[assunnah] **Setiap Bid'ah Adalah Kesesatan**
SETIAP BID'AH ADALAH KESESATAN Oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-'Utsaimin Apabila masalah tadi sudah jelas dan menjadi ketetapan saudara, maka ketahuilah bahwa siapapun yang berbuat bid'ah dalam agama, walaupun dengan tujuan baik, maka bid'ahnya itu, selain merupakan kesesatan, adalah suatu tindakan menghujat agama dan mendustakan firman Allah Ta'ala, yang artinya : Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu . . Karena dengan perbuatannya tersebut, dia seakan-akan mengatakan bahwa Islam belum sempurna, sebab amalan yang diperbuatnya dengan anggapan dapat mendekatkan diri kepada Allah belum terdapat di dalamnya. Anehnya, ada orang yang melakukan bid'ah berkenan dengan dzat, asma' dan sifat Allah Azza wa Jalla, kemudian ia mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk mengagungkan Allah, untuk mensucikan Allah, dan untuk menuruti firman Allah Ta'ala. Artinya : Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. [Al-Baqarah : 22] Aneh, bahwa orang yang melakukan bid'ah seperti ini dalam agama Allah, yang berkenan dengan dzat-Nya, yang tidak pernah dilakukan oleh para ulama salaf, mengatakan bahwa dialah yang mensucikan Allah, dialah yang mengagungkan Allah dan dialah yang menuruti firman-Nya : Artinya : Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, dan barangsiapa yang menyalahinya maka dia adalah mumatstsil musyabbih (orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya), atau menuduhnya dengan sebutan-sebutan jelek lainnya. Anehnya lagi, ada orang-orang yang melakukan bid'ah dalam agama Allah berkenaan dengan pribadi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dengan perbuatannya itu mereka menganggap bahwa dirinyalah orang yang paling mencintai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan yang mengagungkan beliau, barangsiapa yang tidak berbuat sama seperti mereka maka dia adalah orang yang membenci Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, atau menuduhnya dengan sebutan-sebutan jelek lainnya yang biasa mereka pergunakan terhadap orang yang menolak bid'ah mereka. Aneh, bahwa orang-orang semacam ini mengatakan : Kamilah yang mengagungkan Allah dan Rasul-Nya. Padahal dengan bid'ah yang mereka perbuat itu, mereka sebenarnya telah bertindak lancang terhadap Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta'ala telah berfirman. Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al-Hujuraat : 1] Pembaca Yang Budiman. Disini penulis mau bertanya, dan mohon -demi Allah- agar jawaban yang anda berikan berasal dari hati nurani bukan secara emosional, jawab yang sesuai dengan tuntunan agama anda, bukan karena taklid (ikut-ikutan). Apa pendapat anda terhadap mereka yang melakukan bid'ah dalam agama Allah, baik yang berkenan dengan dzat, sifat dan asma' Allah Subhanahu wa Ta'ala atau yang berkenan dengan pribadi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian mengatakan : Kamilah yang mengagungkan Allah dan Rasulullah ?. Apakah mereka ini yang lebih berhak disebut sebagai pengagung Allah dan Rasulullah, ataukah orang-orang yang mereka itu tidak menyimpang seujung jaripun dari syari'at Allah, yang berkata : Kami beriman kepada syari'at Allah yang dibawa Nabi, kami mempercayai apa yang diberitakan, kami patuh dan tunduk terhadap perintah dan larangan ; kami menolak apa yang tidak ada dalam syari'at, tak patut kami berbuat lancang terhadap Allah dan Rasul-Nya atau mengatakan dalam agama Allah apa yang tidak termasuk ajarannya ?. Siapakah, menurut anda, yang lebih berhak untuk disebut sebagai orang yang mencintai serta mengagungkan Allah dan Rasul-Nya .? Jelas golongan yang kedua, yaitu mereka yang berkata : Kami mengimani dan mempercayai apa yang diberitakan kepada kami, patuh dan tunduk terhadap apa yang diperintahkan ; kami menolak apa yang tidak diperintahkan, dan tak patut kami mengada-adakan dalam syari'at Allah atau melakukan bid'ah dalam agama Allah. Tak syak lagi bahwa mereka inilah orang-orang yang tahu diri dan tahu kedudukan Khaliqnya. Merekalah yang mengagungkan Allah dan Rasul-Nya, dan merekalah yang menunjukkan kebenaran kecintaan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya. Bukan golongan pertama, yang melakukan bid'ah dalam agama Allah, dalam hal akidah, ucapan, atau perbuatan. Padahal, anehnya, mereka mengerti sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam. Artinya : Jauhilah perkara-perkara baru, karena setiap perkara baru adalah bid'ah, setiap bid'ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan masuk dalam neraka. Sabda beliau : setiap bid'ah bersifat umum dan menyeluruh, dan mereka mengetahui hal itu. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang menyampaikan maklumat umum ini, tahu akan konotasi apa yang disampaikannya. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia yang paling fasih, paling tulus terhadap umatnya, tidak mengatakan kecuali apa yang dipahami maknanya, Maka ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa
[assunnah] Tanya : Bantu Menyanggah Penolak Amalan Selesai Shalat
assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu, ana punya rekan, kami sama-sama thulaibil 'ilmi, dan sama-sama berusaha memahami Islam mengikuti pemahaman salafush shalih. beliau menolak amalan wirid dan do'a setelah sholat (setelah salam) dengan alasan karena tidak ada dasarnya. sepertinya beliau berpegang pada penjelasan Syaikh bin Baz rahimahullah tentang makna duburush sholah. Beliau rahimahullah mengartikannya do'a tersebut masih masuk dalam bagian sholat (sebelum salam,setelah bacaan tasyahud akhir). tapi dalam pemahaman ana,maksud Syaikh bin Baz menjelaskan itu bukan untuk menolak semua amalan setelah salam (wirid dan do'a). ana buka kitab terjemah kalimatuth thayyibah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dan ada hadits riwayat imam Muslim yang mendukung pendapat adanya amalan setelah shalat. namun namanya juga buku terjemahan, awal matan hadits bahasa Indonesia, tengahnya bahasa arab. Jadi masih bisa membuat rekan ana itu ragu. karena di terjemahan sering disebutkan akhir shalat, dan mungkin saja kata aslinya adalah duburush sholah itu. Tolong bagi ikhwanii fillaah yang dimuliakan Allah dengan Islam ini, untuk membantu ana memberikan dalil pendukung amalan wirid/do'a setelah sholat. sebelumnya ana ucapkan jazakumullahu khairan, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu, Abu Muhammad Bambang Setiawan L. 1975 Yahoo! Groups Sponsor ~-- Has someone you know been affected by illness or disease? Network for Good is THE place to support health awareness efforts! http://us.click.yahoo.com/UwRTUD/UOnJAA/i1hLAA/TXWolB/TM ~- Website Islam pilihan anda. http://www.assunnah.or.id http://www.almanhaj.or.id Website kajian Islam - http://assunnah.mine.nu Berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [assunnah] Air Zamzam (Tanggapan)
Ass. wr. wb. Terima kasih atas koreksinya. Wallahu'alam. -Original Message- From: Irfan H. Al-Atsari [EMAIL PROTECTED] To: assunnah@yahoogroups.com Date: Thu, 3 Mar 2005 01:46:17 -0800 (PST) Subject: Re: [assunnah] Air Zamzam (Tanggapan) Wa 'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillah wassholatu wassalamu 'ala rasulillah wa 'ala aalihi washohbihi waman waalaahu. Wa ba'du; Ana katakan -wabillahit taufiq-: Tidak ada hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam yang shahih tentang doa ketika minum air zamzam. Yang ada ialah ttg keutamaan air zamzam. Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam: Maa' zamzam lima syuriba lahu (Air zamzam bermanfaat bagi yang meminumnya) HR Ahmad, hadits hasan. Oleh karena itu, Imam an-Nawawi dlm kitabnya Al-Adzkar dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menganjurkan untuk berdoa dengan doa2 syar'i atau ma'tsurat, mis. memohon ampunan-Nya, minta kesembuhan dll. Adab-adab dalam meminumnya : - Minum sambil duduk (kalo toh berdiri, dibolehkan. HR Bukhari Muslim) - Baca : Bismillah (tanpa arrahmanir rahim) - Minum dengan mengambil nafas 3 kali (tanaffas tsalatsan) - Minum sepuasnya (tadhallu') - Berdoa dengan doa2 yg syar'i - Membaca : Alhamdulillah ketika selesai. HR Ibnu Majah (no.3061), Daruquthni (II/288) dan al-Hakim (I/472). Menurut Syaikh al-Albani rahimahullah, bacaan doa yg akh Syamsul Arifin bawakan itu termasuk BID'AH! Karena tidak ada contohnya dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu alaihi wasallam! Maraji' : Hajjatun Nabi shallallahu alaihi wasallam karya Fadhilatul Imam Muhaddits al-'Ashr Muhammad Nashiruddin al-Albani. Nailul Authar karya Imam Muhammad bin Ali asy-Syaukani Al-Adzkar karya Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi Sebuah Nasihat Kepada rekan2 milis, perkenankan ana (Irfan Helmi bin Abdul Quddus al-Atsari, lahir 1970 di Yogya) ingin memberi sedikit nasihat. Ana terkadang membaca secara selintas jawaban2 dari ikhwah fillah ttg suatu pertanyaan. Ana jumpai ada yang ilmiah (dng membawakan dalil2 Al-Quran As-Sunnah as-Shahihah mnrt pemahaman Salafus Shalih) -walhamdulillah-, tapi tidak sedikit yang berdasarkan ra'yu atau dalil/pendapat yg lemah (marjuh). Dengan izin Allah (bi idznillah), ana pada suatu saat akan berusaha menanggapi jawaban ikhwah fillah yg kurang tepat agar tegak hujjah padanya (hujjah balighoh). Sebelum ini, ana memang belum sempat melakukannya disebabkan kesibukan dan lain-lain hal. Wallahul musta'an. Oleh karena itu, dengan tidak mengurangi sikap tarahum (saling kasih-sayang) dan ihtirom (saling menghormati) ana sarankan agar lebih baik -jika belum mampu menjawab sendiri- agar sebisa mungkin menukil jawaban atau tulisan dari ulama/masyayikh yang mu'tabar (terpercaya). Dan alhamdulillah, hal ini ana saksikan sudah banyak dilakukan oleh sebagian ikhwah fillah di milis Assunnah ini. Demikian yg dpt ana sampaikan. Mohon maaf jika ana kata2 yg kurang berkenan dan ana mohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Washallallahu 'ala nabiyyina muhammad wa 'ala aalihi washohbihi wa sallama tasliman katsira. Wa aakhiru da'waana anil hamdu lillahi rabbil 'aalamin. Syamsul Arifin [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass. wr. wb. Yang saya tahu dari berbagai buku petunjuk Haji dan Umrah, doanya sb. allahumma inni as aluka ilman nafi'a warizkon wasi'a wasyi'a un min kulli da'in. ya Allah aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang melimpah dan kesembuhan dari berbagai penyakit Wallahualam. -Original Message- From: Budi Kurniawan [EMAIL PROTECTED] To: 'assunnah@yahoogroups.com' assunnah@yahoogroups.com Date: Wed, 23 Feb 2005 11:46:09 +0700 Subject: [assunnah] Air Zamzam ÈÓã Çááå Ç áÑ Íãä Ç áÑ Ííã ÇáÓáÇã Úáíßã æÑÍãÉ Çááå æÈÑßÇÊå Alhamdulillah saya dapat oleh-oleh Air zam-zam dari teman saya yang baru pulang Haji dari Mekah. Disini saya mau tanya, apakah ada doa-doa yang disyariat sewaktu meminum air zam-zam menurut tuntunan sunnah Rasulullah Shalallahualaihi wassalam ? Jazakallahu khoir Yahoo! Groups Sponsor ~-- What would our lives be like without music, dance, and theater? Donate or volunteer in the arts today at Network for Good! http://us.click.yahoo.com/WwRTUD/SOnJAA/i1hLAA/TXWolB/TM ~- Website Islam pilihan anda. http://www.assunnah.or.id http://www.almanhaj.or.id Website kajian Islam - http://assunnah.mine.nu Berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ * To unsubscribe from this group, send
[assunnah] Re: Untuk Ikhwah Bandung!
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu Alhamdulillah dan semoga shalawat serta salam tetap atas Nabi dan seluruh pengikutnya. Ada beberapa hal yang tidak saya mengerti dari nasihat akh Mirza (Abu Iqbal) terutama yang untuk akh Krishna. Saya tak hendak mengurusi ada apa dengan Babussalam itu karena saya tak tahu sama sekali. Yang saya dambakan adalah setiap muslim (khususnya saya) agar teliti dalam berkata atau beramal terutama jika itu berkenaan dengan diennya. 1. Yang dihadapi oleh akh Krishna adalah waqi' (jika e-mailnya benar) yaitu bahwa Pimpinan atau mantu pimpinan ponpes yang diisukan tasyayyu' kadang diminta menjadi imam di masjid tempatnya. Tentu hal ini menjadi musykilat bagi akh krisna karena banyak ustadz bilang rafidhah itu bahkan tidak masuk ke dalam 72 golongan kaum muslimin yang terancam neraka dalam hadits tentang tafarruq. Jadi, menurut hemat saya, persoalan yang ditanyakan akh krishna sulit disebut sebagai mengurusi dapur orang jika kita mau berhusnudhon. 2. Baru kali ini saya mendengar bahwa permasalahan yang pernah menimpa kalangan salafiyyin (di indonesia dewasa ini) disebut sebagai permasalahan tuding-menuding meskipun diberi tanda kutip. Yang saya tahu, permasalahan antar ustadz tidaklah bisa disederhanakan seperti itu. Biasanya yang diurus adalah materi tudingannya atau cara menudingnya yang tidak meperhatikan adab islam dan pertimbangan manfaat/mudharat. Terakhir, saya senang sekali melihat pemuda yang punya ghirah tinggi terhadap agamanya (yang ingin menyelamatkan dirinya, keluarganya dan masyarakatnya dari api neraka) dan mengamalkan wasiat syaikhul islam Imam Muhammad bin Abdul Wahhab untuk mengenal Allah, mengenal Rasul-Nya dan mengenal (perincian) dien ini berikut dalil-dalilnya. Saya berharap saya termasuk pemuda yang demikian, tidak hanya dulu tapi juga sekarang dan di masa mendatang. Amin Nas'alullaha t taufiiq. Wassalamualaikum warahamatullahi wabarakatuhu Yusny Muzakki --- In assunnah@yahoogroups.com, Mirza [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakutuhu Perkenankanlah ana menasihati akhiy (Krishna dan Zico) sekalian dan diri ana sendiri, karena kebetulan domisili ana juga di Bandung : sibukanlah diri kita dengan ilmu. Ambillah kebaikan dan kebenaran hanya pada manhaj salaf. Jangan kita menyibukkan diri dengan dapur orang sebelum tegak hujjah atas mereka. Dan hujjah ini haruslah datang dari ahlu 'ilmi, bukan dari persangkaan begini dan begitu. Jika kita ragu, bukankah lebih baik jika kita memantapkan saja aqidah kita pada manhaj salaf ? Gigitlah dengan geraham kita, seperti wasiat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.. Afwan, punten pisan jika nasihat ini mungkin terasa pahit, dan ana sangat menyadari ghiroh antum semua -karena ana pernah mengalami masa-masa seperti antum- tapi dengan berat hati ana mesti sampaikan, sebelum perkara tuding-menuding ini meluas, seperti yang (pernah) menimpa kalangan salafiyyin sendiri. Wallahu'alam. Abu Iqbal (Bandung) L.1965 - Original Message - From: zico hasan bin nasri [EMAIL PROTECTED] To: assunnah@yahoogroups.com Sent: Saturday, February 26, 2005 8:09 PM Subject: [assunnah] Re: Untuk Ikhwah Bandung! assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Mengenai pesantren Babussalam, memang cukup dikenal di Bandung. Para mahasiswa Unisba yg akan lulus diwajibkan nyantri disini selama sebulan sebagai syarat kelulusan. Pesantren ini -sebagaimana yg antum dengar- memang nyampur pemahannya dengan syi'ah dan sufi hanya saja sedalam apa syi'ahnya -dan ini dalam rangka menghukumi perkara2 tentang muamalah dengan mereka- saya tidak tahu, apakah mereka cuma campur pemahaman, pengagum atau penganjur syi'ah-saya dengar ini yg lebih tepat- saya tidak berani menetapkan. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Ikhwah sekalian, terutama untuk ikhwan/akhwat yang sudah lama mengenal manhaj salaf di bandung juga berdomisii di bandung. ada yang mau ana tanyakan tentang sebuah pesantren di bandung yang bernama BABUSSALAM yang lokasinya disekitar dago atas, pimpinan Mokhtar Adam. Bagaimana manhaj mereka? Karena hari ini ana dengar dari seorang ikhwan, bahwa pimpinan pesantren tsb mempunyai atau pemahamannya bercampur dengan pemahaman Syi'ah! Benarkah pernyataan ini, mohon pencerahannya Soalnya Mokhtar Adam dan juga Salah seorang mantunya(atau anaknya ana lupa) Mengisi dimasjid ana untuk pengajian ibu2, yang kadang2 pimpinan pesantren ini jadi imam sholat Juga mau Tanya sahkah sholat kita jika diimami oleh seorang syi'ah? Jazaakallahukhairan Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Krishna (I,1978 m) Yahoo! Groups Sponsor ~-- What would our lives be like without music, dance, and theater? Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
RE: [assunnah] : Azas dakwah salaf [Pelajaran Tentang Manhaj Salaf]
Assalammualaikum wa rahmatullahi wa barakaatu, Semoga artikel bisa membantu kita dalam memahami apa itu manhaj Salafush Shalih. antum bisa langsung surfing ke home page: http://almanhaj.or.id/index.php?action="">karena sudah dipost disini. Wassalammualikum wa rahmatullahi wa barakaatuh fath PELAJARAN TENTANG MANHAJ SALAFOleh: Asy Syaikh Abdullah bin Shalih Al-UbailanBagian Pertama dan keduaPEMBAHASAN PERTAMAYang Dimaksud Dengan Salafush Shalih[a] Etimologi (Secara bahasa) :Ibnul Faris berkata : Huruf sin dan lam dan fa adalah pokok yang menunjukkan makna terdahulu termasuk Salaf dalam hal ini adalah orang-orang yang telah lampau dan arti dari"al-qoumu as-salaafu" artinya : mereka yang mereka yang telah terdahulu.[b] Terminologi (Secara istilah) :Para peneliti berbeda pendapat dalam mengartikan istilah Salaf ini dan terhadap siapa kata itu sesuai untuk diberikan, pendapat-pendapat ini banyak sekali, tetapi yang paling penting ada 4 pendapat :[1]. Sebagian peneliti berpendapat (dengan) membatasi madzhab Salaf pada suatu zaman tertentu dan tidak melebihi zaman itu, kemudian mereka yang berpendapat seperti ini menganggap, bahwa Pemikiran Islami telah berkembang sesudah itu, dikembangkan oleh orang-orang yang berpendapat seperti ini.[2]. Sebagian lainnya berpendapat bahwa Salaf adalah mereka yang bersandar pada nash-nash (teks-teks) saja, dan tidak bersandar pada akal sedikitpun dan bahwasanya mereka pasrah kepada nash-nash tanpa memahami apa yang ditunjukkan oleh nash-nash itu, lalu mereka menyerahkan maknanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan bahwasanya mereka tersibukkan dengan berbagai macam ibadah serta hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah Subahanhu wa Ta'ala yang mereka pandang paling bermanfaat.[3]. Dan kelompok yang lain menyangka bahwa ilmu yang tumbuh dan berkembang dari pelajaran-pelajaran akal dalam ilmu kalam, berasal dan tumbuh dari madzhab Salaf itu sendiri, dan bukanlah disebabkan pengaruh dari luar (Islam).[4]. Ada juga yang menyangka bahwa madzhab Salaf adalah berdasarkan tujuan-tujuan dan aliran-aliran, dan bahwasanya aliran-aliran ini walaupun berbeda-beda dalam manhaj (metode) tapi diambil dan tumbuh di tangan ulama Islam.Dan mereka yang berpendapat seperti ini telah keliru dalam menentukan yang dimaksud dengan Salaf, yang demikian itu disebabkan karena mereka melihat pada masalah ini berdasarkan pada pokok-pokok manhaj, yang dan tidak bertolak dari sandaran /pijakan syariat yang jelas dan tidak ada yang jelas.Dan agar kita sampai pada pemahaman yang benar yang dapat menentukan maksud dari "Salaf" dengan penentuan yang cermat, maka kita diharuskan mengambil pelajaran pada beberapa perkara yang penting dari masalah ini.PERKARA PERTAMA :Mengenal penentuan berdasarkan zaman untuk menerangkan permulaan madzhab Salaf.Dan pendapat penting masalah ini bermacam-macam juga, serta terbagai menjadi empat pendapat :[1]. Di antara para ulama ada yang membatasi makna Salaf yaitu hanya para Shahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam saja.[2]. Di antara mereka ada juga yang berpendapat bahwa Salaf adalah para Shahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan Tabi'in (orang yang berguru kepada Shahabat).[3]. Dan di antara mereka ada juga yang berkata bahwa Salaf adalah mereka yang hidup pada 300 tahun pertama.Dan pendapat yang benar dan masyhur, yang mana sebagian besar ulama ahli sunnah berpendapat adalah pendapat ketiga. Yang dimaksud Salaf dari sisi waktu adalah masa utama selama 300 tahun (1 H 300H) yang telah diberi persaksian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits beliau Shalallahu 'alaihi wa sallam.PERKARA KEDUA :Bahwa penentuan zaman tidak cukup untuk memahami makna Salaf, karena kita melihat bahwa kebanyakan dari kelompok-kelompok yang menyimpang dan bid'ah-bid'ah muncul pada masa itu.Keberadaan seseorang pada zaman itu (1H-300H) , tidak cukuk untuk menghukuminya sebagai seseorang yang berjalan di atas madzhab Salafush Shalih, selama tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah, dalam perkataan dan perbuatannya, ia (harus) ittiba (mengikuti Al-Qur'an dan Sunnah) dan bukan berbuat bid'ah (perkara yang tidak terdapat contohnya dalam agama)Kita menyaksikan kebanyakan para ulama membatasi istilah istilah Salaf ini dengan menambah kata shalih (salafus shalih. Seandainya penggunaan kata (salaf) secara mutlak (tanpa penambahan kata shalih) dibolehkan, tentunya para ulama telah menggunakan istilah itu.Oleh karena itu kata Salaf ketika diucapkan secara mutlak wajib untuk diartikan dengan makna para Sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, Tabi'in (orang-orang yang berguru kepada para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam) dan orang-orang sesudah mereka, dengan syarat (orang tersebut) berpegang teguh pada metode mereka, dan tidak hanya bermakna orang-orang terdahulu saja.PERKARA KETIGA :Bahwa sesudah (adanya) kelompok-kelompok menyimpang dan terjadinya perpecahan, maka kandungan "arti" Salaf