Re: Tanya Takdir -> (sebelumnya) RE: [assunnah] Tanya KB Steril

2006-09-02 Terurut Topik Budi Ari



Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh Pak Diki     Semoga Allah Ta'ala merahmati Bapak dan kita semua, saya coba jawab ya Pak,     Takdir merupakan salah satu pondasi keimanan seseorang Muslim, jadi jika seorang Muslim tidak mempercayai takdir maka tidaklah sempurna keimanannya.     Allah Ta'ala telah menentukan takdir segenap makhluk 50.000 tahun sebelum alam semesta ini diciptakan jadi bukan saja sebelum kelahirannya tetapi jauh sebelum itu.      Rasulullah ShallallaHu 'alaiHi wa sallam     Allah telah menulis (di Lauhul Mahfuzh) segenap takdir makhluk 50.000 tahun sebelum Ia menciptakan langit dan bumi” (HR. Muslim)     Dan tidak hanya kaya-miskin ataupun senang susah, kehidupan di akhirat pun yaitu apakah seseorang masuk ke dalam surga atau neraka, Allah Ta'ala telah menetapkannya. 
    Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallaHu 'anHu, Rasulullah ShallallaHu 'alaiHi wa sallam bersabda,   “Maka demi Allah, yang tiada tuhan yang haq disembah melainkan Dia, sesungguhnya seseorang diantara kamu beramal dengan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dia dan surga kecuali sehasta, namun telah terdahulu ketentuan (takdir) Tuhan atasnya, lalu ia mengerjakan perbuatan ahli neraka, maka ia masuk ke dalamnya. Dan sesungguhnya salah seorang diantara kamu beramal dengan amalan ahli neraka sehingga tidak ada jarak antara dia dan neraka kecuali sehasta, namun telah terdahulu ketentuan (takdir) Tuhan atasnya, lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka ia masuk ke dalamnya” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)Pada hadits lain Rasulullah ShallallaHu 'alaiHi wa sallam bersabda,“Tidaklah salah seorang dari
 kamu melainkan telah dituliskan tempat duduknya, apakah ia termasuk penduduk neraka atau penduduk surga” (HR. al Bukhari)Maka dari itu Imam Abu Ja’far Ath Thahawi (239 – 321 H) pada kitabnya Al Aqidah Ath Thahawiyah yang diberi ta’liq (komentar) oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz mengatakan, “Semenjak dahulu kala Allah Ta’ala telah mengetahui berapa jumlah hamba-Nya yang akan masuk surga dan yang akan masuk neraka. Total dari jumlah itu tidak akan bertambah dan tidak akan pula berkurang”Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani memberikan komentar atas ucapan Imam Abu Ja’far Ath Thahawi ini sebagai berikut,“Nampaknya Imam Ath Thahawi merujuk kepada hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amru, dia berkata, ‘Pernah suatu ketika Rasulullah ShallallaHu 'alaiHi wa sallam keluar menemui kami memegang 2 kitab … Kemudian sambil menunjuk kitab
 yang ada di tangan kanan, Beliau ShallallaHu 'alaiHi wa sallam berkata, Kitab ini berasal dari Tuhan Semesta Alam yang memuat nama – nama penduduk surga yang dilengkapi nama bapak – bapak dan nama – nama kabilah mereka. Kemudian Allah mengumpulkan mereka menjadi satu (dalam kitab ini). Jumlah nama – nama yang ada dalam kitab ini tidak akan bertambah maupun berkurang selama – lamanya … - hadits ini cukup panjang - … (HR. At Tirmidzi, hadits ini dishahihkan oleh Imam At Tirmidzi dan Syaikh Al Albani)’”Artinya walaupun seorang manusia apakah nanti takdirnya masuk ke dalam surga atau ke dalam neraka maka ia sebagai seorang hamba Allah wajib selalu berusaha mendapatkan ampunan dari Allah Ta’ala dan selalu meminta agar dimasukan ke dalam surga-Nya,“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang – orang yang
 bertakwa” (QS Al Imran 133)Dan tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah Ta'ala walaupun hanya sebentar,“Dan janganlah berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir” (QS Yusuf 87)Juga dengan beriman kepada takdir Allah tidaklah berarti memberikan kesempatan kepada hamba untuk berdalih dengannya dalam meninggalkan perintah Allah atau melanggar apa yang dilarang-Nya. Karena Allah Ta'ala berfirman,“Bertakwalah kepada Allah sesuai dengan kemampuanmu” (QS At Taghabun 16), yang artinya seorang hamba tidak akan dibebani kecuali sebatas kemampuannyaDan sabda Rasulullah ShallallaHu 'alaiHi wa sallam,“Tidaklah salah seorang dari kamu melainkan telah dituliskan tempat duduknya, apakah ia termasuk penduduk neraka
 atau penduduk surga”. Maka berkatalah seorang laki – laki dari kaumnya, “Tidakah (dengan demikian) kita berserah diri saja, wahai Rasulullah ?”Rasulullah ShallallaHu 'alaiHi wa sallam menjawab, “Tidak, tetapi berusahalah ! Karena masing – masing dimudahkan kepada (kententuan) penciptaannya” (HR. Imam Bukhari), "Apakah ketika minum itu juga takdir ?", saya menjawab dalam hati, "Iya". 
    Lalu Ustadz menjelaskan bahwa demikianlah para sahabat ridwanullah 'alayHim yang hidupnya selalu optimis karena selalu mencari takdir yang baik>     Jadi walaupun takdir kita telah ditentukan oleh Allah Ta'ala maka kita harus selaku optimis dan berusaha mendapatkan takdir yang lebih baik.     Akhirnya dapat difahami bahwa hakekat takdir adalah rahasia Allah

[assunnah] Hadis-hadis Rasulullah

2006-09-02 Terurut Topik nitatilana70
Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Teman-teman milis,

Saya baru bergabung dengan milis ini. Ada gak yang punya artikel2
tentang hadis Rasulullah baik hadis Bukhari, Muslim, Tarmidsi, dll
dalam bentuk software untuk referensi saya. Tolong aku dikirimin

Terima kasih aku ucapkan sebelumnya.

Wassalam




Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [assunnah] Buku Novel Cinta

2006-09-02 Terurut Topik chani ahda
Waalikumsalam Wr.Wb
iyah seh emng banyak bngt buku-buku ttg cinta. apa buku-buku itu jangan kita 
beli? nga mungkin kan? masalah nya emang kebanyakan yang beli itu "kita 
sendiri" para Akhwat2 kita juga.


sinsko_susanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Assalamu'alaikum

Ana langsung saja,
Sekarang banyak sekali buku-buku tentang cinta terutama tentang pacaran
(sesama manusia, lawan jenis yang belum menikah) yang  bertebaran di
toko-toko buku. Beberapa buku menamakan diri sebagai buku Islam dan
mengatakan bahwa ini adalah cinta sejati dalam Islam.
Sepengetahuan saya yang namanya cinta sejati itukan cuma ada setelah
menikah?
Mohon tanggapan dari rekan-rekan sekalian. Mengingat banyak generasi
muda kita yang senang membaca buku-buku cinta yang membuai dgn kata-
kata dan romantismenya.

Jazakumullahu Khoiron Katsiron
Wassalam



-
Stay in the know. Pulse on the new Yahoo.com.  Check it out.





Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [assunnah] Re: Kajian di daerah Cinere/Lebak Bulus Jakarta

2006-09-02 Terurut Topik adjhee albykazi
ana dari kampus UIN Jakarta, setelah kemarin kami menanyakan dan bertemu 
kembali dengan ustadz abdulrahman, maka beliau mengatakan kajian akan kembali 
pindah hari di hari selasa. dengan kitab baru setelah kitab syaikh salim tamat. 
maka kitab yang baru adalah ushulush tsalatsah dengan syarhnya.

kajian akan diadakan dengan sistem mulazamah. dan ustadz telah mencetak 
kitabnya dengan mudah dipahami. adapun waktunya bada ashar.

kalau al-akh berian muntako kami belum berkoordinasi kembali, tetapi sebelumnya 
menggunakan kitab subulusallam syaikh ash shan'ani.

kalau ingin mengahdirinya silakan hubungi ana di 0856 780 3627. agar nanti 
antum gak bingung.

masalah tempat di kampus UIN masjid Al Jamiah (di dalam kampus) tanya aja 
Masjid SC (Student Center) tempat berlangsungnya debat dengan Ulil dan Ust 
Hartono.


abu_hanif <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokaatuh

akhi, kajian bermanhaj salaf di UIN/IAIN baru tahun
ini diadakan, yaitu setelah acara bedah buku "ada
pemurtadan di IAIN" dan debat antara Ust.hartono ahmad
Jaiz - dg Ulil Abshor - lulusan UIN (tokoh
JIL).

pengisinya ust. abu abdurrahman abdulrahman dan al-akh
berian muntako (mhs LIPIA), kabarnya akan ada
perubahan ustadz.


--- dinulshine  wrote:
> Wa'alaykumussalaam wa rahmatullah wa barakaatuh
>
> Afwan mau tanya, saya baru mendengar ada kajian
> Manhaj Salaf di kampus
> UIN/IAIN, bisa diberitahu lebih detail siapa yang
> membawakan, kapan
> dan kitab apa yang dibahas (meskipun masih libur)?
> Jazaakumullahu khoiran
>
> wassalaamu'alaykum wa rahmatullah wa barakaatuh
>
>
>> --- In assunnah@yahoogroups.com, abu_hanif
>  wrote:
> >
> > assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokaatuh
> >
> > akhi, antum bisa ikut kajian bermanhaj salaf di
> daerah
> > Bintaro(dkat kampus STAN Bintaro), dan di kampus
> > UIN/IAIN (tp masih libur).
> >
> > Kajian salafi di Kampus STAN Bintaro Jaya Jaksel
> > 1.Kajian kitab Bahjatun Nadzirin (penjelas Kitab
> > Riyadhus shalihin) karya
> > Syaikh Salim Bin Ad-Hilaly Hafidzahulloh,Pemateri
> > Ust.muhtarom,Tempat Masjid
> > Raya Bintaro Belakang Mc.Donals Sektor 9,Setiap
> Minggu
> > Ba'da maghrib.
> > 2.Kajian Kitab Tauhid Karya Syaikh Utsaimin
> > Rahimahulloh,Pemateri
> > Ust.Muhtarom,Tempat Masjid An-Nasr Depan Kampus
> STAN
> > Sektor V,Setiap Senin
> > Ba'da Mahgrib.
> > 3.Kajian Kitab Jamiul Ulum Wal Hikam (Penjelas
> Kitab
> > Arbain Nawawi) Karya
> > Al-Hafidz Ibnu Rojab Al-Hanbali,Pemateri Ust.Abu
> > Abdurrohman Lc,Setiap Rabu
> > Ba'da Ashar Di Masjid An-Nasr Depan Kampus STAN
> Sektor
> > V.
> > 4.Kajian Kitab Tafsir Karya Ibnu Katsier,Pemateri
> > Ust.Mudrika ilyas Lc,Setiap
> > Sabtu Ba'da Mahgrib,Tempat Masjid At-Tauhid
> > Jln.Rajawali Sektor 9.
> > 5.Kajian Umum,Pemateri Ust.Agus Tanaya,Setiap
> Minggu
> > Ke-II Pagi Ba'da
> > Subuh,Tempat Masjid An-Nasr Depan Kampus STAN
> Sektor
> > V.
> > 6.Kajian Umum,Pemateri Ust.Mudrika ilyas Lc,Setiap
> > Minggu Ke-IV Pagi Ba'da
> > Subuh,Tempat Masjid An-Nasr Depan Kampus STAN
> Sektor
> > V.
> >
> > Rute : antum bisa naik semua mobil angkutan
> jurusan
> > bintaro (dari lebakbulus/ciputat/blok-m), trus
> turun
> > di kampus STAN Bintaro.
> >
> >
> >
> > > [EMAIL PROTECTED] menulis:
> > > Adakah yang memiliki informasi kajian di daerah
> > > Cinere atau Lebak Bulus
> > > Jakarta.
> > >
> > > Jazakumulloh





Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[assunnah] Re: Kajian di daerah Cinere/Lebak Bulus Jakarta

2006-09-02 Terurut Topik dinulshine
wassalaamu'alaykum,

afwan, mau tanya,

tempat dan waktunya kapan ya? (informasi detail? bisa menghubungi ke contact 
personnya?)

jazaakumullah khoiran

wassalaamu'alaykum wa rahmatullah wa barakaatuh



--- In assunnah@yahoogroups.com, abu_hanif <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokaatuh
>
> akhi, kajian bermanhaj salaf di UIN/IAIN baru tahun
> ini diadakan, yaitu setelah acara bedah buku "ada
> pemurtadan di IAIN" dan debat antara Ust.hartono ahmad
> Jaiz - Ust.Tamimi dg Ulil Abshor - lulusan UIN (tokoh
> JIL).
>
> pengisinya ust. abu abdurrahman abdulrahman dan al-akh
> berian muntako (mhs LIPIA), kabarnya akan ada
> perubahan ustadz.
>
>
>
> --- dinulshine <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> > Wa'alaykumussalaam wa rahmatullah wa barakaatuh
> >
> > Afwan mau tanya, saya baru mendengar ada kajian
> > Manhaj Salaf di kampus
> > UIN/IAIN, bisa diberitahu lebih detail siapa yang
> > membawakan, kapan
> > dan kitab apa yang dibahas (meskipun masih libur)?
> > Jazaakumullahu khoiran
> >
> > wassalaamu'alaykum wa rahmatullah wa barakaatuh
> >
> >
> > --- In assunnah@yahoogroups.com, abu_hanif
> >  wrote:
> > >
> > > assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokaatuh
> > >
> > > akhi, antum bisa ikut kajian bermanhaj salaf di
> > daerah
> > > Bintaro(dkat kampus STAN Bintaro), dan di kampus
> > > UIN/IAIN (tp masih libur).
> > >
> > > Kajian salafi di Kampus STAN Bintaro Jaya Jaksel
> > > 1.Kajian kitab Bahjatun Nadzirin (penjelas Kitab
> > > Riyadhus shalihin) karya
> > > Syaikh Salim Bin Ad-Hilaly Hafidzahulloh,Pemateri
> > > Ust.muhtarom,Tempat Masjid
> > > Raya Bintaro Belakang Mc.Donals Sektor 9,Setiap
> > Minggu
> > > Ba'da maghrib.
> > > 2.Kajian Kitab Tauhid Karya Syaikh Utsaimin
> > > Rahimahulloh,Pemateri
> > > Ust.Muhtarom,Tempat Masjid An-Nasr Depan Kampus
> > STAN
> > > Sektor V,Setiap Senin
> > > Ba'da Mahgrib.
> > > 3.Kajian Kitab Jamiul Ulum Wal Hikam (Penjelas
> > Kitab
> > > Arbain Nawawi) Karya
> > > Al-Hafidz Ibnu Rojab Al-Hanbali,Pemateri Ust.Abu
> > > Abdurrohman Lc,Setiap Rabu
> > > Ba'da Ashar Di Masjid An-Nasr Depan Kampus STAN
> > Sektor
> > > V.
> > > 4.Kajian Kitab Tafsir Karya Ibnu Katsier,Pemateri
> > > Ust.Mudrika ilyas Lc,Setiap
> > > Sabtu Ba'da Mahgrib,Tempat Masjid At-Tauhid
> > > Jln.Rajawali Sektor 9.
> > > 5.Kajian Umum,Pemateri Ust.Agus Tanaya,Setiap
> > Minggu
> > > Ke-II Pagi Ba'da
> > > Subuh,Tempat Masjid An-Nasr Depan Kampus STAN
> > Sektor
> > > V.
> > > 6.Kajian Umum,Pemateri Ust.Mudrika ilyas Lc,Setiap
> > > Minggu Ke-IV Pagi Ba'da
> > > Subuh,Tempat Masjid An-Nasr Depan Kampus STAN
> > Sektor
> > > V.
> > >
> > > Rute : antum bisa naik semua mobil angkutan
> > jurusan
> > > bintaro (dari lebakbulus/ciputat/blok-m), trus
> > turun
> > > di kampus STAN Bintaro.
> > >
> > >
> > >
> > > > andri.j.achmadsyah@ menulis:
> > > > Adakah yang memiliki informasi kajian di daerah
> > > > Cinere atau Lebak Bulus
> > > > Jakarta.
> > > >
> > > > Jazakumulloh





Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [assunnah]>>Posisi Shalat Sunat Rawatib<

2006-09-02 Terurut Topik Abu Abdillah
>From: [EMAIL PROTECTED]
>Date: Thu Aug 31, 2006 4:30 pm
>Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
>Saya mau nanya kepada ikhwan / akhwat sbb:
>Selalu bagi jamaah yang shalat sunnah setelah shalat
>wajib, selalu mengambil tempat berbeda atau bergeser
>dari tempat shalat semula. Apakah ini ada dalilnya?
>Mohon bagi yang mempunyai pengetahuan lebih dapat
>memberikan informasinya.
>Terimakasih
>Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Alhamdulillah,
Yang menjadi landasan dalil untuk berpindah atau bergesernya seseorang  
melaksanakan shalat sunnat adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah 
Radhiyallahu 'anhu :

"Artinya : Apakah salah seorang di antara kalian tidak mampu untuk maju atau 
mundur atau bergerak ke sebelah kanan atau ke sebelah kirinya?”. Hadits ini 
dinilai shahih oleh Al-Albani

Di dalam kitab Al-Fataawal Mishriyyah, hal.79, Ibnu Taimiyyah mengatakan : 
“Dan yang sunnah adalah memisahkan antara shalat fardhu dengan shalat sunnat 
dalam shalat Jum’at dan yang lainnya dengan bangun dari tempatnya maupun 
dengan pembicaraan.

Lengkapnya saya salinkan dari situs almanhaj, semoga bermanfaat.

SHALAT SUNNAT DI PERJALANAN

Oleh
Muhammad bin Umar bin Salim Bazmul
sumber http://www.almanhaj.or.id


Diantara petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam perjalanan 
adalah mengqashar shalat fardhu saja. Dan tidak ada riwayat yang diperoleh 
dari beliau yang menunjukkan bahwa beliau mengerjakan shalat sunnat sebelum 
atau sesudahnya dalam perjalanan, kecuali shalat witir dan shalat qabliyah 
Shubuh, karena beliau tidak pernah meninggalkan keduanya, baik ketika sedang 
tidak dalam perjalanan maupun sedang dalam perjalanan [1].

Telah ditegaskan pula bahwa beliau pernah mengerjakan shalat Dhuha di 
perjalanan. Selain itu, ditegaskan pula bahwa beliau mengerjakan shalat 
tathawwu’ mutlak di perjalanan.

Hal ini didasarkan pada dalil berikut ini.

Dari Ibnu Umar Radhiyallahuma, dia bercerita.

“Artinya : Aku pernah menemani Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi 
aku tidak melihat beliau mengerjakan shalat sunnat di perjalanan. Allah 
Jalla Dzikruhu berfirman : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah 
itu suri teladan yang baik bagimu…” [Al-Adzaab : 21]

Dan dalam sebuah riwayat disebutkan.

“Artinya : Aku pernah menyertai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam 
dalam suatu perjalanan, dan aku tidak pernah melihat beliau mengerjakan 
shalat sunnat. Seandainya aku telah mengerjakannya, maka aku akan 
menyempurnakan (shalat fardhu : tidak mengqasharnya). Allah Suhanahu wa 
Ta’ala telah berfirman : ‘Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulllah itu 
suri teladan yang baik bagimu…”[Al-Ahzaab : 21] [Muttafaq ‘Alaih] [2]

Ibnu Qayyim mengatakan : “Hal itu merupakan bentuk pemahaman Ibnu Umar 
Radhiyallahu ‘anhuma yang mendalam. Karena Allah yang Mahasuci lagi 
Mahatinggi telah memberikan keringanan kepada musafir untuk mengerjakan dua 
raka’at saja dari shalat empat raka’at. Seandainya disyari’atkan lagi dua 
raka’at sebelum dan sesudahnya, maka sepatutnya menyempurnakan shalat fardhu 
yang diqashar. Dan seandainya disyariatkan shalat sunnat sebelum dan 
sesudahnya maka yang lebih patut dikerjakan adalah menyempurnakan shalat 
fardhu (tidak mengqasharnya) [3].

Demikian juga hadits Ummu Hani yang telah lebih dulu diberikan mengenai 
shalat Dhuha yang dikerjakan oleh Rasulullah pada saat berlangsungnya 
pembebasan kota Makkah di rumahnya (Ummu Hani).

“Artinya : Dari Ibnu Umar, dia bercerita : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam biasa mengerjakan shalat sunnat di atas binatang kendaraan dengan 
menghadap ke arah ia menuju serta mengerjakan shalat witir di atasnya. Hanya 
saja, beliau tidak pernah mengerjakan shalat wajib di atasnya” [Muttafaq 
‘Alaihi] [4]

Dapat saya katakan, hadits yang bersumber dari Ibnu Umar ini menafsirkan 
hadits sebelumnya yang juga berasal darinya, dimana dia berkata : “Maka aku 
tidak pernah melihat beliau mengerjakan shalat sunnat di perjalanan”. Dengan 
demikian, dia telah mejelaskan bahwa dia tidak pernah melihat beliau 
mengerjakan shalat sunnat rawatib di perjalanan.

Dari Amir bin Rabi’ah, dia bercerita, aku pernah menyaksikan Rasulullah 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam tengah berada di atas kendaraannya sambil 
mengerjakan shalat sunnat, memberi isyarat dengan kepalanya, dengan 
menghadap ke arah mana beliau menuju. Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam tidak pernah melakukan hal tersebut dalam shalat wajib” [Muttafaq 
‘Alaih][5]

MENYAMBUNG SHALAT SUNNAT DENGAN SHALAT FARDHU

Dari Umar bin Atha’ bin Abil Khawar : Bahwa Nafi’ bin Jubair pernah 
mengutusnya kepada As-Sa’ib Ibnu Ukhti Namr untuk menanyakan sesuatu yang 
pernah disaksikan oleh Mua’awiyah darinya dalam shalat. Maka dia menjawab : 
“Ya, aku memang pernah mengerjakan shalat Jum’at bersamanya di Al-Masqshurah 
(rumah benteng besar). Setelah imam mengucapkan salam, aku berdiri di 
tempatku dan langsung mengerjakan shalat. Setelah dia masuk, dia mengutus 
seseorang kepadaku 

[assunnah] Buku Novel Cinta

2006-09-02 Terurut Topik sinsko_susanto
Assalamu'alaikum

Ana langsung saja,
Sekarang banyak sekali buku-buku tentang cinta terutama tentang pacaran
(sesama manusia, lawan jenis yang belum menikah) yang  bertebaran di
toko-toko buku. Beberapa buku menamakan diri sebagai buku Islam dan
mengatakan bahwa ini adalah cinta sejati dalam Islam.
Sepengetahuan saya yang namanya cinta sejati itukan cuma ada setelah
menikah?
Mohon tanggapan dari rekan-rekan sekalian. Mengingat banyak generasi
muda kita yang senang membaca buku-buku cinta yang membuai dgn kata-
kata dan romantismenya.

Jazakumullahu Khoiron Katsiron
Wassalam




Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





RE: [assunnah] Posisi shalat sunat rawatib

2006-09-02 Terurut Topik Abu Yahya adz-Dzahabi
Wa'alaykumussalaam warohmatulloohi wa barokaatuh

Dalil (shahih) secara tegas yang 'menetapkan' bahwa harus bergeser setiap
kali selesai sholat wajib untuk mengerjakan sholat sunnah tidak ada!!

Namun para ahlul 'ilm kita mengambil beberapa hikmah dari perbuatan Rosul
yang mulia shallallahu 'alayhi wa sallam ketika selesai sholat wajib beliau
mengerjakan (berpindah tempat) dirumah. Atau perkataan Beliau yang tidak
boleh menyambung sholat sunnah setelah sholat wajib sebelum berkata-kata
atau " Apakah kamu merasa lemah apabila kamu sholat untuk maju sedikit atau
mundur, atau pindah ke sebelah kanan atau ke sebelah kiri? "

Permasalahannya adalah, orang-orang menetapkan perkara tersebut adalah
sebagaian dari 'sunnah' disyariatkan, padahal sangat jelas perlunya dalil yg
shahih jika disandarkan pada perkara ibadah, terlebih-lebih bisa jatuh pada
perkara bid'ah jika perkara ibadah yg dianggap 'sunnah' tersebut tidak ada
dalil yang kuat menopangnya kemudian ditetapkan sebagai perkara wajib!!

Allah ta'ala a'lam
Abu yahya adz-dzahabi


-Original Message-
From: assunnah@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, August 31, 2006 5:30 PM
To: assunnah@yahoogroups.com
Subject: [assunnah] Posisi shalat sunat rawatib

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Saya mau nanya kepada ikhwan / akhwat sbb:
Selalu bagi jamaah yang shalat sunnah setelah shalat
wajib, selalu mengambil tempat berbeda atau bergeser
dari tempat shalat semula. Apakah ini ada dalilnya?
Mohon bagi yang mempunyai pengetahuan lebih dapat
memberikan informasinya.
Terimakasih

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Bambang Setiawan






Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [assunnah] Re: Tanya: Info Masjid

2006-09-02 Terurut Topik Saat Bedan
Assalamua'alaikum,
Kebanyakan orang2 di Singapura bukanlah bermanhaj salaf, kalau 
ditanya mungkin mereka tidak tahu apakah itu manhaj (ini menerusi 
pengalaman saya). Mereka akan mengatakan mereka bermazhab Syafiee. 
Mereka yang bermanhaj salaf diSingapura adalah amat sedikit sekali. 
Untuk pengetahuan mereka yang bermanhaj salaf, kalau berada 
diSingapura harus tahu masjid mana yang ada kuburan, seperti Masjid 
Sultan, Masjid Omar,Masjid Fatimah, Masjid Kampong Wak Tanjung, 
Masjid Pusara Aman, Masjid Habib Noh di Palmer Road dan Masjid 
Temenggong. Semoga infomasi ini dapat membantu para manhaj salaf 
agar lebih berhati-hati kalau ingin berkunjung diSingapura. Terima 
kasih. 

ngangsoekawroeh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
wa'alaikum salam wa rahmatullah wa barakatuh

Bismillah walhamdulillah

bagi ana dan teman2 dr Indonesia yg mukim di singapura, yg menjadi 
patokan kami dalam menjalankan sholat di masjid, kami tidak melihat 
manhaj apa yg ada di masjid itu, karena hampir semua masjid di 
singapura semuanya dalam kendali dan pengawasan MUIS (semacam MUI di 
Indonesia) yg manhaj nya dapat dikatakan bukan manhaj salaf.

yg menjadi dasar adalah apakah masjid tsb syah untuk digunakan unt 
shalat, salah satunya yaitu dengan melihat adakah kuburan di 
dalam/dilingkungan masjid atau tidak.

beberapa masjid yang Ana tau ada makam di dalamnya adalah 
masjid Sultan yg berlokasi di Bugis, 
masjid pusara amman yg berlokasi di pemakaman pusara abadi.
dan beberapa masjid lainnya.
Jadi sebelum menjalankan shalat ada baiknya untuk mencari tau dulu 
ttg hal tsb.

wallahua'lam

--- In assunnah@yahoogroups.com, Moehamad Kapa <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh
> Para ikwan milis Assunah,
> Ada yang tahu info masjid di singapura yang bermanhajkan salaf 
tidak?
> Saudara sepupu ana dapat tugas disana dan mendapatkan kesulitan pas 
shalat jum'at.
> Jaza khumullahu khairan atas bantuan informasinya.
> Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh
> Abi Fira
>





Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[assunnah] Tanya Kajian di Malang

2006-09-02 Terurut Topik helyawati lufiani
 
  assalamu'alaikum,
   
   
  mau tanya kajian di daerah malang 
   
  terimakasih





Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [assunnah]>>Apa Bedanya Aku dan Kami ??<

2006-09-02 Terurut Topik Abu Abdillah
>From:"rizkiaf" <[EMAIL PROTECTED]>
>Date: Wed Aug 30, 2006 10:42 am
>Assalaamu'alaikum
>To the point saja ya.
>dalam Al Qur'an kan ALLAH kerapkali menyebut diri-NYA dengan kata 
>ganti aku dan kami. nah perbedaan keduanya apa?? lantas kata KAMI 
>tafsirnya apa??
>jazaakumullaah khairan
>wassalaamu'alaikum wr wb

Alhamdulillah,
Dibawah ini, akan saya salinkan salah satu contoh pemakaian kata Kami 
dalam Al-Qur'an, yang saya salin dari situs almanhaj, semoga dapat 
menjelaskan pertanyaan diatas.

MAKNA DEKATNYA ALLAH

Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
sumber http://www.almanhaj.or.id


[1]. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

“Artinya : Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” [Qaff : 
16]

[2]. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

“Artinya : Dan Kami lebih dekat kepadanya dari kamu” [Al-Waqi’ah : 85]

Ahlul takwil melancarkan sybuhat berupa tuduhan kepada Ahlus Sunnah bahwa 
merekapun telah melakukan takwil terhadap dua ayat di atas, yaitu ketika 
menafsirkan kata-kata “lebih dekat” yang dimaknai “lebih dekatnya malaikat”.

Jawaban terhadap syubhat itu ialah : “Bahwa penafsiran kata-kata “ Kami 
lebih dekat” pada dua ayat diatas dengan “dekatnya malaikat” bukanlah 
takwil, bukan menyelewengkan perkataan dari makna dhahirnya. Dan hal ini 
akan jelas bagi orang yang merenungkannya.

Penjelasannya sebagai berikut.

[1]. Tentang ayat pertama : Sesungguhnya kata-kata “Kami lebih dekat” pada 
ayat itu terkait dengan sesuatu yang membuktikan bahwa maksudnya adalah 
“malaikat yang lebih dekat” karena ayat tersebut berlanjut.

“Artinya : Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) 
ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya. Seorang duduk 
disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun 
yang diucapkan melainkan ada di dekatnya Malaikat pengawas yang selalu 
hadir” [Qaf : 16-18]

Maka firman Allah : “Yaitu ketika dua orang malaikat mencatat amal 
perbuatannya”, terdapat dalil bahwa yang dimaksud “lebih dekat” adalah 
dekatnya dua orang Malaikat yang mencatat amal perbuatannya.

[2]. Tentang ayat kedua : Kata-kata “lebih dekat” pada ayat ini berkaitan 
dengan keadaan seseorang yang tengah menghadapi sakaratul maut. Ketika 
seorang sedang menghadapi sakaratul maut, maka yang datang untuk mencabut 
nyawanya adalah malaikat, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara 
kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat (utusan) Kami, dan 
malaikat-malaikat itu tidak melalaikan kewajibannya” [Al-An’am : 61]

Kemudian pada ayat Al-Waqi’ah : 85, lengkapnya berbunyi.

“Artinya Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak 
melihat” [Al-Waqi’ah : 85]

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “kamu tidak melihat” pada ayat itu 
menyatakan dalil sangat jelas bahwa yang tidak kamu (manusia-pent) lihat 
adalah para malaikat. Sebab ayat diatas menunjukkan bahwa pencabut nyawa 
berada sangat dekat dengan manusia, dalam arti ia berada di tempat manusia 
itu berada, namun manusia tidak dapat melihatnya.

Dengan demikian, yang dekat dan berada di tempat manusia (yang sedang 
sakaratul maut untuk dicabut nyawanya) tidak lain adalah malaikat. Sebab 
adalah mustahil jika Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang berada di situ. 
Maka jelaslah bahwa yang dimaksud “lebih dekat” adalah dekatnya malaikat.

Tinaggal sekarang permasalahannya, yaitu kalau yang dimaksud adalah dekatnya 
malaikat, mengapa kata-kata “dekat” kemudian disandarkan kepada Allah, yakni 
: “Kami lebih dekat kepadanya”. Adakah contoh ungkapan lain dalam Al-Qur’an 
yang menandaskan bahwa sesuatu disandarkan kepada Allah, tetapi maksudnya 
adalah malaikat?

Jawaban Pertanyaan Pertama.
Karena malaikat itu merupakan tentara dan utusan Allah. Dan dekatnya mereka 
kepada manusia hanyalah karena perintah Allah. Sehingga ketika mereka dekat 
dengan manusia, maka diakuinya kedekatan itu sebagai kedekatan Allah kepada 
manusia.

Jawaban Pertanyaan Kedua.
Memang ada contoh ungkapan lain dalam Al-Qur’an yang menandaskan bahwa 
sesuatu disandarkan kepada Allah tetapi maksudnya adalah malaikat. Misalnya 
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya 
itu” [Al-Qiyamah : 18]

Disini Allah mengatakan : “Bila Kami (Allah) telah selesai membacakannya”. 
Sedangkan yang dimaksud adalah : “Bila malaikat Jibril telah selesai 
membacakan Al-Qur’an kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam”. 
Sekalipun diakuinya bacaan itu sebagai bacaan yang disandarkan kepada Allah 
dengan firmanNya : Apabila Kami (Allah) telah selesai membacakannya” . 
Mengapa ? Sebab ketika Jibril membacakan Al-Qur’an kepada Rasulullah 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, hanyalah semata-mata karena perintah Allah. 
Dengan demikian, boleh saja jika kemudian Allah mengklaim bahwa bacaan 
Jibril tersebut sebagai bacaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Begitu pula misal yang terdapat dalam firman Allah Subhanahu wa T