[assunnah] OOT Lowongan mengajar di SD-IT
assalamu'alaikum Menyambut tahun ajaran baru 2007/2008, SD-IT AL Binaa Islamic Boarding School Bekasi membutuhkan tenaga pengajar untuk mata pelajaran Sains. Bagi yang berminat, dapat segera mengirimkan CV-nya kepada ana dengan cara me-reply email ini. Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id Website audio: http://assunnah.mine.nu Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[assunnah] >>Buku : Dakwah Salafiyah Dakwah Bijak<
BUKU DAKWAH SALAFIYAH DAKWAH BIJAK Oleh Ustadz Abu Ahmad As-Salafi http://www.almanhaj.or.id/content/2121/slash/0 Telah masuk kepada kami dari sebagian pembaca Al-Furqon perihal buku Dakwah Salafiyyah Dakwah Bijak, Meluruskan Sikap Keras Dai Salafi oleh Abu Abdurrahman Ath-Thalibi yang beredar baru-baru ini. Melihat judul buku ini seakan-akan kita melihat sosok seorang yang peduli dengan Dakwah Salafiyyah sehingga berusaha membenahi kekurangan yang terjadi dari-dai-dai salafi yang bersikap keras tidak pada tempatnya di dalam berdakwah. Tetapi setelah kami cermati isi buku ini, ternyata di dalamnya penuh dengan syubhat-syubhat yang sangat berbahaya dibalik nasehat-nasehat yang dia sampaikan. Karena itulah, dalam pembahasan kali ini kami berusaha menyingkap syubhat-syubhat tersebut sebagai nasehat kepada kaum muslimin dan pembelaan kepada manhaj yang haq. PENULIS DAN PENERBIT BUKU INI Buku ini ditulis oleh Abu Abdirrahman Ath-Thalibi dan diterbitkab oleh HUJJAH PRESS Cibubur Jakarta Timur, cetakan pertama, Februari 2006M KEDUSTAAN ATAS SYAIKH ROBI BIN HADI AL-MADKHOLI HAFIZHAHULLOH Dalam Pengantar penerbit tertera : Dalam salah satu artikelnya di sebuah situs salafi di Timur Tengah (www.sahab.net) , Dr Rabi Al-Madkhali menulis tentang bidah dan menyerang siapapun yang dianggap sebagai ahlu bidah secara membabi buta. Mengutip perkataan Yahya bin Yahya yang diriwayatkan Ibnu Taimiyyah dalam Majmu Fatawanya, Al-Madkhali mengatakan bahwa memerangi ahlu bidah lebih utama daripada berjihad fi sabilillah. Lalu dibelakang namanya, Al-Madkhali ini menuliskan gelar untuk dirinya sendiri, Pemberantas Bidah dan Para Pelakunya, Penolong Sunnah dan Pengikutnya, dan Pembela Akidah. Demikianlah sebagai contoh akhlak seorang tokoh kaum salaf masa kini yang mengaku sebagai penolong Sunnah, dengan bangganya dia labelkan pada dirinya sendiri dengan gelar-gelar yang tidak ada contohnya dari Alloh, Rasul-Nya, dan para ulama salaf Kami katakan : Ini adalah kedustaan yang ditimpakan atas Syaikh Rabi bin Hadi Al-Madkhali hafizhahulloh. Sepanjang penelitian dan pengetahuan kami, beliau tidak pernah menuliskan gelar untuk diri beliau sendiri Pemberantas Bidah dan Para Pelakunya, Penolong Sunnah dan Pengikutnya, dan Pembela Akidah, meskipun kita semua yakin bahwa beliau adalah pembela Sunnah dan duri bagi ahli bidah. Para ulama telah memberikan pujian dan rekomendasi kepada beliau di dalam dakwah dan tulisan-tulisan beliau. Di antara para ulama yang memberikan rekomendasi kepada beliau adalah tiga imam Dakwah Salafiyyah zaman ini : Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Al-Albani, dan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. [1] Beliau menukil perkataan Al-Imam Yahya bin Yahya di atas di dalam kitab beliau yang berjudul Manhaj Ahli Sunnah Fi Naqdi Rijal wa Kutub wa Thowaif hal. 83 dan penutup, demikian juga dalam kitab beliau yang berjudul Jamaah Wahidah hal. 83, dalam ketiga nukilan tersebut beliau tidak menyebutkan gelar di atas bagi dirinya sendiri. (Untuk mengenal lebih lanjut tentang tulisan-tulisan beliau yang dimuat oleh www.sahab.net dan yang lainnya- silahkan melihat program Maktabah Syaikh Robi bin Hadi Al-Madkhali oleh www.islamspirit.com) Demikian juga, sepanjang kehadiran kami dalam majelis-majelis beliau baik di masjid-masjid, di ruang kuliah di Jamiah Islamiyyah Madinah, dan di kediaman beliau, kami tidak pernah mendengar beliau melabelkan gelar-gelar tersebut bagi diri beliau. Bahkan ketika ada sebagian hadirin menyebut beliau dengan Samahatusy Syaikh, beliau menolak seraya mengatakan : lastu bi shohibi Samahah (Aku tidak layak disebut Samahah). Yang kami lihat dari akhlak dari sifat beliau adalah seperti yang ditulis oleh penulis biografi beliau : Beliau memiliki sifat tawadhu (rendah hati) terhadap para saudaranya, para muridnya, para tamu, dan para pengunjungnya. Beliau sederhana dalam tempat tinggal, pakaian, dan kendaraannya, tidak menyukai kemewahan dalam semua hal itu. Beliau selalu ramah dan terbuka, tidak membuat bosan teman duduknya dari pembicaraan beliau, mejelis-mejelis beliau penuh dengna bacaan hadits dan sunnah (Dari Tarjamah Syaikh Robi bin Hadi Al-Madkholi dalam www.rabee.net) Kedustaan atas seorang ulama Sunnah seperti yang dilakukan oleh pemilik buku ini [2] bukanlah sikap Ahli Sunnah, tetapi salah satu tanda-tanda ahli bidah. Al-Imam Ali bin Harb Al-Maushili rahimahullah berkata : Setiap pengekor hawa nafsu selalu berdusta dan tidak mempedulikan kedustaannya! (Diriwayatkan oleh Al-Khothib Al-Baghdadi dalam Al-Kifayah hal. 123) Kedustaan-kedutaan seperti ini dilakukan oleh ahli bidah sebagai tangga untuk menjatuhkan Manhaj Salaf dengan menjatuhkan para ulama Salafiyyin lebih dahulu, dengan menjiplak metode orang-oran Yahudi : Jika engkau hendak menjatuhkan suatu pemikiran, maka jatuhkanlah para pemikir dan tokoh-tokohnya (!) TALBIS SALAFI HAROKI Penulis berkata (dalam hal.20 dari bukunya ini) : Sala
Re: [assunnah]>>Jangan ikut salafy saja...<
Desi Kusrini <[EMAIL PROTECTED]> wrote: assalamu'alaykum saya kan baru belajar kajian salaf, ada teman saya katanya, dia kecewa sama saya, katanya jangan cuma ikut salafy, coba teliti juga kelompok lain, katanya kelompok lain juga punya dalil. terus katanya jangan hanya terpaku pada satu kelompok, saya jadi bingung, terus setiap kelompok itu punya kelemahan dan gak ada yang mashum kecuali Rasulullah. makanya katanya jangan cuma ikut salafy aja, ikut kelompok lain juga biar kita tau mana yang memiliki penyimpangannya, itu gimana ya? katanya juga daripada kita ngebahas tentang kelompok mendingan yang tentang israel itu katanya, dia sakit hati kalo IM, salafy, MMI dan yang lainnya bila dijelekin, dan lebih sakit hati dengan yahudi dan israel. jadi mendingan kenapa gak ngebahas yahudi itu? jadi gimana ya? == Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya ingin menambahkan saja.. Sungguh telah berlalu, penjelasan yang sangat bagus dari saudara-saudara kita di milis ini mengenai siapa salaf, mengapa harus salaf, dan lain sebagainya yang dinukil dari bebarapa tulisan-tulisan serta ijma ulama ahlussunnah wal jamaah. Hampir tidak ada penjelasan/pembahasan tentang Salaf atau Salafy melainkan diikuti dengan dalil-dalil/keterangan-keterangan yang jelas dari Alquran, Assunnah (Hadist Nabi Shallallahu alaihi wa sallam), ijma/pemahaman para sahabat radhiyallahu'anhum. ..katanya jangan ikut salafy, coba teliti juga kelompok lain, katanya kelompok lain juga punya dalil.. Nah, coba saudari Desi printkan dan berikan kepada temannya itu, penjelasan-penjelasan tentang salafy dari saudara-saudara kita yang pernah dimuat di milis ini. Kemudian tanya juga mana dalil anda (hizby) jika memang anda memiliki dalil juga. Kalau memang ada coba saudari Desi bandingkan dalilnya dengan dalil tentang salaf (atau bisa kita bahas bersama di milis ini barangkali). ..terus katanya jangan terpaku kepada satu kelompok.. ..terus setiap kelompok itu punya kelemahan dan gak ada yang mashum kecuali Rasulullah.. ..jangan cuma ikut salafy aja, ikut kelompok lain juga biar kita tau mana yang memiliki penyimpangan Kita katakan, tanyakanlah kepada teman anda (yang hizby) itu apa dalil anda, sehingga kita tidak boleh hanya satu kelompok saja. Kok, Rasulullah disamakan dengan kelompok?!! Kalau mau membandingkan ya dengan kita-kita (pribadi-pribadi) ini loh. Kita-kita ini semua memang tidak terlepas dari dosa dan kesilapan, kecuali Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Karena nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dipelihara ahlaknya dan diampuni dosanya yang lalu dan yang akan datang oleh Allah subhannahu wa Ta'ala. Sebenarnya ini adalah lagu lamanya para hizbiyin untuk menghilangkan/mengaburkan kebodohan mereka dalam masalah dien Islam. Kalau nggak ngerti ya lebih bagus diam, jangan dipaksakan berdakwah tanpa dalil dan hanya berlandaskan akal dan perasaaan saja. Masih banyak lagi sebenarnya, seperti: ..kita di dunia ini kan hanya disuruh berbuat baik saja ama Allah.. .. kita kan hanya berbuat semampu kita, yang menentukan kita masuk surga atau neraka kan Allah kelak di akhirat atau ..diterima atau tidaknya amal kita kan hanya Allah yang tahu.. ..apa yang bisa kita perbuat untuk agama ini.. atau ..langkah nyata apa yang akan anda perbuat untuk mengatasi ketidakberesan pemerintahan sekarang ini.. Kita jawab: ya kita kembalikan semuanya kepada kitabullah dan sunnah rasulullah. Bukan kembali/bertindak semau gue/hizby. Kalau begitu cara berfikir mereka, ya sia-sia lah Allah menurunkan risalah-Nya kepada Nabi yang diutus, yang mana untuk menerangkan, menjelaskan syariat Islam ini dengan benar. Jangankan membicarakan tentang kelompok bahkan Rasulullah juga mencela dengan celaan yang keras Khawarij sebagai anjing-anjing neraka.. (maaf kalau salah redaksinya). Dan juga celaan Allah didalam Alquran dan juga celaan Rasulullah dalam banyak hadist. Apakah mereka (hizby) tidak melihat bahwa Allah dan RasulNya memperingatkan juga keburukan/penyimpangan suatu kaum/kelompok didalam kitabullah dan sunnah rasulullah? Sesungguhnya, ini hanyalah kilah mereka saja untuk menghindar dari kesalahan/kebidahan mereka dan untuk melanggengkan perjalanan/kepentingan kelompok mereka. Atau ada juga yang mengatakan ..kalian salafy keras sekali.. Kita jawab: keras yang yang bagaimana yang mereka maksudkan? Apa karena salafy berani mengatakan ini bidah, itu bidah..? Ya.., kalau menurut/ditimbang dengan alquran dan sunnah (hadist) serta ijma sahabat Nabi dan juga fatwa ulama ahlul hadist, perbuatan mereka menyimpang, ya kita katakan salah, kita katakan itu bidah, tidak ada tuntunannya dari Rasul. Agar mereka tau bahwa perbuatan mereka itu salah dan kembali bertaubat. Jangan disembunyikan/didiamkan saja. Beda dengan para haraki pergerakan/hizby yang takut mengatakan yang hak/benar, karena kalau sekiranya mereka sampaikan keb
[assunnah] Re: Trs: Tanya soal sutroh
1. Rasulullah pernah sholat dengan sutroh berupa hewan tunggangan. Beliau menjadikan tunggangannya sebagai penghalang antara beliau dengan kiblat. silahkan dirujuk haditsnya dengan sanad dari naafi' dari ibnu umar radhiallahu anhuma. Hadits diriwayatkan oleh imam al-bukhari (459), imam al-baihaqy (2/269), imam ahmad (2/129). Tapi ada hewan tunggangan yang makruh untuk digunakan sebagai sutrah yaitu unta (ibil), akan tetapi dibolehkan untuk ba'iir (ini sejenis unta juga). Dan disebutkan pula bahwa beliau sholat menghadap kearah tempat tidur dan aisyah berbaring diatasnya. Walaupun demikian hadits tentang hal ini sering dibawakan para ulama untuk masalah lain yaitu tentang terputusnya sholat seorang laki2 karena seorang wanita yang berjalan dihadapannya. Namun demikian sebagaimana yang dijelaskan syaikh al-imam al-albani rahimahullah dalam al-ashlu hal. 121-122. Beliau berkata: istidlal dari hadits aisyah ini adalah bahwa tidaklah seorang wanita akan memutuskan sholatnya seseorang secara mutlak. karena yang dimaksud dalam hadits2 yang diriwayatkan tentang putusnya sholat karena sesuatu (wanita, keledai dan anjing hitam) adalah jika dalam kondisi berjalan dihadapan orang yang sedang sholat tanpa sutroh. Adapun jika dalam kondisi diam/tidak bergerak maka tidak memutuskan sholat seseorang. maka saya berpendapat bahwa jika hewan tunggangan bisa digunakan sebagai sutroh dan wanita yang nyata2 bisa memutuskan sholat seseorang pada kondisi tertentu, ternyata pada hadits aisyah, wanita tidak memutuskan sholat pada kondisi yang lain..maka mengambil seseorang yang sedang sholat dihadapan kita sebagai sutroh tentunya lebih utama dari dua keadaan ini selama dia tetap pada tempatnya. adapun jika orang tersebut tidak besutroh maka itu bukanlah kesalahan kita, karena masing2 kita harus mencari sutrohnya sendiri2 dalam sholat munfarid. wallahu a'lam bishshowab. 2. Mengambil sutroh hukumnya wajib. Maka jika ditinggalkan kita berdosa tentunya, walapun sholatnya tetap sah. Maka hendaknya seseorang mengambil sutroh walaupun seandainya dia berada ditanah lapang yang tidak ada seseorang selain dirinya. karena rasulullah pernah sholat di suatu padang pasir yang luas yang tidak ada suatu penghalangpun dihadapan beliau. maka beliau mengambil tombaknya dan menjadikannya sebagai sutroh. Dalam kondisi dipadang yang luas yang jarang manusia berlalu pun beliau tetap mengambil sutroh apalagi jika sholat dimasjid yang sangat dimungkinkan manusia akan lalu lalang untuk sholat juga. Hadits nya diriwayatkan dari imam al-bukhari (2/454), imam muslim (2/55), abu dawud (1/109), al-baihaqy (2/269), dll. silahkan merujuk kepada kitab beliau al-ashlu halaman 118. Syaikh al-albany berkata: hendaknya seseorang apakah imam atausendirian harus mengambil sutroh walaupun dia berada dimasjid yang besar. Sebagai tambahan bahwa kitab al-ashlu yang saya maksudkan diatas adalah kitab induk tentang sifat sholat nabi yang beliau susun. dan beliau sering merujuk ke kitabnya ini didalam kitab sifat sholat nabi yang sudah sama2 kita kenal. Beliau (rahimahullah) mengumpulkan hadits dari berbagai sumber dan mengumpulkan berbagai macam pendapat para fuqaha dalam masalah sholat. Dan perlu diketahui bahwa kitab ini ditulis beliau ketika beliau berumur 30 tahun dan beliau masih bermazhab hanafiy. Sampai kemudian beliau menyusun kitab sifat sholat nabi dimana beliau tidak mengambil/terikat dng satu madzhab tertentu secara khusus Kitab al-ashlu ini baru2 saja diterbitkan setelah wafatnya beliau. Judul kitab beliau ini adalah ashlu sifatis sholatin nabiy shallallahu alaihi wasallam minat takbir ilat taslim ka annaka taroha. Tolong dikoreksi jika ada kesalahan istidlal atau penukilan sehingga saya bisa rujuk darinya. Wallahu a'alam bishshowab. Abu Abdillah Farid Fadhillah bin Fathur (barakallahu fihi kepada ustadz saameh yang mengajarkan dan mengenalkan kitab ini kepada saya) --- In assunnah@yahoogroups.com, ABU AZHAR <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh. > Afwan, ana pendatang baru di sini, dan afwan kalau masalah ini sudah pernah ditanyakan. > Kepada para ustadz, mohon penjelasan tentang sutroh, > 1. Apa boleh sholat bersutroh di belakang orang yang sedang sholat tetapi dia tidak bersutroh. > 2. Apa hukumnya sholat tanpa sutroh, tetapi meyakini kalau sampai selesai sholat tidak akan ada orang atau hewan (kriteria hewan ini yang bagaimana ya? apakah termasuk juga hewan kecil seperti semut atau kecoa?) lewat di depan orang yang sedang sholat tersebut. > Jazakallohu khair atas penjelasannya. > Abu Azhar > > > ___ > Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! > http://id.yahoo.com/ > Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id Website audio: http://assunnah.mine.nu Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://gro
[assunnah] Cara mencari pasangan yang tepat?
Saudara sekalian, Bagaimana mencari pasangan yang tepat? Saya pernah membaca di Quran tertulis "Mukmin dengan mukmin, munafik dengan munafik, pezina dengan pezina", bagaimana ini para ustadz? Terima kasih ADHI SANTOSO Semarang, Jawa Tengah Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id Website audio: http://assunnah.mine.nu Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [assunnah] Tanya musik dalam acara pernikahan (Urgen...)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kalau dilihat dari penjelasan saudara elviawan sepertinya membolehkan musik, dengan syarat terhindar dari melantunkan musik yang mengandung maksiat. (barangkali yang saudara maksud Nasyid kali yang terhindar dari lantunan maksiat?) Karena memang sebagian kelompok ada yang membolehkan/menghalalkan Nasyid sebagai hiburan Islami menurut pandangan mereka. Sehingga sebagian kelompok berpendapat/berpaham ada musik Islami dan musik yg tidak Islami. Berikut saya nukilkan beberapa penjelasan tentang haramnya musik: Sesungguhnya mendengarkan nyanyian atau lagu hukumnya haram dan merupakan perbuatan mungkar yang dapat menimbulkan penyakit, kekerasan hati dan dapat membuat kita lalai dari mengingat Allah serta lalai melaksanakan shalat. Kebanyakan ulama menafsirkan kata lahwal hadits (ucapan yang tidak berguna) dalam firman Allah dengan nyanyian atau lagu [Dinukil dari perkataan Syaikh Abdul Aziz Bin Bazz dgn hadist dan firman yang dibawakan dibawah]. Artinya : Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan ucapan yang tidak berguna [Luqman : 6] Artinya : Sesungguhnya akan ada segolongan orang dari kaumku yang menghalalkan zina, kain sutera, khamr, dan alat musik[HR. Bukhari] "Artinya : Pada akhir zaman akan terjadi tanah longsor, kerusuhan, dan perubahan muka. 'Ada yang bertanya kepada Rasulullah'. Wahai Rasulullah, kapankah hal itu terjadi.? Beliau menjawab. 'Apabila telah merajalela bunyi-bunyian (musik) dan penyanyi-penyanyi wanita". [Bagian awalnya diriwayatkan oleh Ibnu Majah 2:1350 dengan tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi. Al-Haitsami berkata : 'Diriwayatkan oleh Thabrani dan di dalam sanadnya terdapat Abdullah bin Abiz Zunad yang padanya terdapat kelemahan, sedangkan perawi-perawi yang lain bagi salah satu jalannya adalah perawi-perawi shahih'. Majma'uz Zawaid 8:10. Al-Albani berkata : 'Shahih'. Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir 3:216 hadits no. 3559] Saya: Dari beberapa Firman dan hadist diatas, apakah ada yang berani membolehkan/menghalalkan musik? Apakah mereka (yang menghalalkan musik) tidak takut dosa dan bencana yang akan ditimpakan akibat dari musik yang telah dikabarkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam? Jika ada yang berani menghalalkan musik, berarti juga telah menghalalkan Zina, Kain Sutra dan Khamr yang tersebut dalam hadist diatas. Secara tidak langsung mereka telah menyelisihi/menentang Sunnah Rasulullah. Dan sesungguhnya rujukan setiap kaum muslimin adalah kitabullah dan sunnah Rasulullah. Apakah jika sudah sampai ilmu/keterangan yang jelas dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, kita berani menentang kebenaran tersebut? Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika ada kesilafan kata. Wassalam, Amir myadien1 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Waalaikumsalam warahamtullohiwabarakatu.. Dalil yang antum bawakan untuk membolehkan adanya musik di acara pernikahan ini kurang tepat, karena tafsir sahabat terhadap surat lukman ini, antara lain oleh Ibnu Abbas radhiallohuanhu, beliau berkata, bahwa demi Alloh yang dimaksud perkataan yang sia sia dalam ayat ini adalah lagu-lagu. Kemudian hadith anak kecil yang memainkan rebana tadi juga bukan di acara pernikahan tetapi di hari raya, ketika itu rosululloh sedang duduk duduk dengan para shahabt dan membiarkan beberapa anak memainkan rebana, lalu datang Abu Bakar, begitu dia mendengar ada alat musik dimainkan maka dia menyuruh anak tadi untuk berhenti memainkan, tetapi nabi berkata, biarkan mereka wahai abu bakar karena hari ini adalah hari raya (ied) (tentu yang dimaksud hari raya di sini adalah iedul fitri dan iedul adha). Maka muncul hukum dari sini bahwa meskipun di hari raya alat musik yang diperbolehkan adalah alat yang sederhana seperti ini. Wallohualam.. Sedangkan hadith tentang haramnya musik dan nyanyian / lagu sudah jelas, yaitu hadith dari Abu Malik al Asyari radhiallohuanhu, Rosululloh salallohualaihiwasalam bersabda, "Sungguh sebagian dari ummatku akan minum khomer dan menamakannya dengan nama lain serta dimainkannya musik dan para biduanita pada mereka. Sungguh Alloh akan membuat mereka tertelan bumi serta menjadikan mereka sebagai kera dan babi." (HR Abu Dawud no. 3688, Ibnu Majah 4020 dengan sanad shohih, lihat As-Shohihah 1/138) Wassalamualaikum.. Abu Radien --- In assunnah@yahoogroups.com, elviawa rsh <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Assalamu'alaikum, > > Sesuai Al Quran surat Luqman ayat 6 dan hadist Nabi SAW bahwasannya hukum musik adalah haram kecuali dalam perayaan pernikahan sesuai dengan hadist Nabi SAW yang memperbolehkan anak kecil di saat acara pernikahan memainkan rebana. yang ingin saya tanyakan bagaimana kita bisa menghindari adat dan kebiasaan masyarakat sekarang agar dalam acara pernikahan tidak/terhindar dari melantunkan musik yang mengandung maksiat, dimana lingkungan keluarga ini masih belum pahan tentang hal ini? selain itu adakah solusi/musik pengganti yang tidak ada unsur maksiatnya yang bisa digunakan d
[assunnah] Tanya kajian di kab. muna SULTRA
assalamu'alaikum warrah matullahi waabarakaatuh ! apakah ada kajian manhaj salafiyah di kab. muna sulawesi tenggara ? terimakasih atas infonya ! Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id Website audio: http://assunnah.mine.nu Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[assunnah] Tanya : Bagaimana penggolongan sahabat
Assalamu'alaykum warohmatullahi wabarokaatuh, Pada ta'lim di mesjid kami disebutkan bahwa yang termasuk sahabat adalah : 1. Mereka yang sudah lahir di zaman Rasulullah. 2. Mereka yang sudah akil baligh di Rasulullah. Adakah hal ini benar adanya ? Mohon bantuan ikhwah fillah, dan syukron atas bantuannya Abu Aga Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id Website audio: http://assunnah.mine.nu Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [assunnah]>>Tanya Urgent : Kaidah Fiqih<
On Tue, 19 Jun 2007 09:25:05 +0700 >"Abu Yaasiin" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Akhi, > Assalamu'alaikum wrokhmatuLLOHi wabarokatuh, > Pada saat masih di Aliyah, ana menerima kaidah Ushul >Fiqih yang bunyi-nya > "Semua Ibadah dilarang, kecuali yang diperintahkan", >benarkah kaidah ini ? > dimanakah ana bisa mendapatkan buku yang memuat mengenai >kaidah-kaidah Ushul >Fiqih ? apa nama buku dan pengarangnya ? > Mohon informasi dari antum semua. > Wassalamu'alaikum warokhmatuLLOHi wabarokatuh. > Abu Yaasiin. HUKUM ASAL IBADAH ADALAH TERLARANG Oleh Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Al-Halabi Al-Atsary http://www.almanhaj.or.id/content/1895/slash/0 Banyak orang yang mencampuradukkan antara ibadah dengan yang lainnya, dimana mereka berupaya membenarkan bidah yang dilakukan dengan memnggunakan dalil kaidah, hukum asal dalam segala sesuatu adalah boleh ! Kaidah tersebut adalah kaidah ilmiah yang benar. Tapi penempatannya bukan dalam masalah ibadah. Sesungguhnya kaidah tersebut berkaitan dengan keduniawian dan bentuk-bentuk manfaat yang diciptakan Allah padanya. Bahwa hukum asal dari perkara tersebut adalah halal dan mubah kecuali jika terdapat dalil yang mengharamkan atau melarangnya. Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi berkata dalam bukunya Al-Halal wal Haram fil Islam (hal.21) setelah menjelaskan sisi yang benar dalam memahami kaidah tersebut. Demikian itu tidak berlaku dalam ibadah. Sebab ibadah merupakan masalah agama murni yang tidak diambil kecuali dengan cara wahyu. Dan dalam hal ini terdapat hadits, Barangsiapa yang mebuat hal yang baru dalam urusan (agama) kami ini apa yang bukan darinya, maka dia di tolak. Demikian itu karena sesungguhnya hakikat agama terdiri dari dua hal, yaitu tidak ada ibadah kecuali kepada Allah, dan tidak boleh beribadah kepada Allah kecuali dengan syariat yang ditentukanNya. Maka siapa yang membuat cara ibadah dari idenya sendiri, siapa pun orangnya, maka ibadah itu sesat dan ditolak.. Sebab hanya Allah yang berhak menentukan ibadah untuk taqarrub kepadaNya. Oleh karena itu cara menggunakan kaidah ilmiah yang benar adalah seperti yang dikatakan oleh Al-Alamah Ibnul Qayyim dalam kitabnya yang menakjubkan, Ilam al-Muwaqqiin (I/344) : Dan telah maklum bahwa tidak ada yang haram melainkan sesuatu yang diharamkan Allah dan RasulNya, dan tidak dosa melainkan apa yang dinyatakan dosa oleh Allah dan RasulNya bagi orang yang melakukannya. Sebagaimana tidak ada yang wajib kecuali, apa yang diwajibkan Allah, dan tidak ada yang haram melainkan yang diharamkan Allah, dan juga tidak ada agama kecuali yang telah disyariatkan Allah. Maka hukum asal dalam ibadah adalah batil hingga terdapat dalil yang memerintahkan. Sedang hukum asal dalam akad dan muamalah adalah shahih [1] hingga terdapat dalil yang melarang. Adapun perbedaan keduanya adalah, bahwa Allah tidak disembah kecuali dengan apa yang telah disyariatkanNya melalui lisan para rasulNya. Sebab ibadah adalah hak Allah atas hamba-hambaNya dan hak yang Dia paling berhak menentukan, meridhai dan mensyariatkannya Syaikh Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Al-Qawaid An-Nuraniyyah Al-Fiqhiyyah (hal 112) berkata, Dengan mencermati syariat, maka kita akan mengetahui bahwa ibadah-ibadah yang diwajibkan Allah atau yang disukaiNya, maka penempatannya hanya melalui syariat Dalam Majmu Al-Fatawa (XXXI/35), beliau berkata, Semua ibadah, ketaatan dan taqarrub adalah berdasarkan dalil dari Allah dan RasulNya, dan tidak boleh seorang pun yang menjadikan sesuatu sebagai ibadah atau taqarrub kepada Allah kecuai dengan dalil syari. Demikian yang menjadi pedoman generasi Salafus Shalih, baik sahabat maupun tabiin, semoga Allah meridhai mereka. Diriwayatkan oleh Nafi Radhiyallahu anhu, Seseorang bersin di samping Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, lalu ia berkata, Alhamdulillah wassalamu ala Rasulih (segala puji bagi Allah dan kesejahteraan kepada RasulNya). Maka Ibnu Umar berkata, Dan saya mengatakan, Alhamdulillah wassalamu ala Rasulillah. Tetapi tidak demikian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan kami. Beliau mengajarkan agar kami mengatakan, Alhamdulillah ala kulli hal (segala puji bagi Allah dalam segala hal) [2] Dari Said bin Musayyab Radhiyallahu anhu, bahwa dia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang tersebut berkata, Wahai Abu Muhammad (nama panggilan Said bin Musayyab), apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat? Ia menjawab : Tidak, tetapi Allah akan menyiksa kamu karena menyalahi Sunnah [3] Al-Alamah Syaikh Al-Albani dalam Irwa Al-Ghalil (II/236) berkata setelah menyebutkan riwayat tersebut, Ini adalah jawaban yang kuat untuk mematahkan argument ahlu bidah yang menganggap baik tumbuh suburnya bidah dengan alasan demi menghidupkan dzikir dan shalat. Mereka tidak senang kepada Ahlus Sunnah yang mengkritik perbuatan mereka dengan menganggap bahwa Ahlus Sunnah anti dzikir dan s
Re: [assunnah] OOT: tanya ma'had Bin Baz Bantul Yogya
Ustadz Mu'thasim, salah satu pengajar di ma'had Islamic Centre Bin Baz. Cp: 08179420077 Abu-Fadhil Gigih-Priyandoko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Assalamu'alaikum, mohon info tentang ma'had Islamic Centre Bin Baz, Bantul, Yogyakarta. Karena saya akan memasukkan anak perempuan saya setingkat SMP. atau kalau ada kontak person mohon di kirim japripun boleh. jazakalloh Wassalamu'alaikum, gigih Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id Website audio: http://assunnah.mine.nu Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re : [assunnah]>>Tanya : Soal Sutroh<
Wa'alaikummussalam warohmatullohi wabarokatuh Berikut saya lampirkan artikel mengenai sutroh semoga bermanfaat KESALAHAN ORANG-ORANG YANG SHALAT DALAM MENGHADAP SUTRAH Oleh Syaikh Abu 'Ubaidah Masyhur bin Hasan bin Salman ttp://www.almanhaj.or.id/content/1265/slash/0 Dari Ibnu 'Umar -Radhiyallahu 'anhuma-, dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Artinya : Janganlah kalian shalat, kecuali menghadap sutrah dan janganlah kalian membiarkan seorangpun lewat di hadapanmu, jika dia menolak hendaklah kamubunuh dia, karena sesungguhnya ada syetan yang bersamanya."[1] Dari Abu Sa'id al-Khudri -Radhiyallahu 'anhuma-, dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Artinya : Jika salah seorang dari kalian shalat hendaklah menghadap kepada sutrah dan hendaklah dia mendekat ke sutrah. Janganlah engkau membiarkan seorangpun lewat di antara engkau dengan sutrah. Jika ada seseorang melewatinya, hendaklah engkau membunuhnya, karena sesungguhnya dia itu syetan."[2] Dalam satu riwayat: "Maka sesungguhnya syetan melewati antara dia dengan sutrah." Dari Sahl bin Abu Hitsmah -Radhiyallahu 'anhu-: Dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam-, beliau berkata: "Artinya : Jika salah seorang dari kalian shalat menghadap sutrah, hendaklah ia mendekatinya, sehingga syetan tidak memutus atas shalatnya."[3] Dalam satu riwayat: "Artinya : Jika salah seorang dari kalian shalat, maka hendaklah dia memakai sutrah dan mendekatinya, karena sesungguhnya syetan akan lewat di hadapannya."[4] Asy-Syaukani berkata sebagai komentar atas hadits Abu Sa'id yang lalu: "Dalam hadits tersebut mengandung dalil, bahwa membuat sutrah dalam shalat adalah wajib."[5] Dia (asy-Syaukani) berkata: "Kebanyakan hadits yang mencakup perintah membuat sutrah, dan dhahir dari perintah itu menunjukkan wajib. Jika didapati suatu dalil yang memalingkan perintah wajib ini kepada sunnah, maka hukumnya menjadi sunnah. Tidaklah benar untuk dijadikan sebagai dalil yang memalingkan, yaitu sabda beliau Shallallahu 'alaihi wasallam-: "Artinya : Maka sesungguhnya sesuatu yang lewat di hadapannya tidak membahayakannya." Karena seseorang yang shalat itu wajib menjauhi sesuatu yang membahayakannya dalam shalat atau menjauhi sesuatu yang bisa menghilangkan sebagian pahalanya.”[6] Di antara hal yang menguatkan wajibnya membuat sutrah: "Artinya : Sesungguhnya sutrah itu sebab yang syar'i, yang dengannya shalat seseorang tidak batal, dengan sebab lewatnya seorang wanita yang baligh, keledai atau anjing hitam, sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang shahih. Dan untuk mencegah orang yang lewat di hadapannya serta hukum-hukum selain yang berkaitan dengan sutrah.[7] Oleh karena itu, salafus shalih -semoga Allah meridhai mereka- sangat gigih dalam membuat sutrah untuk shalat. Sehingga datanglah perkataan dan perbuatan mereka yang menunjukkan, bahwa mereka sangat gigih dalam mendorong menegakkan sutrah dan memerintahkannya serta mengingkari orang yang shalat yang tidak menghadap kepada sutrah, sebagaimana yang akan engkau lihat. Dari Qurrah bin 'Iyas, dia berkata: "'Umar telah melihat saya ketika saya sedang shalat di antara dua tiang, maka dia memegangi tengkuk saya, lalu mendekatkan saya kepada sutrah. Maka dia berkata: "Shalatlah engkau dengan menghadap kepadanya.""[8] Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: "Dengan itu 'Umar menginginkan agar dia shalat menghadap ke sutrah."[9] Dari Ibnu 'Umar, dia berkata: "Jika salah seorang dari kalian shalat, hendaklah dia shalat menghadap ke sutrah dan mendekatinya, supaya syetan tidak lewat di depannya."[10] Ibnu Mas'ud berkata: "Empat perkara dari perkara yang sia-sia: "Seseorang shalat tidak menghadap ke sutrah... atau dia mendengar orang yang adzan, tetapi dia tidak memberikan jawaban."[11] Wahai saudaraku pembaca, perhatikanlah -semoga Allah memberikan petunjuk kepadaku dan engkau- bagaimana perintah-perintah itu datang dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam-, yang kalau mentaatinya berarti mentaati Allah. Tidaklah beliau berbicara dari hawa (nafsu)-nya, melainkan dari wahyu yang diturunkan. Bagaimana para sahabatnya memerintahkan dengan sesuatu yang beliau perintahkan, sehingga 'Umar -Radhiyallahu 'anhu- khalifah yang lurus, dialah yang mendatangi sahabat yang agung ketika dalam keadaan shalat, maka dia ('Umar) memegangi tengkuk sahabatnya itu untuk mendekatkannya ke sutrah, sehingga shalatnya menghadap kepadanya. Dan perhatikanlah, bagaimana Ibnu Mas'ud menyamakan antara shalatnya seseorang yang tidak menghadap ke sutrah dengan orang yang tidak memberikan jawaban ketika mendengar adzan."[12] Dari Anas, dia berkata: "Sesungguhnya saya melihat sahabat-sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam- bergegas-gegas menuju ke tiang-tiang di saat shalat Maghrib, sampai Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- keluar."[13] Dalam satu riwayat: "Dalam keadaan seperti itu, mereka shalat dua rakaat sebelum Maghrib."[14] Anas menceritakan keadaan para sah
Re: [assunnah]>>tanya cara menghilangkan perasaaan cinta<
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Berikut arsip mail di milist ini beberapa bulan yang lalu smoga bermanfaat Wassalam, Tri Joko Mahendro TERAPI RASULULLAH DALAM PENYEMBUHAN PENYAKIT AL-ISYQ (CINTA) Mukaddimah Virus hati yang bernama cinta ternyata telah banyak memakan korban. Mungkin anda pernah mendengar seorang remaja yang nekat bunuh diri disebabkan putus cinta, atau tertolak cintanya. Atau anda pernah mendengar kisah Qeis yang tergila-gila kepada Laila. Kisah cinta yang bermula sejak mereka bersama mengembala domba ketika kecil hingga dewasa. Akhirnya sungguh tragis, Qeis benar-benar menjadi gila ketika laila dipersunting oleh pria lain. Apakah anda pernah mengalami problema seperti ini atau sedang mengalaminya? mau tau terapinya? mari sama-sama kita simak terapi mujarab yang disampaikan ibn Qoyyim dalam karya besarnya Zadul Ma'ad. Beliau berkata: Gejolak cinta adalah jenis penyakit hati yang memerlukan penanganan khusus disebabkan perbedaannya dengan jenis penyakit lain dari segi bentuk, sebab maupun terapinya. Jika telah menggerogoti kesucian hati manusia dan mengakar di dalam hati, sulit bagi para dokter mencarikan obat penawarnya dan penderitanya sulit disembuhkan. Allah mengkisahkan penyakit ini di dalam Alquran tentang dua tipe manusia, pertama wanita dan kedua kaum homoseks yang cinta kepada mardan (anak laki-laki yang rupawan). Allah mengkisahkan bagaimana penyakit ini telah menyerang istri Al-Aziz gubernur Mesir yang mencintai Nabi Yusuf, dan menimpa Kaum Luth. Allah mengkisahkan kedatangan para malaikat ke negeri Luth Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina".Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?" Luth berkata: "Inilah puteri-puteri (negeri) ku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)". (Allah berfirman): "Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)". Surat al-Hijr:68/72 Kebohongan Kisah Cinta Nabi dengan Zainab Binti Jahsy Ada sekelompok orang yang tidak tahu menempatkan kedudukan Rasul sebagaimana layaknya, beranggapan bahwa Rasulullah tak luput dari penyakit ini sebabnya yaitu tatkala beliau melihat Zaenab binti Jahsy sambil berkata kagum: Maha Suci Rabb yang membolak-balik hati, sejak itu Zaenab mendapat tempat khusus di dalam hati Rasulullah Saw, oleh karena itu Beliau berkata kepada Zaid bin Haritsah: Tahanlah ia di sisimu hingga Allah menurunkan ayat: Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan ni`mat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi ni`mat kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mu'min untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi. (al-Ahzab:37)[1] Sebagain orang beranggapan ayat ini turun berkenaan kisah kasmaran Nabi, bahkan sebagian penulis mengarang buku khusus mengenai kisah kasmaran para Nabi dan meyebutkan kisah Nabi ini di dalamnya. Hal ini terjadi akibat kejahilannya terhadap Alquran dan kedudukan para Rasul, hingga ia memaksakan kandungan ayat apa-apa yang tidak layak dikandungnya dan menisbatkan kepada Rasulullah suatu perbuatan yang Allah menjauhkannya dari diri Beliau Kisah sebenarnya, bahwa zainab binti Jahsy adalah istri Zaid ibn Harisah .--bekas budak Rasulullah-- yang diangkatnya sebagai anak dan dipanggil dengan Zaid ibn Muhammad. Zainab merasa lebih tinggi dibandingkan Zaid. Oleh Sebab itu Zaid ingin menceraikannya. Zaid datang menemui Rasulullah minta saran untuk menceraikannya, maka Rasulullah menasehatinya agar tetap memegang zainab, sementara Beliau tahu bahwa Zainab akan dinikahinya jika dicerai Zaid. Beliau takut akan cemoohan orang jika mengawini wanita bekas istri anak angkatnya. Inilah yang disembunyikan Nabi dalam dirinya, dan rasa takut inilah yang tejadi dalam dirinya. Oleh karena itu di dalam ayat Allah menyebutkan karunia yang dilimpahkanNya kepada Beliau dan tidak mencelanya karena hal tersebut sambil menasehatinya agar tidak perlu takut kepada manusia dalam hal-hal yang memang Allah halalkan baginya sebab Allahlah yang seharusnya ditakutinya. Jangan Sampai beliau takut berbuat sesuatu hal yang Allah halalkan karena takut gunjingan manusia, setelah itu Allah memberitahukannya bahwa Allah langsung Yang akan menikahkannya setelah Zaid menceraikan istrinya agar Beliau menjadi contoh bagi umatnya mengenai k