DARI JENDELA TODDOPULI [16]:
 
 
MEMBAYANGKAN KOKO ADIKKU DI TENGAH DINGIN RUSSIA
 
 
belum juga mereda  dingin kota
matahari menumpul lambat tiba
itu pun sejenak saja di angkasa yang
nampak sepenggalah dari atap rumah 
 
jurnal pagi televisi kemudian berkabar
jumlah para gelandangan semalam meninggal
 
di hadapan cangkir kopi meja kerja tergambar 
mereka yang rumahnya dihancurkan peperangan
anak-anak lapar tak lagi sekolah
bermain aman pun tidak. halaman bertabur bom tak meledak
 
terbayang nikmat hangatnya ruang-ruang mewah 
dengan pemanas korupsi dan kecurangan 
orang tak berhitung tagihan listrik dan gas berapa juta juga
rakyat sumber segala tak kering diperas 
 
gigilku bukan gigil dingin, prita 
di kembara lama kukenal musim  beku
gigilku bukan gemetar ketakutan 
ajal kuhafal lama berjaga di tikungan
 
aku cuma merenung semesta kelabu
saban pergantian malam-siang kian kelabu
entah berapa yang kian terpinggir 
bangkai bergeletakan bagai anjing tanpa daya
 
kehidupan sering bagai anjing kurap 
kurus dan kerdil dengan gonggong lapar 
di perempatan sunyi sebelum mati
padahal tidak semestinya kita kekurangan dan tersingkir
 
di toddopuli senantiasa
aku mencoba keluarga untuk yakini
tentang arti bertahan tanpa hilang asa
mempercayai bahwa kitalah  tuan bumi 
 
dari tengah dingin kelabu jalan-jalan kota
terbayang koko adikku di dingin russia
mencoba tegak sebagai lelaki pemenang
di antara dingin kekurangan menggigilkan belulang
 
dik
sanggupkah kau jadi lelaki pemenang
"lebih baik karam di laut dari pinisi balik pulang" 
sanggupkah kau menghargai darah leluluhur mengalir di nadi? 
 
dingin kota 
masih dingin kotaku
masih dingin hidup
ketakadilan tak meredup  
 
 
Winter Seine 2009
--------------------------
JJ. Kusni


      Start chatting with friends on the all-new Yahoo! Pingbox today! It's 
easy to create your personal chat space on your blogs. 
http://sg.messenger.yahoo.com/pingbox

Kirim email ke