[ac-i] SIARAN PERS: Teater Layar di Rutan Klas I Medaeng [1 Attachment]
Salam Budaya, Lakon “Rasanya Baru Kemarin” oleh narapidana/ penghuni Rutan Klas I Medaeng yang tergabung dalam Kelompok Teater Layar diangkat berdasarkan pengalaman para pemainnya itu sendiri. Mereka, terpidana berbagai kasus, yang tergabung dalam kelompok teater ini, ada yang baru sekali masuk sel tahanan dan ada yang berkali-kali, bahkan ada yang lebih dari lima kali. Sutradara asal Teater Bengkel Muda Surabaya, Zainuri, menggarapnya dalam seni pertunjukan yang empirik sehingga pertunjukan ini bagian dari terapi penyadarannya. Namun para pemain beranggapan bahwa ini bukan teater melainkan bagian dari media untuk mengungkap isi perasaan yang selama ini dirasa tidak bisa keluar, sekaligus mengeluarkan air mata yang lama sudah tidak bisa keluar atau bahkan dirasa sudah habis. Lakon ini akan dipentaskan, Kamis, 6 Mei 2010, pukul 13.00, di lingkup Rutan Klas 1 Medaeng, Jl. Letjen Sutoyo, Medaeng, Waru, Sidoarjo. Sayangnya tertutup untuk umum karena pihak keamanan Rutan belum siap mengantisipasi berbagai kemungkinan terburuk, semisal kemungkinan tahanan yang berupaya melarikan diri saat acara berlangsung. Surabaya, 1 Mei 2010 Hormat Kami, a/n Panitia Hanif Nashrullah
[ac-i] LUDRUK REMAJA: “Derita Tanpa Batas”
Salam Budaya! Bermula dari keresahan akan punahnya kesenian ludruk di kalangan remaja, memaksa kami tidak bisa tinggal diam. Sekelompok komunitas yang masih peduli akan regenerasi dan pelestarian seni ludruk mencoba menghidupkan kembali kesenian asli Jawa Timur tersebut sebagai khasanah budaya bangsa agar bisa bersaing dengan masuknya budaya modern dan bisa diterima di semua kalangan. Dengan latar belakang yang sama, Ludruk Pinggir Laut (SMAN 3 Surabaya), Ludruk Djaja Makmoer (SMAN 5 Surabaya), Ludruk Sunan Prapen (SMAN 16 Surabaya), Ludruk Twenty One (SMAN 21 Surabaya) dan Komunitas Ludruk Remaja ‘Marsudi Laras’ membentuk sebuah wadah bernama Komunitas Ludruk Remaja Surabaya. Ternyata komunitas ini mendapat respon positif dari berbagai pihak terutama UPTD THR Surabaya. Kampung Seni THR memberikan fasilitas untuk mewujudkan visi dan misi kami. Dengan segala keterbatasan, komunitas ini mencoba untuk berproses demi pelestarian kesenian ludruk dan menunjukan kepada semua kalangan bahwa regenerasi seniman ludruk di Surabaya masih berlangsung. Ini semua terwujud dengan diselenggarakannya Pagelaran Ludruk Remaja yang akan digelar pada hari Sabtu, 27 Maret 2010, di Kampung Seni THR Surabaya, dengan lakon “Derita Tanpa Batas”. Dengan pementasan ini, besar harapan kami mendapat tanggapan positif dari berbagai macam pihak serta mendapatkan dukungan yang lebih. Kami juga berharap pada generasi muda yang lain agar bisa bergabung dan berpartisipasi dalam pelestarian kesenian ludruk. Surabaya, 24 Maret 2010 Hormat Kami, a/n Komunitas Ludruk Remaja Surabaya Taufiq Solekhuddin (HP: 081330088513)
[ac-i] SIARAN PERS: Puisi Tubuh yang Runtuh [1 Attachment]
Salam Budaya! Tubuh itu tanah. Tubuh itu air. Tubuh itu tanah air. Kita semua yang berasal dari tanah akan kembali ke tanah. Sutradara Teater Payung Hitam, Rachman Sabur, benar-benar merasakan itu ketika terserang stroke, kurang lebih setahun yang lalu. Dia benar-benar merasa seperti mau mati ketika tubuhnya sama sekali tidak bisa digerakkan dan juga tidak bisa ngomong akibat penyakit yang biasanya susah disembuhkan ini. Namun, Babe, begitu pria kelahiran Bandung, 12 September 1957, itu akrab disapa, tidak menyerah begitu saja. Dia terus berjuang dan melawan. Spirit yang diberikan oleh teman-temannya menjadi modal utama. Salah satu upayanya untuk bangkit itu, dia selalu mencoba untuk berteriak meskipun sangat susah sekali. Di saat seperti itulah dia akhirnya mencoba melihat keadaan pada dirinya sendiri dan kemudian perlahan bangkit berawal dari tubuhnya sendiri. Begitulah Babe menemukan obat bagi penyakitnya ini. Dia menerapi dirinya sendiri lewat teater. Di saat sakit, ketika susah bergerak dan susah berbicara, dia mengumpulkan seluruh aktor dan tim kerjanya. Dia berusaha berteriak dengan berkreativitas. Hasilnya adalah 'Puisi Tubuh yang Runtuh'. Sebuah reportoar tentang pribadi Babe dalam berjuang melawan stroke. Sudah banyak orang yang terserang penyakit stroke seperti saya. Banyak pula di antaranya yang telah runtuh. Stroke itu seperti pembunuhan karakter. Tapi saya akan terus melawan dan hingga hari ini saya terus melawan meski itu tidak mudah, ujar Babe. Seperti karya-karya Babe bersama Teater Payung Hitam lainnya yang terdahulu, reportoar 'Puisi Tubuh yang Runtuh' juga disisipi unsur tradisi. Kali ini Babe menggunakan Topeng Cirebon yang memiliki nilai historis dan filosofis tinggi sebagai simbol dalam pertunjukannya. Topeng Panji dan Kelana digunakan karena karakternya dianggap mirip dengan tingkah polah manusia yang susah sekali menguasai jika dihadapkan dengan emosi dan nafsu. Lakon ‘Puisi Tubuh yang Runtuh’ oleh Teater Payung Hitam ini akan dipentaskan di Gedung Cak Durasim, Jl. Gentengkali 85 Surabaya, Kamis malam, 25 Maret 2010, mulai pukul 19.00. Tiket Box bisa didapat mulai sekarang di Dewan Kesenian Surabaya, Kompleks Balai Pemuda, Jl. Gubernur Suryo 15 Surabaya, seharga Rp. 50 ribu (VIP) dan Rp. 10 ribu (Ekonomi). Tiket juga bisa langsung dipesan dengan menghubungi Saudara Luhur Kayungga di nomor ponsel 081230777411 dan M. Sholeh, 085850509296. Acara ini terselenggara berkat kerjasama Teater Payung Hitam dan Dewan Kesenian Surabaya. Surabaya, 23 Maret 2010 Hormat Kami, a/n Dewan Kesenian Surabaya Hanif Nashrullah
[ac-i] SIARAN PERS: Bekas Rias di Panggung (Tour on Solo)
Salam Budaya! Monolog ‘Bekas Rias di Panggung’ Tour on Solo, menampilkan empat aktor sepuh berusia mendekati 60 tahun ke atas. Pementasannya akan berlangsung di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah, Jl. Ir. Sutami 57 Surakarta, Kamis malam, 28 Januari 2010, mulai pukul 19.00. Keempat aktor yang akan bermonolog ini, yaitu Multato (60 tahun), Mastohir (65), Fatimah (60) dan Suliswanto (58), masing-masing berasal dari basic seni pertunjukan teater yang berbeda-beda. Multato, misalnya, mendalami teater modern. Dia aktor kawakan dari kelompok Sanggar Teater Nuansa. Sementara itu, Mastohir, Fatimah dan Suliswanto adalah aktor yang berangkat dari seni teater tradisi. Mastohir adalah anggota Kelompok Srimulat, pernah menjadi Sutradara di kelompok yang membesarkan nama Tarzan, Basuki, Timbul, Asmuni, dan lain sebagainya ini, di tahun 1980 hingga pertengahan 1990-an. Sedangkan Suliswanto adalah pemain Ludruk dan pernah menjadi Sutradara Ludruk RRI selama dua dasawarsa. Sementara itu, Fatimah, di masa mudanya adalah aktris Ketoprak. Di masanya, mereka adalah aktor yang pernah menjadi kebanggaan Kota Surabaya. Hingga kini, boleh dibilang, mereka adalah orang-orang yang tampaknya sudah mantap memilih jalan hidup lewat teater. Terbukti, meski sudah lama tidak memperoleh ruang tampil, keempatnya masih selalu hadir di setiap peristiwa kebudayaan, khususnya dalam even-even pementasan teater, baik di Surabaya maupun di luar kota, walau sekadar hanya menjadi penonton. Untuk pentas monolog ‘Bekas Rias di Panggung, 28 Januari di Surakarta nanti, mereka telah menyiapkan perannya masing-masing. Fatimah akan mementaskan lakon 'Sritanjung', sebuah kisah legenda dari Banyuwangi. Mastohir akan menampilkan lakon ‘Jo Kasmo’ yang diilhami naskah Nyanyian Angsa, karya Anton Chekov. Multato akan memainkan lakon ‘Maling’, naskah karya Yulius Siramanual. Sedangkan Suliswanto akan memungkasinya dengan lakon karyanya sendiri yang berjudul 'Mak Satona’. Mereka layak diketengahkan kembali dengan format monolog seraya menakar kekuatannya berakting. Karena itu kami sangat mengharap kehadiran Anda untuk menyaksikannya. Surabaya, 25 Januari 2010 a/n Panitia Hanif Nashrullah
[ac-i] Lomba Tulis dan Foto utk Jurnalis
Pak Moderator, numpang nyebar informasi yah, kali aja bermanfaat dan rekan2 wartawan ada yg berminat... Salam, Hanif -- 50 TAHUN WIJAYA KARYA MENGADAKAN LOMBA PENULISAN ARTIKEL FOTO TEMA : GOLDEN STEP TO BEST - Lima puluh tahun WIKA berkarya untuk bangsa - WIKA sebagai salah satu pendukung kemajuan ekonomi bangsa melalui pembangunan infrastruktur. - Peran WIKA dalam pembangunan ekonomi di masa depan - Kontribusi WIKA dalam mencapai target pembangunan ekonomi. Syarat lomba penulisan artikel 1. peserta adalah wartawan media massa nasional 2. karya tulis harus sesuai dengan tema yang diangkat 3. peserta bebas memilih tema yang diangkat dan bisa mengirimkan karya tulis sebanyak banyaknya. 4. karya tulis dipublikasikan di media cetak nasional dan regional antara Desember 2009- Pebruari 2010 5. kriteria yang dijadikan sebagai dasar penilaian artikel adalah : - sesuai dengan tema, aktual dan faktual serta berbasis pada riset. - tulisan memperlihatkan kinerja 50 tahun terakhir dan menunjukan keunggulan WIKA. - tulisan memberikan usulan bagaimana kiprah WIKA di masa depan. - tulisan yang memuat foto mempunyai nilai lebih - daya tarik isi tulisan - memberi bobot edukasi kepada masyarakat. Syarat lomba foto 1. foto harus sesuai dengan tema yang diangkat 2. dicetak dalam kertas A4/ukuran 10 R 3. setiap peserta boleh mengirimkan foto sebanyak banyaknya. 4. foto tidak harus dipublikasikan di media cetak nasional dan regional. Bila dipublikasikan semakin baik. 5. kriteria foto : foto memiliki kesesuaian dengan tema, visualisasi, artistik, dan ketajaman foto. 6. maksimal pengiriman foto sebanyak 3 lembar ke panitia disertai dengan judul foto, lokasi foto dan identitas dengan dibuktikan melalui kartu press. 7. objek foto adalah proyek wijaya karya baik yang sudah eksis maupun lagi berjalan. 8. objek foto bisa proyek jalan, bangunan, konstruksi atau infrastruktur yang lain sepanjang itu adalah proyek wika yang ada di masing masing daerah. 9. setiap karya foto yang masuk menjadi hak milik panitia WIKA, dan dapat dipergunakan untuk kepentingan wika seperti materi promosi lainnya. 10. bagi peserta yang mau mengetahui apa saja proyek wika di jabotabek maupun di daerah, bisa menghubungi panitia melalui emai prasetyo.ga...@yahoo.com. Pengiriman artikel atau foto : - tulisan atau foto asli bukan saduran atau terjemahan - naskah atau foto merupakan tulisan atau foto yang bisa dipertanggungjawabkan - setiap penulis atau fotografer dapat mengirimkan lebih dari satu naskah atau guntingan berita atau foto, - peserta menyerahkan CV, pas photo 4x6 dan fotocopy kartu pers yang berlaku - mengirimkan bukti penerbitan di media cetak dan atau media online - artikel dikirim ke Panitia Lomba Artikel dan Foto Wijaya Karya, Lima Puluh Tahun Berbakti untuk Negeri. d/a : PT Wijaya Karya, Jalan DI Panjaitan Kav 9, Jakarta 13340, up nya humas wika (Firlan/Yuliana) atau bisa juga kirim softcopynya ke email : hu...@wika.co.id, prasetyo.ga...@yahoo.com, yulianatriwijaya...@wika.co.id - identitas penulis dicantumkan di belakang amplop atau di dalam email - pengiriman artikel dari tanggal 20 Desember 2009 sampai 25 Pebruari 2010 - tulisan atau foto akan dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari direksi wika, ade armando (dosen komunikasi fisip UI), Budiarto Shambazy (wartawan senior), Oscar Motulloh (Photografer senior) HADIAH LOMBA - hadiah lomba artikel juara 1 : Rp 10 juta plus laptop juara 2 : Rp 7,5 juta. juara 3 : Rp 5 juta hadiah hiburan pengirim artikel terbanyak : laptop -hadiah lomba foto juara 1 : Rp 10 juta plus kamera juara 2 : Rp 7,5 juta juara 3 : Rp 5 juta hadiah hiburan pengirim foto terbanyak : Laptop Penyerahan hadiah akan dilaksanakan pada peringatan HUT WIKA pada tanggal : 11 maret 2010 waktu : pukul 10.00- pukul 12.000 WIB catatan : bagi yang berada di luar Jakarta, maka panitia akan mengundang pemenang saat penyerahan hadiah. Segala akomodasi dan transportasi ditanggung panitia. atau hadiah penyerahan hadiah bisa dilakukan melalui perwakilan yang ada di Jakarta. keterangan lebih lanjut bisa hubungi : humas wika Yuliana : 0815 8604 9518, 081384134997 Email : yulianatriwijaya...@wika.co.id
[ac-i] UNDANGAN PERS: Pitut Soeharto Angkat Bicara!!! [1 Attachment]
Dimohon dengan hormat kehadiran rekan-rekan wartawan, politisi, seniman, budayawan, aktivis dari berbagai bidang, serta khalayak umum untuk menyimak ceramah kebangsaan oleh Mantan Direktur Operasi Khusus Intelijen Indonesia, Prof. Dr. Pitut Soeharto, SH, SE, PhD, dalam acara Pembukaan Pameran Seni Rupa Lingkungan ‘Color of my Soul’, karya Hamid Nabhan, pada hari Senin, 23 November 2009, pukul 19.00, di Lobby Hotel Mercure Grand Mirama, Jl. Raya Darmo 68 – 78 Surabaya. Khususnya untuk rekan-rekan pers, dalam kesempatan ini, panitia juga akan menyediakan waktu dan tempat untuk bertanya jawab dengan Pitut Soeharto tentang kondisi perpolitikan terkini negeri ini. Semisal tentang dagelan ‘Ludruk Suroboyoan’ dalam kasus ‘Cicak vs Buaya’ yang memunculkan nama Anggodo dan kawan-kawan yang menggemparkan itu, atau tentang sosok Yulianto dalam kasus serupa yang oleh banyak kalangan dianggap sebagai tokoh fiktif belaka, dan lain sebagainya. Pitut Soeharto dipastikan siap menjawab semuanya dari kaca mata intelijen. Demikian diharap kehadirannya tepat waktu. Surabaya, 20 November 2009 Hormat Kami, a/n Panitia Hanif Nashrullah Contact Person: Email: hanifnashrul...@gmail.com Telp: Zainuri, +6281357473656
[ac-i] UNDANGAN: Halte Sastra DKS V
Salam Budaya, Halte Sastra Dewan Kesenian Surabaya (DKS) V menampilkan dua penyair muda, Andreas Wicaksono (reporter TV) dan Tsalis Abdul Aziz (Komunitas Rabu Sore/ Unesa). Ajang pertemuan penyair muda Jawa Timur ini akan berlangsung pada Sabtu malam, 7 November 2009, mulai pukul 19.00 – 22.00, di Galeri Surabaya, Kompleks Balai Pemuda, Jl. Gubernur Suryo 15 Surabaya. Kedua penyair akan didampingi oleh pembicara, Zeus Anggara, dari Forum Sastra Luar Pagar (Unair). Dijadwalkan pula akan turut tampil dalam acara ini musikalisasi puisi oleh Gita, Nisa dan Iwan dari Komunitas Esok. Sedangkan jalannya diskusi akan dipandu oleh moderator, Aziz Malna, dari Forum Sastra Luar Pagar (Unair). Halte Sastra Dewan Kesenian Surabaya didukung oleh Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) dan Harian Sore Surabaya Post. Acara ini terinspirasi dari kegiatan serupa yang pernah digelar di tahun 1990-an. Pada masa itu kesusastraan di Surabaya mengalami kemajuan pesat dan memunculkan banyak sastrawan bertalenta tinggi dengan beragam eksplorasi karya. Bedanya, para sastrawan muda yang bermunculan di masa sekarang ini berkembang tanpa kritik sastra. Halte Sastra Dewan Kesenian Surabaya diharapkan bisa memediasi kebutuhan itu. Acara ini terbuka untuk umum dan gratis. Setiap pengunjung mendapatkan buku antologi puisi dari kedua penyair tersebut. Surabaya, 6 November 2009 a/n Dewan Kesenian Surabaya Hanif Nashrullah
[ac-i] UNDANGAN: Halte Sastra DKS III
Salam Budaya. Halte Sastra Dewan Kesenian Surabaya (DKS) III menampilkan dua penyair muda, yaitu Wildan Bastomi (Gapus/ Unair) dan Winarti (Cybersastra). Ajang pertemuan penyair muda ini akan berlangsung pada Sabtu siang, 5 September 2009, mulai pukul 14.00 – 17.00, di Galeri Surabaya, Kompleks Balai Pemuda, Jl. Gubernur Suryo 15 Surabaya. Dijadwalkan pada acara ini akan turut tampil musikalisasi puisi oleh Kharis Juniandharu dari Unair. Sedangkan jalannya diskusi akan dipandu oleh moderator, Rahmat Giryadi, redaktur budaya Surabaya Post. Adapun Halte Sastra Dewan Kesenian Surabaya sebenarnya terinspirasi dari kegiatan serupa yang pernah digelar di tahun 1990-an. Pada masa itu kesustraan di Surabaya mengalami kemajuan pesat dan memunculkan banyak sastrawan bertalenta tinggi dengan beragam eksplorasi karya. Bedanya, para sastrawan muda yang bermunculan di masa sekarang ini berkembang tanpa kritik sastra. Halte Sastra Dewan Kesenian Surabaya diharapkan bisa memediasi kebutuhan itu. Acara ini terbuka untuk umum dan gratis. Surabaya, 3 September 2009 a/n Dewan Kesenian Surabaya Hanif Nashrullah
[ac-i] UNDANGAN: Halte Sastra DKS II
Salam Budaya! Halte Sastra Dewan Kesenian Surabaya (DKS) II menampilkan dua penyair muda, yaitu Timur Budi Raja (Bangkalan) dan Dody Kristianto (Sidoarjo). Ajang pertemuan penyair muda ini akan berlangsung pada Sabtu malam, 8 Agustus 2009, mulai pukul 19.00 – 22.00, di Galeri Surabaya, Kompleks Balai Pemuda, Jl. Gubernur Suryo 15 Surabaya. Dijadwalkan akan turut tampil bintang tamu Ndindy Indiaty. Aktris senior Teater Bengkel Muda Surabaya ini akan membacakan cerpen berjudul ‘Katakan pada Suatu Hari Minggu’ karya Sirikit Syah. Kira-kira dua tahun yang lalu, Ndindy pernah membawakan cerpen ini secara Monolog di Galeri Surabaya yang disutradarai oleh Rusdi Zaki. Baik Rusdi Zaki dan Sirikit Syah juga dijadwalkan hadir pada Halte Sastra DKS yang telah berlangsung untuk kedua kalinya ini. Adapun Halte Sastra Dewan Kesenian Surabaya sebenarnya terinspirasi dari kegiatan serupa yang pernah digelar di tahun 1990-an. Pada masa itu kesustraan di Surabaya dan sekitarnya mengalami kemajuan pesat. Banyak muncul sastrawan bertalenta tinggi dengan beragam eksplorasi karya. Tercatat di era itu lahir Saiful Hadjar, Arif Bagus Prasetyo, Mardi Luhung, S. Jai, Leres Budi Santoso, W. Haryanto, Sony Karsono, Riadi Ngasiran, Tjahjono Widarmanto, Tjahjono Widijanto, Rusdi Zaki, Zainuri, Budi Palopo, Tengsoe Tjahyono, R Giryadi, Bonari Nabonenar, Ratna Indraswari Ibrahim, Sirikit Syah, Shoim Anwar, Djoko Prakosa, Widodo Basuki, S. Yoga, dan sebagainya. Seiring berkembangnya waktu, menyusul generasi baru sastrawan di Surabaya mulai bermunculan. Tercatat nama-nama seperti Indra Tjahyadi, Mashuri, F. Aziz Manna, Muhammad Aris, Imam Muhtarom, Deni Try Aryanti, Sinta Yudisia dan Lan Fang. Mereka eksis tak lain karena ditunjang oleh dukungan berbagai lembaga kesenian. Misalnya Dewan Kesenian Surabaya, Kelompok Seni Rupa Bermain, Bengkel Muda Surabaya, berbagai komunitas kesenian di kampus, dan lain sebagainya. Keberadaan media massa juga turut memberi andil bagi proses kreatif sastrawan. Tercatat ada beberapa media di Surabaya yang menyediakan ruang sastra bagi sastrawan lokal di masa itu. Misalnya Surabaya Post, Karya Darma, Jawa Pos, Mimbar Pembangunan Agama, “Kayu Roya” Memorandum, Majalah Kidung, Bende, Buletin DKS. Tak mau kalah dari generasi sebelumnya, di era sekarang, yang sampai saat ini masih berproses, muncul pula sastrawan-sastrawan yang lebih muda. Ada nama-nama seperti A. Muttaqien, Ahmad Faisal, Dheny Jatmiko, Didik Wahyudi, Alex Subairi, Kukuh Yudha Karnanta, Arif Djunianto, Dodi Kristanto, Umar Fauzi, Winarti, Nisa Ayu Amelia, Siti Fatimah, Aziz, Timur Budi Raja, M Fauzi, Benazir Nafilah, Andreas Wicaksono, Paul Javed Syatha, Dadang Ari, Fahrudin Nasrullah, Nurel, dan masih banyak lagi. Bedanya, keberadaan kolom esai sastra di media massa kini tidak berperan maksimal seperti dulu lagi khususnya dalam hal membangun kritik atau apresiasi sastra secara sehat. Juga tak ada lagi ruang publik yang menggelar diskusi sastra secara ajeg. Padahal ruang diskusilah yang kerap menelorkan kritik dan apresiasi karya sastra. Karena itu, boleh dikata, para sastrawan muda di masa sekarang ini akhirnya berkembang tanpa kritik sastra. Halte Sastra Dewan Kesenian Surabaya diharapkan bisa memediasi kebutuhan itu. Acara ini terbuka untuk umum dan gratis. Surabaya, 7 Agustus 2009 a/n Dewan Kesenian Surabaya Hanif Nashrullah
[ac-i] Undangan Sarasehan DKS
TEMA: Gedung Kesenian di Antara Impian dan Harapan Bangunan eks bioskop Mitra 21 di Kompleks Balai Pemuda Surabaya telah mulai dibongkar sejak akhir pekan lalu. Selanjutnya di lokasi tersebut akan dibangun gedung kesenian senilai Rp 6,2 miliar. Pemenang tender proyek pembangunan gedung ini ditargetkan harus tuntas Desember 2009 untuk tahap pertama. Sedangkan tahap kedua adalah finishing dijadwalkan rampung tahun depan. Gedung baru berlantai dua yang rencananya dijadikan pusat kesenian itu akan dibangun dengan model open stage multifungsi yang dilengkapi dengan perpustakaan, galeri, gedung teater dan plasa. Bagaimana tanggapan seniman dan budayawan tentang dimulainya pembangunan gedung kesenian yang sebenarnya telah lama diidamkan ini? Ikuti Sarasehan Dewan Kesenian Surabaya (DKS) bersama Pakar Tata Kota dari ITS, Prof. Ir. Johan Silas, dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unair, Aribowo, MA, pada hari Kamis, 30 Juli 2009, pukul 14.00, di Galeri Surabaya, Kompleks Balai Pemuda, Jl. Gubernur Suryo 15 Surabaya. Tampil sebagai moderator adalah Ketua Penelitian dan Pengembangan (Litbang) DKS yang saat ini juga mengajar di jurusan Seni Teater Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya, Drs. Rusdi Zaki. Acara ini gratis dan terbuka untuk umum!!! Surabaya, 28 Juli 2009 a/n Dewan Kesenian Surabaya Hanif Nashrullah
[ac-i] UNDANGAN: Doa untuk Rendra
Salam Budaya! Dewan Kesenian Surabaya mengundang seniman, pecinta seni dan khalayak umum dalam pagelaran solidaritas untuk mendoakan penyair dan dramawan, WS Rendra, pada hari Selasa, 14 Juli 2009, mulai pukul 19.00, di Halaman Galeri Surabaya, Kompleks Balai Pemuda, Jl. Gubernur Suryo 15 Surabaya. Seperti yang telah ramai diberitakan, saat ini WS Rendra, sejak sepekan terakhir, sedang terbaring di RS Persahabatan Jakarta dan kesehatannya dikabarkan terus memburuk. Untuk itu, dalam pagelaran solidaritas besok malam, seniman atau siapapun yang hadir diharapkan bantuan doanya dan sekaligus secara spontanitas bersedia tampil mengekspresikan keprihatannya di panggung terbuka yang disediakan pantia berdasarkan kesenimanannya masing-masing, minimal sekadar membaca puisi, entah itu karya sendiri atau karya-karya WS Rendra pun juga boleh. Mengingat dedikasi dan kontribusi WS Rendra dalam bidang kesenian dan kebudayaan nasional cukup besar, maka akhirnya kami sangat berharap kehadiran Anda. Demikian atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Surabaya, 13 Juli 2009 a/n Dewan Kesenian Surabaya Hanif Nashrullah
[ac-i] SIARAN PERS: Halte Sastra Dewan Kesenian Surabaya
Salam Budaya! Berpijak dari perkembangan dan kendala kesusastraan di Surabaya dan sekitarnya, Komite Sastra Dewan Kesenian Surabaya menggagas acara pembacaan puisi dan diskusi sastra bulanan bertajuk ‘Halte Sastra Dewan Kesenian Surabaya’. Acara ini dijadwalkan digelar setiap Sabtu malam, minggu kedua, yang akan diawali besok, Sabtu (11/7), mulai pukul 19.00 – 22.00, di Galeri Surabaya, Kompleks Balia Pemuda, Jl. Gubernur Suryo 15 Surabaya. Akan tampil di acara perdana ini dua penyair muda, yaitu Umar Fauzi (asal Kota Sampang, Madura) dan Arif Djunianto (Surabaya). Adapun Halte Sastra Dewan Kesenian Surabaya sebenarnya terinspirasi dari kegiatan serupa yang pernah digelar di tahun 1990-an. Pada masa itu kesustraan di Surabaya dan sekitarnya mengalami kemajuan pesat. Banyak muncul sastrawan bertalenta tinggi dengan beragam eksplorasi karya. Tercatat di era itu lahir Saiful Hadjar, Arif Bagus Prasetyo, Mardi Luhung, S. Jai, Leres Budi Santoso, W. Haryanto, Sony Karsono, Riadi Ngasiran, Tjahjono Widarmanto, Tjahjono Widijanto, Rusdi Zaki, Zainuri, Budi Palopo, Tengsoe Tjahyono, R Giryadi, Bonari Nabonenar, Ratna Indraswari Ibrahim, Sirikit Syah, Shoim Anwar, Djoko Prakosa, Widodo Basuki, S. Yoga, dan sebagainya. Seiring berkembangnya waktu, menyusul generasi baru sastrawan di Surabaya mulai bermunculan. Tercatat nama-nama seperti Indra Tjahyadi, Mashuri, F. Aziz Manna, Muhammad Aris, Imam Muhtarom, Deni Try Aryanti, Sinta Yudisia dan Lan Fang. Mereka eksis karena tak lain ditunjang oleh dukungan berbagai lembaga kesenian. Misalnya Dewan Kesenian Surabaya, Kelompok Seni Rupa Bermain, Bengkel Muda Surabaya, dan berbagai komunitas kesenian di kampus. Keberadaan media massa juga turut memberi andil bagi proses kreatif sastrawan. Tercatat ada beberapa media di Surabaya yang menyediakan ruang sastra bagi sastrawan lokal di masa itu. Misalnya Surabaya Post, Karya Darma, Jawa Pos, Mimbar Pembangunan Agama, “Kayu Roya” Memorandum, Majalah Kidung, Bende, Buletin DKS. Tak mau kalah dari generasi sebelumnya, di era sekarang, yang sampai saat ini masih berproses, muncul pula sastrawan-sastrawan yang lebih muda. Ada nama-nama seperti A. Muttaqien, Ahmad Faisal, Dheny Jatmiko, Didik Wahyudi, Alex Subairi, Kukuh Yudha Karnanta, Arif Djunianto, Dodi Kristanto, Umar Fauzi, Winarti, Nisa Ayu Amelia, Siti Fatimah, Aziz, Timur Budi Raja, M Fauzi, Benazir Nafilah, Andreas Wicaksono, Paul Javed Syatha, Dadang Ari, Fahrudin Nasrullah, Nurel, dan masih banyak lagi. Bedanya, keberadaan kolom esai sastra di media massa kini tidak berperan maksimal seperti dulu lagi khususnya dalam hal membangun kritik atau apresiasi sastra secara sehat. Juga tak ada lagi ruang publik yang menggelar diskusi sastra secara ajeg. Padahal ruang diskusilah yang kerap menelorkan kritik dan apresiasi karya sastra. Karena itu, boleh dikata, para sastrawan muda di masa sekarang ini akhirnya berkembang tanpa kritik sastra. Halte Sastra Dewan Kesenian Surabaya diharapkan bisa memediasi kebutuhan itu. Surabaya, 10 Juli 2009 a/n Dewan Kesenian SurabayaHanif Nashrullah
[ac-i] SIARAN PERS: Pengurus DKS Dikukuhkan 7 Juli
Salam Budaya!!! Surat Keputusan (SK) Walikota Surabaya tentang Dewan Kesenian Surabaya (DKS) Periode 2009 – 2014 akhirnya turun. SK itu bernomor 188.45/ 225/ 436.1.2/ 2009, tertanggal 3 Juli 2009. Menyusul diterbitkannya SK tersebut, pengukuhan pengurus DKS periode 2009 – 2014 dijadwalkan akan dilangsungkan Selasa pekan depan, 7 Juli 2009, pukul 10.00, di Ruang Lobi Lantai 2 Balai Kota, Jl. Taman Surya 1 Surabaya. Asisten Administrasi Umum Pemkot Surabaya, Drs. Suhartojo, dalam Rapat Koordinasi bersama pengurus DKS dan sejumlah pejabat dinas terkait, Jumat (3/7), memastikan prosesi pengukuhannya akan dipimpin langsung oleh Walikota, Bambang Dwi Hartono. Dipastikan pula Kelompok Musikalisasi Puisi ‘Bledhek Sigar’ akan tampil sebagai satu-satunya penyaji acara dalam prosesi pengukuhan ini. Adapun kepengurusan DKS periode 2009 – 2014 sebenarnya telah terbentuk bulan Februari lalu. Ketua Umum DKS, Sabrot D. Malioboro, ketika itu terpilih lewat Musyawarah Seniman dengan suara terbanyak . Susunan kepengurusan DKS periode 2004- 2009 selengkapnya sebagai berikut: Badan Pekerja Harian (BPH) 1. Ketua Umum: Sabrot D. Malioboro (Penyair/ Bengkel Muda Surabaya) 2. Ketua I: Sukowidodo Waluyo (Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Unair) 3. Ketua II: Hari Cahyono (Pengusaha dan Penikmat Seni) 4. Sekretaris Umum: Desemba S. Titaheluw (Pengusaha dan Penikmat Seni) 5. Sekretaris I: M. Darojad (Aktivis PPP) 6. Sekretaris II: Farid Syamlan (Aktor Teater Bengkel Muda Surabaya) 7. Bendahara Umum: Hanif Nashrullah (Aktor Teater Bengkel Muda Surabaya/ Musisi 'Bledhek Sigar') 8. Wakil Bendahara: Suyitno (Aktivis Bengkel Muda Surabaya) Badan Otonom Ketua Penelitian dan Pengembangan (Litbang): Rusdi Zaki (Penyair Bengkel Muda Surabaya Dosen jurusan Teater Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta/ STKW Surabaya) Komite-komite 1. Ketua Komite Sastra: Didik Wahyudi (Aktivis Teater Kampus 'Institut' Universitas Negeri Surabaya/ Unesa) 2. Ketua Komite Seni Rupa: M. Rizki (Perupa/ Dosen jurusan Seni Rupa STKW Surabaya) 3. Ketua Komite Teater dan Film: Harwi Mardianto (Ketua Jurusan Teater dan Film SMKN 9 Surabaya) 4. Ketua Komite Musik: Bokir Surogenggong (Musisi/ Ketua Kelompok Pengamen Jalanan Kota Surabaya) 5. Ketua Komite Tari: Diaz Tiarni (Koreografer/ Pengelola salah satu Sanggar Tari di Surabaya) Ex- Officio 1. Koordinator: Asisten Administrasi Umum Pemkot Surabaya 2. Anggota: Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya 3. Anggota: Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Pleno 1. Ketua: RM. Yunani Prawiranegara (Budayawan) 2. Anggota: Amir Kiah (Sutradara/ Teater Bengkel Muda Surabaya) 3. Anggota: Amang Mawardi (Wartawan Senior/ Penyair Bengkel Muda Surabaya) 4. Anggota: Chusnul Huda Sholeh (Aktor/ Teater Bengkel Muda Surabaya) 5. Anggota: Aribowo, MA (Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga/ Unair) 6. Anggota: Luhur Kayungga (Sutradara Teater API) 7. Anggota: Hengky Kusuma (Aktor Ludruk) 8. Anggota: Tri Broto Wibisono (Koreografer/ Kepala UPT Taman Hiburan Rakyat/ THR) 9. Anggota: Akhudiat (Budayawan/ Sutradara Bengkel Muda Surabaya) 10. Anggota: Dukut Imam Widodo (Penulis) 11. Anggota: Yudo Herbeno (Penyair Bengkel Muda Surabaya) Surabaya, 3 Juli 2009 a/n Dewan Kesenian Surabaya Hanif Nashrullah
[ac-i] SIARAN PERS: Dongeng Pancasila oleh Garin Nugroho dan Franky Sahilatua
Salam Budaya! Dewan Kesenian Surabaya mempersembahkan ‘Dongeng Pancasila’ yang akan dibawakan oleh sutradara film, Garin Nugroho, dan musisi, Franky Sahilatua, secara bersamaan di atas satu panggung. Acara ini terbuka untuk umum dan gratis pada hari Senin, 15 Juni 2009, mulai pukul 19.00 hingga 22.00,di Gedung Cak Durasim, Jl. Gentengkali 85 Surabaya. ‘Dongeng Pancasila’ diharapkan menjadi salah satu alternatif cara berkomunikasi dalam memberikan pendidikan kewarganegaraan kepada masyarakat. Terlebih, di tengah hiruk pikuk momen Pemilu dan Pilpres seperti saat ini---ketika masyarakat politik terkikis oleh politik uang, citra, konsumerisme dan kekuasaan itu sendiri---yang justru semakin membuat masyarakat tak cukup respek pada nilai dasar seperti Pancasila karena hanya dianggap sebagai dongeng belaka. Untuk itu, Garin Nugroho telah menyiapkan 14 cerita dongeng berisi pesan-pesan kebangsaan yang akan dibawakan dengan cerdas dan menarik dalam durasi 120 menit. Dia akan mengisahkan Pancasila lewat dongeng dengan kisah-kisah sederhana, seperti kisah Soekarno, Marcopollo, Tanah Damai dan Perang, dan lain sebagainya. Di tengah dongeng, Franky Sahilatua akan mendendangkan syair-syair lagunya yang dikenal sarat dengan tema sosial kemasyarakatan yang selama ini kerap dimainkan di panggung-panggung musik non-komersial. Pada setiap lagu yang dimainkan Franky itu, Garin akan mengajak hadirin mendengarkan dongeng demi dongeng sesuai dengan tema lagu tersebut. Nilai kebangsaan dikomunikasikan berdasarkan perjalanan kedua sosok seniman ini lewat dongeng. Sebuah dongeng gabungan antara visi, pengalaman, emosi, empati dan cara berpihak terhadap masalah-masalah masyarakat. Demikian siaran pers ini sekaligus sebagai undangan peliputan. Surabaya, 12 Juni 2009 a/n Dewan Kesenian Surabaya Hanif Nashrullah
[ac-i] Nanti Malam Menkominfo Nonton 'Presiden Balkadaba' [1 Attachment]
Salam Budaya! Menkominfo, M.Nuh, dijadwalkan hadir menyaksikan pentas musik-puisi 'Presiden Balkadaba' oleh Emha Ainun Nadjib dan Kelompok Kiai Kanjeng di Gedung Utama Balai Pemuda, Jl. Gubernur Suryo 15 Surabaya, nanti malam, Rabu (10/6). -- Laporan selengkapnya tentang liputan pementasan Presiden Balkadaba yang telah berlangsung tadi malam, Selasa (9/6), salah satunya bisa dibaca di link (tanpa spasi) http://surabaya.detik.com/read/2009/06/09/234429/1145175/466/presiden-balkadaba-benar-benar-menyihir. Berikut ini kutipannya: Selasa, 09/06/2009 23:44 WIB 'Presiden Balkadaba' Benar-benar Menyihir Steven Lenakoly - detikSurabaya Surabaya - Kritik pedas terhadap pemerintahan disajikan secara lugas dan apik oleh Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun. Kritik yang cukup tajam itu pun berubah menjadi tawa yang menggelitik. Dalam pagelaran Musik Puisi 'Presiden Balkadaba' yang disajikan oleh Cak Nun dan Kiai Kanjeng di Balai Pemuda, Surabaya, Selasa malam (9/6/2009), sarat dengan kritikan. Perilaku pejabat maupun para pemimpin negeri yang tak memedulikan nasib rakyat diblejeti dengan kemasan yang membuat penonton tersihir. Cak Nun dengan apik membawakan tiap syair puisi yang dibuatnya dengan aroma yang santai namun serius. Sehingga ratusan penonton tak terasa cukup menikmatinya selama pertunjukan yang berlangsung 2 jam ini. Pagelaran ini menceritakan tentang sebuah kisah perjalanan seseorang dalam mencari jati dirinya. Perjalanan itulah yang menjadi inti kritik pedas bagi pemerintahan sekarang. Perhatikan penggalan puisi Emha berikut ini, Di negeri ini satu bisa dianggap dua, tiga atau empat...Dua bisa diundang-undangkan menjadi tiga atau empat...Di negeri ini satu tidak pasti satu, dua tidak benar-benar dua... Penggalan ini gamblang menyampaikan bahwa di Indonesia segala sesuatu bisa dirubah asal ada kesepakatan bersama antara penguasa. Ada pula puisi yang menggelitik, Mbah Sodron aku rindu ilermu yang keluar dari sudut bibir sebelah kiri... Mbah Sodron menggambarkan tempat peraduan seorang anak manusia atau tempat mengeluh. Serta ada pula puisi yang bernada satir yang ditujukan kepada para pejabat. Penggalan puisi itu yakni, Darahku mendidih melihat pejabat-pejabatnya... Mereka tidak layak duduk di kursinya... Puisi ini terlihat jelas bahwa muaknya melihat perilaku pejabat. Cak Nun tidak hanya apik membawakan puisi namun juga sangat luar biasa menata alunan musik pengiringnya. Musik yang disajikan Kiai Kanjeng adalah alat musik gabungan antara alat musik modern berupa gitar listrik dan bass dengan alat musik tradisional berupa gamelan. Perpaduan ini membawakan melodi irama yang menarik. Musik yang dibawakan juga tidak melulu musik ritmis namun diselingi dengan alunan musik jazz, pop hingga irama dangdut. Tata suara juga pas di telinga dan memenuhi seluruh ruangan. Pertunjukan jenis puisi bertutur dengan iringan musik yang didukung detiksurabaya.com ini akan dipentaskan selama dua hari, 9-10 Juni 2009. Dan pagelaran yang sama juga akan digelar kembali di Gedung Kesenian Jakarta tanggal 20 Juni 2009 dalam rangka Anniversary Festival VII-2009. Apa itu balkadaba? Balkadaba adalah salah satu binatang yang ikut serta masuk dalam rombongan perahu Nabi Nuh untuk berlindung dari banjir besar akibat pencairan kutub selatan yang kemudian mengubah dataran sangat luas dari timur Afrika hingga Papua menjadi archipelago atau kumpulan ribuan pulau-pulau. Namun Iblis, makhluk Tuhan yang sangat dahsyat kekuatan dan kemampuannya, serta yang penuh rahasia dan kontraversi tugas-tugasnya, diam-diam menyelundupkan dirinya ikut masuk ke perahu Nabi Nuh dengan 'gandholan' di ekornya Balkadaba. (gik/gik) Nanti malam, Rabu (10/6), pementasan yang sama (sekaligus yang terakhir) di Gedung Utama Balai Pemuda, Jl. Gubernur Suryo 15 Surabaya, akan berlangsung mulai pukul 20.00. Bagi yang belum menyaksikan, kami persilahkan datang berbondong-bondong untuk nonton bareng Menkominfo, M. Nuh. :) Surabaya, 10 Juni 2009 Hormat Kami, a/n Dewan Kesenian Surabaya Hanif Nashrullah
[ac-i] Galeri Surabaya : Agenda Galeri Surabaya, November 2008
Hanif Nashrullah telah mengirimi Anda link ke sebuah blog: Agenda Galeri Surabaya, Kompleks Balai Pemuda, Jl. Gubernur Suryo 15 Surabaya, bulan November 2008, bisa dilihat di weblog (ngetiknya tanpa spasi): www.galerisurabaya.blogspot.com. Atau klik link di bawah ini (juga tanpa spasi). --- Salam, Hanif Nashrullah Blog: Galeri Surabaya Post: Agenda Galeri Surabaya, November 2008 Link: http://galerisurabaya.blogspot.com/2008/11/agenda-galeri-surabaya-november-2008.html -- Menggunakan teknologi Blogger http://www.blogger.com/
[ac-i] Galeri Surabaya : Agenda Galeri Surabaya, Oktober 2008
Hanif Nashrullah telah mengirimi Anda link ke sebuah blog: Berikut ini Agenda Galeri Surabaya bulan Oktober 2008. Bisa dilihat di weblog: www.galerisurabaya.blogspot.com. Selamat Lebaran...(a.n Humas Galeri Surabaya/ Hanif Nashrullah) Blog: Galeri Surabaya Post: Agenda Galeri Surabaya, Oktober 2008 Link: http://galerisurabaya.blogspot.com/2008/10/agenda-galeri-surabaya-oktober-2008.html -- Menggunakan teknologi Blogger http://www.blogger.com/
[ac-i] Galeri Surabaya : Galeri Surabaya Gelar Bursa Lukisan Murah
Hanif Nashrullah telah mengirimi Anda link ke sebuah blog: Bursa Lukisan Murah di Galeri Surabaya, 15 - 21 September 2008. Kunjungi weblognya: www.galerisurabaya.blogspot.com. Salam, a/n Humas Galeri Surabaya Hanif Nashrullah Blog: Galeri Surabaya Post: Galeri Surabaya Gelar Bursa Lukisan Murah Link: http://galerisurabaya.blogspot.com/2008/09/galeri-surabaya-gelar-bursa-lukisan.html -- Menggunakan teknologi Blogger http://www.blogger.com/