[ac-i] Wawancara Radio ElShinta ttg LGBT (Lesbian Gay Bisex Transex)

2010-04-26 Terurut Topik Soe Tjen Marching
Transkrip wawancara dengan radio Elshinta tanggal 28 Maret 2010 



-  Selamat Pagi, bu Soe Tjen. 



Selamat Pagi. 



-  Terkait dengan kegagalan kongres Gay  Lesbian di Surabaya ini,
sebenarnya bagaimana menurut bu Soe Tjen Masyarakat seharusnya
menyikapi hal tersebut.



Yang saya herankan dari masyarakat Indonesia adalah bila mereka bilang
kalau LGBT (Lesbian gay biseksual transseksual) ini bukan bagian budaya
Indonesia. Orientasi seksual ini harus ditolak karena merupakan
kebudayaan asing. Ini hal yang salah kaprah bagi saya. Misalnya, di
Ponorogo. Di situ ada warok, yang mempunyai gemblak yaitu lelaki muda
yang biasanya cakap parasnya. Dan ini amat diterima di Ponorogo. Bahkan
warok itu amat dihormati. 



Dan di Sulawesi, ada Bissu. Dia adalah lelaki yang mirip perempuan dan
berpakaian perempuan. Dan dia adalah pendeta di sana. Mereka juga
mengenal Calalai dan Calabai, yaitu gender-gender yang lain. Tidak
hanya lelaki dan perempuan saja. Bahkan pada abad 17, 18 bahkan sampai
awal abad ke-19, ada catatan-catatan dari misionaris Eropa tentang
keberagaman orientasi seksual di Nusantara ini. Dan justru mereka ini
yang mengecam bahwa orang-orang di Nusantara ini tidak bermoral. 



Padahal di Asia Tenggara sendiri orientasi seksual seperti itu diterima
pada jaman dulu. Sekarang malah kebalikannya. Banyak orang Indonesia
yang bilang kalau LGBT itu dari Barat dan tidak bermoral. Gimana ini
sekarang? Jadi yang namanya moral itu sangat rancu. 



-  Bu Soe Tjen, tapi apakah karena kebudayaan itu sudah mengakar dan
sudah menjadi sebuah kultur dari masyarakat. Jadi, kalau ada LGBT yang
come out atau menampilkan diri, justru ini yang dirasa mengganggu bagi
mereka. Apa benar begitu, ibu Soe Tjen? 



Sebenarnya banyak budaya yang bukan merupakan akar dari masyarakat itu.
Tidak ada budaya yang asli sama sekali – biasanya budaya sekarang sudah
merupakan campuran di sana-sini dan dipengaruhi oleh berbagai budaya
lain. Bahkan suatu budaya seringkali adalah comotan dari budaya lain
dan Negara lain. Jadi, kalau ada yang bilang hal ini budaya asli
Indonesia, aduh, ini pernyataan yang tidak masuk akal sama sekali dan
bahkan bodoh sekali. Ini adalah pernyataan orang yang jarang membaca.
Akhirnya inilah yang menyudutkan para LGBT ketika mereka come out,
mereka akhirnya ditolak karena anggapan tidak sesuai dengan akar budaya
Indonesia. 



Bahkan beberapa orang juga sempat bertanya apa saya ini lesbian. Saya
biasanya tidak menolak dianggap lesbian. Karena menurut saya, orientasi
seksual itu tidak sepatutnya dipermasalahkan. Itu hak pribadi
seseorang. Kalau ada orang yang bilang saya lesbian, ya terserah. Tapi
saya sekarang mau menyatakan bahwa saya adalah heteroseks yang
pro-LGBT. Mengapa? Karena saat ini, saya merasa malu menjadi
heteroseks, kalau heteroseks hanyalah dibuat sebagai tanda kenormalan
dan bisa mengintimidasi LGBT. Karena itu sekali lagi saya menyatakan
bahwa saya malu menjadi heteroseks, kalau mereka merasa mempunyai hak
melecehkan para LGBT. Saya benar-benar malu. 



-   Ibu Soe Tjen, golongan LGBT ini juga sering menerima hambatan dari 
golongan agama. Menurut ibu Soe Tjen ini bagaimana? 



Sekarang mari kita bicara tentang agama Islam dulu. Di Alquran, tidak
ada pengutukan terhadap lesbian. Sama sekali tidak. Baca deh, kalau
nggak percaya. Yang dipakai sebagai referensi pengutukan gay lelaki
selalu Sodom dan Gomorah, dan Nabi Lut. Tapi Alquran itu ayatnya banyak
sekali. Jadi tidak saja Sodom dan Gomorah saja yang seharusnya menjadi
referensi. Tapi kisah Sodom dan Gomorah itu sebenarnya dipengaruhi oleh
budaya saat itu dan juga interpretasi manusia yang menuliskannya juga. 



Dan ada beberapa hal yang aneh pada kisah itu: Pertama, kalau memang
gay lelaki yang dikutuk, kenapa istri-istri mereka juga dikutuk oleh
Allah? Ini mengherankan sekali. Dan dalam Islam itu ada ijtihad. Yaitu,
kita berpikir sesuai dengan hati nurani dan konteks. Jadi, konteks
Sodom dan Gomorah ini sebenarnya sudah tidak berlaku lagi.



-  Baik, tapi ini bukan cuma dari satu agama saja, ya bu Soe Tjen. Bukan
hanya agama Islam tapi beberapa golongan lain juga menolak keberadaan
LGBT ini dengan mengatasnamakan agama mereka.



Memang, dari golongan Kristen juga banyak sekali. Sama juga,
referensinya itu juga Sodom dan Gomorah itu. Jawaban saya sebenarnya
hampir sama dengan di Alquran itu dan yang . . . (diputus)



-  Baik, bu Soe Tjen. Apakah menurut bu Soe Tjen kebudayaan LGBT ini
diimpor dari luar Negeri atau dasarnya itu sudah ada di Indonesia
aslinya?



Seperti yang sudah saya katakan: Masalah kebudayaan itu amat rancu.
Jadi kebudayaan itu tidak ada yang asli, tidak ada yang bisa disebut
hal ini kebudayaan Indonesia saja. Kebudayaan itu tidak pernah dari
satu sisi. Tapi, LGBT itu ada, dan sempat diterima dalam kebudayaan
kita, bahkan sempat dikecam oleh pihak luar. 



-  Bu Soe Tjen, sekarang saatnya kita terima komentar dan pertanyaan dari 
pendengar. 



Pertanyaan dan komentar:



1. Begini, mbak, saya melihat di 

[ac-i] DPR D Lamongan meremehkan sektor kebudayaan

2010-04-26 Terurut Topik Wajah Bercahaya
Radar Bojonegoro-Jawa pos Group
[ Selasa, 20 April 2010 ] 
APSB Ngluruk DPRD Lamongan LAMONGAN - Sekitar 50 massa yang mengatasnamakan 
Aliansi Pelaku Seni Budaya (APSB) Lamongan kemarin (19/4) mendatangi 
kantor DPRD setempat. Mereka melakukan longmarch dari depan sekretariat 
Dewan Kesenian Lamongan (DKL). 

Mereka membawa berbagai poster 
dan benda-benda yang dimaksudkan sebagai kritikan. Yakni, berupa ungkal 
(batu asah, Red), boran (bakul, Red) dan sebagainya. Benda tersebut 
rencananya dikadokan kepada pimpinan dewan tapi batal.

Polisi 
yang mengaku sebelumnya tidak mendapatkan pemberitahuan tentang aksi ini 
langsung datang melakukan antisipasi pengamanan. ''Saya minta yang 
tertib sesuai perwakilan yang disepakati,'' kata Kasatsamapta Polres 
Lamongan, AKP Suyanto.

Perwakilan massa akhirnya diterima Ketua 
DPRD Makin Abbas dan Wakil Ketua DPRD Sa'im serta Ketua Komisi D 
Sulaiman. Hadir dalam pertemuan itu sejumlah pejabat instansi terkait. 
Saat audensi, koordinator APSB Rokhiem, yang juga merupakan perwakilan LKL ( 
Lembaga Kebudayaan Lamongan ), menyampaikan beberapa persoalan 
dan usulan. Di antaranya, berharap kepada dewan agar berkenan membangun 
kompleks 
gedung kesenian yang terpadu di Lamongan. Selain itu, 15 persen pendapatan asli 
daerah (PAD) dari sektor pariwisata hendaknya didistribusikan untuk 
pengembangan seni dan budaya Lamongan.

APSB juga meminta Dewan 
Kesenian Lamongan (DKL) dibubarkan karena melempem atau dilaksanakan 
improvement 
internal DKL. Tuntutan ini sebelumnya diwujudkan dengan aksi APSB yang 
menyegel sekretariat DKL di Jalan Lamongrejo. Tuntutan terakhir, 
memberikan pendidikan kerakyatan, pelatihan, pembinaan, perhatian, 
penghargaan dan naungan kepada pelaku seni budaya khususnya pemuda 
Lamongan.

Ketua DPRD Makin Abbas tidak serta menanggapi tuntutan 
APSB yang amat mulia itu. Dikatakan, apa yang disampaikan APSB akan 
diperhatikan. Tapi, 
khusus usulan agar 15 persen PAD dari sektor pariwisata diditribusikan 
untuk  pengembangan seni jelas tidak mungkin. ''Untuk gedung kesenian 
juga tidak dianggarkan. Tapi, semua ini kami catat untuk dipelajari 
lebih lanjut,'' katanya meremehkan,padahal dirinya pernah mengucapkan 
janji-janji muluk mengenai kebudayaan ketika mengadakan pertemuan dengan LKL 
sekitar setahun sebelumnya. (idi/wid)




[ac-i] Aku akan singgah di Sanggar Budaya Tarmizi Rumah Hitam

2010-04-26 Terurut Topik Wajah Bercahaya
* 

KOMPAS/KENEDI NURHAN
Tarmizi


Bergerilya dari Ruli ke 
Rumahitam


Senin, 21 April 2008 | 00:31 WIB

Ketika pertama berjumpa di Pelabuhan Pungur, Batam, agak 
terperangah juga melihat penampilan lelaki muda itu. Bersama anak 
lelakinya yang berusia 2,5 tahun, lelaki ber-”jubah” hitam dengan 
sedikit strip putih tipis di bagian tepi busananya itu pun tersenyum dan 
mengulurkan tangan. Ia mengajak bersalaman.


Tarmizi dari 
Komunitas Seni Rumahitam,” kata lelaki berbusana serba hitam itu 
memperkenalkan diri. Anak lelakinya pun mengenakan setelan baju koko 
berwarna serba hitam, seakan ingin memberi aksentuasi pada komunitas 
yang ia pimpin: Rumahitam!
Tarmizi bukanlah pemimpin sebuah sekte 
atau mengorganisasi kelompok eksklusif dengan ideologi tertentu. Simbol 
warna hitam sebagai ciri khas keberadaan komunitas yang ia 
kelola—termasuk pada sejumlah bangunan tempat tinggal, warung, dan rumah baca 
mereka yang juga dicat hitam—di kawasan Sekupang, Batam, hanyalah 
semacam penanda.

”Tak ada kaitan sama sekali dengan ideologi para 
anggota komunitas,” kata Tarmizi (35), lelaki kelahiran Rumbai, Riau, 
namun dibesarkan di kampung halaman ibunya (Nuraini) di Rao, Kabupaten 
Pasaman, Sumatera Barat. Adapun ayahnya, (almarhum) Saidul Nasution, 
berasal dari Sumatera Utara.

Rumahitam sebagai anak ideologis 
Tarmizi memang mengandung makna simbolik. Bagi Tarmizi, ”rumahitam” 
adalah sebuah sudut pandang tentang Batam yang kian tak ramah pada 
lingkungan sosial dan budaya lokal.
Di tengah atmosfer kesenian di Batam yang mandek, Tarmizi melakukan 
”perlawanan” lewat puisi yang ia 
tulis dari balik dinding tripleks di rumah liar—masyarakat Batam 
menyebutnya ”ruli”—yang ia huni di kawasan Batuaji. Isinya memang lebih 
banyak mengungkap sisi kelam di balik gemerlap lampu warna-warni 
pembangunan di Pulau Batam.

”Kami di Batam memang hidup bagaikan 
di rumah yang hitam. Sebagian besar orang cenderung mengikuti sesuatu 
yang buruk, sebuah lingkungan yang hitam dan kelam. Saya merasa tinggal 
di sini, di rumah yang hitam itu. Tetapi, kalau mau jujur, kondisi 
semacam ini juga menyungkupi negeri ini: Indonesia!” kata Tarmizi.

Sebagai penyair, nama Tarmizi memang belum menasional. Tetapi, label semacam 
itu tak begitu penting jika melihat ”ketokohan”-nya dalam konteks 
gerilya kesenimanannya. Ketika pembangunan kebudayaan tak mendapat 
tempat di tengah gemuruh mesin pabrik dan industri di Pulau Batam, warga 
pendatang ini justru menawarkan setitik cahaya.

Sebuah komunitas 
seni ia dirikan pada 21 April 2000. Di tengah kegersangan Kota Batam, 
Tarmizi menggelorakan sebuah gerakan kebudayaan untuk mengangkat marwah 
Melayu. Para sopir taksi, buruh pabrik, pedagang asongan, hingga yang 
berstatus pegawai negeri lulusan perguruan tinggi ikut bergabung. Mereka 
menenggelamkan diri dalam berkesenian, di mana Melayu sebagai basisnya.

Gerakan kebudayaan yang digagas dari ruang pengap di pondok tinggalnya yang 
beratap bahan karet bekas di kawasan Batuaji itu menemukan bentuk 
setelah mereka pindah ke daerah Sungai Harapan, Sekupang, pada 2001. 
Gerakan yang ia bangun ternyata mampu meyakinkan Ketua Otorita Batam 
(saat itu) Ismeth Abdullah. Tarmizi pun ”dipinjami” lahan 2,5 hektar 
untuk dikembangkan menjadi semacam kawasan budaya-kreatif.
”Di 
sinilah kami membangun ’permukiman’ baru, baik secara fisik maupun 
simbolik. Artinya, kawasan ini sekaligus sebagai ladang kreativitas yang harus 
ditanami, dipupuk, disiram, sehingga seni dan budaya (Melayu) 
bisa tumbuh subur,” ujar Tarmizi.

Berawal dari nol
Delapan tahun sudah berlalu. Selama kurun waktu itu, puluhan bahkan ratusan 
pencinta seni di daerah ini keluar-masuk komunitas yang ia bangun dari 
nol tersebut.

Ketika dipinjami lahan oleh Otorita Batam, Tarmizi 
hanya mampu mendirikan pondok kecil berukuran sekitar 4 x 5 meter. 
Dinding dan atapnya pun masih terbuat dari ban bekas yang dicat warna 
hitam.

Tak ada sumber air bersih, juga penerangan listrik. Hanya 
lampu teplok yang menemani malam-malam perbincangan mereka tentang masa 
depan Melayu di pulau industri ini. Banyak yang mencibir, tetapi Tarmizi jalan 
terus.
Meski secara fisik jauh dari memadai untuk disebut 
sebagai ”pusat kebudayaan”, tetapi dari sinilah cikal bakal 
berkembangnya Komunitas Seni Rumahitam hingga menemukan bentuknya 
seperti sekarang. Kini, walau belum sepenuhnya berjaya, mereka sudah 
memiliki sejumlah rumah tinggal, ”wisma tamu”, panggung untuk latihan 
dan pementasan, rumah baca, serta warung makanan yang lebih menyerupai 
semacam kafe.
Di sini pula beragam kegiatan disuarakan: mulai dari seni teater, tari, seni 
rupa, seni kriya, seni sastra, hingga upaya 
penggiatan seni tradisi yang ada di Batam dan sekitarnya. Nama 
”Rumahitam” pun sudah laku ”dijual”. Bahkan, beberapa partai politik 
mulai melirik mereka untuk diminta mengisi acara kesenian di sela 
kegiatan pertemuan partai.

”Sebagai pribadi, kami orang-orang 
Komunitas Seni Rumahitam tetap independen. Undangan dari 

[ac-i] Project no 5 : LIDAH BERCABANG ( Forked Tongue ) by Adhya Ranadireksa

2010-04-26 Terurut Topik Rifky Effendy

E-Invitation
Project no 5 : LIDAH BERCABANG ( Forked Tongue ) by Adhya Ranadireksa
Platform3

Jl. Cigadung Raya Barat no 2 Bandung 40191



” Bagi saya organ tubuh adalah “badan halus” yang menghubungkan
tubuh luar dan ruh yang ada di dalam. Ruh tidak berkehendak, badan
haluslah yang berkehendak. Kembali pada kolonialisme, bagi saya tindak
penguasaan kolonialis membidik “badan halus” kita.”

” For me the body organ
is the “subtle body” that connect the outer body and spirit that’s in
there. Spirit is not willing, “subtle body” who willed. Back on
colonialism, for me, follow the colonial powers took aim our “subtle
bodies”.”
–Adhya Ranadireksa

All works size:
57,7 x 70,7 cm. Printed Kodak Endura Met VC.
1 edition
More Info: http://infoplatform3.wordpress.com/coming-soon/project-no-5/


 



  






  

[ac-i] Newsletter special on Ananda Sukarlan Piano Concert, Apr 25, 7 p.m

2010-04-26 Terurut Topik chendra panatan

















English version below
 
1.  Konser piano Ananda Sukarlan hari Minggu 25 April di World Theatre, British 
International School nanti akan dilaksanakan pada pukul 7 (tujuh) malam atau 
pukul 19.00 , bukan pukul 4 yang diumumkan bulan lalu. Dengan ini kami ingin 
mengoreksi dan mengkonfirmasi waktu konser ini. Lokasi tsb adalah di Bintaro 
Sektor IX  (Pondok Aren)
 
2. Akan ada beberapa karya baru yang akan diperdanakan di konser ini, yaitu :
 - beberapa nomor dari buku Alicia's Second Piano Book (diterbitkan tahun 
depan)
 - beberapa nomor pendek untuk piano solo yang ditulis untuk anak-anak 
cacat.
 - satu lagu Darkness and my Lover, cuplikan dari puisi The Sleepers 
oleh Walt Whitman, akan dinyanyikan oleh Dani Dumadi yang juga akan membawakan 
lagu lainnya diiringi sang komponis sendiri yaitu : 
- I sit and Look Out (Walt Whitman)
- Dalam Sakit (Sapardi Djoko Damono)
- Berkicaulah Burungku (Eka Budianta)
- Pria yang (pergi) jauh (Sapardi Djoko Damono)
- Meninggalkan kandang (Eka Budianta) 
 
   Biografi singkat dari Dani Dumadi (hanya bhs Inggris) ada di bawah . 
 
3. Mohon reservasi tiket melalui sms (telpon kadang-kadang tidak masuk karena 
sudah mendekati hari H) ke Chendra di 0818 891038 atau email ke y...@yahoo.com 
. Juga ada info lebih lanjut di www.anandasukarlan.com . Sampai berjumpa hari 
Minggu 25 April jam 7 malam ! 
 

 
1. Ananda Sukarlan's piano concert on Sunday, April 25th at the World Theatre 
of the British International School will be held at 7 p.m or 19.00 hrs, not at 
4 p.m as announced last month through facebook. With this announcement we would 
like to rectify it and confirm it. The location is at Bintaro Sektor IX (Pondok 
Aren)
 
2. There will be several new pieces receiving their world premieres in this 
concert. They are : 
   - some piano solo numbers from Alicia's Second Piano Book (due to be 
published next year) 
   - some numbers written for disabled children (commissioned by Fundacion 
Musica Abierta in Spain)
   - a song for tenor and piano Darkness and my Lover taken from Walt 
Whitman's poem The Sleepers, sung by Dani Dumadi, who is also going to sing, 
accompanied by the composer himself, these songs : 

- I sit and Look Out (Walt Whitman)
- Dalam Sakit (Sapardi Djoko Damono)
- Berkicaulah Burungku (Eka Budianta)
- Pria yang (pergi) jauh (Sapardi Djoko Damono)
- Meninggalkan kandang (Eka Budianta) 
 
  A short biography of Dani Dumadi can be read below.
 
3. Please reserve the tickets through Chendra by sms (preferable to calling by 
phone, since we have only one line for reservation and sometimes it is blocked 
due to the many phone calls) to 0818 891038 or email y...@yahoo.com . And more 
info at www.anandasukarlan.com . Thank you and see you on the on Sunday the 
25th at 7 p.m ! 
 
Dani Dumadi, tenor 

Dani is an Indonesian singer who just came back from Washington D.C, United 
States. In this city, he took voice lessons intensively with an American tenor, 
Issachah Savage and recently gave a recital titled “East Meets West” with 
soprano Jennifer Weingartner and pianist Barbara Schelstrate at the Embassy of 
Indonesia. He played the role of ‘Frederic’ in Gilbert  Sullivan’s operetta 
“the Pirates of Penzance ” and ‘Strephon’ in “Iolanthe” produced in 2008 and 
2009 by the Capitol Hill Arts Workshop.


  
During his stay in Washington D.C. , Dani joined the Master Chorale of 
Washington , directed by Donald McCullough, where he performed several times 
with them and the National Symphony Orchestra at the Kennedy Centre. He was 
also a member of Sonus Cura (directed by Daniel Ozment), St. Gregory 
Choir-and-Schola (directed by David Lang), as well as regularly served as a 
cantor at St. Michael the Archangel Catholic Church in Silver Spring , Maryland 
. 
 
 
 
 
 




  

[ac-i] Apa Kata Mereka Tentang Kartini

2010-04-26 Terurut Topik John Oei
http://www.KabariNews.com/?34796


Hari Kartini yang jatuh setiap tanggal 21 April mempunyaiarti khusus bagi kaum 
perempuan Indonesia.Kartini, sosok yang telah membuat perempuan Indonesia 
merasakan berbagai hal,yang dulu tabu dilakukan kaum perempuan.
Perempuan dengan nama panjang Raden Ajeng Kartini inimemperjuangkan hak-hak 
perempuan yang pada masanya memiliki pilihan terbatas.Anak Bupati Jepara ini 
memperjuangkan pendidikan bagi perempuan pribumi. Kiniperjuangannya bisa 
dinikmati kaum perempuan Indonesia. Semangatnya tidak pernahpadam, bahkan ia 
banyak mengispirasiperempuan Indonesiauntuk terus berkarya dan maju sejajar 
dengan kaum pria. 
Apa pendapat mereka tentang Kartini? 



Selengkapnya klik disini






attachment: kartin.jpg


[ac-i] Film Transeksual Best Short Asia Film

2010-04-26 Terurut Topik tonnytt
Salam semuanya,

teman teman silahkan men-download gratis trailer film Renita Renita, film ini 
menjadi BEST SHORT ASIA FILM di 9th Cinemanila International Film Festival 
Philipines 2007 dan menjadi BEST FILM di Culture Unplugged Film Festival Mumbai 
2010.

Hingga saat ini film telah discreening di lebih dari 20 festival film dunia.

silahkan linknya :
http://www.ziddu.com/download/9602394/TonnyTrimarsantofilm-RenitaRenita.flv.html

selamat mencoba
salam 
Tonny Trimarsanto
http://trimarsantofilms.com/




[ac-i] Etnis Arab kini digusur China

2010-04-26 Terurut Topik Wajah Bercahaya
Ruang Putih- JAWA POS
[ Minggu, 25 April 2010 ]


Mbah Priok dan Etnis Arab 
''Jangan ada kegaduhan di sekitar makam. Presiden mengimbau 
masyarakat tidak termakan isu,'' kata Habib Ali Habib Ali Zaenal bin 
Abdurrahman Alaydrus.

Habib Ali adalah salah seorang ahli waris 
Al Habib Hasan Muhammad Al Haddad atau yang dikenal sebagai Mbah Priok 
di Koja, Tanjung Priok, yang makamnya menjadi ajang sengketa hingga 
memicu insiden berdarah, Rabu pekan lalu.

Bersama Habib Salim bin Umar Al Attas, Habib Ali bertemu Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono, 
hanya berselang sehari setelah terjadi bentrokan antara anggota Satpol 
PP dan massa yang mempertahankan kawasan makam yang dikeramatkan itu.

Tiga anggota Satpol PP tewas dalam bentrokan itu, sekitar 150 orang lainnya 
terluka, tapi PMI masih menyelidik soal ini. Ketua Umum PMI Jusuf Kalla 
menegaskan harus ada tindakan hukum yang tegas dan adil terhadap siapa 
saja yang melakukan penganiayaan, pembakaran, maupun pembunuhan pada 
kerusuhan Priok.

Sudah lama Pemkot Jakarta Utara berencana 
menertibkan kawasan makam tersebut, yang sebagian tanahnya milik PT 
Pelindo II. Tetapi, ahli waris makam Mbah Priok menolak dengan alasan 
tempat itu adalah situs sejarah yang harus dirawat. 

Presiden 
sebelumnya bereaksi atas terjadinya kekerasan itu dengan menyerukan agar 
rencana penertiban itu distatusquokan untuk dicari cara terbaik 
penyelesaiannya dengan melibatkan banyak pihak yang terkait. 

Kedekatan SBY dengan masyarakat etnis Arab boleh jadi juga menjadi salah satu 
faktor di balik turun tangannya presiden dalam masalah ini. Juga 
diterimanya ahli waris Mbah Priok, yang disebut sebagai ulama penyebar 
Islam abad ke-18 di Betawi itu. Seperti diketahui, ada dua menteri 
keturunan Arab dalam kabinet SBY. Keduanya berasal dari golongan 
Alawiyin (habib atau sayid). Mereka adalah Menteri Sosial Salim Segaff 
Al-Jufri dan Menteri Perikanan dan Kelautan Fadel Mohammad.. 

Beragam komentar berseliweran setelah terjadi insiden berdarah itu di TV, 
koran, situs-situs internet, Facebook, dan sebagainya. Jusuf Kalla 
sebagai ketua umum PMI meragukan apa yang disebut sebagai ''ahli waris 
makam'' karena tidak ada silsilahnya. Selain itu, status tanah makam itu adalah 
tanah wakaf. ''Ini tanah wakaf yang dipakai untuk kuburan dan di dalamnya ada 
24.000 makam. Makam ini kemudian dipindahkan di Semper,'' 
kata Kalla.

Menurut Kalla, jika benar ada ahli waris dari makam 
Mbah Priok tersebut, tentu jumlahnya akan banyak sekali karena makamnya 
sudah ada sejak 250 tahun lalu.

''Kalau benar ada ahli warisnya, 
ini tanah makam sudah diwakafkan. Jadi, kalau ada yang mau mencabut 
wakaf tersebut, berarti itu dosa besar karena mencabut wakaf dan 
seketika pahalanya putus,'' kata Kalla.

Namun, terlepas dari itu, ada satu topik yang tampaknya makin menarik 
dibicarakan, yakni 
eksistensi orang-orang etnis Arab di Indonesia. Siapakah Al Habib Hasan 
Muhammad Al Haddad atau Mbah Priok itu? Mengapa makamnya dikeramatkan? 
Pertanyaan ini bisa dilanjutkan lagi, ada berapa banyak habib di 
Indonesia? Apa beda mereka dengan orang-orang Arab yang bukan habib? 

Dari sejarahnya, orang-orang peranakan Arab di Indonesia umumnya berasal 
dari Hadramaut, bagian selatan Jazirah Arab yang dikenal sebagai Yaman. 
Dalam bahasa Ibrani, Hadramaut disebut Havermavt, sementara dalam Alkitab 
(Injil) disebut sebagai Hazarmaveth (Kejadian: 
10-26-28).

L.W.C. van den Berg dalam bukunya Le Hadhramout et. Les Colonies Arabes Dans 
L'Archipel Indien yang terbit pada 1886 
mengupas panjang lebar tentang Hadramaut dan kota-kota di Indonesia yang 
berpenghuni orang-orang etnis Arab pada akhir abad ke-19.

Tetapi, hanya sedikit orang keturunan Arab yang pernah berkunjung ke Hadramaut. 
M. Anis, Pemred portal Kemenegpora adalah salah seorang di antaranya 
yang pernah berkeliling di tanah asal kakek moyangnya itu

''Hadramaut terdiri atas dua kata, yaitu hadra berasal dari kata hadir dan 
maut. Siapa hadir ke sana akan menemui maut,'' tulis Anis dalam bukunya, 
Hadramaut (1996), mengutip penjelasan Saleh, sopir yang mengantarkannya di 
Hadramaut.

Teori lain menyebut Hadramaut adalah nama seorang 
tokoh legendaris yang tak diketahui asal usulnya. Hanya tokoh itu 
dipercaya sebagai keturunan Ya'kub, cucu Nabi Hud yang babat alas di selatan 
Jazirah Arab yang kering kerontang itu. Karena alamnya yang 
tak bersahabat itulah orang-orang Arab di Hadramaut menjadi pengelana ke 
mana-mana. Mereka berlayar ke Ethiopia, Zanzibar, Kenya, India, 
Singapura, dan Indonesia.

Ada beberapa argumen tentang kapan 
mereka mulai datang di Indonesia. Tetapi, gelombang besar imigran Arab 
diperkirakan tiba di negeri ini setelah abad ke-17. Mereka tinggal di 
kantong-kantong permukiman kota-kota pantai Jawa seperti Batavia 
(Jakarta), Cirebon, Pekalongan, Tegal, Semarang, Gresik, Surabaya, 
Bangil, dan sebagainya. Di antara mereka juga tinggal di kota pedalaman 
seperti Solo dan Jogjakarta. Sebagian kecil dari mereka bahkan sampai ke 

Re: [ac-i] GRATIS Buku Panduan Manajemen Seni dari Yayasan Kelola

2010-04-26 Terurut Topik sofianpkpa
Saya dari pusat kajian dan perlindungan anak mohon dikirimkan tiga buku, alamat 
kami:

Pusat kajian dan perlindungan anak (PKPA)
Jln setia budi pasar 1 no 5a
Medan, 20123
Pusat Kajian dan Perlindungan Anak  PKPA.   
  Menjaga Anak Indonesia

-Original Message-
From: Jenik Andreas jenikandr...@yahoo.com
Date: Mon, 19 Apr 2010 07:18:04 
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [ac-i] GRATIS Buku Panduan Manajemen Seni dari Yayasan Kelola

Yth Yayasan Kelola,

Saya juga tertarik dengan buku tersebut, mohon bisa mengirimkan 3 buku tersebut 
ke Jenik Andreas, GTZ IS GITEWS, Menara BCA, Jl. MH. Thamrin no.1 Lt.46, 
Jakarta 10310.
Sebelumnya kami ucapkan terima kasih banyak.

Salam,
Jenik Andreas



From: putu satria kusuma psatriakus...@yahoo.com
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Sent: Mon, April 19, 2010 9:24:58 AM
Subject: Re: [ac-i] GRATIS Buku Panduan Manajemen Seni dari Yayasan Kelola

  


Yth yayasan Kelola:
Mohon kami dikirimi buku 3 buah buah buku terbitan yayasan Kelola antara lain 
buku Panduan Manajemen Seni dari Yayasan Kelola.
alamat kami :
Sanggar Kampung Seni Banyuning
Jl. Gempol no. 85 Singaraja Bali
No. Hp. 08124660567
hormat : Putu Satria Kusuma
Trimakasih
 



From: kurie_suditomo@ yahoo.com kurie_suditomo@ yahoo.com
To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com; i...@keloka. or.id
Sent: Sat, April 17, 2010 4:17:39 PM
Subject: Re: [ac-i] GRATIS Buku Panduan Manajemen Seni dari Yayasan Kelola

  

Mohon juga dikirim ke Sarasvati Art Management, suite 4802, Menara BCA Grand 
Indonesia, Jl. MH Thamrin no. 1, Jakarta 10310.

Terimakasih banyak,

Kurie Suditomo

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Nurdin Kalim ka...@mail.tempo. co.id 
Date: Thu, 15 Apr 2010 19:27:53 +0700
To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com
Subject: Re: [ac-i] GRATIS Buku Panduan Manajemen Seni dari Yayasan Kelola
  
Kalau tak keberatan, mohon kami di Komunitas Seni TEMPO (Majalah TEMPO, 
Koran Tempo, dan Tempointeraktif) dikirimi 3 buku tersebut ke alamat kami:

Nurdin Kalim
Majalah TEMPO
Jalan Proklamasi No 72
Jakarta Pusat
10320

Kami mengucapkan banyak2 terimakasih. Salam.

Choirul Anwar wrote:
 


 Saya Rully Anwar wartawan radio Suara Surabaya yang banyak meliput 
 seni budaya, tertarik dengan buku yang diterbitkan yayasan kelola, 
 mohon bisa kami dikirim buku berikut ini,
 *1. Perencanaan dan Pengelolaan Event dan Festival,
 2. Pameran Keliling;Sebuah Panduan Praktis untuk Galeri dan Museum 
 Seni Indonesia dan
 3. Panduan Pengembangan Budaya Masyarakat.*
 
 Adapun alamat kami:
 Radio Suara Surabaya
 Jalan Wonokitri Besar 40/C
 Surabaya
 C 0811347466
 T 31-5683040

 -Original Message-
 From: abdul malik filantrophi@ yahoo.com
 To: Banyumili_kebudayaa n...@yahoogroups. com,
 artculture-indonesi a...@yahoogroups. com,
 jambore_kebudayaan@ yahoogroups. com, pojokteater@ yahoogroups. com,
 ngobrolin_teater@ yahoogroups. com,
 forum_teater_ indonesia@ yahoogroups. com,
 woroworosenikita@ yahoogroups. com,
 komunitas_merapi@ yahoogroups. com, dik...@yahoogroups. com,
 mediac...@yahoogrou ps.com, lintas...@yahoogrou ps.com,
 peremp...@yahoogrou ps.com, jurnali...@yahoogro ups.com,
 media-jatim@ yahoogroups. com, kebuday...@yahoogro ups.com
 Date: Tue, 13 Apr 2010 17:25:22 -0700 (PDT)
 Subject: [ac-i] GRATIS Buku Panduan Manajemen Seni dari Yayasan
 Kelola

 
 *GRATIS Buku Panduan Manajemen Seni dari Yayasan Kelola*
 Kelola bersama dengan beberapa institusi kesenian Australia
 (Asialink, NETS Australia, CCDNSW dan University of Technology
 Sydney) meluncurkan tiga buah buku panduan yang berguna dalam
 membantu pembelajaran kesenian bagi para pelaku seni di Indonesia
 pada 31 Maret 2010.

 Ketiga buku yang tersebut adalah:
 *1. Perencanaan dan Pengelolaan Event dan Festival,
 2. Pameran Keliling;Sebuah Panduan Praktis untuk Galeri dan Museum
 Seni Indonesia dan
 3. Panduan Pengembangan Budaya Masyarakat.

 *Bagi Anda yang berminat, mohon sediakan data lengkap (nama,
 alamat, email, no. telpon  jumlah buku yang dikehendaki) dan
 segera hubungi kami melalui email i...@kelola. or.id atau telpon ke
 021-739 9311.
 Buku dapat diambil di kantor Kelola:
 Jl. Cikatomas II no.33,
 Kebayoran Baru
 Jakarta Selatan – 12180.

 Bagi yang bertempat tinggal di luar Jakarta, buku akan segera kami
 kirimkan ke alamat Anda setelah ongkos kirim kami terima.
 300 pengiriman pertama, ongkos kirim masih cuma-cuma berkat
 dukungan dari Asialink.
 http://www.kelola. or.id/newskata. asp?id=295 idT=1bhs= I
 http://www.kelola. or.id/newskata. asp?id=295 idT=1bhs= I
 
 
 


 



 


  


[ac-i] Ebook 'Mimpi Di Dalam Mimpi'

2010-04-26 Terurut Topik Leonardo Rimba
EBOOK 'MIMPI DI DALAM MIMPI'

Oleh Leonardo Rimba dan Teman-teman

-

KATA PENGANTAR

Mimpi di dalam mimpi tanpa diminta muncul kembali di diri saya di pagi subuh 
hari ini. Saya tidur dan saya bermimpi. Di dalam mimpi itu saya mengalami suatu 
kejadian yg saya ingin buktikan sebagai suatu mimpi. Dan benar saja, itu cuma 
mimpi. Tetapi alam melek saya pada saat itu bukanlah alam ruang dan waktu yg 
kita alami saat ini, melainkan alam ruang dan waktu ketika saya tidur. Jadi, 
saya tidur dan bermimpi bahwa saya sedang bermimpi. Saya senang ketika 
mendapati bahwa ternyata saya cuma mimpi. Pedahal alam dimana saya merasa 
senang ketika terbangun dari mimpi itu masih tetap berupa alam mimpi karena 
masih ada alam yg lebih melek lagi, yaitu alam sekarang yg kita alami bersama 
ketika membaca teks ini.

Mimpi di dalam mimpi adalah penjelasan saya tentang kehidupan saat ini. Kita 
pikir kita berada di alam nyata, pedahal kita sedang bermimpi, dan ada alam 
lebih nyata lagi ketika kita terbangun. Entah alam apa namanya, dan entah 
seperti apa rasanya, yg jelas kita akan merasa lebih lega setelah menyadari 
bahwa ternyata apa yg kita alami cuma sensasi saja, ternyata ada sensasi yg 
lebih menarik. Menarik dan tidak menarik juga cuma pendapat saja. Yg jelas kita 
tetap sadar. Sadar
 bahwa kita mengalami segalanya. Baik di alam tidur maupun di alam melek kita 
tetap saja sadar. 

Tanpa belief system yg terlalu rumit maupun terlalu sederhana. Kalau terlalu 
rumit kita akan dituduh merakayasa, dan kalau terlalu sederhana akan dibilang 
terlalu naif. Pedahal kita tidak merekayasa dan tidak naif. Kita berpikir, kita 
membandingkan, dan kita bisa memutuskan apa yg lebih nyata dan apa yg ternyata 
hanyalah fatamorgana. Manusia memang
 makhluk yg berpikir. Memang seperti itu tanpa kita perlu berteori panjang 
lebar tentang jenjang hirarki makhluk ini atau makhluk itu, dari yg paling 
tinggi sampai yg paling rendah. Kita berpikir dan kita melihat. Kita 
membandingkan, dan kita menyimpulkan. 

Apa adanya, dan cukup biasa-biasa saja, walaupun agak luar biasa bagi mereka yg 
tidak terbiasa menggunakan otaknya dengan alasan otak manusia terbatas. Memang 
terbatas, tetapi kita masih bisa
 melakukan sesuatu di dalam keterbatasan kita. Kita masih bisa berpikir, dan 
mengapa tidak?

Berikut kumpulan percakapan yg dibuat antara tanggal 7 Februari 2010 s/d 
tanggal 18 April 2010. Ada 35 notes yg saya tulis untuk milis dan facebook 
sepanjang periode tersingkat kompilasi sebuah ebook yg pernah saya lakukan. 
Jumlah judulnya juga paling sedikit, walaupun ketebalan isinya tidak kalah 
dengan ebooks sebelumnya. Apalagi bila diingat bahwa satu judul bisa
 memiliki beberapa percakapan. Rata-rata ada tiga percakapan di dalam satu 
judul posting. Ada beberapa artikel yg saya tulis, tetapi kebanyakan memang 
berupa percakapan dengan banyak teman di seluruh Indonesia dan mancanegara. 

Ebook 'Mimpi Di Dalam Mimpi' ini dipersembahkan untuk Ibu Kita Kartini, simbol 
dari Our Mother, Notre Dame. Figur feminin abadi di dalam kesadaran kita semua 
yg menerima semuanya dan tetap mengjajar kita tanpa bosan selama
 kita menjadi manusia hidup. Kita belajar dari ibu. Ibu yg ada di dalam diri 
kita semua. Kita selalu puji dan maki the Mother di dalam diri kita. Tetapi 
kita tidak dapat membuangnya. Kita berasal dari-Nya. God Our Mother.

Leo
Jakarta / 21 April 2010

-
DAFTAR ISI

1. Saya Melihat Wanita Jalang Ehem-ehemnya Suami Saya
2. Aura Saya Dibuka Secara Supranatural
3. Temanku (Pacar?) Selalu Kangen Seperti Dulu
4. Spiritual Tanpa Ritual
5. Saya Kenal Cowok Bule di Chat Room
6. Bertanya Tentang Pengalaman Saya Terbang Seperti Muhammad
7. Para Jin Muslim Mengelilingi Saya
8. Keluarga Saya Ada yg Gila Judi
9. Ketakutan kita akan kata 'Tuhan' rasanya sudah merasuk ke tulang sumsum
10. Saya Mengalami Mimpi Kiamat Selama 3 X
11. Manusia dan Belief System
12. Anda Mau Surah Anda Saya Jadikan Ayat ?
13. Saya 100% Pure Gay
14. Menjadi Seorang Michael – Kisah Seorang Gay Undercover
15. Apakah Para Nabi Benar Pernah Ada ?
16. Saya Ingin Masuk Neraka Kok Nggak Boleh ?
17. Saya Suka Perempuan yg Jantan
18. Saya Berharap Bisa Mengenal Anda Lebih Jauh
19. Hantu Nona Belanda
20. Sex Bebas
21. Kita Pria dan Wanita Sekaligus
22. Saya Bukan Perempuan Baik Seperti Dulu Lagi
23. Renungan
 Jumat Agung, 2 April 2010
24. Renungan Paskah, 4 April 2010
25. Kuda Paling Senior
26. Orang Tua Saya Bercerai Waktu Saya Umur 3 Tahun
27. Zigzag Artinya Kiri Kanan
28. Sex dan Anak Di Bawah Umur
29. Ternyata Sang Raja Bugil
30. Saya Dulu Adalah Lulusan Salah Satu Pesantren
31. Saya Juga Selalu Berbeda Pendapat Sama Mama
32. Resensi Buku Terlarang ‘Enam Jalan Menuju Tuhan’
33. Kita Bisa Bersaksi di Mahkamah Konstitusi
34. Siapa Mau Mengajukan Permohonan Judicial Review UU Perkawinan No. 1 Tahun 
1974
35. Dalam Kondisi Normal Saya Bakal Nafsu Ngeliat Paha Tuh Cewe

-
CARA MEMPEROLEH EBOOK
Ini ebook yg ke-6. Ada 5 ebooks sebelumnya yg telah dikumpulkan dan disimpan di 
bagian files di 

[ac-i] WISATA BUKU: Doeloe Kami Pernah Ada..Peringatan Hari Buku Sedunia

2010-04-26 Terurut Topik Pro Public Info




Dalam rangka memperingati Hari Buku Sedunia, panitia Hari Buku Sedunia 2010  
Spirit Bandung 55 menyelenggarakan:
Doeloe Kami Pernah Ada..


 
  
  Jenis:
  
  
  Perjalanan
  - Jalan-jalan
  
 


 


 
  
  Tanggal:
  
  
  25 April 2010
  
 
 
  
  Waktu:
  
  
  7:00 - 13:00
  
 
 
  
  Tempat:
  
  
  Wisata Buku sepanjang jalan Braga, Lembong, dan Asia
  Afrika
  
 
 
  
  Nama Jalan:
  
  
  Braga, Lembong, Asia Afrika
  
 
 
  
  Kota/Daerah:
  
  
  Bandung, Indonesia
  
 


adalah wisata buku, jalan-jalan menelusuri toko buku yang
termasyhur di zaman Hindia Belanda. Toko-toko buku tersebut terpencar di
sekitar Jalan Braga, Jalan Lembong, dan Jalan Asia Afrika. Bahkan, salah satu
toko buku saat ini nasibnya sudah rata dengan tanah. 



Wisata Buku ini akan menghadirkan penulis Sundea (yang menulis Salamatahari
#2), ilustrator muda Erithethird, dan gitaris Deu Galih yang nantinya akan
jalan-jalan bareng kamu pada tanggal 25 April 2010 pukul 08.00 - 13.00 WIB.



Kamu yang berminat mengikuti wisata buku ini akan dipandu oleh teman-teman kita
dari Klab Aleut! dan panitia Hari Buku Sedunia 2010. 



Kamu ingin tahu toko buku apa saja? Yuk, ikut dan daftar sekarang juga ke
panitia Hari Buku Sedunia 2010  Spirit Bandung 55:



1. Ketik: DAFTAR(spasi)DKPA(spasi)NAMA(spasi)UMUR ke 022-60997066.

atau daftar langsung ke Perpustakaan Balepustaka, Jln. Jawa No.6, Bandung.Telp:
022-60997066 atau 085721890338.

2. Membayar Biaya Rp 30.000,- (konsumsi, air minum,pin)

3. Dianjurkan membawa buku baru/bekas untuk disumbangkan ke korban banjir di
Bandung Selatan



Perjalanan dimulai pukul 08.00 di depan Perpustakaan Balepustaka Jalan Jawa
No.6, Bandung. Berakhir dengan tour Museum KAA dan menonton Cuplikan Film
Dokumenter Bandoeng tahun 1912 serta dapat menyaksikan pertunjukan Musik
Lawan dengan Buku di pelataran Gedung Merdeka. 



Acara Wisata Buku ini terselenggara atas kerjasama Panitia Hari Buku Sedunia
2010  Spirit Bandung 55 dengan Perpustakaan Balepustaka, Museum KAA, Klab
Aleut!, ProPublic.info, dan www.salamatahari.blogspot.com

 




  

[ac-i] [HAIBUN]: Musim Bunga

2010-04-26 Terurut Topik Mira Wijaya Kusuma
Musim Bunga

Bunga berkembang
Daun bersemi
Hijau menghias kota

Ingatan malam hari
Caya bulan membayang

Aaah...terik matahari melayukan bunga dan daun-daunan, hingga tunduk tanpa 
daya. Hukum alam telah mengajarkan pada kita semua, bahwa hidup manusia 
dihitung dalam batasan waktu menuju kuburan, sekali pergi tak mungkin kembali 
lagi.

Mengenang masa
Berbina jasa
Usia melebur duka

Megah merah, berdarah
Hayat dikandung badan

Kuingat pesan akhirmu, Ayah, bahwa kehormatan, kemasyuran dan nama harum 
bukanlah titik akhir idaman hidupmu, walaupun hidup, mati, hina dan mulia 
adalah pemberian alam.

Kilatan petir
Di antara mega hitam
Gumpalan awan

Cermin berbalut luka
Kesal
 berlapis dendam

Waktu menjejak hening, raga terlentang di tempatnya, menyatu dalam gundukan 
tanah yang menggumpal keras, namun bunga-bunga mungil menghias cantik di atas 
pusaramu. Ketika roch termenung dihadapan makam tak berpapan nama, perjalanan 
hidupnyapun tak berteduh.

Menuju pulang
Merambah jalan bebas
Tiada buntu

Menanti akhir hidup
Maut belum menjemput

Perahu laju
Menyisir sungai
Tekadku menggelora

Walau tongkat estafet
Rapuh dimakan waktu


MiRa - Amsterdam, 25 April 2010




Laburnum 
anagyroides
Golden Chain Tree
Amstel Kade, berlatar belakang Rumah di atas Air dan taman Bunga - April 2010


Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://sastrapembebasan.wordpress.com/
 


  

[ac-i] Fw: DIBUKA: Pendaftaran ART | JOG | 10 Indonesian Art Now: The Strategies of Being [1 Attachment]

2010-04-26 Terurut Topik emon imut


--- On Fri, 4/23/10, Jogja Art Fair artfairjo...@gmail.com wrote:

From: Jogja Art Fair artfairjo...@gmail.com
Subject: DIBUKA: Pendaftaran ART | JOG | 10 Indonesian Art Now: The  
Strategies of Being
To: emong_i...@yahoo.com
Date: Friday, April 23, 2010, 2:12 PM






ART | JOG | 10


INDONESIAN ART NOW:


     THE
STRATEGIES OF BEING

16 – 29 July 2010 | Taman Budaya Yogyakarta


 


Open Call Aplication | Deadline on 31 May 2010


Syarat dan Pendaftaran, baca formulir
terlampir

Kami tunggu karya Anda


Terima Kasih


 


 


 


 


 


 


---


ART
| JOG | 10

INDONESIAN ART NOW:


THE STRATEGIES OF BEING


 


Oleh: Aminuddin TH.
Siregar

 


Melalui strategi
kuratorial Jogja Art Fair yang kedua kemarin, Spacing Contemporary, JAF masih 
tetap membincangkan ihwal ‘pasar’
mengingat persoalan tersebut sepanjang tahun 2009 masih menjadi bahan
perbincangan yang hangat di sejumlah kalangan. Bahkan, sampai awal tahun 2010
ini, ‘seni rupa kontemporer sebagai investasi atau berpeluang digunakan sebagai
lahan investasi’ masih juga hangat dibicarakan.

 


Menempuh 2010, kita
mestinya mampu meninggalkan soal-soal tersebut untuk, misalnya, merengkuh
masalah-masalah lain yang boleh jadi jauh lebih menarik, lebih membuka spektrum
kita terhadap masalah-masalah di tanah air. Banyak alasan untuk mencurigai
bahwa seni dapat merubah keadaan sosial masyarakat. Akan tetapi, seni bagi
sebagian kalangan tetap dihayati serta diyakini memiliki dampak-dampak
–sekalipun tak kasat mata– bagi dunia sekitarnya. Sembari tetap menjalankan
mekanisme open call –and selection– serta yang bersifat artists commission, 
JAF#3 mengajukan tema yang mengacu pada
tegangan atau mungkin suatu rapture; (ke)retakan hubungan di antara seniman, 
seni,
dan masyarakat melalui pelbagai ragam visual serta kemungkinan bentuknya.

 


Sudah waktunya JAF
semakin leluasa menawarkan persoalan menarik tanpa mengurangi konteks terhadap
kekinian. Dan kesempatan ini semakin terbuka peluang bagi JAF untuk menawarkan
sesuatu yang berbeda sekaligus mengarahkan jangkauan art fair lokal ini ke 
depan mencakup wilayah partisipan yang lebih luas:
melampaui batas negara. Sehubungan dengan itulah, JAF#3 ini diberi nama baru,
yaitu: ART JOGJA (ART|JOG). Sementara itu, JAF sendiri akan
diposisikan sebagai ‘institusi’ yang mengelola serta memiliki wewenang di dalam
penyelenggaraan program ART|JOG tersebut.

 


Sekali pun mengandung
konotasi domestik, istilah ART|JOG ditujukan untuk membidik praktik seni rupa
mutakhir secara lebih luas. Diksi ‘Jogja’ kiranya bisa dipahami bukan sebagai
makna geografis yang mengikat dan serba terbatas, melainkan sebagai sebuah
makna yang lebih pragmatis, yaitu secara kebetulan dilakukan di kota
Jogjakarta. Tentu saja, oleh karena itu, ART|JOG diharapkan bisa menampung
partipasi seniman dari pelbagai kota di Indonesia.

 


ART|JOG|10 diajukan
sebagai momentum bertemunya sejumlah elemen-elemen yang secara signifikan
membentuk apa yang kita sebut medan sosial seni rupa dalam kurun waktu satu
tahun sekali. Momen tersebut tentu saja bersifat kekinian tanpa mengabaikan
sisi evaluatifnya. ART|JOG|10 merepresentasikan sejumlah kecenderungan praktik
seni rupa mutakhir dengan mengakomodasi seluasnya genre seni, medium, material
dan juga kecenderungan estetik melalui proses seleksi.

 


ART|JOG|10 bertema Indonesia Art NOW (IAN). Istilah ini digunakan untuk 
menajamkan
pembacaan terhadap tanda-tanda di dalam praktik seni rupa tanah air masa kini,
seraya sekaligus dijadikan upaya untuk menghimpun sejumlah kecenderungan
mutakhir yang sekiranya dipandang layak untuk diajukan sebagai cikal
perkembangan ke depan. Sekali pun diajukan dari perspektif ‘art fair’,
tidak berarti bahwa makna IAN seterusnya berhenti sebagai istilah belaka.
Alih-alih, persoalan yang ingin dimunculkan adalah bagaimana kemudian kita
menegaskan keberadaan ‘diri kita’ ditengah seni rupa global sekarang; mampu
membaca peluang-peluang baru; membuka peluang selebarnya terhadap perjalanan
karir seniman; memperhatikan dimensi-dimensi lain yang boleh jadi selama ini
diabaikan di dalam praktik seni rupa seperti, misalnya saja, dimensi-dimensi
mistis, kritikal, historis, dan sebagainya.

 


Lebih jauh lagi
bagaimana kemudian melalui istilah tersebut bisa terbangun kembali kesadaran
terhadap ‘identitas kebudayaan’ yang lebih toleran dan demokratis.

 


 


Informasi lebih lanjut
silahkan hubungi:

Sekretariat Jogja Art
Fair

Soboman No.219 RT.06
DK.X Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta, 55182

Telp: 0274 - 6949090


Email: datab...@artfairjogja.com


Website: www.artfairjogja.com


 


 


 


 

 








 



-- 
Jogja Art Fair
Soboman DK X Rt.06 No. 219 
Ngestiharjo Sewon Bantul Yogyakarta
Phone: 0274-378174
e-mail: artfairjo...@gmail.com

web: artfairjogja.com




  

[ac-i] Iwan Fals Dituduh Langgar Hak Cipta

2010-04-26 Terurut Topik John Oei
http://www.KabariNews.com/?34799



Jakarta, KabariNews.com - Pelantun lagu Bento, Iwan Fals, harus berurusan 
dengan pihak berwajib karena dituduh telah melakukan pelanggaran hak cipta.

Penyanyi yang memiliki nama asli Virgiawan Listianto ini dilaporkan ke 
kepolisian oleh Toto Dwiarso Goenarto dengan nomor laporan 
LP/1299/IV/2010/Dit.Reskrim Sus.

Dalam laporan tersebut, tertulis Pelapor: Toto Dwiarso Goenarto; Terlapor: 
Virgiawan Listanto atau Iwan Fals; Tindak pidana hak cipta Pasal 2 ayat 1 atau 
Pasal 49 ayat 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Kasus ini bermula saat Iwan Fals bernyanyi di sebuah tv swasta, saat itu 
tercantum bahwa penulis lagu Bencana Alam yang dibawakan Iwan adalah Iwan 
Fals.

Kuasa hukum Toto Dwiarso, Jon Matias, menjelaskan bahwa lagu yang dibawakan 
Iwan Fals adalah ciptaan Toto.

Kejadiannya tanggal 16 Oktober 2009, saat Iwan manggung di TV One. Saat itu 
pencipta lagunya dicantumkan adalah Iwan Fals. Padahal sebenarnya penciptanya 
adalah pak Toto, tegas Jon.

Lagu Bencana Alam ini sempat populer pada tahun 80-an oleh grup Amburadul.

Dengan tuduhan ini, Iwan Fals terancam hukuman tujuh tahun penjara dan denda 
maksimal Rp 5 miliar. 





attachment: iwan.jpg


[ac-i] CARA CERDAS BERKOMPROMI; Mengenali Memahami Jebakan Kompromi

2010-04-26 Terurut Topik Pustaka Alvabet
HTML clipboard




CARA CERDAS 
BERKOMPROMI
  
  
  Mengenali 
  
   Memahami 
  Jebakan Kompromi
   
 
 

Anda Bisa Tetap Menjadi Diri Sendiri. Tapi Harus Ada yang Anda Lakukan 
Lebih dari sekadar “Hanya Berkata Tidak”




Kompromi yang sehat penting untuk mencapai tujuan berarti 
apa pun bersama orang lain. Tapi ketika pekerjaan menekan Anda untuk 
mengkhianati kata-kata, prinsip, atau komitmen Anda yang lainnya, maka ia 
menjadi sangat tidak sehat dan membuat stress. Dan itu bisa terjadi bahkan 
ketika sedang bekerja untuk suatu organisasi atau pemimpin yang Anda hormati 
sekaligus kagumi.



Elizabeth Doty menawarkan penangkalnya. Saat Anda merasa tertekan untuk bermain 
dengan aturan-aturan yang meruntuhkan integritas Anda, doty menunjukkan 
bagaimana Anda bisa membuka jalan pada enam fondasi personal yang akan membuat 
Anda tetap menjadi diri sendiri sesuai dengan nilai-nilai dan aspirasi terdalam 
yang Anda miliki. Melalui lebih dari lima puluh laporan yang gamblang dari 
sumber pertama tentang kompromi dan keberanian dalam bisnis, ia menyediakan 
panduan bagi setiap orang pada level organisasioanal apa pun yang ingin 
bertindak dengan kejernihan, kekuatan, dan tujuan yang lebih besar, juga bagi 
para pemimpin senior agar memimpin organisasi yang mengizinkan orang-orang 
tetap 
menjadi diri mereka.



The Compromise Trap 
(Jebakan Kompromi) menguraikan secara detail strategi yang 
membuat Anda tetap dalam dorongan positif—untuk diri Anda dan apa pun yang Anda 
tetapkan sebagai kebaikan yang lebih besar—terlepas dari betapa sulit 
lingkungan 
sekitar.
 
 


DATA BUKU

Penulis    : 
Elizabeth Doty

Edisi    : April 
2010

Penerbit  : Gemilang (Kelompok Pustaka Alvabet)

Ukuran    : 13 x 20 cm

Tebal  : 456 halaman

Genre : Pengembangan Diri

ISBN   : 
978-979-19974-3-0

Harga : Rp. 74.900,-



==
Pustaka Alvabet
Ciputat Mas Plaza Blok B/AD
Jl. Ir. H. Juanda No. 5A, Ciputat
Jakarta Selatan Indonesia 15411
Telp. +62 21  7494032, 
Fax. +62 21 74704875
www.alvabet.co.id




  

[ac-i] INVITATION: MENGGALI TULANG ( I Made Arya Palguna )

2010-04-26 Terurut Topik riessa wijaya





tembi contemporary cordially invite you to the opening 
of


MENGGALI TULANG by I MADE ARYA PALGUNA





 

On Tuesday, 27 April 2010, 7.30 
pm at
 
Tembi Contemporary
Jl. Parangtritis km 8,5 Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul



Jogjakarta

 
The exhibition ends on 18 May 
2010
 
Works can be viewed online at www.tembicontemporary.com


rsvp:  Ries +62 818 26 0134, rieste...@gmail.com





 


-- 
TEMBI CONTEMPORARY
Jl. Parangtritis Km 8,5
Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul
Jogja 55186
INDONESIA





t : +62 274 6881919
f : +62 274 368321
e: i...@tembicontemporary.com
w: www.tembicontemporary.com




OPENING HOURS

tues - sat  10 am - 6 pm
sunday      11 am - 5 pm

monday and public holiday CLOSED











Re: [ac-i] GRATIS Buku Panduan Manajemen Seni dari Yayasan Kelola

2010-04-26 Terurut Topik david arya
DH,mohon kami dikirimkan ketiga buku tersebut.
salam n tks.
H.Omar Jayano,SE.
SMKN 57.jl.Taman margastwa 38b
Ragunan pasar minggu
jaksel.






From: happ...@jurnas.com happ...@jurnas.com
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Sent: Mon, April 19, 2010 9:41:19 PM
Subject: Re: [ac-i] GRATIS Buku Panduan Manajemen Seni dari Yayasan Kelola

  
Mohon dikirimkan 2 buku tersebut ke

Happy. SN
085719130081/ 97622276
Majalah Arti

Gedung Jurnal nasional
Jl. Pemuda no.34
rawamangun
Jakarta timur 13220

www.arti-online. com

Mohon juga dikirimkan kepada

 Agus Nur Amal
 Galeri pmtoh. jl. Rawasari Selatan 1. no 6. Jakarta Pusat. 10510.

 Terimakasih
 agus




  _ _ __
 From: kurie_suditomo@ yahoo.com kurie_suditomo@ yahoo.com
 To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com; i...@keloka. or.id
 Sent: Sat, April 17, 2010 3:17:39 PM
 Subject: Re: [ac-i] GRATIS Buku Panduan Manajemen Seni dari Yayasan Kelola

 Â 

 Mohon juga dikirim ke Sarasvati Art Management, suite 4802, Menara BCA
 Grand Indonesia, Jl. MH Thamrin no. 1, Jakarta 10310.

 Terimakasih banyak,

 Kurie Suditomo

 Powered by Telkomsel BlackBerry®
  _ _ __

 From: Nurdin Kalim ka...@mail.tempo. co.id
 Date: Thu, 15 Apr 2010 19:27:53 +0700
 To: artculture- indonesi a...@yahoogroups. com
 Subject: Re: [ac-i] GRATIS Buku Panduan Manajemen Seni dari Yayasan Kelola
 Â 
 Kalau tak keberatan, mohon kami di Komunitas Seni TEMPO (Majalah TEMPO,
 Koran Tempo, dan Tempointeraktif) dikirimi 3 buku tersebut ke alamat kami:

 Nurdin Kalim
 Majalah TEMPO
 Jalan Proklamasi No 72
 Jakarta Pusat
 10320

 Kami mengucapkan banyak2 terimakasih. Salam.

 Choirul Anwar wrote:



 Saya Rully Anwar wartawan radio Suara Surabaya yang banyak meliput
 seni budaya, tertarik dengan buku yang diterbitkan yayasan kelola,
 mohon bisa kami dikirim buku berikut ini,
 *1. Perencanaan dan Pengelolaan Event dan Festival,
 2. Pameran Keliling;Sebuah Panduan Praktis untuk Galeri dan Museum
 Seni Indonesia dan
 3. Panduan Pengembangan Budaya Masyarakat.*

 Adapun alamat kami:
 Radio Suara Surabaya
 Jalan Wonokitri Besar 40/C
 Surabaya
 C 0811347466
 T 31-5683040

 -Original Message-
 From: abdul malik filantrophi@ yahoo.com
 To: Banyumili_kebudayaa n...@yahoogroups. com,
 artculture-indonesi a...@yahoogroups. com,
 jambore_kebudayaan@ yahoogroups. com, pojokteater@ yahoogroups. com,
 ngobrolin_teater@ yahoogroups. com,
 forum_teater_ indonesia@ yahoogroups. com,
 woroworosenikita@ yahoogroups. com,
 komunitas_merapi@ yahoogroups. com, dik...@yahoogroups. com,
 mediac...@yahoogrou ps.com, lintas...@yahoogrou ps.com,
 peremp...@yahoogrou ps.com, jurnali...@yahoogro ups.com,
 media-jatim@ yahoogroups. com, kebuday...@yahoogro ups.com
 Date: Tue, 13 Apr 2010 17:25:22 -0700 (PDT)
 Subject: [ac-i] GRATIS Buku Panduan Manajemen Seni dari Yayasan
 Kelola


 *GRATIS Buku Panduan Manajemen Seni dari Yayasan Kelola*
 Kelola bersama dengan beberapa institusi kesenian Australia
 (Asialink, NETS Australia, CCDNSW dan University of Technology
 Sydney) meluncurkan tiga buah buku panduan yang berguna dalam
 membantu pembelajaran kesenian bagi para pelaku seni di Indonesia
 pada 31 Maret 2010.

 Ketiga buku yang tersebut adalah:
 *1. Perencanaan dan Pengelolaan Event dan Festival,
 2. Pameran Keliling;Sebuah Panduan Praktis untuk Galeri dan Museum
 Seni Indonesia dan
 3. Panduan Pengembangan Budaya Masyarakat.

 *Bagi Anda yang berminat, mohon sediakan data lengkap (nama,
 alamat, email, no. telpon  jumlah buku yang dikehendaki) dan
 segera hubungi kami melalui email i...@kelola. or.id atau telpon ke
 021-739 9311.
 Buku dapat diambil di kantor Kelola:
 Jl. Cikatomas II no.33,
 Kebayoran Baru
 Jakarta Selatan – 12180.

 Bagi yang bertempat tinggal di luar Jakarta, buku akan segera kami
 kirimkan ke alamat Anda setelah ongkos kirim kami terima.
 300 pengiriman pertama, ongkos kirim masih cuma-cuma berkat
 dukungan dari Asialink.
 http://www.kelola. or.id/newskata. asp?id=295 idT=1bhs= I
 http://www.kelola. or.id/newskata. asp?id=295 idT=1bhs= I








 Mo





 


  

[ac-i] PARADE TEATER V MAN NGAWI

2010-04-26 Terurut Topik abdul malik


 
  
  
  
  
  
  
  
   
  
 
  
   PARADE TEATER V MAN NGAWI

   
   sabtu, 24 april 2010 pukul 19.30 wib
   Dhanyang karya/sutradara Kusprihyanto Namma
   
   ahad, 25 april 2010 pukul 08.00 wib
   parade teater v man ngawi
   1.teater cobhe, naskah petualangan bejo, sutradara napik
   2.teater gotri, naskah santri gemblung, sutradara erdik
   3.teater the comice, naskah jojko kendil, sutradara anis
   4.teater kutu, naskah goro-goro jimat, sutradara bagus
   5.teater monggo, naskah ande-ande lumut sutradara rifa
   6.teater d,comman a, naskah calonarang, sutradara vivi
   
   ahad, 25 april 2010 jam 19.30 wib
   monolog blong oleh mh iskan dan skak oleh kusprihyanto namma
   
   tempat
   aula depag ngawi jl.kartini 15 ngawi
   
   kontak person:
   Kusprihyanto Namma
   teater magnit ngawi
   0857 90 21 7124
  
 


  

[ac-i] CATATAN KRONOLOGIS SEKITAR PERISTIWA GERAKAN G.30 S/PKI

2010-04-26 Terurut Topik Mira Wijaya Kusuma
Sumber dari buku : Memoar Mayor Jendral Raden Pranoto Reksosamodra.

CATATAN KRONOLOGIS SEKITAR PERISTIWA GERAKAN G.30 S/PKI


Di bawah ini adalah beberapa catatan ringkas dari saya, sekitar kejadian dan 
peristiwa baik yang saya alami maupun saya ketahui sekitar gerakan G.30S/PKI 
yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965. Singkatnya secara kronologis dan 
numerik dapat saya tuliskan disini sbb.:

Pertama, pada tanggal 1 oktober 1965 kurang lebih jam 06.00 pada saat saya 
sedang mandi, maka datanglah Brig.Jen Dr. Amino (Ka.Dep.Psychiatri RSGS 
Jakarta) yang dengan serta-merta memberitahukan tentang diculiknya Let.Jen. 
A.Yani beserta beberapa Jenderal lainnya oleh sepasukan bersenjata yang belum 
diketahuinya. Sesudah mandi, maka saya segera berangkat ke MBAD dengan 
mengenakan pakaian dinas lapangan.

Kedua, setibanya di MBAD dan setelah menampung beberapa berita dari beberapa 
sumber, maka oleh karena pada saat itu saya kebetulan sebagai Pati yang 
berpangkat tersenior, saya segera memprakarsai untuk mengadakan rapat darurat 
diantara para asisten Men./pangad atau wakilnya yang hadir pada saat itu di 
MBAD, yaitu para pejabat teras SUAD dari asisten Men.Pangad sampai asisten VII 
Men.Pangad termasuk Irjen P.U dan Pejabat Sekretariat.
Setelah menampung beberapa laporan dan keterangan dari sumber-sumber yang dapat 
dipercaya, maka rapat menyimpulkan: Secara positif bahwa Let. Jen. A.Yani 
beserta lima orang Jenderal lainnya telah diculik oleh sepasukan penculik yang 
pada saat itu belum dapat dikenal secara nyata.
Berikutnya, rapat memutuskan untuk menunjuk May.Jen Soeharto Pang.kostrad agar 
bersedia mengisi pimpinan AD yang terdapat vacuum. Melalui korier khusus, maka 
keputusan rapat kita sampaikan kepada May.Jen Soeharto di MAKOSTRAD.

Ketiga, pada hari itu juga tanggal 1 Oktober 1965 k.l jam: 09.00 saya menerima 
laporan dari MBAD yang mengatakan bahwa menurut siaran RRI saya ditunjuk oleh 
Presiden/Panglima tertinggi untuk menjabat sebagai carataker Men./Pangad. Oleh 
karena baru merupakan berita, maka saya tetap tinggal di Pos Komando MBAD untuk 
menunggu perintah lebih lanjut.

Keempat, bahwa pada hari itu juga tanggal: 1 Oktober 1965 sesudah saya menerima 
berita tentang penunjukkan saya untuk menjabat sebagai carataker Men./Pangad, 
maka berturut-turut datanglah utusan-utusan dari Presiden/Panglima Tertinggi 
yaitu:
1. Let.Kol.Inf. Ali Ebram, Kasi I Staf Resimen Cakrabirawa yang datang k.l jam: 
09.30
2. Brig.Jen. TNI Soetardio, Jaksa Agung, bersama Brig.Jen. Soenarjo, Ka.Reserse 
Pusat Kejaksaan Agung yang datang bersama pada jam: 10.00 (k.l)
3. Kolonel Bambang Wijarnako, Ajudan Presiden/Pangti yang datang sekitar j am: 
12.00.

Oleh karena saya sudah terlanjur masuk dalam hubungan komando taktis dibawah 
May.Jen. Soeharto (vide titik 2 di atas), maka saya tidak dapat secara langsung 
menghadap dengan tanpa seidzin May.Jen. Soeharto sebagai pengganti Pimpinan AD 
saat itu.
Atas dasar panggilan dari utusan-utusan tersebut di atas, sayapun berusaha 
mendapatkan idzin dari May.Jen Soeharto. Akan tetapi May.Jen Soeharto selalu 
melarangnya saya untuk menghadap Presiden/Pangti dengan alasan bahwa dia 
(May.Jen. Soeharto) tidak berani[/i] mereskir[/i] (menjamin,ed) kemungkinan 
tambahnya Jenderal lagi apabila dalam keadaan yang sekalut itu saya pergi 
menghadap Presiden. Saya tetap menaati perintahnya untuk tinggal di MBAD.

Kelima, pada malam hari berikutnya, yaitu pada tanggal 1 Oktober 1965 k.l. jam: 
19.00 saya dipanggil rapat oleh Jenderal Nasution, KSAB di Markas KOSTRAD untuk 
menghadiri rapat.
Kecuali Jenderal Nasution yang hadir, juga dihadiri oleh May.Jen Soeharto, 
May.Jen Moersyid, May.Jen Satari dan Brig.Jen Oemar Wirahadikusumah.

Jenderal Nasution secara resmi menjelaskan, bahwa saya mulai ini hari ditunjuk 
oleh Presiden/Pangti untuk menjabat sebagai carataker Men./Pangad, yang 
selanjutnya menanyakan kepada saya bagaimana pendapat saya secara pribadi.
Saya menjawab, bahwa sampai saat itu saya sendiri belumlah menerima 
pengangkatan secara resmi secara hitam di atas putih. Maka saya berpendapat 
agar sementara waktu belum dikeluarkannya pengangkatan resmi (tertulis) dari 
Presiden/Pangti entah nantinya kepada siapa di antara kita, lebih baik kita 
menaruh perhatian kita dalam usaha menertibkan kembali keadaan yang darurat 
pada saat itu yang ditangani langsung oleh Pang.Kostrad (May.Jen Soeharto) yang 
juga kita percayakan untuk sementara menggantikan pimpinan AD.
Akan tetapi mengingat pada saat itu suara dan kesan dari media massa yang 
memuat berita-berita adanya usaha untuk menentang keputusan Presiden/Pangti 
tentang penunjukkan saya sebagai carataker Men./Pangad. Maka oleh Jenderal 
Nasution saya diminta agar pada tanggal 2 Oktober 1965 pagi mengadakan 
wawancara pers yang direncanakan di Senayan. Saya bersedia.

Keenam, tanggal 2 Oktober 1965, menjelang waktu saya akan mengadakan wawancara 
pers, maka tiba-tiba May.Jen Soeharto dan saya mendapatkan panggilan dari