[ac-i] Indeks yang Ngaco

2010-01-20 Terurut Topik Anwar Holid
Indeks yang Ngaco
---Anwar Holid

Sudah lama aku mengidam-idamkan buku Sembilan Elemen Jurnalisme karya Bill 
Kovach  Tom Rosenstiel (Pantau, 2006, 297 hal.) Selama ini aku hanya suka 
menyempatkan buka-buka buku itu kalau sedang berkunjung ke toko buku Ultimus. 
Aku tertarik buku itu setelah Farid Gaban meresensinya di milis 
jurnali...@yahoogroup.com. Lagian, sebagai orang yang antusias belajar tentang 
penulisan, aku ingin memiliki rujukan buku penulisan lebih banyak lagi. Baru 
kemarin setelah dapat rezeki dan berkunjung lagi ke toko buku itu, aku 
memutuskan membelinya. Tiga tahun lebih sudah berlalu!

Sembilan Elemen Jurnalisme adalah buku bagus. Sejumlah resensi acak terhadap 
buku itu di Internet membuktikannya. Di Indonesia tampaknya buku itu 
diperkenalkan secara konsisten oleh Andreas Harsono. Andreas meresensi edisi 
Inggris buku itu secara komprehensif di blognya. Kita akan membicarakan edisi 
Indonesia buku tersebut, persisnya bagian indeks. Jadi bahasan ini berusaha 
mengesampingkan penilaian terhadap kualitas penyuntingan isi buku 
tersebut---meskipun tetap saja ada salah eja, cara penulisan dan tanda baca, 
atau diksi yang agak aneh. Salah eja mencolok misal terjadi pada nama Kuce, 
Henry (hal. 289) yang mestinya ditulis Luce, Henry---pendiri majalah Time. 
Lebih fatal lagi mengingat Kuce, Henry masuk entri huruf L! Juga Lech Walessa 
(hal. 9), padahal di halaman 11 dan indeks dieja sebagai Lech Walesa; sebuah 
kota dieja sebagai Gdanks, padahal mestinya Gdansk.

Karena ingin tahu detail buku itu, aku segera memperhatikan sepuluh halaman 
indeksnya (hal. 283-293). Entah kenapa ingatanku mengarah ke The New Yorker; 
ternyata kata kunci tersebut muncul, disebut ada di halaman 71. Aku langsung 
menuju ke halaman itu, mencari-cari... dan tidak ketemu. Mungkin di halaman 
selanjutnya batinku. Ternyata tetap tidak ada, dan di halaman 72 itu aku malah 
menemukan nama Henry Luce. Aku langsung balik ke halaman indeks, menuju entri 
huruf L, mencari Luce... dan ternyata malah tidak tercantum. Yang ada ialah 
Kuce, Henry, di situ disebut ada di halaman 61, 62, 63.

Wah, gimana indeks buku ini? batinku kalut, langsung merasa ada yang salah 
dengan indeksnya.

Jadi aku putuskan menelisiknya lebih teliti. 

Indeks pertama buku ini ialah ABC News, 30-31, 32, 102, 170, 171. Aku cek, 
ternyata di halaman 30 ABC News tidak ada. Baru ada di halaman 31. Namun di 
halaman 32 kembali tidak ada, begitu juga di halaman 102 dan 170. Baru ada lagi 
di halaman 172. ABC News sebenarnya juga muncul di sepanjang halaman 194-197, 
tapi justru tidak dicantumkan di indeks. Ini kebetulan atau sengaja? 

Indeks buku ini ngaco. Halaman yang ditunjuknya hampir semua salah. Ia secara 
acak meleset lebih dari sepuluh halaman. Misal Henry Luce, yang ada di halaman 
72, ditulis 61. Michael Mann di halaman 87 ditulis 72. The New Yorker, yang 
disebut ada di halaman 71 dan 119, setelah dicari-cari baru ada di halaman 86 
dan 96.

Bagaimana penerbit dan penyunting buku ini menyusun halaman indeks sampai 
sepuluh halaman itu praktis sia-sia karena malah bikin frustrasi? Di 
penerbitan, indeks biasanya dikerjakan oleh asisten editor atau juru indeks 
atas perintah editor, yang sekalian menentukan subjek dan jangkauan indeksnya. 
Halaman indeks relatif, disesuaikan kebutuhan buku. Tugas juru indeks 
sebenarnya sederhana, yaitu memilih kata kunci yang dinilai penting dan relevan 
dengan isi buku dan mencantumkan di halaman berapa kata itu muncul. Hukumnya: 
kata dan halaman itu harus akurat. Dalam Sembilan Elemen Jurnalisme, kata 
kuncinya relataif memadai, cuma halamannya kacau. Padahal syarat indeks itu 
harus bisa menunjukkan kata kunci dengan cepat dan tepat. Kamus Encarta 
mendefinisikan indeks sebagai daftar rujukan alfabetik di buku: suatu daftar 
alfabetik, biasanya ada di akhir buku, berisi nama orang, tempat, atau topik 
beserta nomor halaman tempat hal tersebut tertera di sana.
 Secara harfiah (dari index, b. Latin) kata itu berarti jari telunjuk.

Sungguh merepotkan kalau indeks yang ada ternyata salah. 

Aku langsung tanya ke Acia, kawam mantan layouter yang kini jadi programer: 
Apa yang membuat halaman di indeks salah (inakurat)? Aku menemukan ada buku 
halaman indeksnya hampir semua salah.

Jawabnya kena: Setelah dilayout ulang sesudah proof reading, indeksnya enggak 
diperiksa lagi (di-update).

Jelas sudah. Penyunting dan penerbit buku ini tak memeriksa ulang penyusunan 
indeksnya. Mereka mengira semua baik-baik saja setelah penyuntingan beres, 
padahal mestinya mengawal pracetak hingga isi buku benar-benar tanpa kesalahan. 
Kesalahan serius halaman indeks pada Sembilan Elemen Jurnalisme membuat 
anggapan baikku pada buku ini langsung runtuh. Kasus pada buku ini menunjukkan 
betapa kesalahan penerbitan bisa terjadi pada siapa saja, dan begitu terjadi, 
ternyata mudah menemukannya. Sedihnya, ini terjadi pada buku tentang penulisan, 
yang salah satunya mengajarkan disiplin verifikasi.[]

Anwar Holid bekerja sebagai 

[ac-i] www.indonesiaartnews.or.id

2010-01-20 Terurut Topik mata jendela


Silakan simak:

www.indonesiaartnews.or.id

Indonesia Art News merupakan media tentang
dinamika seni yang berkait dengan aspek keindonesiaan. Media ini
berusaha untuk mengedepankan segi informasi ihwal seni yang dikemas
dengan cara pandang kritis dan muatan yang investigatif. Indonesia Art
News berkedudukan di Yogyakarta, Indonesia.



  

[ac-i] Jadwal Pentas Wayang Topeng Malang di Padepokan Asmoro Bangun, Malang Tahun 2010

2010-01-20 Terurut Topik abdul malik



UNDANGAN:
Mengharap kehadiran Bapak/Ibu pada



Minggu Kliwon, 17 Januari 2010
pukul 8 malam
di Padepokan Seni Asmoro Bangun
Jl.Prajurit Slamet 69 Dk.
Kedungmonggo
Kec.Pakisaji Kabupaten Malang
Jawa Timur



acara: pentas Wayang Topeng Malang
Lakon Adegke Kediri



Terima kasih.



Contac person : Handoyo 08175404437 










JADWAL PENTAS WAYANG TOPENG MALANG
TAHUN 2010
PADEPOKAN SENI
ASMORO BANGUN
Jl.Prajurit Slamet
69 Dk. Kedungmonggo
Kec.Pakisaji Kabupaten Malang
Jawa
Timur

Minggu , 17 Januari
Waktu : pk. 19.30 - selesai
Lakon
: Adege Kediri
Pemain : Wayang Topeng Dewasa 

Minggu , 21
Pebruari
Waktu : pk. 19.30 - selesai
Lakon : Sayembara
Sadalanang
Pemain : Wayang Topeng anak-anak 

Minggu , 28
Maret
Waktu : pk. 19.30 - selesai
Lakon : Umbul-umbul
Majapura
Pemain : Wayang Topeng Dewasa 

Minggu , 2
Mei
Waktu : pk. 19.30 - selesai
Lakon : Jenggala mbangun
Candi
Pemain : Wayang Topeng anak-anak 

Minggu , 6
Juni
Waktu : pk. 19.30 - selesai
Lakon : Rabine Gunung
Sari
Pemain : Wayang Topeng Dewasa 

Minggu , 11 Juli
Waktu
: pk. 19.30 - selesai
Lakon : Bader Bang Sisik Kencana 
Pemain
: Wayang Topeng anak-anak 

Minggu , 19 September
Waktu :
pk. 19.30 - selesai
Lakon : Laire Panji Laras
Pemain : Wayang
Topeng Dewasa dan anak-anak

Minggu , 24 Oktober
Waktu : pk.
19.30 - selesai
Lakon : Gajah Putih Mata Sanga
Pemain : Wayang
Topeng Dewasa 

Minggu , 28 Nopember
Waktu : pk. 19.30 -
selesai
Lakon : Rabine Maesosuro
Pemain : Wayang Topeng Dewasa
dan Anak-anak

Contac person : Handoyo 08175404437 




  

[ac-i] Sinetron Avatar (????)

2010-01-20 Terurut Topik Letitsia Gayatri
Dear all,

bukan maksud apa2 sih, gw cuman sedih dan prihatin aja...

http://www.lunarfilm.co.id/sinetron.php?i=104

 PETUALANGAN BERSAMA SUKU BIRU

Penduduk kampung Heru ketakutan dengana adanya suku biru. Saat sedang
menebang pohon di hutan, kaki Heru terkilir karena dikejar suku Biru. Suatu
hari Kepala Kampung di mana HERU tinggal mengadakan rapat. Kepala Kampung
mengatakan kalau suku berwarna biru itu merusak hutan, karena itu suku
manusia biru harus di bujuk untuk meninggalkan hutan. Kepala kampung meminta
ada warga yang mengajukan diri untuk sebagai sukarelawan untuk pergi ke suku
manusia biru. Si sukarelawan harus menjadi bagian Suku Biru agar bisa di
bujuk.

Tapi warga tak ada yang mau jadi sukarelawan, karena semua tahu bahwa suku
manusia biru adalah mahkluk yang ganas dan kuat. Tapi mereka hidup
mengasingkan diri tak mau bersentuhan dengan dunia modern. Semua diam
sehingga Kepala Kampung marah. Tak di sangka HERU maju dan mengajukan diri.
Bu Feti, Ibu Heru sangat kaget dan mencoba mencegah. Tapi Heru mengatakan
keselamatan Hutan sangat penting. Apalagi Almarhum Bapak Heru adalah penjaga
Hutan. Bapak Heru hilang di dalam hutan tanpa kabar, 3 tahun yang lalu.
Akhirnya dengan berat hati Bu Feti mengijinkan.

HERU berangkat dengan di bekali berbagai peralatan. HERU berangkat dengan
dieluk-elukan warga desa.

HERU berangkat dan sampai ke hutan yang tak terjamah. Saat itu seekor ular
muncul dan Heru lari ketakutan dan tak sengaja terjerumus jurang. Heru
terjatuh ke sebuah dunia aneh. Dan Heru terjatuh di atas seekor Harimau yang
sedang mengancam RIMA. Heru memandang Rima yang berkulit biru belang-belang
dan bertelinga seperti kuda. Rima berterimakasih karena Heru telah
menyelamatkan nyawanya. Menurut tradisi Suku Biru, orang yang menyelamatkan
anggota Suku Biru wajib di terima di kalangan Suku Biru. RIMA yang juga
membenci manusia, terpaksa membawa Heru ke Sukunya. Ternyata RIMA adalah
anak kepala Suku Biru. Di tengah warga suku biru Heru malah di usir, tapi
Kepala Suku memberi kesempatan Heru untuk tinggal. Heru meminta ijin untuk
menjadi anggota suku Biru. Rima di tunjuk untuk melatih Heru. Awalnya Rima
keberatan tapi tak bisa menolak karena Heru telah menyelamatkan nyawanya.
Dan Heru terbelalak kaget karena ayahnya yang telah lama hilang ternyata ada
di antara warga suku biru. Ayah Heru telah menjadi anggota kehormatan Suku
Biru tapi tidak di perbolehkan keluar dari wilayah Suku Biru.

Rima pertama membawa Heru ke pohon kesembuhan. Ajaib, kaki Heru langsung
menjadi normal dan Heru merasakan tubuhnya menjadi kuat. Heru sangat senang.
Rima kemudian melatih Heru agar bisa menjadi suku Biru. Ternyata latihan itu
sangat berat. Suku biru sangat mengandalkan alam sekitarnya untuk hidup.
Heru harus bisa berburu, tidur bersama kunang-kunang dan bertahan hidup di
rimba belantara yang sangat buas dan aneh. Tapi Heru sangat antusias dengan
kaki barunya dan tubuhnya yang kuat. Heru berjuang dengan keras agar bisa
lulus ujian. Perlahan kekaguman muncul di hati Rima. Heru akhirnya bisa
melewati semua ujian. Tahap terakhir untuk menjadi anggota Suku Biru adalah,
Heru harus menangkap Naga terbang untuk menjadi tunggangannya. Heru dengan
nekat naik ke puncak Gunung dan menangkap seekor Naga Terbang. Heru lulus.
Di hadapan warga Suku Biru, Heru di persilahkan untuk memilih saudara
sedarah. Heru memilih Rima.



Rima kemudian membawa Heru ke tempat-tempat yang di keramatkan Suku Biru.
Heru sangat takjub melihat keanehan dan keindahan tempat-tempat itu. Tak
lama kemudian Heru meminta ijin untuk pulang karena ingin memberi tahu
Ibunya bahwa ayah masih hidup. Kepala Suku mengijinkan. Heru pulang ke
kampungnya. Tapi begitu keluar wilayah Suku Biru kaki Heru kembali menjadi
cacat. Saat pulang Heru menemui Ibunya. Ibu Feti sangat gembira mengetahui
kalau suaminya masih hidup. Heru kemudian pergi menemui kepala Kampung.



Ternyata Pak Jarot, Si kepala kampung sedang bertemu Pak JAROT, seorang
pengusaha kaya. Rupanya Pak Jarot dan Pak Jarot bersekongkol untuk mengusir
Suku Biru karena di pohon besar tempat tinggal Suku Biru di bawahnya
mengandung kandungan emas yang sangat banyak. Heru yang tak sengaja
mendengar sangat kaget, karena ia di manfaatkan untuk kepentingan jahat Pak
Jarot dan Pak Jarot. Pak Jarot sendiri berniat langsung mengusir Suku Biru
dari Hutan.



HERU pergi tapi menginjak kaleng sehingga ketahuan. Heru di kejar oleh Pak
Jarot dan anak buahnya. Heru tertatih-tatih berusaha kabur dan hampir
tertangkap. Tapi untung saja Bu Feti menyelamatkannya. Bu Feti dan Heru
langsung pergi ke Hutan untuk memberitahukan rencana jahat Pak Jarot ke
warga Suku Biru. Begitu mendengar berita itu, warga suku biru justru menuduh
Heru sebagai mata-mata. Rima juga marah pada Heru dan memutuskan hubungan
saudara sedarah dengan Heru. Sementara Pak Jarot dan Pak Jarot menyerang
Suku Biru dengan senjata berat dan bom. Pohon keramat tempat tinggal Suku
Biru hancur dan tumbang. Bapak Heru terluka.



Sementara Heru kebingungan karena 

[ac-i] TANJUNG PENDAM (2)

2010-01-20 Terurut Topik ASAHAN


ASAHAN:

  TANJONG PENDAM (2)



Kenangan pada ombak dan pucuk nyiur
Terkirim bersama deru angin dari kampung bersalju
Orang-orang mandi   di malam-malam berbintang
Dan di hari-hari berbinar
Pantai yang tak pernah resah
Setiap terjangan topan dan badai
Layu terkulai lalu berbenah seperti mempelai
Tiga setengah abad di pangkuan musuh
Tanpa setetes cedra setia pada perkataan bunda

Dan kini
Setelah bajak dan lanun berkerumun
Terhunjam dalam oleh penggalian harta
Tanpa tertuduh dosa
Pantai laut berwarna hitam
Menuntut korban belia yang haus keriaan
Dihisap lumpur yang terjerumus ke dasar 
Timah telah berubah menjadi kertas berharga
Oleh ketamaan dungu pirat dan hantu
Pulau tinggal jadi kenangan
Bencah-bencah dan lobang-lobang menganga
Menyisakan kemiskinan abadi penduduk bernama kuli

Dermaga yang dulu kehidupan nelayan
Sekarang bercampur bensin dan kerosin
Sampah sarap budaya korupsi dan tingkah biadab
Melanda dari pulau ke pulau mengikis negeri yang sudah pengap
Pandangan ke laut bukan lagi ombak ria dan kejelitaan sangsai
Keramahan menjadi ketamaan rasa sedarah tumpah tak terlerai 
Padang bunga  dan runput hijau telah lama terkubur oleh anggur dari Barat

Selamat tinggal adalah ucapan yang terberat
Buat pantai indah masa lalu
Buat gunung  berdanau dan telaga biru
Nostalagia cuma seonggok aksara sia-sia
Banjir  dan gempa bumi dan juga tsunami
Hadiah yang ditabung bagi generasi kini

Asahan
Hoofddorp, 1912010











[ac-i] Undangan Grand Launching Lawangwangi Art Science Estate

2010-01-20 Terurut Topik Firdaus
Pembangunan infrastruktur seni rupa Indonesia tidak bisa lagi menunggu pihak 
pemerintah mengaplikasikan tugas-tugasnya yang seharusnya menyokong 
perkembangan kebudayaan, khususnya seni rupa Indonesia.

Lambatnya pemerintah dalam membangun infrastruktur kesenian serta tidak ada 
visi yang aplikatif mendorong masyarakat untuk 'berjalan sendiri' dalam 
menghidupi keseniannya.

Inisiatif pembangunan infrastruktur dan sistem yang baik pun muncul dari sebuah 
lembaga pecinta karya seni visual, yaitu ARTSociate yang menunjukkan visi dan 
misinya dalam memajukan gagasan artistik perupa muda dan membangun jejaring 
pasarnya yang sehat di Indonesia, Asia, sampai Eropa.

Dalam rangka membangun tatanan seni rupa Indonesia yang lebih baik itulah 
ARTSociate membangun sebuah lingkungan atau kawasan dimana produsen, konsumen 
dan alat produksinya dipertemukan dalam sebuah ruang dan waktu dan di tempat 
yang nyaman.

Infrastruktur itu akan diluncurkan kepada publik dengan menggelar Grand 
Launching Lawangwangi Art  Science Estate pada: 

Hari/Tanggal: Jum'at, 22 Januari 2010
Waktu: pukul 19.00 - 23.00 wib
Tempat: Jalan Dago Giri No. 99, Warung Caringin - Mekarwangi, Dago Atas, 
Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Materi Acara:
- Launching Lawangwangi Art  Science Estate oleh Sunaryo dan Happening Art 
oleh Deden Sambas - Sunaryo direncanakan akan melakukan kolaborasi happening 
art dengan Deden Sambas
- Pembukaan pameran 49 perupa bertajuk Halimun dgn kurator Rifky Effendy

Besar harapan kami para jurnalis televisi dan media cetak daat menghadiri 
perhelatan tersebut di atas. Serta dimohon untuk melakukan konfirmasi kehadiran 
melalui sms ke nomor di bawah ini.


Salam Budaya,
Argus Firmansah
Koordinator Relasi Media
081802109157



[ac-i] [Dokumen Tercecer]: Gustavo Gutierrez, Pastor Berpikiran Marxis

2010-01-20 Terurut Topik Mira Wijaya Kusuma



 Gustavo Gutierrez, Pastor Berpikiran Marxis








Ditulis oleh Jesus S. Anam  


Kamis, 17 April 2008 00:00  







  
Bulan Februari 2007 lalu Paus Benedict XVI memimpin misa Rebo Abu di
Roma. Bagi Gereja Katolik misa itu adalah peristiwa hikmat yang
menandai dimulainya masa 40 hari puasa. Dalam upacara keagamaan
tersebut beberapa orang pastor dari sekitar seratus pastor mendapatkan
kesempatan maju ke altar guna menerima pemberkatan. Di antara
pastor-pastor itu terdapat seorang pastor yang bertubuh pendek dari
Ordo Dominican asal Peru. Dia mengenakan setelan hitam putih, ciri khas
ordonya. Pastor tersebut adalah Gustavo Gutierrez, yang pada tahun 1971
menggemparkan kalangan gereja karena bukunya yang kontroversial, The Theology 
of Liberation: History, Politic, Salvation.

Peristiwa itu cukup membingungkan media yang selama ini memberitakan
adanya kerenggangan hubungan antara Vatikan dan para teolog pembebasan
di Amerika Latin. Benedict—yang sebelumnya dikenal sebagai Kardinal
Joseph Ratzinger, kepala biro Vatikan untuk soal doktrin Katolik—pernah
memimpin pemberedelan terhadap gerakan teologi pembebasan di Amerika
Latin pada tahun 1980-an. Vatikan menuduh gerakan teologi pembebasan
sudah melenceng dan dianggap bid’ah karena terbukti menggunakan
perspektif Marxis dalam praksis sosialnya. Namun demikian, teologi
pembebasan telah memberi dampak besar atas gereja-gereja Katolik baik
di Amerika Latin sendiri maupun Roma. 

Gustavo Guiterrez lahir
pada tanggal 8 Juni 1928 di Monserat, sebuah kawasan kumuh dan miskin
di Lima, Peru. Ia berasal dari keluarga miskin berdarah Mestizo,
campuran Spanyol-Indian. Saat masih di sekolah menengah, Gutierrez
diserang penyakit Osteomeletis yang menyebabkan kepincangan permanen
pada dirinya. Terdorong oleh kondisi fisiknya itulah dia memasuki
Universitas San Marcos di Lima (ibukota Peru) dengan mengambil jurusan
farmasi. Tidak lama kemudian dia memutuskan memasuki Seminarium
Santiago de Chile. Di Seminari Santiago de Chile itulah Gutierrez
dididik menjadi pastor.

Guiterrez sempat belajar teologi di
Universitas Katolik Gregoriana, Roma pada tahun 1959 – 1960. Pada
tanggal 6 Januari 1959 dia ditasbihkan menjadi imam. Selepas tahun
1960, Gutierrez kembali ke Peru dan mengajar di Universitas Katolik
Lima. Selain mengajar dan menjadi pastor sebagai tugas utamanya,
Gutierrez mencurahkan perhartiannya pada kehidupan kaum miskin di
Rimac, Lima. Pergulatan hidup yang dia tempuh bersama kaum miskin Rimac
itulah yang melandasi arah baru pemikiran teologisnya.

Teologi
Guiterrez lahir dan berkembang dari perspektif Amerika Latin, “kawasan
yang ditindas dan dirampas.” Menurutnya, teologi merupakan refleksi
kritis atas praksis historis dalam terang sabda Allah. Teologi adalah
pembacaan kembali sabda Tuhan. Teologi musti bertolak dari praksis dan
terlibat langsung dalam proses pembebasan manusia. Pembacaan kembali
atas sabda Tuhan itulah yang membangkitkan perlawanan rakyat Amerika
Latin—90% beragama Katolik—terhadap kekuatan-kekuatan hegemonik.
Gerakan tersebut tidak hanya eksis dalam usaha membendung derasnya arus
neoliberalisme, tetapi juga dalam memenangkan pemilihan nasional di
beberapa negara Amerika Latin. Terpilihnya orang-orang berhaluan kiri
di Brazil, Argentina, Bolivia, Venezuela, Nikaragua, Uruguai, Chile,
dan Ekuador telah menggugah kembali pembicaraan tentang teologi
pembebasan dalam rangka melawan imperialisme dan kapitalisme.

Akhirnya,
saya ingin mengatakan, apa yang telah dilakukan Gustavo Gutierrez, dan
perhatian besarnya kepada rakyat tertindas di Amerika Latin merupakan
sumbangan besar bagi gerakan rakyat di dunia guna membangun Sosialisme
Abad 21.Jesus S. Anam, aktivis Hands off Venezuela Indonesia, kontributor 
Rumahkiri.net. 

Sumber: 
http://rumahkiri.net/index.php?option=com_contentview=articleid=135:-gustavo-gutierrez-pastor-berpikiran-marxiscatid=39:sosokItemid=112

Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://sastrapembebasan.wordpress.com/
 


  

[ac-i] Kebisuan

2010-01-20 Terurut Topik Mira Wijaya Kusuma
Kebisuan

terasing, dipengasingan
tertulis sebuah pesan 
di atas papan nama 

burung berbulu palsu
berteriak parau 
mendung kelabu menderu

mata cerah memudar
bercermin di langit
tiba-tiba angin bernyanyi

setiap melangkah
ke arah yang berlawanan
pijakan kaki, retak

pesta pora memecah kebisuan
jiwa berlawan berbulan madu
dunia maya berduka cita

MiRa - Amsterdam, 20 Januari 2010


Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://sastrapembebasan.wordpress.com/
 


  

[ac-i] Nasib Gelandangan Menggelandang di Belanda

2010-01-20 Terurut Topik Mira Wijaya Kusuma

Nasib Gelandangan Menggelandang di Belanda

Mengalami musim dingin 2009 di Belanda kuanggap dinginnya tak berbeda dengan 
rasa dingin di 25 tahun yang lalu. Rasa dingin meyengit sampe ke tulang sum-sum.

Dari sisi nilai estetika hujan salju di musim dingin, memang memberi suasana di 
luar rumah kelihatan indah dan cantik untuk dinikmati. Di waktu malam hari pun 
di taman-taman masih memancarkan cermin keelokannya, pohon-pohon bagaikan 
terhias indah gemerlapan di sepanjang bentangan gaun sutra putih bertabur 
butiran mutiara.
Hampr semua warga penduduk di Belanda menyempatkan waktu bersama keluarga untuk 
jalan-jalan ke taman sembari bermain-main dengan salju.

Pesta natal dan malam tahun baru 2010 pun buat sebagian besar penduduknya 
menganggap lebih lengkap rasanya untuk bisa dirayakan bersama anggota 
keluarganya, karena suasananya pun menjadi lebih menyenangkan untuk bisa 
mengalaminya.

Lalu bagaimana nasib sebagian orang-orang yang bertahun-tahun hidup 
menggelandang karena tidak punya rumah atau tidak punya tempat tinggal tetap, 
bahkan tanpa punya hubungan kekeluargaan? Udara dingin dan bekunya musim dingin 
dengan suhu udaranya sampai 15 derajat di bawah nul selsius buat kaum 
gelandangan dimana saja memang benar-benar sengsara dan merana.

***

Untuk mengetahui jumlah kaum gelandangan di Belanda secara hitungan eksak 
memang tak pernah diketahui. Tapi kalau kita pergi keluar rumah untuk belanja 
ke supermarket terdekat, maka di depan pintu masuk supermarket sudah ada satu 
orang yang menawarkan majalah gelandangan Z- Magazine.

Sang penjual majalah itulah salah satunya dari sekitar 50 ribu orang 
gelandangan yang sering kita ketemui di hampir setiap supermarket di kota-kota 
besar di Belanda, seperti misalnya di Amsterdam, Den Haag, Rotterdam dan 
Utrecht.

Menurut sumber informasi tentang berita kemiskinan dari hasil laporan 
penelitian tahun 2007, dinyatakan bahwa tahun 2005 ada 660.000 dari 6,7 juta 
rumah tangga yang berpendapatan sebulannya dibawah standart gaji rata-rata.

Dengan kondisi rumah tangganya yang hidup dibawah garis kemiskinan itu, 
dianggap tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari selama sebulan. 
Dirasakan tekanan hidupnya semakin terjepit dengan setiap bulannya berhutang 
100 euro pada banknya.

Akibatnya kategori dari 660 ribu keluarga ini tak mampu lagi membayar sewa 
rumah, air, pemakaian listrik dan gas, juga setiap hari tidak bisa makan sehat 
yang bergizi, biarpun ada inisiatip penyediaan sembako gratis di 110 tempat 
buat kaum miskin itu. Dan nyatanya penyediaan sembako gratis tersebut hanya 
mampu menolong 15 ribu keluarga.

Banyak anggota keluarga yang mengalami persoalan krisis perkembangan 
sosial-emosional maupun kesehatan fisik dan psykhisnya yang semakin memburuk. 
Dengan mengalami persoalan psykhis berat, akhirnya mereka tak mampu mengatur 
cara hidup teraturnya.

Terutama untuk golongan berkategori miskin, antara lain karena berpendidikan 
rendah, menjadi pecandu alkohol, heroin dan sejenisnya. Juga faktor 
diskriminasi terhadap golongan penduduk asing berperan dominan dalam masyarakat 
Belanda.

Dengan begitu sekitar 200.000 rumah tangga, yang terutama berasal dari 
berpendapatan terendah itu hidupnya di himpit hutang yang semakin membengkak 
karena bunga hutangnya. Maka pada tahun 2006 korbannya pun meningkat sampai 
377.000 rumah tangga.

***
Persoalan kemiskinan di perkotaan banyak di kecam oleh masyarakat umum, 
lantaran dianggap menganggu keamanan dan kenyamanan hidup bermasyarakat.

Pemandangan gelandangan yang menggelandang di jalan-jalan telah mengiasi 
kehidupan di perkotaan negara maju ini, katanya tidak lagi menghalalkan tradisi 
sistim masyarakat welfare state untuk peningkatan kesejahteraan dan 
kemakmuran rakyat dengan menjunjung tinggi hak asasi  manusia dan keadilan 
sosial.

Kalau kita membaca berita di beberapa surat kabar di Belanda sejak tahun 1996, 
pada umumnya isinya selalu mengabarkan tentang ribuan orang di paksa keluar 
dari rumah tempat tinggalnya.

Dan sampai antara tahun 2007 dan 2008 diberitakan kaum miskin kota di paksa 
keluar dari rumah sewanya berjumlah antara 7.500 sampai 8.100 orang. Akan 
tetapi jumlah data tersebut masih dianggap sebagai berita hisapan jempol belaka 
karena tak pernah ada data yang jelas mengenai penghitungan total jumlah 
keluarga yang kehilangan rumah sewa atau rumah hypotik.

Juga menurut berita koran lokal dari kota Rotterdam, pernah diberitakan bahwa 
pada tahun 2006 ada 15 orang gelandangan yang menggelandang tanpa tempat 
penginapan, namun pihak Lembaga sosial mengeluh dan memprotes karena masih ada 
346 orang yang tidak tertampung di tempat penampungan gelandangan.

Belum lagi di hitung dengan jumlah angka peningkatan kemiskinan akibat krisis 
kapital yang telah menggelobal di tahun 2009. Banyak pula mengorbankan kaum 
golongan menengah karena kehilangan perkerjaannya.

Hal ini mengakibatkan proses peningkatan perceraian dalam hubungan suami-istri. 
Sehingga golongan keluarga menengah 

[ac-i] DI LUAR-RUANG, SENIMAN ADALAH ORANG BIASA

2010-01-20 Terurut Topik mata jendela




Simak:


www.indonesiaartnews.or.id

...Praktek pembuatan karya seni yang menggunakan prinsip seni lingkungan 
sejalan dengan
keinginan prinsip-prinsip kebudayaan tradisional. Keunggulan seni tradisional
karena kesanggupannya melakukan komunikasi dialogis kepada masyarakatnya. Namun
untuk memasuki realitas dunia yang terjadi sekarang, praktek kesenian harus
mencari metodologi yang baru untuk melakukan interaksi.

Bagaimana persisnya metodologi tersebut? Bagaimana konteksnya dengan Biennale 
Jogja yang baru berlangsung beberapa waktu itu? Silakan klik saja 
http://indonesiaartnews.or.id/

Terima kasih :-)

 [Non-text portions of this message have been removed]


 


  

[ac-i] Sube Melawan Gajah Raksasa

2010-01-20 Terurut Topik ahmadzeni
Sube Melawan Gajah Raksasa  
Tuesday, 19 January 2010  
Cover mobile comic Sube volume ke 7Susan berani
melawan perintah raja monster, akibatnya anak semata wayangnya diculik
oleh para monster. Dan akan dijadikan raksasa... Penduduk kota pun
dibuat panik dengan kehadiran sang raksasa. Sube yang berusaha menghalau 
raksasa kena akibatnya! Komik Sube kali ini ceritanya bersambung, dan akan 
ditamatkan di bagian ke duanya... Mau melihat perjuangan Sube melawan monster 
gajah? Bagi pelanggan Indosat ketik sms REG KOMIK kirim ke 6767. Dan untuk 
pelanggan Telkomsel bisa dengan mengakses di *268# pilih 3 pilih 5 pilih 7. 
Komik milik TnP studio ini cerita juga gambarnya dibuat oleh ahmadzeni, 
sementara pewarnaan dikerjakan oleh Didi Sunardi, Muhammad Ridwan, dan Diana 
Maya.  


Mobile comic lainnya ada di:
http://pragatcomic.com/new/index.php?option=com_contenttask=blogcategoryid=16Itemid=28

 
ahmadzeni


Ikuti Tarung Komik Humor Berhadiah Total Dua Juta Rupiah!
Di www.PragatComic.com
Info Prakarya  Cergam


  

[ac-i] Lukisan Isur Suroso Menang di Jepang

2010-01-20 Terurut Topik mata jendela
Suroso atau yang karib dipanggil
sebagai Isur Suroso berhasil meraih
penghargaan The Asia Prize lewat karya lukisnya bertajuk Therapy of Silence No.
7 di The Beppu Asia Biennale of Contemporary Art 2010, Beppu, Jepang. Berapa 
yen hadiah yang akan memenuhi kantungnya atas prestasinya ini? Simak juga 
catatan berperspektif poskolonial untuk membedah karya Pram, Aku Panggil 
Kartini Saja. Klik saja http://indonesiaartnews.or.id/


  

[ac-i] Koreksi: Misteri Nyanyian Julio.P di Bali

2010-01-20 Terurut Topik Mira Wijaya Kusuma

Misteri Nyanyian Julio.P di Bali

Sungguh tak menyangka ketika seorang penumpang pesawat sedang duduk santai
menanti waktu transit seusai berlibur, tiba-tiba orang itu harus memperpanjang
masa liburannya dalam sel penjara di Spanyol.

Dan sampai sa'at ini.orang yang bernama Julio Poch (J.P) itu masih menunggu
keputusan badan hukum peradilan Internasional, lantaran ia dituduh terlibat
melakukan kejahatan HAM masa lalu di Argentina, yang disebut Perang Kotor
(Vuile Oorlog).

Banyak orang di Belanda mempertanyakannya tentang bagaimana Julio Poch bisa
dituduh melakukan kejahatan HAM masa lalu di negara kelahirannya? Dan kenapa
kasus J.P baru sekarang ini muncul kepermukaan? Tentunya mengingat hidup J.P
yang telah puluhan tahun bermukim di Belanda selalu aman-aman saja. Bahkan ia
bekerja pula sebagai pilot di maskapai penerbangan bernama Transavia dengan
nyamannya, yang juga dalam waktu dekat ini ia pun akan menikmati masa
pensiunnya.

Pada tanggal 22 September 2009 y.l Julio Poch alias Julio.P sedang melakukan
perjalanan pulang dari berlibur. Pesawat yang ditumpanginya ketika itu transit
di bandara Valencia, yang diperkirakan pukul 14.30 akan menuju ke Schiphol.
Namun beberapa menit sebelum pesawatnya berangkat seketika pihak kepolisian
Spanyol mendatangi J.P di pesawat dengan membawa surat permohonan peradilan
Argentina untuk menangkap dirinya karena dituduh melakukan kejahatan HAM masa
lalu di Argentina.

Menurut juru bicara dari kementerian luar negeri Belanda di Spanyol, J.P adalah
karyawan pilot dari perusahaan penerbangan di Belanda, yang berwarga negara
Argentina tapi memiliki pula paspor Belanda. Pihak Transavia pun menyebut
penangkapan terhadap salah satu karyawannya membuat pening kepala  karena
mesti mencari pengganti penerbang lain.

Juga, dari salah satu Koran di Belanda, tgl 25 september 2009 j.l. diberitakan
bahwa pada tahun 2006 Kantor Kepolisian Nasional (Nationale Reserche) telah
melakukan penelitian terhadap pilot J.P. untuk menyelidiki apakah mungkin ia
telah melakukan kriminal.

Alasan dilakukan penyelidikan tahun 2006 tersebut karena mendapat pengaduan
tentang tindakan kejahatan masa lalu J.P. Menurut keterangan di koran,
kemungkinan besar informasinya di dapat dari salah satu rekan sekerjanya yang 
menganggap cerita masa lalunya melalui E-Mail digambarkan seperti filem horor 
yang menakutkan.

Juga, dalam wawancara televisi di Belanda dengan beberapa rekan sekerjanya, 
yang sempat bersama J.P di Bali bahwa J.P menceritakan dengan sangat bangganya 
membuang para tahanan politik dalam keadaan terbius ke laut dari pesawat garko.

Sekitar tahun 2007 yang lalu J.P bersama beberapa rekan pilotnya mendapat
undangan berkunjung ke Bali. Pada suatu malam hari mereka makan di sebuah
restoran Gado Gado. Dan sembari menikmati minuman beralkohol, lalu J.P
menceritakan ke para rekannya, yang antara tahun 1976 dan 1983 bekerja sebagai
pilot di Angkatan Udara Rezim militer Argentina.

Kemudian diceritakannya, yang lebih dari seribu orang tawanan lawan politiknya
dilemparkan hidup-hidup ke laut. Khususnya, mereka dibius, ditelanjangi dan di
buang ke Samudera Atlantik melalui pintu pesawat kargo ke laut. Ia mengatakan
orang-orang yang dilempar dari pesawat dengan tujuan untuk mengeksekusi mereka.

***
Sejak tahun 1988 J.P bekerja di Maskapai Penerbangan Transavia di Belanda, di
mana ia berhasil mengembangkan profesi kerjanya menjadi komandan, instruktur dan
pemeriksa. Lalu kenapa sang Pilot J.P ini sampai puluhan tahun lamanya berhasil
lolos dari pelacakan buronan kriminal, sedangkan ia sebenarnya salah satu yang
tercantum dalam daftar nama pelaku penghilangan secara paksa terhadap
lawan-lawan politik rezim militer sejak di bawah pimpinan diktator Videla.

Padahal menurut keterangan Badan Keamanan dan Intelijen Belanda, de Algemene
Inlichtingen- en Veiligheidsdienst van Nederland (AIVD), bahwa semua orang yang
bekerja di sektor penerbangan dan menggunakan fasiltas bandara Schiphol akan
dikenakan peraturan tunduk pada pemeriksaan berkala. Dan bila mendapat hasil
positif dalam pemeriksaan berkala tersebut maka orang itu di beri ijin untuk
beroperasi di sektor penerbangan dalam bentuk Pernyataan Tidak Keberatan
(Verklaring van Geen Bezwaar, VGB). Salah satu latar belakang penting, ialah
dalam penyelidikan hukum, seseorang dapat dinyatakan bersalah di masa lalu
dengan tidak di beri ijin untuk beroperasi di semua bandara Belanda dalam bentuk
VGB. Untuk itu, pihak Kepolisian Nasional Belanda ingin pula mengetahui
bagaimana J.P. selama bertahun-tahun bekerja sebagai pilot dengan melalui
pemeriksaan berkala dari AIVD tersebut.

Juga menurut berita di koran, seorang juru bicara dari Jaksa Penuntut Umum (het
Openbaar Ministerie, OM) menyatakan bahwa pada tahun 2008 status J.P telah
berubah menjadi investigasi kriminal yang terlibat kasus kejahatan di Argentina.

Menurut berita koran Het Parool, tanggal 24 september 2009 y.l., Jaksa Agung
Belanda telah pula melakukan penggeledahan di rumah J.P di di Zuidschermer.

[ac-i] Undangan: Pertunjukan KINTIR (Anak-anak Mengalir di Sungai) Seni Teku, Yogyakarta [1 Attachment]

2010-01-20 Terurut Topik ibed surgana yuga
KINTIR
(Anak-anak Mengalir di Sungai)

Pertunjukan Teater Produksi Ke-8 Seni Teku, Yogyakarta

Padepokan Lemah Putih, Mojosongo, Surakarta, 

24 Januari 2010, 20.00 WIB

Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta, 

26 Januari 2010, 20.00 WIB

Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai) merupakan pertunjukan teater yang digelar 
di ruang outdoor yang tidak dirancang khusus untuk pertunjukan, dengan konsep 
pengakraban terhadap ruang. Elemen-elemen fisik dari ruang outdoor,
baik yang natural maupun arsitektural, diperlakukan sedemikan rupa
dengan laku panggung, sehingga lakon menemukan aktualisasinya di ruang
fisik yang selalu berbeda sekalipun. Pengakraban terhadap ruang ini
ditekankan pada laku panggung, dengan penambahan unsur set yang
minimalis, serta penonton yang dibebaskan memilih sudut pirsaannya,
sehingga memunculkan kesan peleburan lakon dengan aspek natural dan
arsitektural ruang serta penonton. Idiom pemanggungan dibangun dengan
jalinan-jalinan hasil jelajah artistik dari idiom pemanggungan
pertunjukan tradisi, realisme serta kontemporer, seperti gaya akting
realis, tari tradisi, tembang, mantra atau doa Jawa, mbarang, musik elektrik, 
serta spektakel pertunjukan tradisi. 


Dari segi teks lakon, Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai) dibangun dari 
pembenturan dua teks berbeda. Teks pertama bersumber dari Mahabharata,
pada bagian kelahiran Dewabrata atau Bhisma. Dalam teks ini diceritakan
Dewi Gangga yang turun ke bumi dengan tugas melahirkan delapan wasu
yang dikutuk-pastu menjadi manusia. Tujuh anak yang lahir dari rahimnya
dihanyutkannya ke sungai, kecuali anak terakhir, yaitu Dewabrata yang
kelak dikenal sebagai Mahasenapati Bhisma. Teks kedua merupakan teks
rekaan yang bercerita tentang seorang ibu tanpa suami yang melahirkan
delapan anak. Anak-anak itu lahir dari hubungannya dengan kekasih,
lelaki yang memperkosanya serta lelaki yang membayarnya. Ketujuh
anaknya hilang tanpa diketahui sebabnya. Mungkin anak-anak itu hanyut
di sungai atau tersesat di jalanan. Benturan kedua teks ini melahirkan
peristiwa teatrikal yang tumpang tindih, dengan keberagaman emosi
dramatik.


Pertunjukan Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai) sebelumnya
pernah digelar Seni Teku pada Agustus 2009, di Pendopo Blumbang Garing,
Nitiprayan, dalam rangka Festival Teater Jogja 2009. Mengingat tengah
musim hujan, dan pertunjukan ini digelar outdoor, penonton diharapkan 
menyediakan payung atau jas hujan. Biaya tiket dengan sistem saweran 
(sukarela). Contact person: Yayan (085 6291 7362), Dina (081 8262 570). 


Penulis Teks  Sutradara: Ibed Surgana Yuga, Dramaturg: Nanang
Arisona, Pelaku: Pranorca Reindra, Marya Yulita Sari, Joe DN, Andika
Ananda, Mochalmad Jibna, Penata Bunyi: Lintang Radittya, Penata
Panggung: Miftakul Efendi, Penata Cahaya:
Agus Salim Bureg, Manajer Latihan  Panggung: Riski Pamulanita,
Dokumentasi: UB, Produksi: Febrian Eko Mulyono, Dina Triastuti. 


SENI TEKU
Pondok Bambu Kuning, Cabean, 
Jl. Parangtritis KM 7 Sewon, Bantul, Yogyakarta
www.seniteku.blogdrive.com
senit...@yahoo.com

+6281 5576 8373