RE: [assunnah]>>Menyepelekan hukuman Allah<
From: abunu...@yahoo.co.id Date: Tue, 23 Oct 2012 14:35:12 +0800 Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh Teman-teman saya masih melakukan perilaku bid'ah dan kemaksiatan. Apabila dinasehati mereka menjawab tidak enak dengan tetangga atau teman-teman, karena di daerah sini biasanya begitu. Kemudian saya bertanya lagi kepada mereka, "Apakah antum tidak takut dengan hukuman Allah?" Salah satu dari mereka menjawab: "Allah kan maha pengampun, akan mengampuni kita." Jawaban ini seolah-olah menyepelekan hukuman Allah. Bagaimana pendapat para ustadz? Adakah ayat/hadits mengenai ini? Jazakallah Wassalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh >>> Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Fadhilatusy Syaikh ditanya tentang berhujjahnya orang yang melakukan maksiat “apabila dilarang berbuat maksiat dengan firman Allah : "Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". Jawaban Apabila ia berhujjah dengan ayat tadi, maka hujjah kita adalah dengan firman Allah Ta'ala : نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيم ُ وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ "Artinya : Beritahukan kepada hamba-hambaKu bahwa Aku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan bahwa siksaKu adalah siksa yang pedih" [Al-Hijr : 49-50] Dan dengan firmanNya اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ وَأَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ "Artinya : Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksanya. Dan bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" [Al-Ma'idah : 98]. Jadi apabila didatangkan ayat-ayat yang mengandung pengharapan, datangkan saja ayat-ayat yang mengandung ancaman. Jawaban seperti itu sebenarnya bukan jawaban dari dia, melainkan jawaban orang-orang yang menganggap remeh/ringan. Maka kiapun mengatakan kepadanya ; Bertakwalah kamu kepada Allah dan laksanakanlah apa-apa yang diwajibkan Allah kepadamu serta mintalah ampun kepadaNya, karena tidak setiap orang yang menunaikan sesuatu yang diwajibkan Allah dapat melakukannya dengan sempurna. Selengkapnya baca di http://almanhaj.or.id/content/1222/slash/0/hujjah-orang-yang-melakukan-maksiat/ Wallahu Ta'ala A'lam
RE: [assunnah]>>Sikap terhadap pelaku zina<
From: siti_marwa...@yahoo.co.id Date: Mon, 22 Oct 2012 10:00:51 +080 Bismillah.. assalamu 'alaikum.. bagaimana sikap kita terhadap keluarga yang melakukan perzinaan sehingga mengakibatkan dia hamil diluar nikah ? sikap orang tua terhadap anaknya yg melakukan perzinaan ? kemudian sikap kita /muamalah kita sebagai keluarga terdekat kepada pelaku zina ? syukron.. >> Kewajiban Pelaku Perzinaan 1. Oleh karena itu, orang yang terlanjur terjerumus ke dalam perbuatan nista ini, hendaklah segera kembali kepada jalan yang benar. Hendaklah disadari, bahwa perbuatan zina telah meruntuhkan kehormatan dan jati dirinya. Begitu pula hendaklah ia senantiasa waspada dengan balasan Allah Ta'ala yang mungkin akan menimpa keluarganya. Bila penyesalan telah menyelimuti sanubari, dan tekad tidak mengulangi perbuatan nista ini telah bulat, istighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa dipanjatkan; bila jalan-jalan yang akan menjerumuskan kembali ke dalam kenistaan ini telah ditinggalkan, maka semoga berbagai dosa dan hukuman Allah Subhanahu wa Ta'ala atas perbuatan ini dapat terhapuskan. Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: "Kejelekan yang telah lalu melalui taubatnya yang sebenar-benarnya akan berubah menjadi kebaikan. Yang demikian itu, karena setiap kali pelaku dosa teringat lembaran kelamnya, ia menyesali, hatinya pilu, dan bertaubat (memperbaharui penyesalannya). Dengan penafsiran ini, dosa-dosa itu berubah menjadi ketaatan kelak pada hari Kiamat. Walaupun dosa-dosa itu tetap saja tertulis atasnya. Akan tetapi, semua itu tidak membahayakannya. Bahkan akan berubah menjadi kebaikan pada lembaran catatan amalnya, sebagaimana dinyatakan dalam hadits-hadits shahîh, dan keterangan ulama Salaf." 2. Salah satu wujud dari taubat seseorang dari perbuatan dosa, ialah tidak menceritakan perbuatan dosanya kepada orang lain. Karena menceritakan lembaran kelam kepada orang lain merupakan pertanda lemahnya rasa malu, penyesalan dan lemahnya rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bahkan menceritakannya menjadi pertanda adanya kebanggaan dengan perbuatannya yang nista itu. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِيْنَ وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ عَمَلاً بِاللَّيْلِ ثُمَّ يُصْبِحُ وَقَدْ سَتَرَهُ اللهُ . فَيَقُوْلُ : يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سَتْرَ اللهِ عَنْهُ .( متفق عليه ) "Setiap ummatku akan diampuni, kecuali orang-orang yang berterus-terang dalam bermaksiat. Dan di antara perbuatan berterus-terang dalam bermaksiat ialah, bila seseorang melakukan kemaksiatan pada malam hari, lalu Allah telah menutupi perbuatannya, akan tetapi ia malah berkata: "Wahai fulan, sungguh tadi malam aku telah berbuat demikian dan demikian," padahal Rabbnya telah menutupi perbuatannya, justru ia malah menyingkap tabir Allah dari dirinya". [Muttafaqun 'alaih] Pada hadits lain, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: (اجْتَنِبُوْا هَذِهِ الْقَاذُوْرَةَ الَّتِي نَهَى اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْهَا ، فَمَنْ ألم فَلْيَسْتَتِرْ بِسَتْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ، فَإِنَّهُ مَنْ يُبْدِ لَنَا صَفْحَتَهُ نُقِمْ عَلَيْهِ كِتَابَ الله) "Jauhilah olehmu perbuatan-perbuatan nista yang telah Allah Azza wa Jalla larang, dan barang siapa yang melakukannya, maka hendaknya ia menutupi dirinya dengan tabir Allah Azza wa Jalla , karena barang siapa yang menampakkan kepada kami jati dirinya, maka kamipun akan menegakkan hukum Allah" [Riwayat al-Baihaqi dan dihasankan oleh Syaikh al-Albâni] Berdasarkan dalil ini dan juga dalil lainnya, para ulama menyatakan, dianjurkan bagi orang yang telah terjerumus dalam perbuatan dosa agar merahasiakan dosanya itu dan tidak menceritakannya. Oleh karena itu, tidak sepantasnya seorang wanita yang pernah berbuat zina dan sudah bertaubat menceritakan masa silamnya kepada siapapun. Selengkapnya baca di http://almanhaj.or.id/content/2555/slash/0/zina-merajalela/ Silakan baca juga : http://almanhaj.or.id/content/2864/slash/0/apakah-perbuatan-zina-diampuni/ http://almanhaj.or.id/content/3356/slash/0/mewasapadai-zina-dan-penyebabnya/ http://almanhaj.or.id/content/3357/slash/0/27-dampak-negatif-perbuatan-zina/ http://almanhaj.or.id/content/3358/slash/0/terapi-penangkal-menyebarnya-perzinaan/ Wallahu Ta'ala A'lam
[assunnah] OOT: saudara sepersusuan
Assalamualaikum.. Mohon penjelasanny.. Fulanah sebagai ibu memiliki anak bernama Ammar (laki-laki), ketika masih Bayi sampai umur 2 th Ammar disusui oleh ibunya..Sementara dengan waktu bersamaan selain menyusui Ammar , Si Fulanah (Ibunya Ammar) juga menyususi anak tetangganya bernama Ahsan (laki-laki). Pertanyaannya : 1. Sejauh mana hubungan sepersusuan Ammar dengan Ahsan. 2. Apakah Ammar juga menjadi saudara sepersusuan dari adik-adik Ahsan kelak ? 3. Begitupun sebaliknya apakah Ahsan juga bisa menjadi saudara sepersusuan terhadap adik-adik Ammar kelak ? 4. Lalu bagaimana dengan hukum pernikahan saudara sepersusuan dan adik-adiknya kelak ? Jazakumullah khoiron katsiro Wassalamualaikum Ummu Haidar Website anda http://www.almanhaj.or.id Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: assunnah-dig...@yahoogroups.com assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[assunnah] Menyepelekan hukuman Allah
Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh Teman-teman saya masih melakukan perilaku bid'ah dan kemaksiatan. Apabila dinasehati mereka menjawab tidak enak dengan tetangga atau teman-teman, karena di daerah sini biasanya begitu. Kemudian saya bertanya lagi kepada mereka, "Apakah antum tidak takut dengan hukuman Allah?" Salah satu dari mereka menjawab: "Allah kan maha pengampun, akan mengampuni kita." Jawaban ini seolah-olah menyepelekan hukuman Allah. Bagaimana pendapat para ustadz? Adakah ayat/hadits mengenai ini? Jazakallah Wassalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh Website anda http://www.almanhaj.or.id Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: assunnah-dig...@yahoogroups.com assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[assunnah] >>Iman Bertambah Sempurna Dan Berkurang?<
IMAN BERTAMBAH SEMPURNA DAN BERKURANG? Oleh Ustadz Kholid Syamhudi, Lc http://almanhaj.or.id/content/3412/slash/0/iman-bertambah-sempurna-dan-berkurang/ Permasalahan iman merupakan permasalahan terpenting seorang Muslim, sebab iman menentukan nasib seorang di dunia dan akhirat. Bahkan kebaikan dunia dan akhirat bersandar kepada iman yang benar. Dengan iman, seorang akan mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat serta keselamatan dari segala keburukan dan adzab Allah Azza wa Jalla . Dengan iman, seorang akan mendapatkan pahala besar yang menjadi sebab masuk surga dan selamat dari neraka. Lebih dari itu semua, mendapatkan keridhaan Allah Azza wa Jalla yang Maha Kuasa, sehingga Dia tidak akan murka kepadanya dan dapat merasakan kelezatan melihat wajah Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak. Dengan demikian, permasalahan ini seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari kita semua. Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah menuturkan, “Hasil usaha jiwa dan kalbu yang terbaik dan penyebab seorang hamba mendapatkan ketinggian (derajat mulia) di dunia dan akhirat adalah ilmu dan iman. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla menggabung keduanya dalam firman-Nya وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَىٰ يَوْمِ الْبَعْثِ Dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan berkata (kepada orang-orang yang kafir), "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit." [ar-Rûm/30:56] Dan firman Allah Azza wa Jalla : يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. [al-Mujâdilah/58:11] Mereka inilah inti dan pilihan dari yang ada dan mereka adalah orang yang berhak mendapatkan martabat tinggi. Namun, kebanyakan manusia keliru dalam (memahami) hakekat ilmu dan iman ini, sehingga setiap kelompok menganggap ilmu dan iman yang dimilikinya satu-satunya hal yang dapat mengantarkan kepada kebahagian, padahal tidak demikian. Kebanyakan mereka tidak memiliki iman yang menyelamatkan dan ilmu yang mengangkat (kepada ketinggian derajat), bahkan mereka telah menutup untuk diri mereka sendiri jalan ilmu dan iman yang diajarkan Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjadi dakwah beliau kepada umat. Sedangkan yang berada di atas iman dan ilmu (yang benar) adalah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti mereka di atas manhaj dan petunjuk mereka….” [Al-Fawâid hlm. 191] Demikian pula apabila kita melihat pemahaman kaum Muslimin tentang iman, maka kita dapatkan banyak kekeliruan dan penyimpangan. Sebagai contoh, banyak kalangan kaum Muslimin ketika berbuat dosa dia menyatakan: “Yang penting kan hatinya”. Ini semua tentunya membutuhkan pelurusan dan pencerahan bagaimana sesungguhnya konsep iman yang benar tersebut. IMAN BERTAMBAH DAN BERKURANG Sudah dimaklumi, banyak dalil dari nash-nash al-Qur`ân dan Sunnah yang menjelaskan bertambah dan berkurangannya iman. Menjelaskan pemilik iman yang bertingkat-tingkat, sebagiannya lebih semurna imannya dari yang lainnya, ada di antara mereka yang disebut as-Sâbiq bil khairât, al-Muqtashid dan zhâlim linafsihi. Ada juga al-Muhsin, al-Mukmin dan al-Muslim. Semua ini menunjukkan bahwa mereka tidak berada dalam satu martabat dan iman itu bisa bertambah dan berkurang. Di antara dalil yang menunjukkan bertambah dan berkurangan iman adalah: 1. Firman Allah Azza wa Jalla. الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ (yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung". [Ali Imrân/ 3:173] Para Ulama Ahlussunnah menjadikan ayat ini sebagai dasar mengenai bertambah dan berkurangan iman, sebagaimana pernah ditanyakan kepada Imam Sufyân bin ‘Uyainah rahimahullah, “Apakah iman itu bertambah atau berkurang? Beliau rahimahullah menjawab, “Tidakkah kalian mendengar firman Allah Azza wa Jalla yang artinya, ‘Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka’”. (Ali Imrân/3:173) dan firman Allah Azza wa Jalla yang artinya, ‘Dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk’.(al-Kahfi/19:13) dan dalam beberapa ayat lainnya?”. Ada yang bertanya, “Bagaimana bisa berkurang?”. Beliau rahimahullah menjawab, “Tidak ada sesuatu yang bisa bertambah kecuali ia juga bisa berkurang”.[1] 2. Firman Allah Azza wa Jalla. وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى ۗ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ مَرَدًّا Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunju
Bls: [assunnah] OOT : Ikhwan Ciparay - BANDUNG
ana di baleendah cuma mertua di ciparay. baeendah-ciparay deket ada apa gitu contak me 085795561474 Dari: RACHMAN DARMANSAH Kepada: "assunnah@yahoogroups.com" Dikirim: Selasa, 23 Oktober 2012 7:24 Judul: [assunnah] OOT : Ikhwan Ciparay - BANDUNG Assalamu'alaikum waRahamtaullahi waBarakatuh. Adakah diantara antum yang tinggal di Bandung selatan, khusunya daerah Ciparay-Majalaya dll? Jazzakallahu khayr. Abu 'Abdus Shomad Rachman Darmansah.
Re: [assunnah] info link/web video tentang penyelenggaraan jenazah
Bismillah... Assalamu'alaikum Warahmatullah, Sila kunjungi tautan berikut. http://www.youtube.com/watch?v=OJPiDYnBZtY&feature=g-user-u Bimbingan Ahkamul Janaiz By Ustad Abdullah Sholeh Al Hadramy Wassalamu'alaikum Warahmatullah Aditya 2012/10/23 asep junaedi > ** > > > Bismillah... > Assalamu'alaikum Warahmatullah, > Affwan kepada ihwan sekalian mohon info link/web video tentang > penyelenggaraan jenazah > sesuai dengan sunnah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam, > Jazakallahu khairon atas perhatiannya, > Mudah - mudahan Allah Ta'ala memudahkan semua urusan hambaNya, Amiin. > Wassalamu'alaikum Warahmatullah, > > Asep > >
[assunnah] info link/web video tentang penyelenggaraan jenazah
Bismillah... Assalamu'alaikum Warahmatullah, Affwan kepada ihwan sekalian mohon info link/web video tentang penyelenggaraan jenazah sesuai dengan sunnah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam, Jazakallahu khairon atas perhatiannya, Mudah - mudahan Allah Ta'ala memudahkan semua urusan hambaNya, Amiin. Wassalamu'alaikum Warahmatullah, Asep
[assunnah] >>Arafah, Melahirkan Orang Terbebas Dari Neraka<
ARAFAH MELAHIRKAN ORANG-ORANG YANG TERBEBAS DARI NERAKA Oleh Ustadz Anas Burhanuddin, MA http://almanhaj.or.id/content/3413/slash/0/arafah-melahirkan-orang-orang-yang-terbebas-dari-neraka/ KEUTAMAAN HARI ARAFAH Hari Arafah yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah setiap tahun merupakan salah satu hari yang paling utama sepanjang tahun. Bahkan dalam madzhab Syâfi'i disebutkan bahwa jika ada orang yang mengatakan, 'Isteri saya jatuh talak pada hari paling utama', maka talak tersebut jatuh pada hari Arafah.[1] Keistimewaan hari ini berdasarkan pada dalil umum dan khusus. Dalil umum yaitu hadits Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ ». فقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ؟ قَالَ: "وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ". Tidak ada hari-hari di mana amal saleh di dalamnya lebih dicintai Allâh Azza wa Jalla daripada hari–hari yang sepuluh ini". Para sahabat bertanya, "Tidak juga jihad di jalan Allâh ? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, "Tidak juga jihad di jalan Allâh, kecuali orang yang keluar mempertaruhkan jiwa dan hartanya, lalu tidak kembali dengan sesuatupun." [HR al-Bukhâri no. 969 dan at-Tirmidzi no. 757, dan lafazh ini adalah lafazh riwayat at-Tirmidzi] Maksudnya adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah yang merupakan rangkaian hari paling utama sepanjang tahun. Hadits ini menunjukkan disyariatkannya memperbanyak amal saleh di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan hari Arafah termasuk di dalamnya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan, "Siang hari sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah lebih utama daripada malam sepuluh terakhir bulan Ramadhân, dan malam sepuluh hari terakhir Ramadhan lebih utama daripada malam sepuluh hari pertama Dzulhijjah." [2] Adapun dalil khusus yang menunjukkan keistimewaan hari Arafah di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Di hari ini Allâh Azza wa Jalla paling banyak membebaskan manusia dari neraka. Ibunda kaum mukminin, Aisyah Radhiyallahu anhuma meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ ؟ Tidak ada hari di mana Allâh Azza wa Jalla membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para malaikat dan berkata: Apa yang mereka inginkan?" [HR. Muslim no. 1348] Maksudnya, tidak ada yang mendorong mereka untuk meninggalkan negeri, keluarga dan kenikmatan mereka (untuk menunaikan ibadah haji-red) kecuali ketaatan kepada Allâh Azza wa Jalla dan pencarian ridhanya. [3] 2. Doa di hari Arafah adalah doa terbaik. Abdullah bin Amr Radhiyallahu anhu meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam : خَيْرُ الدُّعاءِ دُعاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَناَ وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ قَبْلِيْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ Sebaik-baik doa adalah doa hari Arafah, dan sebaik-baik ucapan yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'ala kulli syaiin qadir." [HR. at-Tirmidzi no. 3585, dihukumi shahih oleh al-Albani] 3. Wukuf di Arafah merupakan rukun haji yang paling pokok. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya oleh sekelompok orang dari Nejed tentang haji, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : الْحَجُّ عَرَفَةُ Haji itu adalah Arafah. [HR. at-Tirmidzi no. 889, an-Nasâ’i no. 3016 dan Ibnu Mâjah no. 3015 , dihukumi shahih oleh al-Albâni] Maksud hadits ini adalah bahwa wukuf di Arafah merupakan tiang haji dan rukunnya yang terpenting. Barang siapa meninggalkannya, maka hajinya batal, dan barangsiapa melakukannya, maka telah aman hajinya.[4] 4. Puasa di hari Arafah memiliki keutamaan yang besar. Puasa sehari ini menghapuskan dosa dua tahun, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Abu Qatâdah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ Puasa hari Arafah aku harapkan dari Allâh bisa menghapuskan dosa setahun sebelumnya dan setahun setelahnya. [HR. Muslim no. 1162] 5. Imam Mâlik rahimahullah meriwayatkan dalam al-Muwatha' no. 944 dengan sanad yang lemah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam hadits berikut : مَا رُئِيَ الشَّيْطَانُ يَوْمًا هُوَ فِيهِ أَصْغَرُ وَلاَ أَدْحَرُ وَلاَ أَحْقَرُ وَلاَ أَغْيَظُ مِنْهُ فِي يَوْمِ عَرَفَةَ وَمَا ذَاكَ إِلاَّ لِمَا رَأَى مِنْ تَنَزُّلِ الرّ
[assunnah] Tanya: Tentang aqiqah
Assalamu'alaikum warohmatulloh wabarokatuh. Anak saya Perempuan dan sebentar lagi akan 2 Tahun dan niat kami ingin Haqiqah berbarengan hari lahirnya yang ketika lahir belum di aqiqah. Dan Isti saya yang belum di aqiqahkan juga ingin sekalian, Pertanyaan saya : 1. Adakah syarat Ukuran dan umur hewan aqiqah ? (dikarenakan Dana tidak cukup membeli 2 ekor kambing yang ukuran sedang/besar niat kami akan membeli kambing ukuran yang kecil mengingat ada 2 orang yang akan di haqiqah, Anak dan istri) 2. Hukum aqiqah Instan Hukumnya bagaimana ? seperti banya Brosur/Spanduk penawaran Haqiqah dengan sistem Paket yang sudah Jadi dan mereka siap antar. 3. Bolehkan aqiqah di usia sudah Tua (misalnya Ortu saya belum Haqiqah) terus hukumnya apa klo ternyata tidak haqiqah setelah mereka meninggal. Wassalamu'alaikum Website anda http://www.almanhaj.or.id Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: assunnah-dig...@yahoogroups.com assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [assunnah] Re: Tanya dalil puasa 1-9 Dzulhijjah
Tulisan Ust. Firanda berikut mungkin bisa menjawab pertanyaan tsb. KEUTAMAAN 10 DZULHIJJAH Category: Fiqh Published on 16 October 2012 Hits: 3632 عن ابن عباس رضي الله عنهما قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَا مِنْ أيَّامٍ، العَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هذِهِ الأَيَّام يعني أيام العشر».وفي رواية : «أفضل» قالوا: يَا رسولَ اللهِ، وَلا الجِهَادُ في سَبيلِ اللهِ؟ قَالَ: «وَلا الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ، إِلا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيءٍ». رواه البخاري. Dari Ibnu 'Abbaas radhiallahu 'anhumaa ia berkata ; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah (dalam riwayat At-Thirmidzi: "Lebih Afdol") melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah.” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun (yaitu ia kehilangan nyawa dan hartanya-pen)”. Dalam riwayat Ad-Daarimi : مَا مِنْ عَمَلٍ أَزْكَى عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَلاَ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ خَيْرٍ يَعْمَلَهُ فِي عَشْرِ الأَضْحَى "Tidak ada amalan yang lebih suci di sisi Allah Azza wa Jalla dan lebih agung pahalanya dari pada kebaikan yang dikerjakan pada 10 hari bulan qorban" (HR Al-Bukhari no 969, Abu Dawud no 2440, At-Thirmidzi no 757, Ibnu Maajah no 1727, Ad-Daarimi no 1773, 1774) Lafal dalam hadits يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ "Yaitu 10 hari Dzul Hijjah" merupakan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan bukan tafsiran dari perawi (lihat penjelasan Ibnu Hajar dalam Fathul Baari 2/459) Faedah-Faedah Hadits : Pertama : Hadits ini menunjukkan akan keutamaan 10 hari awal Dzulhijjah dibandingkan hari-hari yang lainnya sepanjang tahun, sehingga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memotifasi untuk beramal sholeh pada 10 hari tersebut. Karenanya pendapat yang dipilih oleh para ulama bahwasanya hari-hari (siang) yang paling terbaik adalah 10 pertama dzuhijjah mengingat pada hari tersebut ada hari 'Arofah. Dan hari yang terbaik adalah hari Arofah. Adapun malam-malam yang terbaik adalah 10 malam terakhir bulan Ramadhan, karena ada malam lailatul Qodar (yang lebih baik dari 1000 bulan). Dan Malam yang terbaik adalah malam lailatul Qodar (Lihat Tuhfatul Ahwadzi 3/386). Akan tetapi –wallahu a'lam- 10 hari awal Dzul Hijjah merupakan 10 hari yang terbaik bukan hanya karena ada hari 'Arofah (9 Dzul Hijjah), akan tetapi karena hari-hari haji yang lainnya juga, seperti hari tarwiyah (8 Dzul Hijjah) dan hari 'ied dan hari nahr/menyembelih pada 10 Dzul Hijjah. Ibnu Hajar rahimahullah berkata ; أَنَّ عَشْرَ ذِيْ الْحِجَّةِ إِنَّمَا شَرُفَ لِوُقُوْعِ أَعْمَالِ الْحَجِّ فِيْهِ "Sesungguhnya 10 hari awal Dzul Hijjah hanyalah mulia dikarenakan amalan-amalan haji dilakukan pada hari-hari tersebut" (Fathul Baari 2/459) Kedua : Hadits ini menunjukkan akan keutamaan jihad, hal ini ditunjukkan dari dua sisi : * Pemahaman sahabat tentang tingginya nilai jihad. Karenanya tatkala mendengar penuturan Nabi tentang amalan sholeh yang dikerjakan pada 10 Dzul Hijjah maka para sahabat menyatakan "Apakah lebih baik dari pada jihad??" * Pernyataan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya seseorang yang ia berjihad dengan membawa senjata/pedang dan juga tunggangannya, lantas iapun terbunuh dan dirampas harta perangnya (senjata dan tunggangannya), maka amalannya lebih baik dari amalan-amalan sholeh yang dikerjakan pada 10 hari Dzulhijjah. Tentunya jika mujahid yang kondisinya seperti ini jika ia berjihad di 10 hari Dzulhijjah maka pahalanya lebih berlipat-lipat ganda lagi. (Lihat penjelasan Syaikh Muhammad Sholeh al-'Utsaimin dalam Syarh Riyaadhus Shoolihin tatakala beliau menyarah hadits ini) Ketiga : Hadits ini menunjukkan bahwa seluruh amalan sholeh yang dikerjakan pada 10 hari ini lebih dicintai oleh Allah dibandingkan jika dikerjakan para hari-hari yang lainnya sepanjang tahun. Tentunya ini menunjukkan akan dilipat gandakannya pahala amalan sholeh pada 10 hari tersebut, dan keutamaan ini mencakup seluruh amalan sholeh tanpa terkecuali. Banyak amalan yang mungkin dilakukan : * Puasa, terutama pada hari 9 Dzul Hijjah bagi orang-orang yang tidak berhaji. Adapun 10 Dzulhijjah maka dilarang untuk berpuasa karena merupakan hari 'ied. Tidak ada dalil yang khusus yang menyebutkan tentang keutamaan puasa pada 9 hari awal Dzulhijjah, dan tidak ada juga dalil khusus yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa pada hari-hari tersebut. Akan tetapi keutamaan berpuasa diambil dari keumuman hadits di atas. * Banyak berdzikir kepada Allah, membaca Al-Qur'an, dan memperbanyak sholat sunnah * Memperbanyak bersedekah * Berhaji dan Umroh * Menyembelih kurban pada tanggal 10 Dzulhijjah (silahkan lihat kitab Ahaadiits 'Asyar Dzilhijjah, kar
Re: [assunnah] sikap terhadap pelaku zina
Sikap riil yang bisa dilakukan adalah menyuruhnya untuk segera bertaubat nasuha dengan sebenar2 bertaubat, segera memperbanyak amal2 shalih, mudah2an Allah mengampuni dosanya..juga jika antum mampu, jelaskan juga konsekuensi2, hak dan kewajiban terkait dengan pelaku zina tersebut termasuk juga nantinya anak hasil zinanya, hukum2 syariat yang terkait dengannya misal mahram, perwalian, waris, dll...karena anak hasil zina dalam masalah mahram, perwalian dan waris berbeda dengan anak dari hasil pernikahan yang sah... Pada 22 Oktober 2012 11:34, Wiwith Syahpoetra menulis: > ** > > > assalamu'alaikum.. > > maaf ikut menanggapi.. > > 1. bagaimana sikap orang tua thd anaknya yg melakukan perzinahan? > apakah orang tua akan cuci tangan terhadap kesalahan yg telah dilakukan > anak'a?? apakah tidak lebih bijak menelaah & instropeksi thd pola > pendidikan yg diterapkan orang tua kepada anak, apakah cara mendidiknya > sudah benar? apakah orang tua sdh memberikan perhatian dan bimbingan secara > penuh? apakah orang tua peduli thd perkembangan anak? > > 2. bagaimana sikap kita? > menurut saya kita pun tdk lah pantas menyalahkan hal ini, apa yg telah > kita lakukan thd fenomena ini? apakah kita sudah berbuat banyak atau kita > busanya hanya mencemooh? > > maaf jika ada yg tidak berkenan, > > wassalamu'alaikum... > > -- > *From:* St. marwah Marwah > *To:* assunnah@yahoogroups.com > *Sent:* Monday, 22 October 2012, 9:00 > *Subject:* [assunnah] sikap terhadap pelaku zina > > > Bismillah.. assalamu 'alaikum.. > bagaimana sikap kita terhadap keluarga yang melakukan perzinaan sehingga > mengakibatkan dia hamil diluar nikah ? sikap orang tua terhadap anaknya yg > melakukan perzinaan ? kemudian sikap kita /muamalah kita sebagai keluarga > terdekat kepada pelaku zina ? > syukron.. > > > > -- Evan Rizaldhi YogYess Bubur (Jagung Manis & Ketan Item) Jl. Sisingamangaraja 29, Yogyakarta (depan Kampus El Rahma, Karangkajen)