajah Raksasa
Sube Melawan Gajah Raksasa Tuesday, 19 January 2010 Cover mobile comic Sube volume ke 7Susan berani melawan perintah raja monster, akibatnya anak semata wayangnya diculik oleh para monster. Dan akan dijadikan raksasa... Penduduk kota pun dibuat panik dengan kehadiran sang raksasa. Sube yang berusaha menghalau raksasa kena akibatnya! Komik Sube kali ini ceritanya bersambung, dan akan ditamatkan di bagian ke duanya... Mau melihat perjuangan Sube melawan monster gajah? Bagi pelanggan Indosat ketik sms REG KOMIK kirim ke 6767. Dan untuk pelanggan Telkomsel bisa dengan mengakses di *268# pilih 3 pilih 5 pilih 7. Komik milik TnP studio ini cerita juga gambarnya dibuat oleh ahmadzeni, sementara pewarnaan dikerjakan oleh Didi Sunardi, Muhammad Ridwan, dan Diana Maya. Mobile comic lainnya ada di: http://pragatcomic.com/new/index.php?option=com_contenttask=blogcategoryid=16Itemid=28 ahmadzeni Ikuti Tarung Komik Humor Berhadiah Total Dua Juta Rupiah! Di www.PragatComic.com Info Prakarya Cergam
[ac-i] Lukisan Isur Suroso Menang di Jepang
Suroso atau yang karib dipanggil sebagai Isur Suroso berhasil meraih penghargaan The Asia Prize lewat karya lukisnya bertajuk Therapy of Silence No. 7 di The Beppu Asia Biennale of Contemporary Art 2010, Beppu, Jepang. Berapa yen hadiah yang akan memenuhi kantungnya atas prestasinya ini? Simak juga catatan berperspektif poskolonial untuk membedah karya Pram, Aku Panggil Kartini Saja. Klik saja http://indonesiaartnews.or.id/
[ac-i] Koreksi: Misteri Nyanyian Julio.P di Bali
Misteri Nyanyian Julio.P di Bali Sungguh tak menyangka ketika seorang penumpang pesawat sedang duduk santai menanti waktu transit seusai berlibur, tiba-tiba orang itu harus memperpanjang masa liburannya dalam sel penjara di Spanyol. Dan sampai sa'at ini.orang yang bernama Julio Poch (J.P) itu masih menunggu keputusan badan hukum peradilan Internasional, lantaran ia dituduh terlibat melakukan kejahatan HAM masa lalu di Argentina, yang disebut Perang Kotor (Vuile Oorlog). Banyak orang di Belanda mempertanyakannya tentang bagaimana Julio Poch bisa dituduh melakukan kejahatan HAM masa lalu di negara kelahirannya? Dan kenapa kasus J.P baru sekarang ini muncul kepermukaan? Tentunya mengingat hidup J.P yang telah puluhan tahun bermukim di Belanda selalu aman-aman saja. Bahkan ia bekerja pula sebagai pilot di maskapai penerbangan bernama Transavia dengan nyamannya, yang juga dalam waktu dekat ini ia pun akan menikmati masa pensiunnya. Pada tanggal 22 September 2009 y.l Julio Poch alias Julio.P sedang melakukan perjalanan pulang dari berlibur. Pesawat yang ditumpanginya ketika itu transit di bandara Valencia, yang diperkirakan pukul 14.30 akan menuju ke Schiphol. Namun beberapa menit sebelum pesawatnya berangkat seketika pihak kepolisian Spanyol mendatangi J.P di pesawat dengan membawa surat permohonan peradilan Argentina untuk menangkap dirinya karena dituduh melakukan kejahatan HAM masa lalu di Argentina. Menurut juru bicara dari kementerian luar negeri Belanda di Spanyol, J.P adalah karyawan pilot dari perusahaan penerbangan di Belanda, yang berwarga negara Argentina tapi memiliki pula paspor Belanda. Pihak Transavia pun menyebut penangkapan terhadap salah satu karyawannya membuat pening kepala karena mesti mencari pengganti penerbang lain. Juga, dari salah satu Koran di Belanda, tgl 25 september 2009 j.l. diberitakan bahwa pada tahun 2006 Kantor Kepolisian Nasional (Nationale Reserche) telah melakukan penelitian terhadap pilot J.P. untuk menyelidiki apakah mungkin ia telah melakukan kriminal. Alasan dilakukan penyelidikan tahun 2006 tersebut karena mendapat pengaduan tentang tindakan kejahatan masa lalu J.P. Menurut keterangan di koran, kemungkinan besar informasinya di dapat dari salah satu rekan sekerjanya yang menganggap cerita masa lalunya melalui E-Mail digambarkan seperti filem horor yang menakutkan. Juga, dalam wawancara televisi di Belanda dengan beberapa rekan sekerjanya, yang sempat bersama J.P di Bali bahwa J.P menceritakan dengan sangat bangganya membuang para tahanan politik dalam keadaan terbius ke laut dari pesawat garko. Sekitar tahun 2007 yang lalu J.P bersama beberapa rekan pilotnya mendapat undangan berkunjung ke Bali. Pada suatu malam hari mereka makan di sebuah restoran Gado Gado. Dan sembari menikmati minuman beralkohol, lalu J.P menceritakan ke para rekannya, yang antara tahun 1976 dan 1983 bekerja sebagai pilot di Angkatan Udara Rezim militer Argentina. Kemudian diceritakannya, yang lebih dari seribu orang tawanan lawan politiknya dilemparkan hidup-hidup ke laut. Khususnya, mereka dibius, ditelanjangi dan di buang ke Samudera Atlantik melalui pintu pesawat kargo ke laut. Ia mengatakan orang-orang yang dilempar dari pesawat dengan tujuan untuk mengeksekusi mereka. *** Sejak tahun 1988 J.P bekerja di Maskapai Penerbangan Transavia di Belanda, di mana ia berhasil mengembangkan profesi kerjanya menjadi komandan, instruktur dan pemeriksa. Lalu kenapa sang Pilot J.P ini sampai puluhan tahun lamanya berhasil lolos dari pelacakan buronan kriminal, sedangkan ia sebenarnya salah satu yang tercantum dalam daftar nama pelaku penghilangan secara paksa terhadap lawan-lawan politik rezim militer sejak di bawah pimpinan diktator Videla. Padahal menurut keterangan Badan Keamanan dan Intelijen Belanda, de Algemene Inlichtingen- en Veiligheidsdienst van Nederland (AIVD), bahwa semua orang yang bekerja di sektor penerbangan dan menggunakan fasiltas bandara Schiphol akan dikenakan peraturan tunduk pada pemeriksaan berkala. Dan bila mendapat hasil positif dalam pemeriksaan berkala tersebut maka orang itu di beri ijin untuk beroperasi di sektor penerbangan dalam bentuk Pernyataan Tidak Keberatan (Verklaring van Geen Bezwaar, VGB). Salah satu latar belakang penting, ialah dalam penyelidikan hukum, seseorang dapat dinyatakan bersalah di masa lalu dengan tidak di beri ijin untuk beroperasi di semua bandara Belanda dalam bentuk VGB. Untuk itu, pihak Kepolisian Nasional Belanda ingin pula mengetahui bagaimana J.P. selama bertahun-tahun bekerja sebagai pilot dengan melalui pemeriksaan berkala dari AIVD tersebut. Juga menurut berita di koran, seorang juru bicara dari Jaksa Penuntut Umum (het Openbaar Ministerie, OM) menyatakan bahwa pada tahun 2008 status J.P telah berubah menjadi investigasi kriminal yang terlibat kasus kejahatan di Argentina. Menurut berita koran Het Parool, tanggal 24 september 2009 y.l., Jaksa Agung Belanda telah pula melakukan penggeledahan di rumah J.P di di Zuidschermer.
[ac-i] Undangan: Pertunjukan KINTIR (Anak-anak Mengalir di Sungai) Seni Teku, Yogyakarta [1 Attachment]
KINTIR (Anak-anak Mengalir di Sungai) Pertunjukan Teater Produksi Ke-8 Seni Teku, Yogyakarta Padepokan Lemah Putih, Mojosongo, Surakarta, 24 Januari 2010, 20.00 WIB Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta, 26 Januari 2010, 20.00 WIB Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai) merupakan pertunjukan teater yang digelar di ruang outdoor yang tidak dirancang khusus untuk pertunjukan, dengan konsep pengakraban terhadap ruang. Elemen-elemen fisik dari ruang outdoor, baik yang natural maupun arsitektural, diperlakukan sedemikan rupa dengan laku panggung, sehingga lakon menemukan aktualisasinya di ruang fisik yang selalu berbeda sekalipun. Pengakraban terhadap ruang ini ditekankan pada laku panggung, dengan penambahan unsur set yang minimalis, serta penonton yang dibebaskan memilih sudut pirsaannya, sehingga memunculkan kesan peleburan lakon dengan aspek natural dan arsitektural ruang serta penonton. Idiom pemanggungan dibangun dengan jalinan-jalinan hasil jelajah artistik dari idiom pemanggungan pertunjukan tradisi, realisme serta kontemporer, seperti gaya akting realis, tari tradisi, tembang, mantra atau doa Jawa, mbarang, musik elektrik, serta spektakel pertunjukan tradisi. Dari segi teks lakon, Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai) dibangun dari pembenturan dua teks berbeda. Teks pertama bersumber dari Mahabharata, pada bagian kelahiran Dewabrata atau Bhisma. Dalam teks ini diceritakan Dewi Gangga yang turun ke bumi dengan tugas melahirkan delapan wasu yang dikutuk-pastu menjadi manusia. Tujuh anak yang lahir dari rahimnya dihanyutkannya ke sungai, kecuali anak terakhir, yaitu Dewabrata yang kelak dikenal sebagai Mahasenapati Bhisma. Teks kedua merupakan teks rekaan yang bercerita tentang seorang ibu tanpa suami yang melahirkan delapan anak. Anak-anak itu lahir dari hubungannya dengan kekasih, lelaki yang memperkosanya serta lelaki yang membayarnya. Ketujuh anaknya hilang tanpa diketahui sebabnya. Mungkin anak-anak itu hanyut di sungai atau tersesat di jalanan. Benturan kedua teks ini melahirkan peristiwa teatrikal yang tumpang tindih, dengan keberagaman emosi dramatik. Pertunjukan Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai) sebelumnya pernah digelar Seni Teku pada Agustus 2009, di Pendopo Blumbang Garing, Nitiprayan, dalam rangka Festival Teater Jogja 2009. Mengingat tengah musim hujan, dan pertunjukan ini digelar outdoor, penonton diharapkan menyediakan payung atau jas hujan. Biaya tiket dengan sistem saweran (sukarela). Contact person: Yayan (085 6291 7362), Dina (081 8262 570). Penulis Teks Sutradara: Ibed Surgana Yuga, Dramaturg: Nanang Arisona, Pelaku: Pranorca Reindra, Marya Yulita Sari, Joe DN, Andika Ananda, Mochalmad Jibna, Penata Bunyi: Lintang Radittya, Penata Panggung: Miftakul Efendi, Penata Cahaya: Agus Salim Bureg, Manajer Latihan Panggung: Riski Pamulanita, Dokumentasi: UB, Produksi: Febrian Eko Mulyono, Dina Triastuti. SENI TEKU Pondok Bambu Kuning, Cabean, Jl. Parangtritis KM 7 Sewon, Bantul, Yogyakarta www.seniteku.blogdrive.com senit...@yahoo.com +6281 5576 8373