RE: [assunnah]>>Menyepelekan hukuman Allah<

2012-10-23 Terurut Topik Abu Harits

From: abunu...@yahoo.co.id
Date: Tue, 23 Oct 2012 14:35:12 +0800 




Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh
Teman-teman saya masih melakukan perilaku bid'ah dan kemaksiatan.
Apabila dinasehati mereka menjawab tidak enak dengan tetangga atau teman-teman, 
karena di daerah sini biasanya begitu.
Kemudian saya bertanya lagi kepada mereka, "Apakah antum tidak takut dengan 
hukuman Allah?"
Salah satu dari mereka menjawab: "Allah kan maha pengampun, akan mengampuni 
kita."

Jawaban ini seolah-olah menyepelekan hukuman Allah.
Bagaimana pendapat para ustadz? Adakah ayat/hadits mengenai ini?
Jazakallah
Wassalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh
>>>

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Fadhilatusy Syaikh ditanya 
tentang berhujjahnya orang yang melakukan maksiat “apabila dilarang berbuat 
maksiat dengan firman Allah : "Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha 
Penyayang".

Jawaban
Apabila ia berhujjah dengan ayat tadi, maka hujjah kita adalah dengan firman 
Allah Ta'ala :

نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيم ُ وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ 
الْعَذَابُ الْأَلِيمُ 

"Artinya : Beritahukan kepada hamba-hambaKu bahwa Aku Maha Pengampun lagi Maha 
Penyayang. Dan bahwa siksaKu adalah siksa yang pedih" [Al-Hijr : 49-50]

Dan dengan firmanNya

اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ وَأَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Artinya : Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksanya. Dan bahwa Allah Maha 
Pengampun lagi Maha Penyayang" [Al-Ma'idah : 98].

Jadi apabila didatangkan ayat-ayat yang mengandung pengharapan, datangkan saja 
ayat-ayat yang mengandung ancaman.

Jawaban seperti itu sebenarnya bukan jawaban dari dia, melainkan jawaban 
orang-orang yang menganggap remeh/ringan. Maka kiapun mengatakan kepadanya ; 
Bertakwalah kamu kepada Allah dan laksanakanlah apa-apa yang diwajibkan Allah 
kepadamu serta mintalah ampun kepadaNya, karena tidak setiap orang yang 
menunaikan sesuatu yang diwajibkan Allah dapat melakukannya dengan sempurna.
Selengkapnya  baca di   
http://almanhaj.or.id/content/1222/slash/0/hujjah-orang-yang-melakukan-maksiat/
 
Wallahu Ta'ala A'lam


  

RE: [assunnah]>>Sikap terhadap pelaku zina<

2012-10-23 Terurut Topik Abu Harits

From: siti_marwa...@yahoo.co.id
Date: Mon, 22 Oct 2012 10:00:51 +080  









Bismillah.. assalamu 'alaikum..
bagaimana sikap kita terhadap keluarga yang melakukan perzinaan sehingga 
mengakibatkan dia hamil diluar nikah ? sikap orang tua terhadap anaknya yg 
melakukan perzinaan ? kemudian sikap kita /muamalah kita sebagai keluarga 
terdekat kepada pelaku zina ?
syukron..
>>
 
Kewajiban Pelaku Perzinaan
1. Oleh karena itu, orang yang terlanjur terjerumus ke dalam perbuatan nista 
ini, hendaklah segera kembali kepada jalan yang benar. Hendaklah disadari, 
bahwa perbuatan zina telah meruntuhkan kehormatan dan jati dirinya. Begitu pula 
hendaklah ia senantiasa waspada dengan balasan Allah Ta'ala yang mungkin akan 
menimpa keluarganya. 

Bila penyesalan telah menyelimuti sanubari, dan tekad tidak mengulangi 
perbuatan nista ini telah bulat, istighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala 
senantiasa dipanjatkan; bila jalan-jalan yang akan menjerumuskan kembali ke 
dalam kenistaan ini telah ditinggalkan, maka semoga berbagai dosa dan hukuman 
Allah Subhanahu wa Ta'ala atas perbuatan ini dapat terhapuskan.
 
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: "Kejelekan yang telah lalu melalui 
taubatnya yang sebenar-benarnya akan berubah menjadi kebaikan. Yang demikian 
itu, karena setiap kali pelaku dosa teringat lembaran kelamnya, ia menyesali, 
hatinya pilu, dan bertaubat (memperbaharui penyesalannya). Dengan penafsiran 
ini, dosa-dosa itu berubah menjadi ketaatan kelak pada hari Kiamat. Walaupun 
dosa-dosa itu tetap saja tertulis atasnya. Akan tetapi, semua itu tidak 
membahayakannya. Bahkan akan berubah menjadi kebaikan pada lembaran catatan 
amalnya, sebagaimana dinyatakan dalam hadits-hadits shahîh, dan keterangan 
ulama Salaf."
 
2. Salah satu wujud dari taubat seseorang dari perbuatan dosa, ialah tidak 
menceritakan perbuatan dosanya kepada orang lain. Karena menceritakan lembaran 
kelam kepada orang lain merupakan pertanda lemahnya rasa malu, penyesalan dan 
lemahnya rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bahkan menceritakannya 
menjadi pertanda adanya kebanggaan dengan perbuatannya yang nista itu. 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِيْنَ وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهَرَةِ 
أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ عَمَلاً بِاللَّيْلِ ثُمَّ يُصْبِحُ وَقَدْ سَتَرَهُ 
اللهُ . فَيَقُوْلُ : يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ 
بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سَتْرَ اللهِ عَنْهُ .( متفق عليه )

"Setiap ummatku akan diampuni, kecuali orang-orang yang berterus-terang dalam 
bermaksiat. Dan di antara perbuatan berterus-terang dalam bermaksiat ialah, 
bila seseorang melakukan kemaksiatan pada malam hari, lalu Allah telah menutupi 
perbuatannya, akan tetapi ia malah berkata: "Wahai fulan, sungguh tadi malam 
aku telah berbuat demikian dan demikian," padahal Rabbnya telah menutupi 
perbuatannya, justru ia malah menyingkap tabir Allah dari dirinya". [Muttafaqun 
'alaih]

Pada hadits lain, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

(اجْتَنِبُوْا هَذِهِ الْقَاذُوْرَةَ الَّتِي نَهَى اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْهَا ، 
فَمَنْ ألم فَلْيَسْتَتِرْ بِسَتْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ، فَإِنَّهُ مَنْ يُبْدِ 
لَنَا صَفْحَتَهُ نُقِمْ عَلَيْهِ كِتَابَ الله)

"Jauhilah olehmu perbuatan-perbuatan nista yang telah Allah Azza wa Jalla 
larang, dan barang siapa yang melakukannya, maka hendaknya ia menutupi dirinya 
dengan tabir Allah Azza wa Jalla , karena barang siapa yang menampakkan kepada 
kami jati dirinya, maka kamipun akan menegakkan hukum Allah" [Riwayat 
al-Baihaqi dan dihasankan oleh Syaikh al-Albâni]

Berdasarkan dalil ini dan juga dalil lainnya, para ulama menyatakan, dianjurkan 
bagi orang yang telah terjerumus dalam perbuatan dosa agar merahasiakan dosanya 
itu dan tidak menceritakannya. Oleh karena itu, tidak sepantasnya seorang 
wanita yang pernah berbuat zina dan sudah bertaubat menceritakan masa silamnya 
kepada siapapun.
 
Selengkapnya baca di http://almanhaj.or.id/content/2555/slash/0/zina-merajalela/
Silakan baca juga :
http://almanhaj.or.id/content/2864/slash/0/apakah-perbuatan-zina-diampuni/
http://almanhaj.or.id/content/3356/slash/0/mewasapadai-zina-dan-penyebabnya/
http://almanhaj.or.id/content/3357/slash/0/27-dampak-negatif-perbuatan-zina/
http://almanhaj.or.id/content/3358/slash/0/terapi-penangkal-menyebarnya-perzinaan/
 
Wallahu Ta'ala A'lam
 


  

[assunnah] OOT: saudara sepersusuan

2012-10-23 Terurut Topik Eryani, Devi
Assalamualaikum..
Mohon penjelasanny..
Fulanah sebagai ibu memiliki anak bernama Ammar (laki-laki), ketika masih Bayi 
sampai umur 2 th Ammar disusui oleh ibunya..Sementara dengan waktu bersamaan 
selain menyusui Ammar , Si Fulanah (Ibunya Ammar) juga menyususi anak 
tetangganya bernama Ahsan (laki-laki).
Pertanyaannya :

1. Sejauh mana hubungan sepersusuan Ammar dengan Ahsan.

2. Apakah Ammar juga menjadi saudara sepersusuan dari adik-adik Ahsan kelak ?

3. Begitupun sebaliknya apakah Ahsan juga bisa menjadi saudara sepersusuan 
terhadap adik-adik Ammar kelak ?

4. Lalu bagaimana dengan hukum pernikahan saudara sepersusuan dan adik-adiknya 
kelak ?

Jazakumullah khoiron katsiro
Wassalamualaikum
Ummu Haidar




Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
assunnah-dig...@yahoogroups.com 
assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[assunnah] Menyepelekan hukuman Allah

2012-10-23 Terurut Topik Abu Nur
Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh

Teman-teman saya masih melakukan perilaku bid'ah dan kemaksiatan.
Apabila dinasehati mereka menjawab tidak enak dengan tetangga atau teman-teman, 
karena di daerah sini biasanya begitu.
Kemudian saya bertanya lagi kepada mereka, "Apakah antum tidak takut dengan 
hukuman Allah?"
Salah satu dari mereka menjawab: "Allah kan maha pengampun, akan mengampuni 
kita."

Jawaban ini seolah-olah menyepelekan hukuman Allah.

Bagaimana pendapat para ustadz? Adakah ayat/hadits mengenai ini?

Jazakallah

Wassalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh




Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
assunnah-dig...@yahoogroups.com 
assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[assunnah] >>Iman Bertambah Sempurna Dan Berkurang?<

2012-10-23 Terurut Topik Prada Aisyah
IMAN BERTAMBAH SEMPURNA DAN BERKURANG?

Oleh
Ustadz Kholid Syamhudi, Lc
http://almanhaj.or.id/content/3412/slash/0/iman-bertambah-sempurna-dan-berkurang/


Permasalahan iman merupakan permasalahan terpenting seorang Muslim,
sebab iman menentukan nasib seorang di dunia dan akhirat. Bahkan
kebaikan dunia dan akhirat bersandar kepada iman yang benar. Dengan
iman, seorang akan mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan
akhirat serta keselamatan dari segala keburukan dan adzab Allah Azza
wa Jalla . Dengan iman, seorang akan mendapatkan pahala besar yang
menjadi sebab masuk surga dan selamat dari neraka. Lebih dari itu
semua, mendapatkan keridhaan Allah Azza wa Jalla yang Maha Kuasa,
sehingga Dia tidak akan murka kepadanya dan dapat merasakan kelezatan
melihat wajah Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak. Dengan demikian,
permasalahan ini seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari kita
semua. Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah menuturkan, “Hasil usaha jiwa
dan kalbu yang terbaik dan penyebab seorang hamba mendapatkan
ketinggian (derajat mulia) di dunia dan akhirat adalah ilmu dan iman.
Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla menggabung keduanya dalam
firman-Nya

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ
فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَىٰ يَوْمِ الْبَعْثِ

Dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan berkata
(kepada orang-orang yang kafir), "Sesungguhnya kamu telah berdiam
(dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit."
[ar-Rûm/30:56]

Dan firman Allah Azza wa Jalla :

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا
الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
[al-Mujâdilah/58:11]

Mereka inilah inti dan pilihan dari yang ada dan mereka adalah orang
yang berhak mendapatkan martabat tinggi. Namun, kebanyakan manusia
keliru dalam (memahami) hakekat ilmu dan iman ini, sehingga setiap
kelompok menganggap ilmu dan iman yang dimilikinya satu-satunya hal
yang dapat mengantarkan kepada kebahagian, padahal tidak demikian.
Kebanyakan mereka tidak memiliki iman yang menyelamatkan dan ilmu yang
mengangkat (kepada ketinggian derajat), bahkan mereka telah menutup
untuk diri mereka sendiri jalan ilmu dan iman yang diajarkan
Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjadi dakwah beliau
kepada umat. Sedangkan yang berada di atas iman dan ilmu (yang benar)
adalah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya, serta
orang-orang yang mengikuti mereka di atas manhaj dan petunjuk
mereka….” [Al-Fawâid hlm. 191]

Demikian pula apabila kita melihat pemahaman kaum Muslimin tentang
iman, maka kita dapatkan banyak kekeliruan dan penyimpangan. Sebagai
contoh, banyak kalangan kaum Muslimin ketika berbuat dosa dia
menyatakan: “Yang penting kan hatinya”. Ini semua tentunya membutuhkan
pelurusan dan pencerahan bagaimana sesungguhnya konsep iman yang benar
tersebut.

IMAN BERTAMBAH DAN BERKURANG
Sudah dimaklumi, banyak dalil dari nash-nash al-Qur`ân dan Sunnah yang
menjelaskan bertambah dan berkurangannya iman. Menjelaskan pemilik
iman yang bertingkat-tingkat, sebagiannya lebih semurna imannya dari
yang lainnya, ada di antara mereka yang disebut as-Sâbiq bil khairât,
al-Muqtashid dan zhâlim linafsihi. Ada juga al-Muhsin, al-Mukmin dan
al-Muslim. Semua ini menunjukkan bahwa mereka tidak berada dalam satu
martabat dan iman itu bisa bertambah dan berkurang.

Di antara dalil yang menunjukkan bertambah dan berkurangan iman adalah:
1. Firman Allah Azza wa Jalla.

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ
فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ
وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka
ada orang-orang yang mengatakan, "Sesungguhnya manusia telah
mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada
mereka", Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka
menjawab: "Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah
Sebaik-baik Pelindung". [Ali Imrân/ 3:173]

Para Ulama Ahlussunnah menjadikan ayat ini sebagai dasar mengenai
bertambah dan berkurangan iman, sebagaimana pernah ditanyakan kepada
Imam Sufyân bin ‘Uyainah rahimahullah, “Apakah iman itu bertambah atau
berkurang? Beliau rahimahullah menjawab, “Tidakkah kalian mendengar
firman Allah Azza wa Jalla yang artinya, ‘Maka Perkataan itu menambah
keimanan mereka’”. (Ali Imrân/3:173) dan firman Allah Azza wa Jalla
yang artinya, ‘Dan Kami tambah pula untuk mereka
petunjuk’.(al-Kahfi/19:13) dan dalam beberapa ayat lainnya?”. Ada yang
bertanya, “Bagaimana bisa berkurang?”. Beliau rahimahullah menjawab,
“Tidak ada sesuatu yang bisa bertambah kecuali ia juga bisa
berkurang”.[1]

2. Firman Allah Azza wa Jalla.

وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى ۗ وَالْبَاقِيَاتُ
الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ مَرَدًّا

Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat
petunju

Bls: [assunnah] OOT : Ikhwan Ciparay - BANDUNG

2012-10-23 Terurut Topik ade Setiawan
ana di baleendah cuma mertua di ciparay. baeendah-ciparay deket ada apa gitu
contak me 085795561474





 Dari: RACHMAN DARMANSAH 
Kepada: "assunnah@yahoogroups.com" 
Dikirim: Selasa, 23 Oktober 2012 7:24
Judul: [assunnah] OOT : Ikhwan Ciparay - BANDUNG


 
Assalamu'alaikum waRahamtaullahi waBarakatuh.

Adakah diantara antum yang tinggal di Bandung selatan, khusunya daerah 
Ciparay-Majalaya dll?


Jazzakallahu khayr.
Abu 'Abdus Shomad Rachman Darmansah.



 

Re: [assunnah] info link/web video tentang penyelenggaraan jenazah

2012-10-23 Terurut Topik Aditya L. Ramadona
Bismillah...
Assalamu'alaikum Warahmatullah,

Sila kunjungi tautan berikut.
http://www.youtube.com/watch?v=OJPiDYnBZtY&feature=g-user-u
Bimbingan Ahkamul Janaiz By Ustad Abdullah Sholeh Al Hadramy

Wassalamu'alaikum Warahmatullah
Aditya

2012/10/23 asep junaedi 

> **
>
>
> Bismillah...
> Assalamu'alaikum Warahmatullah,
> Affwan kepada ihwan sekalian mohon info link/web video tentang
> penyelenggaraan jenazah
> sesuai dengan sunnah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam,
> Jazakallahu khairon atas perhatiannya,
> Mudah - mudahan Allah Ta'ala memudahkan semua urusan hambaNya, Amiin.
> Wassalamu'alaikum Warahmatullah,
>
> Asep
>  
>


[assunnah] info link/web video tentang penyelenggaraan jenazah

2012-10-23 Terurut Topik asep junaedi
Bismillah...
Assalamu'alaikum Warahmatullah,
Affwan kepada ihwan sekalian mohon info link/web video tentang
penyelenggaraan jenazah
sesuai dengan sunnah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam,
Jazakallahu khairon atas perhatiannya,
Mudah - mudahan Allah Ta'ala memudahkan semua urusan hambaNya, Amiin.
Wassalamu'alaikum Warahmatullah,

Asep


[assunnah] >>Arafah, Melahirkan Orang Terbebas Dari Neraka<

2012-10-23 Terurut Topik Abu Abdillah

ARAFAH MELAHIRKAN ORANG-ORANG YANG TERBEBAS DARI NERAKA

Oleh
Ustadz Anas Burhanuddin, MA
http://almanhaj.or.id/content/3413/slash/0/arafah-melahirkan-orang-orang-yang-terbebas-dari-neraka/
 

KEUTAMAAN HARI ARAFAH 
Hari Arafah yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah setiap tahun merupakan salah 
satu hari yang paling utama sepanjang tahun. Bahkan dalam madzhab Syâfi'i 
disebutkan bahwa jika ada orang yang mengatakan, 'Isteri saya jatuh talak pada 
hari paling utama', maka talak tersebut jatuh pada hari Arafah.[1] Keistimewaan 
hari ini berdasarkan pada dalil umum dan khusus.

Dalil umum yaitu hadits Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu 
‘alaihi wa sallam bersabda : 

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ 
هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ ». فقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ 
فِى سَبِيلِ اللَّهِ ؟ قَالَ: "وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ 
رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ".

Tidak ada hari-hari di mana amal saleh di dalamnya lebih dicintai Allâh Azza wa 
Jalla daripada hari–hari yang sepuluh ini". Para sahabat bertanya, "Tidak juga 
jihad di jalan Allâh ? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, "Tidak juga 
jihad di jalan Allâh, kecuali orang yang keluar mempertaruhkan jiwa dan 
hartanya, lalu tidak kembali dengan sesuatupun." [HR al-Bukhâri no. 969 dan 
at-Tirmidzi no. 757, dan lafazh ini adalah lafazh riwayat at-Tirmidzi]

Maksudnya adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah yang merupakan rangkaian 
hari paling utama sepanjang tahun. Hadits ini menunjukkan disyariatkannya 
memperbanyak amal saleh di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan hari 
Arafah termasuk di dalamnya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah 
mengatakan, "Siang hari sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah lebih utama 
daripada malam sepuluh terakhir bulan Ramadhân, dan malam sepuluh hari terakhir 
Ramadhan lebih utama daripada malam sepuluh hari pertama Dzulhijjah." [2] 

Adapun dalil khusus yang menunjukkan keistimewaan hari Arafah di antaranya 
adalah sebagai berikut :

1. Di hari ini Allâh Azza wa Jalla paling banyak membebaskan manusia dari 
neraka. Ibunda kaum mukminin, Aisyah Radhiyallahu anhuma meriwayatkan bahwa 
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ 
مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ 
فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ ؟

Tidak ada hari di mana Allâh Azza wa Jalla membebaskan hamba dari neraka lebih 
banyak daripada hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka 
di depan para malaikat dan berkata: Apa yang mereka inginkan?" [HR. Muslim no. 
1348] 

Maksudnya, tidak ada yang mendorong mereka untuk meninggalkan negeri, keluarga 
dan kenikmatan mereka (untuk menunaikan ibadah haji-red) kecuali ketaatan 
kepada Allâh Azza wa Jalla dan pencarian ridhanya. [3] 

2. Doa di hari Arafah adalah doa terbaik. Abdullah bin Amr Radhiyallahu anhu 
meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sabda beliau Shallallahu 
‘alaihi wa sallam : 

خَيْرُ الدُّعاءِ دُعاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَناَ 
وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ قَبْلِيْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ 
لَهُ لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Sebaik-baik doa adalah doa hari Arafah, dan sebaik-baik ucapan yang aku dan 
para nabi sebelumku ucapkan adalah La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, 
lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'ala kulli syaiin qadir." [HR. at-Tirmidzi no. 
3585, dihukumi shahih oleh al-Albani]

3. Wukuf di Arafah merupakan rukun haji yang paling pokok. Nabi Muhammad 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya oleh sekelompok orang dari Nejed tentang 
haji, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : 

الْحَجُّ عَرَفَةُ

Haji itu adalah Arafah. [HR. at-Tirmidzi no. 889, an-Nasâ’i no. 3016 dan Ibnu 
Mâjah no. 3015 , dihukumi shahih oleh al-Albâni]

Maksud hadits ini adalah bahwa wukuf di Arafah merupakan tiang haji dan 
rukunnya yang terpenting. Barang siapa meninggalkannya, maka hajinya batal, dan 
barangsiapa melakukannya, maka telah aman hajinya.[4] 

4. Puasa di hari Arafah memiliki keutamaan yang besar. Puasa sehari ini 
menghapuskan dosa dua tahun, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Abu Qatâdah 
Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ 
الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ

Puasa hari Arafah aku harapkan dari Allâh bisa menghapuskan dosa setahun 
sebelumnya dan setahun setelahnya. [HR. Muslim no. 1162]

5. Imam Mâlik rahimahullah meriwayatkan dalam al-Muwatha' no. 944 dengan sanad 
yang lemah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam hadits berikut : 

مَا رُئِيَ الشَّيْطَانُ يَوْمًا هُوَ فِيهِ أَصْغَرُ وَلاَ أَدْحَرُ وَلاَ 
أَحْقَرُ وَلاَ أَغْيَظُ مِنْهُ فِي يَوْمِ عَرَفَةَ وَمَا ذَاكَ إِلاَّ لِمَا 
رَأَى مِنْ تَنَزُّلِ الرّ

[assunnah] Tanya: Tentang aqiqah

2012-10-23 Terurut Topik Marchel Beding
Assalamu'alaikum warohmatulloh wabarokatuh.
Anak saya Perempuan dan sebentar lagi akan 2 Tahun dan niat kami ingin Haqiqah 
berbarengan hari lahirnya yang ketika lahir belum di aqiqah. Dan Isti saya yang 
belum di aqiqahkan juga ingin sekalian,
Pertanyaan saya :
1. Adakah syarat Ukuran dan umur hewan aqiqah ? (dikarenakan Dana tidak cukup 
membeli 2 ekor kambing yang ukuran sedang/besar niat kami akan membeli kambing 
ukuran yang kecil mengingat ada 2 orang yang akan di haqiqah, Anak dan istri)
2. Hukum aqiqah Instan Hukumnya bagaimana ? seperti banya Brosur/Spanduk 
penawaran Haqiqah dengan sistem Paket yang sudah Jadi dan mereka siap antar.

3. Bolehkan aqiqah di usia sudah Tua (misalnya Ortu saya belum Haqiqah) terus 
hukumnya apa klo ternyata tidak haqiqah setelah mereka meninggal.


Wassalamu'alaikum




Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
assunnah-dig...@yahoogroups.com 
assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [assunnah] Re: Tanya dalil puasa 1-9 Dzulhijjah

2012-10-23 Terurut Topik abd
Tulisan Ust. Firanda berikut mungkin bisa menjawab pertanyaan tsb.

KEUTAMAAN 10 DZULHIJJAH
Category: Fiqh  Published on 16 October 2012  Hits: 3632

عن ابن عباس رضي
الله عنهما قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَا مِنْ
أيَّامٍ، العَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هذِهِ
الأَيَّام يعني أيام العشر».وفي رواية : «أفضل»  قالوا: يَا رسولَ اللهِ،
وَلا الجِهَادُ في سَبيلِ اللهِ؟ قَالَ: «وَلا الجِهَادُ فِي سَبِيلِ
اللهِ، إِلا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ
ذَلِكَ بِشَيءٍ». رواه البخاري.
Dari Ibnu 'Abbaas radhiallahu 'anhumaa ia berkata ; Rasulullah shallallahu 
'alaihi wa sallam bersabda :
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah (dalam riwayat 
At-Thirmidzi: "Lebih Afdol") melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari 
ini yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah.” Para sahabat bertanya: “Tidak 
pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak 
pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan
jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun (yaitu ia kehilangan 
nyawa dan hartanya-pen)”. Dalam riwayat Ad-Daarimi :
 
مَا مِنْ عَمَلٍ أَزْكَى عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَلاَ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ 
خَيْرٍ يَعْمَلَهُ فِي عَشْرِ الأَضْحَى
"Tidak ada amalan yang lebih suci di sisi Allah Azza wa Jalla dan lebih agung  
pahalanya dari pada kebaikan
yang dikerjakan pada 10 hari bulan qorban" (HR Al-Bukhari no 969, Abu Dawud no 
2440, At-Thirmidzi no 757, Ibnu Maajah no 1727, Ad-Daarimi no 1773, 1774)
Lafal dalam hadits  يَعْنِي أَيَّامَ
الْعَشْرِ "Yaitu 10 hari Dzul Hijjah" merupakan sabda Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam dan bukan tafsiran dari perawi (lihat penjelasan Ibnu
Hajar dalam Fathul Baari 2/459)

Faedah-Faedah Hadits :
Pertama : Hadits ini
menunjukkan akan keutamaan 10 hari awal Dzulhijjah dibandingkan
hari-hari yang lainnya sepanjang tahun, sehingga Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam memotifasi untuk beramal sholeh pada 10 hari tersebut.
Karenanya pendapat yang dipilih oleh
para ulama bahwasanya hari-hari (siang) yang paling terbaik adalah 10
pertama dzuhijjah mengingat pada hari tersebut ada hari 'Arofah. Dan
hari yang terbaik adalah hari Arofah.
Adapun malam-malam yang terbaik adalah
10 malam terakhir bulan Ramadhan, karena ada malam lailatul Qodar (yang
lebih baik dari 1000 bulan). Dan Malam yang terbaik adalah malam
lailatul Qodar (Lihat Tuhfatul Ahwadzi 3/386).
Akan tetapi –wallahu a'lam- 10 hari awal Dzul Hijjah merupakan 10 hari yang 
terbaik bukan hanya karena ada hari
'Arofah (9 Dzul Hijjah), akan tetapi karena hari-hari haji yang lainnya
juga, seperti hari tarwiyah (8 Dzul Hijjah) dan hari 'ied dan hari
nahr/menyembelih pada 10 Dzul Hijjah. Ibnu Hajar rahimahullah berkata ;
أَنَّ عَشْرَ ذِيْ الْحِجَّةِ إِنَّمَا شَرُفَ لِوُقُوْعِ أَعْمَالِ الْحَجِّ 
فِيْهِ
"Sesungguhnya 10 hari awal Dzul Hijjah
hanyalah mulia dikarenakan amalan-amalan haji dilakukan pada hari-hari
tersebut" (Fathul Baari 2/459)
Kedua : Hadits ini menunjukkan akan keutamaan jihad, hal ini ditunjukkan dari 
dua sisi :
* Pemahaman sahabat tentang tingginya
nilai jihad. Karenanya tatkala mendengar penuturan Nabi tentang amalan
sholeh yang dikerjakan pada 10 Dzul Hijjah maka para sahabat menyatakan
"Apakah lebih baik dari pada jihad??"
* Pernyataan Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bahwasanya seseorang yang ia berjihad dengan membawa
senjata/pedang dan juga tunggangannya, lantas iapun terbunuh dan
dirampas harta perangnya (senjata dan tunggangannya), maka amalannya
lebih baik dari amalan-amalan sholeh yang dikerjakan pada 10 hari
Dzulhijjah.
Tentunya jika mujahid yang kondisinya
seperti ini jika ia berjihad di 10 hari Dzulhijjah maka pahalanya lebih
berlipat-lipat ganda lagi. (Lihat penjelasan Syaikh Muhammad Sholeh
al-'Utsaimin dalam Syarh Riyaadhus Shoolihin tatakala beliau menyarah
hadits ini)
Ketiga : Hadits ini
menunjukkan bahwa seluruh amalan sholeh yang dikerjakan pada 10 hari ini lebih 
dicintai oleh Allah dibandingkan jika dikerjakan para hari-hari
yang lainnya sepanjang tahun. Tentunya ini menunjukkan akan dilipat gandakannya 
pahala amalan sholeh pada 10 hari tersebut, dan keutamaan ini mencakup seluruh 
amalan sholeh tanpa terkecuali.
Banyak amalan yang mungkin dilakukan :
* Puasa, terutama pada hari 9 Dzul Hijjah bagi orang-orang yang tidak
berhaji. Adapun 10 Dzulhijjah maka dilarang untuk berpuasa karena
merupakan hari 'ied. Tidak ada dalil yang khusus yang menyebutkan
tentang keutamaan puasa pada 9 hari awal Dzulhijjah, dan tidak ada juga
dalil khusus yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
berpuasa pada hari-hari tersebut. Akan tetapi keutamaan berpuasa diambil dari 
keumuman hadits di atas.
* Banyak berdzikir kepada Allah, membaca Al-Qur'an, dan memperbanyak 
sholat sunnah
* Memperbanyak bersedekah
* Berhaji dan Umroh
* Menyembelih kurban pada tanggal 10 Dzulhijjah (silahkan lihat kitab
Ahaadiits 'Asyar Dzilhijjah, kar

Re: [assunnah] sikap terhadap pelaku zina

2012-10-23 Terurut Topik Evan Rizaldhi
Sikap riil yang bisa dilakukan adalah menyuruhnya untuk segera bertaubat
nasuha dengan sebenar2 bertaubat, segera memperbanyak amal2 shalih,
mudah2an Allah mengampuni dosanya..juga jika antum mampu, jelaskan juga
konsekuensi2, hak dan kewajiban terkait dengan pelaku zina tersebut
termasuk juga nantinya anak hasil zinanya, hukum2 syariat yang terkait
dengannya misal mahram, perwalian, waris, dll...karena anak hasil zina
dalam masalah mahram, perwalian dan waris berbeda dengan anak dari hasil
pernikahan yang sah...





Pada 22 Oktober 2012 11:34, Wiwith Syahpoetra  menulis:

> **
>
>
> assalamu'alaikum..
>
> maaf ikut menanggapi..
>
> 1. bagaimana sikap orang tua thd anaknya yg melakukan perzinahan?
> apakah orang tua akan cuci tangan terhadap kesalahan yg telah dilakukan
> anak'a?? apakah tidak lebih bijak menelaah & instropeksi thd pola
> pendidikan yg diterapkan orang tua kepada anak, apakah cara mendidiknya
> sudah benar? apakah orang tua sdh memberikan perhatian dan bimbingan secara
> penuh? apakah orang tua peduli thd perkembangan anak?
>
> 2. bagaimana sikap kita?
> menurut saya kita pun tdk lah pantas menyalahkan hal ini, apa yg telah
> kita lakukan thd fenomena ini? apakah kita sudah berbuat banyak atau kita
> busanya hanya mencemooh?
>
> maaf jika ada yg tidak berkenan,
>
> wassalamu'alaikum...
>
>   --
> *From:* St. marwah Marwah 
> *To:* assunnah@yahoogroups.com
> *Sent:* Monday, 22 October 2012, 9:00
> *Subject:* [assunnah] sikap terhadap pelaku zina
>
>
> Bismillah.. assalamu 'alaikum..
> bagaimana sikap kita terhadap keluarga yang melakukan perzinaan sehingga
> mengakibatkan dia hamil diluar nikah ? sikap orang tua terhadap anaknya yg
> melakukan perzinaan ? kemudian sikap kita /muamalah kita sebagai keluarga
> terdekat kepada pelaku zina ?
> syukron..
>
>
>   
>



-- 
Evan Rizaldhi
YogYess Bubur (Jagung Manis & Ketan Item)
Jl. Sisingamangaraja 29, Yogyakarta (depan Kampus El Rahma, Karangkajen)