Dear Friend, 



Bersama ini kami sampaikan informasi mengenai kegiatan seni, budaya, dan
olahraga di Festival Teluk Jailolo 2010, Teluk Jailolo, Halmahera Barat, Maluku
Utara, untuk dapat disebarluaskan. Bila membutuhkan informasi lebih lanjut
dapat langsung menghubungi saya di nomor 0812 8781161. Terima kasih. 



Salam, 

Evi Widya Putri 



*********************************************************************************************************



RILIS MEDIA FESTIVAL TELUK JAILOLO 2010 



Jailolo adalah nama sebuah kecamatan di wilayah Kabupaten Halmahera Barat,
biasa disingkat dengan Halbar, merupakan salah satu kabupaten di propinsi
Maluku Utara. Kabupaten Halmahera Barat dimekarkan dari Kabupaten Maluku Utara
sejak tahun 2003 lalu. 



Dalam rangka memperkenalkan potensi seni dan budaya milik Halmahera Barat yang
begitu kaya dengan keunikan dari suku-suku asli yang masih tetap dilestarikan
hingga saat ini, seperti suku sahu,dan potensi bawah lautnya yang merupakan
kawasan segitiga coral (coral triangle) Indonesia yang menjadi pusat
keanekaragaman hayati laut dunia,Pemerintah Kabupaten Halmahera barat, Maluku
Utara kembali mengadakan Festival Teluk Jailolo 2010 (FTJ 2010). 



FTJ 2010 yang tahun ini mengambil tema “COLOURFUL SEA OF GILOLO” adalah
festival kedua yang diselenggarakan dengan konsep yang lebih menarik.
Berdasarkan semangat membangun daerah secara bersama-sama, maka konsep festival
kali ini melibatkan masyarakat secara utuh dan maksimal, keikutsertaan mereka
berada dalam tingkat penyelenggara dan pengisi acara. Paduan dari beragam seni
ini dibungkus dalam sebuah konsep baru pertunjukan, yang diberi nama Theatre on
the sea. 



Theatre on the sea, adalah program unggulan utama FTJ 2010. Pertunjukan teater
diatas laut adalah sebuah konsep teater yang belum pernah ada di Indonesia
bahkan dunia. Beberapa perahu nelayan akan membentuk konfigurasi tertentu
hingga menjadi panggung “apung” lengkap dengan setting yang menggambarkan
biota-biota laut dengan pendekatan realisme sesuai kebutuhan visual yang
melakukan gerakan kinetik sesuai aslinya. Perubahan bentuk dari perahu ke biota
laut diupayakan menggunakan bahan atau materi dari daerah setempat, sehingga
semua sumber daya alam dan sumber daya manusia Halmahera Barat bersatu
mendukung terlaksananya pertunjukan yang orisinil , milik Halmahera Barat, yang
juga milik Indonesia tentunya. 



Unsur seni tradisi Halmahera Barat juga akan menjadi bagian dari pertunjukan
Theatre on the sea, seperti musik yanger, alat musik bambu tataruba, menuru dan
tarian tradisional khas Halmahera Barat seperti Legu Salai, Sara dabi-dabi,
tidak ketinggalan pula Horom Sasadu, acara makan bersama, sebuah kegiatan
budaya, sebagai ungkapan rasa syukur atas panen yang melimpah. Kegiatan seni
dan budaya ini adalah persembahan dari masyarakat tani kabupaten Halmahera
Barat. Theatre on the sea sendiri akan berlangsung pada 29 Mei 2010 mulai pukul
15.00 WIT. 



Untuk itu masyarakat Teluk Jailolo akan diberikan pelatihan seni pertunjukan
dengan unsur pemeranan, membangun artistik panggung, mengubah perahu ke dalam
bentuk biota laut, musik, kostum serta bagaimana mengemas sebuah pertunjukan
yang profesional dan menarik sehingga mampu menarik wisatawan dari dalam dan
luar negeri. 



Kegiatan pelatihan ini adalah sebuah rangsangan untuk memicu semangat dan 
kreatifitas
masyarakat Halmahera barat agar di kemudian hari mereka dapat melakukan hal-hal
kreatif bagi perkembangan diri, keluarga, lingkungan sekitar, daerah dan bangsa
Indonesia
secara luas. Jenis pelatihan ini adalah sesuatu yang menantang dan berbeda 
karena
selama ini mereka sering diberikan pelatihan mengenai pertanian, perkebunan,
pertambangan dan perikanan saja. Pelatihan seni yang diusung sekarang
memberikan warna lain bagi masyarakat Halmahera Barat yang notabene memiliki
jiwa seni yang kuat. 



Selama dua bulan lebih mereka akan mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut
diatas dan pada puncak acara Festival Teluk Jailolo 2010, hasil karya mereka
dalam pelatihan tersebut akan dipertunjukkan dalam Theatre on the sea. 



Festival ini akan diselenggarakan selama seminggu, sebelum puncak acara,
panitia juga akan menyelenggarakan banyak kegiatan lain seperti penampilan seni
dan budaya Halmahera Barat di desa- desa yang tersebar dalam wilayah Halmahera
Barat dan berbagai lomba. 



Selain itu festival juga akan diramaikan oleh para penyelam dan fotografer dari
berbagai daerah di Indonesia. Para fotografer akan mulai hunting dari tanggal
24 Mei 2010, sedangkan kegiatan menyelam atau Fun Diving dilaksanakan pada
tanggal 27 dan 28 Mei 2010. Fun Diving akan menghadirkan Indonesian Diving Icon
yaitu Nadine Chandrawinata yang bertujuan untuk memperkenalkan keindahan bawah
laut Teluk Jailolo sebagai salah satu diving spot unggulan baru yang ada di
timur Indonesia dan merupakan kawasan segitiga coral (triangle coral). Acara
ini juga diramaikan oleh ratusan peselam dari berbagai daerah Maluku Utara dan
diluar Maluku Utara. 



Keindahan alam dan keunikan budaya di Halmahera Barat juga menjadi sebuah
potensi wisata para penghobi fotografi yang saat ini memiliki komunitas yang 
cukup
besar di Indonesia,
untuk itu panitia juga menyelenggarakan program Photographer Hunting pada
festival ini. Hasil karya fotografi yang telah dicetak dalam buku “Gorgeous
Gilolo” rupanya menarik minat para pencinta fotografi untuk mengabadikan
keindahan alam yang belum banyak diketahui komunitas tersebut dalam gambar.
Rencananya untuk memberi motivasi bagi para fotografer juga akan dilaksanakan
lomba fotografi dengan juri Yadi Yassin yang merupakan maestro dalam Landscape
Photography. 



Dengan konsep wisata petualangan, PemKab berupaya memberikan sensasi khas
dengan menyiapkan penginapan masyarakat desa yang terpilih untuk menjadi
Homestay bagi tamu dan penonton festival dari luar Halmahera Barat. Homestay
adalah bentuk lain dari keterlibatan masyarakat dalam festival ini, dengan
tujuan meningkatkan sadar wisata dan menerapkankan Sapta Pesona. Pengunjung
tidak perlu khawatir akan kenyamanan dan keramahan di Homestay, karena
masyarakat Halmahera Barat secara umum dan Teluk Jailolo secara khusus telah
dibekali pengetahuan mengenai bagaimana sebaiknya menerima tamu dan mengelola
Homestay yang ramah, aman dan nyaman. Situasi dan kondisi masyarakat dan
lingkungannya sangat kondusif bagi tamu yang ingin menginap, mereka memiliki
sikap terbuka dan ramah kepada pendatang. 



Untuk menuju Teluk Jailolo tidaklah sulit, hanya memerlukan waktu 3 jam
penerbangan dari Jakarta menuju Ternate, bisa
juga dengan alternatif penerbangan via Makassar atau Manado
menuju Ternate. Dari Pelabuhan Dufa Dufa di
Kota Ternate, perjalanan dilanjutkan melalui
jalur laut dengan menggunakan speed boat selama 40 menit. Jadi tunggu apalagi ?
Sampai jumpa di FESTIVAL TELUK JAILOLO 2010.




      

Kirim email ke