[assunnah] OOT Lowongan mengajar di SD-IT

2007-06-19 Terurut Topik sukma nugroho
assalamu'alaikum
   
Menyambut tahun ajaran baru 2007/2008, SD-IT AL Binaa Islamic Boarding School 
Bekasi membutuhkan tenaga pengajar untuk mata pelajaran Sains.
Bagi yang berminat, dapat segera mengirimkan CV-nya kepada ana dengan cara 
me-reply email ini.


Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[assunnah] >>Buku : Dakwah Salafiyah Dakwah Bijak<

2007-06-19 Terurut Topik Abu Harits
BUKU DAKWAH SALAFIYAH DAKWAH BIJAK

Oleh
Ustadz Abu Ahmad As-Salafi
http://www.almanhaj.or.id/content/2121/slash/0

Telah masuk kepada kami dari sebagian pembaca Al-Furqon perihal buku Dakwah 
Salafiyyah Dakwah Bijak, Meluruskan Sikap Keras Da’i Salafi oleh Abu 
Abdurrahman Ath-Thalibi yang beredar baru-baru ini.

Melihat judul buku ini seakan-akan kita melihat sosok seorang yang peduli 
dengan Dakwah Salafiyyah sehingga berusaha membenahi kekurangan yang terjadi 
dari-da’i-da’i salafi yang bersikap keras tidak pada tempatnya di dalam 
berdakwah. Tetapi setelah kami cermati isi buku ini, ternyata di dalamnya 
penuh dengan syubhat-syubhat yang sangat berbahaya dibalik nasehat-nasehat 
yang dia sampaikan.

Karena itulah, dalam pembahasan kali ini kami berusaha menyingkap 
syubhat-syubhat tersebut sebagai nasehat kepada kaum muslimin dan pembelaan 
kepada manhaj yang haq.

PENULIS DAN PENERBIT BUKU INI
Buku ini ditulis oleh Abu Abdirrahman Ath-Thalibi dan diterbitkab oleh 
HUJJAH PRESS Cibubur Jakarta Timur, cetakan pertama, Februari 2006M

KEDUSTAAN ATAS SYAIKH ROBI BIN HADI AL-MADKHOLI HAFIZHAHULLOH
Dalam Pengantar penerbit tertera :
“Dalam salah satu artikelnya di sebuah situs salafi di Timur Tengah 
(www.sahab.net) , Dr Rabi Al-Madkhali menulis tentang bid’ah dan menyerang 
siapapun yang dianggap sebagai ahlu bid’ah secara membabi buta. Mengutip 
perkataan Yahya bin Yahya yang diriwayatkan Ibnu Taimiyyah dalam Majmu 
Fatawanya, Al-Madkhali mengatakan bahwa memerangi ahlu bid’ah lebih utama 
daripada berjihad fi sabilillah. Lalu dibelakang namanya, Al-Madkhali ini 
menuliskan gelar untuk dirinya sendiri, “Pemberantas Bid’ah dan Para 
Pelakunya, Penolong Sunnah dan Pengikutnya, dan Pembela Akidah”. Demikianlah 
sebagai contoh akhlak seorang tokoh kaum salaf masa kini yang mengaku 
sebagai penolong Sunnah, dengan bangganya dia labelkan pada dirinya sendiri 
dengan gelar-gelar yang tidak ada contohnya dari Alloh, Rasul-Nya, dan para 
ulama salaf”

Kami katakan : Ini adalah kedustaan yang ditimpakan atas Syaikh Rabi bin 
Hadi Al-Madkhali hafizhahulloh. Sepanjang penelitian dan pengetahuan kami, 
beliau tidak pernah menuliskan gelar untuk diri beliau sendiri “Pemberantas 
Bid’ah dan Para Pelakunya, Penolong Sunnah dan Pengikutnya, dan Pembela 
Akidah”, meskipun kita semua yakin bahwa beliau adalah pembela Sunnah dan 
duri bagi ahli bid’ah. Para ulama telah memberikan pujian dan rekomendasi 
kepada beliau di dalam dakwah dan tulisan-tulisan beliau. Di antara para 
ulama yang memberikan rekomendasi kepada beliau adalah tiga imam Dakwah 
Salafiyyah zaman ini : Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Al-Albani, dan 
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. [1]

Beliau menukil perkataan Al-Imam Yahya bin Yahya di atas di dalam kitab 
beliau yang berjudul Manhaj Ahli Sunnah Fi Naqdi Rijal wa Kutub wa Thowa’if 
hal. 83 dan penutup, demikian juga dalam kitab beliau yang berjudul Jama’ah 
Wahidah hal. 83, dalam ketiga nukilan tersebut beliau tidak menyebutkan 
“gelar” di atas bagi dirinya sendiri. (Untuk mengenal lebih lanjut tentang 
tulisan-tulisan beliau –yang dimuat oleh www.sahab.net dan yang lainnya- 
silahkan melihat program Maktabah Syaikh Robi bin Hadi Al-Madkhali oleh 
www.islamspirit.com)

Demikian juga, sepanjang kehadiran kami dalam majelis-majelis beliau baik di 
masjid-masjid, di ruang kuliah di Jami’ah Islamiyyah Madinah, dan di 
kediaman beliau, kami tidak pernah mendengar beliau melabelkan “gelar-gelar” 
tersebut bagi diri beliau. Bahkan ketika ada sebagian hadirin menyebut 
beliau dengan “Samahatusy Syaikh”, beliau menolak seraya mengatakan : “lastu 
bi shohibi Samahah” (Aku tidak layak disebut Samahah).

Yang kami lihat dari akhlak dari sifat beliau adalah seperti yang ditulis 
oleh penulis biografi beliau : “Beliau memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) 
terhadap para saudaranya, para muridnya, para tamu, dan para pengunjungnya. 
Beliau sederhana dalam tempat tinggal, pakaian, dan kendaraannya, tidak 
menyukai kemewahan dalam semua hal itu. Beliau selalu ramah dan terbuka, 
tidak membuat bosan teman duduknya dari pembicaraan beliau, mejelis-mejelis 
beliau penuh dengna bacaan hadits dan sunnah …” (Dari Tarjamah Syaikh Robi 
bin Hadi Al-Madkholi dalam www.rabee.net)

Kedustaan atas seorang ulama Sunnah seperti yang dilakukan oleh pemilik buku 
ini [2] bukanlah sikap Ahli Sunnah, tetapi salah satu tanda-tanda ahli 
bid’ah. Al-Imam Ali bin Harb Al-Maushili rahimahullah berkata : “Setiap 
pengekor hawa nafsu selalu berdusta dan tidak mempedulikan kedustaannya!” 
(Diriwayatkan oleh Al-Khothib Al-Baghdadi dalam Al-Kifayah hal. 123)

Kedustaan-kedutaan seperti ini dilakukan oleh ahli bid’ah sebagai tangga 
untuk menjatuhkan Manhaj Salaf dengan menjatuhkan para ulama Salafiyyin 
lebih dahulu, dengan menjiplak metode orang-oran Yahudi : “Jika engkau 
hendak menjatuhkan suatu pemikiran, maka jatuhkanlah para pemikir dan 
tokoh-tokohnya” (!)

TALBIS SALAFI HAROKI
Penulis berkata (dalam hal.20 dari bukunya ini) :
“Sala

Re: [assunnah]>>Jangan ikut salafy saja...<

2007-06-19 Terurut Topik Amir
Desi Kusrini <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote: assalamu'alaykum
saya kan baru belajar kajian salaf, ada teman saya katanya, dia kecewa sama 
saya, katanya jangan cuma ikut salafy, coba teliti juga kelompok lain, katanya 
kelompok lain juga punya dalil. terus katanya jangan hanya terpaku pada satu 
kelompok, saya jadi bingung, terus setiap kelompok itu punya kelemahan dan gak 
ada yang mashum kecuali Rasulullah. makanya katanya jangan cuma ikut salafy 
aja, ikut kelompok lain juga biar kita tau mana yang memiliki penyimpangannya, 
itu gimana ya? katanya juga daripada kita ngebahas tentang kelompok mendingan 
yang tentang israel itu katanya, dia sakit hati kalo IM, salafy, MMI dan yang 
lainnya bila dijelekin, dan lebih sakit hati dengan yahudi dan israel. jadi 
mendingan kenapa gak ngebahas yahudi itu? jadi gimana ya?
==

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
   
Saya ingin menambahkan saja..
   
Sungguh telah berlalu, penjelasan yang sangat bagus dari saudara-saudara kita 
di milis ini mengenai siapa salaf, mengapa harus salaf, dan lain sebagainya 
yang dinukil dari bebarapa tulisan-tulisan serta ijma’ ulama ahlussunnah wal 
jama’ah. Hampir tidak ada penjelasan/pembahasan tentang Salaf atau Salafy 
melainkan diikuti dengan dalil-dalil/keterangan-keterangan yang jelas dari 
Alquran, Assunnah (Hadist Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam), ijma’/pemahaman 
para sahabat radhiyallahu'anhum.
   
‘..katanya jangan ikut salafy, coba teliti juga kelompok lain, katanya kelompok 
lain juga punya dalil..”
   
Nah, coba saudari Desi printkan dan berikan kepada temannya itu, 
penjelasan-penjelasan tentang salafy dari saudara-saudara kita yang pernah 
dimuat di milis ini. Kemudian tanya juga mana dalil anda (hizby) jika memang 
anda memiliki dalil juga. Kalau memang ada coba saudari Desi bandingkan 
dalilnya dengan dalil tentang salaf (atau bisa kita bahas bersama di milis ini 
barangkali).
   
  “..terus katanya jangan terpaku kepada satu kelompok..”
  “..terus setiap kelompok itu punya kelemahan dan gak ada yang mashum kecuali 
Rasulullah..”
  “..jangan cuma ikut salafy aja, ikut kelompok lain juga biar kita tau mana 
yang memiliki penyimpangan…”
   
Kita katakan, tanyakanlah kepada teman anda (yang hizby) itu apa dalil anda, 
sehingga kita tidak boleh hanya satu kelompok saja. Kok, Rasulullah disamakan 
dengan kelompok?!! Kalau mau membandingkan ya dengan kita-kita 
(pribadi-pribadi) ini loh. Kita-kita ini semua memang tidak terlepas dari dosa 
dan kesilapan, kecuali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena nabi 
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dipelihara ahlaknya dan diampuni dosanya 
yang lalu dan yang akan datang oleh Allah subhannahu wa Ta'ala.
   
Sebenarnya ini adalah lagu lamanya para hizbiyin untuk 
menghilangkan/mengaburkan kebodohan mereka dalam masalah dien Islam. Kalau 
nggak ngerti ya lebih bagus diam, jangan dipaksakan berdakwah tanpa dalil dan 
hanya berlandaskan akal dan perasaaan saja. Masih banyak lagi sebenarnya, 
seperti: 

  “..kita di dunia ini kan hanya disuruh berbuat baik saja ama Allah..”
  “.. kita kan hanya berbuat semampu kita, yang menentukan kita masuk surga 
atau neraka kan Allah kelak di akhirat…” atau “..diterima atau tidaknya amal 
kita kan hanya Allah yang tahu..”
  “..apa yang bisa kita perbuat untuk agama ini..” atau “..langkah nyata apa 
yang akan anda perbuat untuk mengatasi ketidakberesan pemerintahan sekarang 
ini..”
   
Kita jawab: ya kita kembalikan semuanya kepada kitabullah dan sunnah 
rasulullah. Bukan kembali/bertindak semau gue/hizby. Kalau begitu cara berfikir 
mereka, ya sia-sia lah Allah menurunkan risalah-Nya kepada Nabi yang diutus, 
yang mana untuk menerangkan, menjelaskan syariat Islam ini dengan benar.

Jangankan membicarakan tentang kelompok bahkan Rasulullah juga mencela dengan 
celaan yang keras “Khawarij sebagai anjing-anjing neraka..” (maaf kalau salah 
redaksinya). Dan juga celaan Allah didalam Alquran dan juga celaan Rasulullah 
dalam banyak hadist. 

Apakah mereka (hizby) tidak melihat bahwa Allah dan RasulNya memperingatkan 
juga keburukan/penyimpangan suatu kaum/kelompok didalam kitabullah dan sunnah 
rasulullah? Sesungguhnya, ini hanyalah kilah mereka saja untuk menghindar dari 
kesalahan/kebid’ahan mereka dan untuk melanggengkan perjalanan/kepentingan 
kelompok mereka.
   
Atau ada juga yang mengatakan “..kalian salafy keras sekali..”
   
Kita jawab: keras yang yang bagaimana yang mereka maksudkan? Apa karena salafy 
berani mengatakan ini bid’ah, itu bid’ah..? Ya.., kalau menurut/ditimbang 
dengan alquran dan sunnah (hadist) serta ijma’ sahabat Nabi dan juga fatwa 
ulama ahlul hadist, perbuatan mereka menyimpang, ya kita katakan salah, kita 
katakan itu bid’ah, tidak ada tuntunannya dari Rasul. Agar mereka tau bahwa 
perbuatan mereka itu salah dan kembali bertaubat. Jangan 
disembunyikan/didiamkan saja.
   
Beda dengan para haraki pergerakan/hizby yang takut mengatakan yang hak/benar, 
karena kalau sekiranya mereka sampaikan keb

[assunnah] Re: Trs: Tanya soal sutroh

2007-06-19 Terurut Topik farid_fadh
1. Rasulullah pernah sholat dengan sutroh berupa hewan tunggangan.
Beliau menjadikan tunggangannya sebagai penghalang antara beliau
dengan kiblat. silahkan dirujuk haditsnya dengan sanad dari naafi'
dari ibnu umar radhiallahu anhuma. Hadits diriwayatkan oleh imam
al-bukhari (459), imam al-baihaqy (2/269), imam ahmad (2/129). Tapi
ada hewan tunggangan yang makruh untuk digunakan sebagai sutrah yaitu
unta (ibil), akan tetapi dibolehkan untuk ba'iir (ini sejenis unta
juga). Dan disebutkan pula bahwa beliau sholat menghadap kearah tempat
tidur dan aisyah berbaring diatasnya. Walaupun demikian hadits tentang
hal ini sering dibawakan para ulama untuk masalah lain yaitu tentang
terputusnya sholat seorang laki2 karena seorang wanita yang berjalan
dihadapannya. Namun demikian sebagaimana yang dijelaskan syaikh
al-imam al-albani rahimahullah dalam al-ashlu hal. 121-122. Beliau
berkata: istidlal dari hadits aisyah ini adalah bahwa tidaklah seorang
wanita akan memutuskan sholatnya seseorang secara mutlak. karena yang
dimaksud dalam hadits2 yang diriwayatkan  tentang putusnya sholat
karena sesuatu (wanita, keledai dan anjing hitam) adalah jika dalam
kondisi berjalan dihadapan orang yang sedang sholat tanpa sutroh.
Adapun jika dalam kondisi diam/tidak bergerak maka tidak memutuskan
sholat seseorang.
maka saya berpendapat bahwa jika hewan tunggangan bisa digunakan
sebagai sutroh dan wanita yang nyata2 bisa memutuskan sholat seseorang
pada kondisi tertentu, ternyata pada hadits aisyah, wanita tidak
memutuskan sholat pada kondisi yang lain..maka mengambil seseorang
yang sedang sholat dihadapan kita sebagai sutroh tentunya lebih utama
dari dua keadaan ini selama dia tetap pada tempatnya. adapun jika
orang tersebut tidak besutroh maka itu bukanlah kesalahan kita, karena
masing2 kita harus mencari sutrohnya sendiri2 dalam sholat munfarid.
wallahu a'lam bishshowab.
2. Mengambil sutroh hukumnya wajib. Maka jika ditinggalkan kita
berdosa tentunya, walapun sholatnya tetap sah. Maka hendaknya
seseorang mengambil sutroh walaupun seandainya dia berada ditanah
lapang yang tidak ada seseorang selain dirinya. karena rasulullah
pernah sholat di suatu padang pasir yang luas yang tidak ada suatu
penghalangpun  dihadapan beliau. maka beliau mengambil tombaknya dan
menjadikannya sebagai sutroh. Dalam kondisi dipadang yang luas yang
jarang manusia berlalu pun beliau tetap mengambil sutroh  apalagi jika
sholat dimasjid  yang sangat dimungkinkan manusia akan lalu lalang
untuk sholat juga. Hadits nya diriwayatkan dari imam al-bukhari
(2/454), imam muslim (2/55), abu dawud (1/109), al-baihaqy (2/269),
dll. silahkan merujuk kepada kitab beliau al-ashlu halaman 118. Syaikh
al-albany berkata: hendaknya seseorang apakah imam atausendirian harus
mengambil sutroh walaupun dia berada dimasjid yang besar.

Sebagai tambahan bahwa kitab al-ashlu yang saya maksudkan diatas
adalah kitab induk tentang sifat sholat nabi yang beliau susun. dan
beliau sering merujuk ke kitabnya ini didalam kitab sifat sholat nabi
yang sudah sama2 kita kenal. Beliau (rahimahullah) mengumpulkan hadits
dari berbagai sumber dan mengumpulkan berbagai macam pendapat para
fuqaha dalam masalah sholat. Dan perlu diketahui bahwa kitab ini
ditulis beliau ketika beliau berumur 30 tahun dan beliau masih
bermazhab hanafiy. Sampai kemudian beliau menyusun kitab sifat sholat
nabi dimana beliau tidak mengambil/terikat dng satu madzhab tertentu
secara khusus Kitab al-ashlu ini baru2 saja diterbitkan setelah
wafatnya beliau.  Judul kitab beliau ini adalah ashlu sifatis sholatin
nabiy shallallahu alaihi wasallam minat takbir ilat taslim ka annaka
taroha.

Tolong dikoreksi jika ada kesalahan istidlal atau penukilan sehingga
saya bisa rujuk darinya.

Wallahu a'alam bishshowab.
Abu Abdillah Farid Fadhillah bin Fathur
(barakallahu fihi kepada ustadz saameh yang mengajarkan dan
mengenalkan kitab ini kepada saya)

--- In assunnah@yahoogroups.com, ABU AZHAR <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
> Afwan, ana pendatang baru di sini, dan afwan kalau masalah ini sudah
pernah ditanyakan.
> Kepada para ustadz, mohon penjelasan tentang sutroh,
> 1. Apa boleh sholat bersutroh di belakang orang yang sedang sholat
tetapi dia tidak bersutroh.
> 2. Apa hukumnya sholat tanpa sutroh, tetapi meyakini kalau sampai
selesai sholat tidak akan ada orang atau hewan (kriteria hewan ini
yang bagaimana ya? apakah termasuk juga hewan kecil seperti semut atau
kecoa?) lewat di depan orang yang sedang sholat tersebut.
> Jazakallohu khair atas penjelasannya.
> Abu Azhar
> 
> 
> ___
> Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
> http://id.yahoo.com/
>




Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://gro

[assunnah] Cara mencari pasangan yang tepat?

2007-06-19 Terurut Topik Adhi
Saudara sekalian, 
Bagaimana mencari pasangan yang tepat?
Saya pernah membaca di Quran tertulis "Mukmin dengan mukmin, munafik 
dengan munafik, pezina dengan pezina", bagaimana ini para ustadz?

Terima kasih


ADHI SANTOSO
Semarang, Jawa Tengah



Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [assunnah] Tanya musik dalam acara pernikahan (Urgen...)

2007-06-19 Terurut Topik Amir
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
  Kalau dilihat dari penjelasan saudara elviawan sepertinya membolehkan musik,
dengan syarat terhindar dari melantunkan musik yang mengandung maksiat.
(barangkali yang saudara maksud Nasyid kali yang terhindar dari lantunan 
maksiat?)
Karena memang sebagian kelompok ada yang membolehkan/menghalalkan Nasyid 
sebagai hiburan Islami
menurut pandangan mereka.
Sehingga sebagian kelompok berpendapat/berpaham ada musik Islami dan musik yg 
tidak Islami.
  Berikut saya nukilkan beberapa penjelasan tentang haramnya musik:
  Sesungguhnya mendengarkan nyanyian atau lagu hukumnya haram 
dan merupakan perbuatan mungkar yang dapat menimbulkan penyakit, 
kekerasan hati dan dapat membuat kita lalai dari mengingat Allah 
serta lalai melaksanakan shalat. Kebanyakan ulama menafsirkan 
kata lahwal hadits (ucapan yang tidak berguna) dalam firman Allah 
dengan nyanyian atau lagu [Dinukil dari perkataan Syaikh Abdul Aziz Bin Bazz 
dgn hadist dan firman yang dibawakan dibawah].
   
  Artinya : Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan ucapan yang 
tidak berguna [Luqman : 6]
  Artinya : Sesungguhnya akan ada segolongan orang dari kaumku yang 
menghalalkan zina, 
kain sutera, khamr, dan alat musik[HR. Bukhari]
  "Artinya : Pada akhir zaman akan terjadi tanah longsor, kerusuhan, 
dan perubahan muka. 'Ada yang bertanya kepada Rasulullah'. 
Wahai Rasulullah, kapankah hal itu terjadi.? Beliau menjawab. 
'Apabila telah merajalela bunyi-bunyian (musik) dan penyanyi-penyanyi wanita". 
[Bagian awalnya diriwayatkan oleh Ibnu Majah 2:1350 dengan tahqiq Muhammad Fuad 
Abdul Baqi. 
Al-Haitsami berkata : 'Diriwayatkan oleh Thabrani dan di dalam sanadnya 
terdapat Abdullah bin Abiz Zunad yang padanya terdapat kelemahan, 
sedangkan perawi-perawi yang lain bagi salah satu jalannya adalah perawi-perawi 
shahih'. 
Majma'uz Zawaid 8:10. Al-Albani berkata : 'Shahih'. Shahih Al-Jami' 
Ash-Shaghir 3:216 hadits no. 3559]
  
Saya: 
Dari beberapa Firman dan hadist diatas, apakah ada yang berani 
membolehkan/menghalalkan musik?
Apakah mereka (yang menghalalkan musik) tidak takut dosa dan bencana yang akan 
ditimpakan
akibat dari musik yang telah dikabarkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi 
wassalam?
  Jika ada yang berani menghalalkan musik, berarti juga telah menghalalkan 
Zina, Kain Sutra dan
Khamr yang tersebut dalam hadist diatas.
Secara tidak langsung mereka telah menyelisihi/menentang Sunnah Rasulullah.
  Dan sesungguhnya rujukan setiap kaum muslimin adalah kitabullah dan sunnah 
Rasulullah.
Apakah jika sudah sampai ilmu/keterangan yang jelas dari Kitabullah dan Sunnah 
Rasulullah, kita 
berani menentang kebenaran tersebut?
  Semoga bermanfaat. 
Mohon maaf jika ada kesilafan kata.
Wassalam,
Amir

myadien1 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Waalaikumsalam warahamtullohiwabarakatu..
Dalil yang antum bawakan untuk membolehkan adanya musik di acara pernikahan ini 
kurang tepat, karena tafsir sahabat terhadap surat lukman ini, antara lain oleh 
Ibnu Abbas radhiallohuanhu, beliau berkata, bahwa demi Alloh yang dimaksud 
perkataan yang sia sia dalam ayat ini adalah lagu-lagu.
Kemudian hadith anak kecil yang memainkan rebana tadi juga bukan di acara 
pernikahan tetapi di hari raya, ketika itu rosululloh sedang duduk duduk dengan 
para shahabt dan membiarkan beberapa anak memainkan rebana, lalu datang Abu 
Bakar, begitu dia mendengar ada alat musik dimainkan maka dia menyuruh anak 
tadi untuk berhenti memainkan, tetapi nabi berkata, biarkan mereka wahai abu 
bakar karena hari ini adalah hari raya (ied) (tentu yang dimaksud hari raya di 
sini adalah iedul fitri dan iedul adha). Maka muncul hukum dari sini bahwa 
meskipun di hari raya alat musik yang diperbolehkan adalah alat yang sederhana 
seperti ini. Wallohualam..
Sedangkan hadith tentang haramnya musik dan nyanyian / lagu sudah jelas, yaitu 
hadith dari Abu Malik al Asyari radhiallohuanhu, Rosululloh 
salallohualaihiwasalam bersabda, "Sungguh sebagian dari ummatku akan minum 
khomer dan menamakannya dengan nama lain serta dimainkannya musik dan para 
biduanita pada mereka. Sungguh Alloh akan membuat mereka tertelan bumi serta 
menjadikan mereka sebagai kera dan babi." (HR Abu Dawud no. 3688, Ibnu Majah 
4020 dengan sanad shohih, lihat As-Shohihah 1/138)

Wassalamualaikum..
Abu Radien

--- In assunnah@yahoogroups.com, elviawa rsh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu'alaikum,
>
> Sesuai Al Quran surat Luqman ayat 6 dan hadist Nabi SAW
bahwasannya hukum musik adalah haram kecuali dalam perayaan
pernikahan sesuai dengan hadist Nabi SAW yang memperbolehkan anak
kecil di saat acara pernikahan memainkan rebana. yang ingin saya
tanyakan bagaimana kita bisa menghindari adat dan kebiasaan
masyarakat sekarang agar dalam acara pernikahan tidak/terhindar dari
melantunkan musik yang mengandung maksiat, dimana lingkungan
keluarga ini masih belum pahan tentang hal ini? selain itu adakah
solusi/musik pengganti yang tidak ada unsur maksiatnya yang bisa
digunakan d

[assunnah] Tanya kajian di kab. muna SULTRA

2007-06-19 Terurut Topik Hamiudin adin
assalamu'alaikum warrah matullahi waabarakaatuh !

apakah ada kajian manhaj salafiyah di kab. muna sulawesi tenggara ? terimakasih 
atas infonya !





Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[assunnah] Tanya : Bagaimana penggolongan sahabat

2007-06-19 Terurut Topik eko
Assalamu'alaykum warohmatullahi wabarokaatuh,

Pada ta'lim di mesjid kami disebutkan bahwa yang termasuk
sahabat adalah :
1.  Mereka yang sudah lahir di zaman Rasulullah.
2.  Mereka yang sudah akil baligh di Rasulullah.

Adakah hal ini benar adanya ?
Mohon bantuan ikhwah fillah, dan syukron atas bantuannya

Abu Aga



Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [assunnah]>>Tanya Urgent : Kaidah Fiqih<

2007-06-19 Terurut Topik abu fathimah
On Tue, 19 Jun 2007 09:25:05 +0700
>"Abu Yaasiin" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Akhi,
> Assalamu'alaikum wrokhmatuLLOHi wabarokatuh,
> Pada saat masih di Aliyah, ana menerima kaidah Ushul 
>Fiqih yang bunyi-nya 
> "Semua Ibadah dilarang, kecuali yang diperintahkan", 
>benarkah kaidah ini ? 
> dimanakah ana bisa mendapatkan buku yang memuat mengenai 
>kaidah-kaidah Ushul 
>Fiqih ? apa nama buku dan pengarangnya ?
> Mohon informasi dari antum semua.
> Wassalamu'alaikum warokhmatuLLOHi wabarokatuh.
> Abu Yaasiin.

HUKUM ASAL IBADAH ADALAH TERLARANG

Oleh
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Al-Halabi Al-Atsary
http://www.almanhaj.or.id/content/1895/slash/0

Banyak orang yang mencampuradukkan antara ibadah dengan yang lainnya, dimana 
mereka berupaya membenarkan bid’ah yang dilakukan dengan memnggunakan dalil 
kaidah, hukum asal dalam segala sesuatu adalah boleh !

Kaidah tersebut adalah kaidah ilmiah yang benar. Tapi penempatannya bukan dalam 
masalah ibadah. Sesungguhnya kaidah tersebut berkaitan dengan keduniawian dan 
bentuk-bentuk manfaat yang diciptakan Allah padanya. Bahwa hukum asal dari 
perkara tersebut adalah halal dan mubah kecuali jika terdapat dalil yang 
mengharamkan atau melarangnya.

Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi berkata dalam bukunya Al-Halal wal Haram fil Islam 
(hal.21) setelah menjelaskan sisi yang benar dalam memahami kaidah tersebut. 
“Demikian itu tidak berlaku dalam ibadah. Sebab ibadah merupakan masalah agama 
murni yang tidak diambil kecuali dengan cara wahyu. Dan dalam hal ini terdapat 
hadits, “Barangsiapa yang mebuat hal yang baru dalam urusan (agama) kami ini 
apa yang bukan darinya, maka dia di tolak”.

Demikian itu karena sesungguhnya hakikat agama terdiri dari dua hal, yaitu 
tidak ada ibadah kecuali kepada Allah, dan tidak boleh beribadah kepada Allah 
kecuali dengan syari’at yang ditentukanNya. Maka siapa yang membuat cara ibadah 
dari idenya sendiri, siapa pun orangnya, maka ibadah itu sesat dan ditolak.. 
Sebab hanya Allah yang berhak menentukan ibadah untuk taqarrub kepadaNya.

Oleh karena itu cara menggunakan kaidah ilmiah yang benar adalah seperti yang 
dikatakan oleh Al-Alamah Ibnul Qayyim dalam kitabnya yang menakjubkan, I’lam 
al-Muwaqqi’in (I/344) : “Dan telah maklum bahwa tidak ada yang haram melainkan 
sesuatu yang diharamkan Allah dan RasulNya, dan tidak dosa melainkan apa yang 
dinyatakan dosa oleh Allah dan RasulNya bagi orang yang melakukannya. 
Sebagaimana tidak ada yang wajib kecuali, apa yang diwajibkan Allah, dan tidak 
ada yang haram melainkan yang diharamkan Allah, dan juga tidak ada agama 
kecuali yang telah disyari’atkan Allah. Maka hukum asal dalam ibadah adalah 
batil hingga terdapat dalil yang memerintahkan. Sedang hukum asal dalam akad 
dan muamalah adalah shahih [1] hingga terdapat dalil yang melarang. Adapun 
perbedaan keduanya adalah, bahwa Allah tidak disembah kecuali dengan apa yang 
telah disyariatkanNya melalui lisan para rasulNya. Sebab ibadah adalah hak 
Allah atas hamba-hambaNya dan hak yang Dia paling berhak menentukan, meridhai 
dan mensyari’atkannya”

Syaikh Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Al-Qawa’id An-Nuraniyyah Al-Fiqhiyyah 
(hal 112) berkata, “Dengan mencermati syari’at, maka kita akan mengetahui bahwa 
ibadah-ibadah yang diwajibkan Allah atau yang disukaiNya, maka penempatannya 
hanya melalui syari’at”

Dalam Majmu Al-Fatawa (XXXI/35), beliau berkata, “Semua ibadah, ketaatan dan 
taqarrub adalah berdasarkan dalil dari Allah dan RasulNya, dan tidak boleh 
seorang pun yang menjadikan sesuatu sebagai ibadah atau taqarrub kepada Allah 
kecuai dengan dalil syar’i”.

Demikian yang menjadi pedoman generasi Salafus Shalih, baik sahabat maupun 
tabi’in, semoga Allah meridhai mereka.

Diriwayatkan oleh Nafi’ Radhiyallahu ‘anhu, “Seseorang bersin di samping Ibnu 
Umar Radhiyallahu ‘anhu, lalu ia berkata, ‘Alhamdulillah wassalamu ‘ala Rasulih 
(segala puji bagi Allah dan kesejahteraan kepada RasulNya)’. Maka Ibnu Umar 
berkata, “Dan saya mengatakan, Alhamdulillah wassalamu ‘ala Rasulillah. Tetapi 
tidak demikian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kami. 
Beliau mengajarkan agar kami mengatakan, “Alhamdulillah ‘ala kulli hal” (segala 
puji bagi Allah dalam segala hal) [2]

Dari Sa’id bin Musayyab Radhiyallahu ‘anhu, bahwa dia melihat seseorang 
mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau 
melarangnya. Maka orang tersebut berkata, “Wahai Abu Muhammad (nama panggilan 
Sa’id bin Musayyab), apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat?” Ia 
menjawab : “Tidak, tetapi Allah akan menyiksa kamu karena menyalahi Sunnah” [3]

Al-Alamah Syaikh Al-Albani dalam Irwa Al-Ghalil (II/236) berkata setelah 
menyebutkan riwayat tersebut, “Ini adalah jawaban yang kuat untuk mematahkan 
argument ahlu bid’ah yang menganggap baik tumbuh suburnya bid’ah dengan alasan 
demi menghidupkan dzikir dan shalat. Mereka tidak senang kepada Ahlus Sunnah 
yang mengkritik perbuatan mereka dengan menganggap bahwa Ahlus Sunnah anti 
dzikir dan s

Re: [assunnah] OOT: tanya ma'had Bin Baz Bantul Yogya

2007-06-19 Terurut Topik adi adi
Ustadz Mu'thasim, salah satu pengajar di ma'had Islamic Centre Bin Baz. Cp: 
08179420077

Abu-Fadhil Gigih-Priyandoko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
Assalamu'alaikum,
mohon info tentang ma'had Islamic Centre Bin Baz, Bantul, Yogyakarta. Karena 
saya akan memasukkan anak perempuan saya setingkat SMP. atau kalau ada kontak 
person mohon di kirim japripun boleh.
jazakalloh

Wassalamu'alaikum,

gigih


Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re : [assunnah]>>Tanya : Soal Sutroh<

2007-06-19 Terurut Topik budi hartono
Wa'alaikummussalam warohmatullohi wabarokatuh
   
Berikut saya lampirkan artikel mengenai sutroh semoga bermanfaat

KESALAHAN ORANG-ORANG YANG SHALAT DALAM MENGHADAP SUTRAH

Oleh
Syaikh Abu 'Ubaidah Masyhur bin Hasan bin Salman
ttp://www.almanhaj.or.id/content/1265/slash/0

Dari Ibnu 'Umar -Radhiyallahu 'anhuma-, dia berkata: Rasulullah Shallallahu 
'alaihi wa sallam- bersabda:

"Artinya : Janganlah kalian shalat, kecuali menghadap sutrah dan janganlah 
kalian membiarkan seorangpun lewat di hadapanmu, jika dia menolak hendaklah 
kamubunuh dia, karena sesungguhnya ada syetan yang bersamanya."[1]

Dari Abu Sa'id al-Khudri -Radhiyallahu 'anhuma-, dia berkata: Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda:

"Artinya : Jika salah seorang dari kalian shalat hendaklah menghadap kepada 
sutrah dan hendaklah dia mendekat ke sutrah. Janganlah engkau membiarkan 
seorangpun lewat di antara engkau dengan sutrah. Jika ada seseorang 
melewatinya, hendaklah engkau membunuhnya, karena sesungguhnya dia itu 
syetan."[2]

Dalam satu riwayat: "Maka sesungguhnya syetan melewati antara dia dengan 
sutrah." Dari Sahl bin Abu Hitsmah -Radhiyallahu 'anhu-: Dari Nabi Shallallahu 
'alaihi wasallam-, beliau berkata:

"Artinya : Jika salah seorang dari kalian shalat menghadap sutrah, hendaklah ia 
mendekatinya, sehingga syetan tidak memutus atas shalatnya."[3]

Dalam satu riwayat:

"Artinya : Jika salah seorang dari kalian shalat, maka hendaklah dia memakai 
sutrah dan mendekatinya, karena sesungguhnya syetan akan lewat di 
hadapannya."[4]

Asy-Syaukani berkata sebagai komentar atas hadits Abu Sa'id yang lalu: "Dalam 
hadits tersebut mengandung dalil, bahwa membuat sutrah dalam shalat adalah 
wajib."[5]

Dia (asy-Syaukani) berkata: "Kebanyakan hadits yang mencakup perintah membuat 
sutrah, dan dhahir dari perintah itu menunjukkan wajib. Jika didapati suatu 
dalil yang memalingkan perintah wajib ini kepada sunnah, maka hukumnya menjadi 
sunnah. Tidaklah benar untuk dijadikan sebagai dalil yang memalingkan, yaitu 
sabda beliau Shallallahu 'alaihi wasallam-:

"Artinya : Maka sesungguhnya sesuatu yang lewat di hadapannya tidak 
membahayakannya." Karena seseorang yang shalat itu wajib menjauhi sesuatu yang 
membahayakannya dalam shalat atau menjauhi sesuatu yang bisa menghilangkan 
sebagian pahalanya.”[6]

Di antara hal yang menguatkan wajibnya membuat sutrah:

"Artinya : Sesungguhnya sutrah itu sebab yang syar'i, yang dengannya shalat 
seseorang tidak batal, dengan sebab lewatnya seorang wanita yang baligh, 
keledai atau anjing hitam, sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang shahih. 
Dan untuk mencegah orang yang lewat di hadapannya serta hukum-hukum selain yang 
berkaitan dengan sutrah.[7]

Oleh karena itu, salafus shalih -semoga Allah meridhai mereka- sangat gigih 
dalam membuat sutrah untuk shalat. Sehingga datanglah perkataan dan perbuatan 
mereka yang menunjukkan, bahwa mereka sangat gigih dalam mendorong menegakkan 
sutrah dan memerintahkannya serta mengingkari orang yang shalat yang tidak 
menghadap kepada sutrah, sebagaimana yang akan engkau lihat.

Dari Qurrah bin 'Iyas, dia berkata: "'Umar telah melihat saya ketika saya 
sedang shalat di antara dua tiang, maka dia memegangi tengkuk saya, lalu 
mendekatkan saya kepada sutrah. Maka dia berkata: "Shalatlah engkau dengan 
menghadap kepadanya.""[8]

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: "Dengan itu 'Umar menginginkan agar dia shalat 
menghadap ke sutrah."[9]

Dari Ibnu 'Umar, dia berkata: "Jika salah seorang dari kalian shalat, hendaklah 
dia shalat menghadap ke sutrah dan mendekatinya, supaya syetan tidak lewat di 
depannya."[10]

Ibnu Mas'ud berkata: "Empat perkara dari perkara yang sia-sia: "Seseorang 
shalat tidak menghadap ke sutrah... atau dia mendengar orang yang adzan, tetapi 
dia tidak memberikan jawaban."[11]

Wahai saudaraku pembaca, perhatikanlah -semoga Allah memberikan petunjuk 
kepadaku dan engkau- bagaimana perintah-perintah itu datang dari Nabi 
Shallallahu 'alaihi wasallam-, yang kalau mentaatinya berarti mentaati Allah. 
Tidaklah beliau berbicara dari hawa (nafsu)-nya, melainkan dari wahyu yang 
diturunkan. Bagaimana para sahabatnya memerintahkan dengan sesuatu yang beliau 
perintahkan, sehingga 'Umar -Radhiyallahu 'anhu- khalifah yang lurus, dialah 
yang mendatangi sahabat yang agung ketika dalam keadaan shalat, maka dia 
('Umar) memegangi tengkuk sahabatnya itu untuk mendekatkannya ke sutrah, 
sehingga shalatnya menghadap kepadanya. Dan perhatikanlah, bagaimana Ibnu 
Mas'ud menyamakan antara shalatnya seseorang yang tidak menghadap ke sutrah 
dengan orang yang tidak memberikan jawaban ketika mendengar adzan."[12]

Dari Anas, dia berkata: "Sesungguhnya saya melihat sahabat-sahabat Nabi 
Shallallahu 'alaihi wa sallam- bergegas-gegas menuju ke tiang-tiang di saat 
shalat Maghrib, sampai Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- keluar."[13]

Dalam satu riwayat: "Dalam keadaan seperti itu, mereka shalat dua rakaat 
sebelum Maghrib."[14]

Anas menceritakan keadaan para sah

Re: [assunnah]>>tanya cara menghilangkan perasaaan cinta<

2007-06-19 Terurut Topik Tri Joko Mahendro

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Berikut arsip mail di milist ini beberapa bulan yang lalu smoga bermanfaat

Wassalam,
Tri Joko Mahendro


TERAPI RASULULLAH DALAM PENYEMBUHAN PENYAKIT AL-ISYQ (CINTA)

Mukaddimah

Virus hati yang bernama cinta ternyata telah banyak memakan korban. Mungkin
anda pernah mendengar seorang remaja yang nekat bunuh diri disebabkan putus
cinta, atau tertolak cintanya. Atau anda pernah mendengar kisah Qeis yang
tergila-gila kepada Laila. Kisah cinta yang bermula sejak mereka bersama
mengembala domba ketika kecil hingga dewasa. Akhirnya sungguh tragis, Qeis
benar-benar menjadi gila ketika laila dipersunting oleh pria lain. Apakah
anda pernah mengalami
problema seperti ini atau sedang mengalaminya? mau tau terapinya? mari
sama-sama kita simak terapi mujarab yang disampaikan ibn Qoyyim dalam karya
besarnya Zadul Ma'ad.

Beliau berkata: Gejolak cinta adalah jenis penyakit hati yang memerlukan
penanganan khusus disebabkan perbedaannya dengan jenis penyakit lain dari
segi bentuk, sebab maupun terapinya. Jika telah menggerogoti kesucian hati
manusia dan mengakar di dalam hati, sulit bagi para dokter mencarikan obat
penawarnya dan penderitanya sulit disembuhkan.

Allah mengkisahkan penyakit ini di dalam Alquran tentang dua tipe manusia,
pertama wanita dan kedua kaum homoseks yang cinta kepada mardan (anak
laki-laki yang rupawan). Allah mengkisahkan bagaimana penyakit ini telah
menyerang istri Al-Aziz gubernur Mesir yang mencintai Nabi Yusuf, dan
menimpa Kaum Luth. Allah mengkisahkan kedatangan para malaikat ke negeri
Luth

Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena)
kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku;
maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah
dan janganlah kamu membuat aku terhina".Mereka berkata: "Dan bukankah kami
telah melarangmu dari (melindungi) manusia?" Luth berkata: "Inilah
puteri-puteri (negeri) ku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat
(secara yang halal)". (Allah berfirman): "Demi umurmu (Muhammad),
sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)". Surat
al-Hijr:68/72

Kebohongan Kisah Cinta Nabi dengan Zainab Binti Jahsy

Ada sekelompok orang yang tidak tahu menempatkan kedudukan Rasul sebagaimana
layaknya, beranggapan bahwa Rasulullah tak luput dari penyakit ini sebabnya
yaitu tatkala beliau melihat Zaenab binti Jahsy sambil berkata kagum: Maha
Suci Rabb yang membolak-balik hati, sejak itu Zaenab mendapat tempat khusus
di dalam hati Rasulullah Saw, oleh karena itu Beliau berkata kepada Zaid bin

Haritsah: Tahanlah ia di sisimu hingga Allah menurunkan ayat:

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah
melimpahkan ni`mat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi ni`mat kepadanya:
"Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu
menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu
takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.
Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya
(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan
bagi orang mu'min untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka,
apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada
isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi. (al-Ahzab:37)[1]

Sebagain orang beranggapan ayat ini turun berkenaan kisah kasmaran Nabi,
bahkan sebagian penulis mengarang buku khusus mengenai kisah kasmaran para
Nabi dan meyebutkan kisah Nabi ini di dalamnya. Hal ini terjadi akibat
kejahilannya terhadap Alquran dan kedudukan para Rasul, hingga ia memaksakan
kandungan ayat apa-apa yang tidak layak dikandungnya dan menisbatkan kepada
Rasulullah suatu perbuatan yang Allah menjauhkannya dari diri Beliau

Kisah sebenarnya, bahwa zainab binti Jahsy adalah istri Zaid ibn Harisah
.--bekas budak Rasulullah-- yang diangkatnya sebagai anak dan dipanggil
dengan Zaid ibn Muhammad. Zainab merasa lebih tinggi dibandingkan Zaid.
Oleh Sebab itu Zaid ingin menceraikannya. Zaid datang menemui Rasulullah
minta saran untuk menceraikannya, maka Rasulullah menasehatinya agar tetap
memegang zainab, sementara Beliau tahu bahwa Zainab akan dinikahinya jika
dicerai Zaid. Beliau takut
akan cemoohan orang jika mengawini wanita bekas istri anak angkatnya. Inilah
yang disembunyikan Nabi dalam dirinya, dan rasa takut inilah yang tejadi
dalam dirinya. Oleh karena itu di dalam ayat Allah menyebutkan karunia yang
dilimpahkanNya kepada Beliau dan tidak mencelanya karena hal tersebut
sambil menasehatinya agar tidak perlu takut kepada manusia dalam hal-hal
yang memang Allah halalkan baginya sebab Allahlah yang seharusnya
ditakutinya. Jangan Sampai beliau takut berbuat sesuatu hal yang Allah
halalkan karena takut gunjingan manusia, setelah itu Allah
memberitahukannya bahwa Allah langsung Yang akan menikahkannya setelah Zaid
menceraikan istrinya agar Beliau menjadi contoh bagi umatnya mengenai
k