[assunnah] Mohon Bantuan Informasi

2007-03-01 Terurut Topik Asshiddiqi, Hasbi
Assalaamu'alaykum warohmatullahi wabarakaatuhu,

Adakah Ikhwah sekalian yang mengetahui tempat untuk therapy orang yang Depresi 
di daerah Yogyakarta? Kalau ada yang mengetahuinya mohon bantuan informasinya 
via Email Japri saja, terima kasih sebelumnya

Wassalaamu'alaykum warohmatullahi wabarakaatuhu


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/0It09A/bOaOAA/yQLSAA/TXWolB/TM
~- 

Website anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [assunnah]Tanya : Possisi Berjamaah Berdua

2006-07-12 Terurut Topik Asshiddiqi, Hasbi
[EMAIL PROTECTED] 
Wed Jul 12, 2006 4:20 pm 
Tanya : possisi berjamaah berdua   
Afwan , khusus pembahasan mengenai posisi makmum yang sejajar dengan 
Imam ketika makmum cuman satu (Imam dan makmum cuman satu dan sesama 
laki laki), apa ada pembahasan lebih khusus?? soalnya dikalangan 
kaum muslimin beredar juga makmum
agak mundur sedikit dari Imam. 
Jazakallahu Khoiron

Assalaamu'alaykum,
Berikut ana kirimkan postingan lama,
Semoga bermanfaat
Wassalaamu'alaykum

DIMANAKAH TEMPAT BERDIRINYA MAKMUM APABILA SEORANG DIRI?

Oleh
Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
sumber http://www.almanhaj.or.id

Pertanyaan diatas perlu sekali kita jawab dengan jelas dan betul dengan 
mengambil keterangan dan contoh dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. 
Dimanakah sebenarnya tempat berdiri ma'mum apabila seorang atau sendiri.? 
Apakah dibelakang Imam atau seharusnya sejajar dengan Imam .? Dengan kita 
melakukan penyelidikan untuk mengetahui contoh yang pernah dikerjakan oleh 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dapatlah nantinya kita beramal sesuai 
yang dikehendaki oleh agama kita. Maka dibawah ini saya akan turunkan 
dalil-dalil yang tegas dan terang yang menunjukan tempat berdiri ma'mum kalau 
seorang

Dalil Pertama

Artinya : Dari Ibnu Abbas, ia berkata ; Aku pernah shalat bersama Nabi 
shallallahu 'alaihi wa sallam pada suatu malam. Lalu aku berdiri di sebelah 
kiri beliau, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memegang 
kepalaku dari belakangku, lalu ia tempatkan aku disebelah kanannya  
[Shahih Riwayat Bukhari I/177]

Dalil Kedua

Artinya : Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata ; Nabi shallallahu 'alaihi wa 
sallam pernah berdiri shalat, kemudian aku datang, lalu aku berdiri disebelah 
kirinya, maka beliau memegang tanganku, lantas ia memutarkan aku sehingga ia 
menempatkan aku sebelah kanannya. Kemudian datang Jabbar bin Shakr yang 
langsung ia berdiri di sebelah kiri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. 
Lalu beliau memegang tangan kami dan beliau mendorong kami sehingga beliau 
mendirikan kami dibelakangnya. [Shahih Riwayat Muslim  Abu Dawud]

Dua Dalil Di Atas Mengandung Hukum Sebagai Berikut :

[1]. Apabila ma'mum seorang harus berdiri disebelah kanan Imam.
[2]. Dan ma'mum yang seorang itu berdiri disebelah kanan harus sejajar dengan 
Imam bukan di belakangnya. Saya katakan demikian karena di dalam hadits Jabir 
bin Abdullah sewaktu datang Jabbar bin Shakhr lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa 
sallam menempatkannya keduanya dibelakangnya. Ini menunjukan kedua sahabat itu 
tadinya berada disamping Nabi sejajar dengan beliau. Kemudian Nabi shallallahu 
'alaihi wa sallam mendirikan mereka di belakangnya. Tidak akan dikatakan Di 
belakang kalau pada awalnya sahabat itu tidak berada sejajar dengan beliau.
[3]. Apabila ma'mum dua orang atau lebih, maka harus berdiri dibelakang Imam.

Dalil Ketiga

Artinya : Dari Ibnu Abbas, ia berkata ; Aku pernah shalat di sisi/tepi Nabi 
shallallahu 'alaihi wa sallam dan Aisyah shalat bersama kami dibelakang kami, 
sedang aku (berada) di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, aku shalat 
bersamanya (berjama'ah). [Shahih Riwayat Ahmad  Nasa'i].

Keterangan :

[1]. Perkataan, Aku sahalat di sisi/tepi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, 
terjemahan dari kalimat Shallaitu ila janbin nabiyi shallallahu 'alaihi wa 
sallam.
[2]. Janbun menurut kamus-kamus bahasa Arab artinya : sisi, tepi, samping, 
sebelah, pihak, dekat.
[3]. Jika dikatakan dalam bahasa Arab Janban Li Janbin maka artinya : Sebelah 
menyebelah, berdampingan, bahu-membahu.
[4]. Dengan memperhatikan hadits di atas dan memahami dari segi bahasanya, maka 
dapatlah kita mengetahui bahwa Ibnu Abbas ketika shalat bersama Nabi 
shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berada di samping/sejajar dengan Nabi 
shallallahu 'alaihi wa sallam.
[5]. Hadits ini menunjukan bahwa perempuan tempatnya di belakang. Baik yang 
jadi ma'mum itu hanya seorang perempuan saja atau campur laki-laki dengan 
perempuan. 

Di dalam kitab Al-Muwattha karangan Imam Malik diterangkan bahwa Ibnu Mas'ud 
pernah shalat bersama Umar. Lalu Ibnu Mas'ud berdiri dekat di sebelah kanan 
Umar sejajar dengannya.

Diriwayatkan bahwa Ibnu Juraij pernah bertanya kepada Atha' (seorang tabi'in), 
Seorang menjadi ma'mum bagi seorang, dimanakah ia (ma'mum) harus berdiri .? 
Jawab Atha', Di tepinya. Ibnu Juraij bertanya lagi, Apakah si Ma'mum itu 
harus dekat dengan Imam sehingga ia satu shaf dengannya, yaitu tidak ada jarak 
antara keduanya (ma'mum dan imam) ? Jawab Atha'; Ya! Ibnu Juraij bertanya 
lagi, Apakah si ma'mum tidak berdiri jauh sehingga tidak ada lowong antara 
mereka (ma'mum dan imam)? Jawab Atha' : Ya. [Lihat : Subulus Salam jilid 2 
hal.31]

Dari tiga dalil di atas dan atsar dari sahabat dan seorang tabi'in besar, maka 
sekarang dapatlah kita berikan jawaban bahwa ; Ma'mum apabila seorang saja 
harus berdiri di sebelah kanan dan sejajar dengan Imam.

Tidak ada keterangan dan contoh dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, 
yang 

RE: [assunnah] pembacaan sari tilawah...

2006-05-25 Terurut Topik Asshiddiqi, Hasbi
KESALAHAN (BID'AH) DALAM MAJELIS
Kesalahan (bid'ah-bid'ah) dalam majelis, di antaranya :

Membuka majelis dengan senantiasa melazimkan tilawah Al-Qur'an, yakni dengan
cara menyuruh seseorang membaca ayat dari Al-Qur'an.[1] Mengenai hal ini,
dalam kitab Al-Bida'[2], Syaikh Muhammad bin Shalih 'Utsaimin rahimahullah,
ditanya sebagai berikut :

Pertanyaan : Pembukaan muhadharah (ceramah) dan nadwah (pertemuan) dengan
membaca sesuatu dari Al-Qur'an, apakah termasuk perkara yang disyari'atkan?

Jawab : Saya tak mengetahui sunnah yang demikian dari Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wassalam, padahal Nabi 'alaihi sholatu wa salam pernah mengumpulkan
para sahabatnya ketika hendak perang atau ketika hendak membahas perkara
penting kaum muslimin, tidaklah aku ketahui, bahwa Nabi membuka pertemuan
tersebut dengan sesuatu dari Al-Qur'an. Akan tetapi jika pertemuan atau
muhadharah tersebut mengambil suatu tema/bahasan tertentu dan ada seseorang
yang ingin membaca sesuatu dari Al-Qur'an yang ada hubungannya dari bahasan
tema tersebut untuk dijadikannya sebagai pembuka, maka tidaklah mengapa. Dan
adapun menjadikan pembukaan suatu pertemuan atau muhadharah dengan ayat
Al-Qur'an secara terus menerus seolah-olah sunnah yang dituntunkan, maka
yang demikian ini adalah tidak layak diamalkan.[3]

[1] Bid'ah tilawah ini ditinjau dari segi :
-  Menyenantiasakan membaca Al-Qur'an pada pembukaan majelis atau
muhadharah (pengajian,ceramah), maka hal ini termasuk memuqoyyadkan ibadah
qiro'ah Al-Qur'an dengan waktu khusus, yakni pada saat akan bermajlis,
padahal tak ada satu pun sunnah yang menunjukkan hal demikian. Apalagi jika
timbul perasaan ataupun pikiran, jika tidak tilawah, ada yang kurang dalam
majelis tersebut , maka ini adalah bid'ah yang nyata.
- Menyuruh seseorang membaca Al-Qur'an, padahal biasanya ra'isul majelis
yang membuka majelis telah membaca ayat-ayat Al-Qur'an pada muqoddimahnya,
maka yang demikian pada hakikatnya telah mencukupi.
- Terkadang, ayat yang dibaca berlainan dengan bahasan atau tema
majelis/muhadhoroh. Misalnya, dalam muhadhoroh yang membahas mengenai
pernikahan, dibacakan ayat-ayat tentang qishahs atau jihad. Ini adalah
kurang sesuai atau tidak pada tempatnya.
[2] Al-Bida' wal Muhdatsat wa ma la ashla lahu hal. 539-540, kitab ini
merupakan kitab kumpulan dari fatwa-fatwa Kibaril Ulama' dan Lajnah Da'imah
seputar permasalahan bid'ah.
[3] Dari penjelasan Syaikh 'Utsaimin rahimahullah tersebut, tampak bahwa :
- Jika sekiranya tilawah Al-Qur'an disenantiasakan secara terus menerus,
seakan-akan sunnah yang dituntunkan, maka dikhawatirkan terjerumus kepada
bid'ah.
- Jika sekiranya dilakukan pada sesekali waktu, dan mengambil tema yang ada
hubungannya dengan bahasan, maka yang demikian adalah diperbolehkan  selama
tidak dilaksanakan terus menerus.
 
Sumber:
ADABUL MAJELIS DAN KESALAHAN-KESALAHANNYA (BID'AH-BID'AHNYA) 
Penyusun : Ibnu Burhan At-Tirnatiy


-Original Message-
From: assunnah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
Of Firman Syah
Sent: Tuesday, May 23, 2006 4:14 PM
To: assunnah@yahoogroups.com
Subject: Re: [assunnah] pembacaan sari tilawah...

Membaca Al-Qur'an memang termasuk dalam anjuran, tetapi mengkhususkannya
dalam waktu dan tempat tertentu maka harus kita lihat dalilnya. Contohnya
yasinan. Membaca surat Yasin sangat dianjurkan, bahkan surat yang lainnya
dalam Al-Qur'an pun sangat dianjurkan untuk dibaca. Tetapi ketika
mengkhususkan membaca surat Yasin saat ada kematian, maka tidak ada
contohnya dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, shahabat, tabi'in,
tabi'ut tabi'in atau dengan kata lain tidak ada sunnahnya.
Bolehkah kita membaca surat Al-Ikhlas? Boleh malah dianjurkan, tetapi ketika
kita tanya bolehkah kita membacanya 100x pada setiap hari jum'at? Maka tidak
ada sunnahnya. Begitu pun ketika ada kajian, sebelum kajian dimulai
dibacakan dulu Al-Qur'an maka sampai saya menulis email ini saya belum
menemukan dalil/sunnahnya dan saya masih berpendapat bahwa ini adalah
bid'ah.
Saya memohon kepada Allah 'Azza wa Jalla agar menunjuki saya dan antum semua
kepada kebenaran.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Wallahu a'lam.


Abu hilmy [EMAIL PROTECTED] wrote:
Memperbanyak membaca al-qur'an termasuk dalam anjuran
Dan disetiap tempat. kecuali tempat-tempat yg
dilarang.
(mohon koreksi).

Jika kita duduk dalam satu majlis.(yg antum maksud
kelihatannya majlis kajian). Insya Allah adalah tempat
yg tidak terlarang untuk membacakan Al-qur'an.
Kemudian apakah boleh ? (Allohu 'alam hukum asalnya
terlihat boleh).

hanya saja kita dalami sebagaimana berikut.

Apakah dizaman rosul, sahabat, tabi'in kemudian
tabi'ut tabi'in kemudian diikuti oleh ulama ahlus-
sunnah, tidak adakah majlis kajian ?
Jika kita katakan ada. kemudian adakah riwayat yg
kita dengar, mereka melakukan kegiatan seperti
yg dipertanyakan ?
maka tentunya jawabanya adalah kita lihat dari salaf
ash-sholeh, jika mereka lakukan kita lakukan, jika
tidak kita berhenti.

Sesungguhnya Shalaf ash-sholeh itu 

RE: [assunnah] Mengenai puasa sunnah untuk orang lain dzikir

2006-02-25 Terurut Topik Asshiddiqi, Hasbi
Wa'alaykumsalam warohmatullahi wabarakaatuh,

Kalau boleh tahu ini soal - jawab bersama siapa sebagai 
nara sumbernya ya ?

Wassalaamu'alaykum warohmatullahi wabarakaatuh

Abu Haya
  _  

From: assunnah@yahoogroups.com 
Sent: Friday, February 24, 2006 1:20 PM
To: Assunah
Subject: [assunnah] Mengenai puasa sunnah untuk orang lain  dzikir
Assalamu'alaikum, terlampir adalah jawaban mengenai masalah Mengenai puasa 
sunnah untuk orang lain  dzikir. Mohon di koreksi jika ada kesalahan dan mohon 
ditambahtan jika ada kekurangan

 

Wassalamu'alaikum,

Dani




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 


Website Anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: [assunnah] Tanya tentang waktu Aqiqah

2006-01-25 Terurut Topik Asshiddiqi, Hasbi
Wa'alaykumsalam warohmatullahi wabarakaatuh,

Untuk keterangan menentukan hari aqiqah ada dua pendapat yaitu yang pertama
dihitung sejak hari kelahirannya dan yang kedua hari kelahirannya tidak
dihitung, namun yang paling rajih adalah waktu aqiqah dihitung mulai dari
hari kelahirannya, Silakan baca keterangan lengkapnya dalam buku Menanti
Buah Hati karangan Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat.

Mengenai ari2 yang biasanya dilakukan masyarakat umum seperti menanam dan
memberinya lampu ditutup pake baskom atau ember yang kami tahu adalah
kepercayaan mereka bahwa ari2 adalah teman sang bayi, kalau seandainya bayi
lahir maka kalau didekatkan ke ari2 akan diam, atau kalau tiba2 bayi tertawa
maka menurut mereka bahwa bayi itu sedang bercanda dengan ari2 itu. Tidak
ada keterangan tuntunan rasulullah untuk memperlakukan ari2 seperti itu,
ari2 tersebut adalah kotoran maka harus dibuang, untuk menghindari bau yang
tercium dari ari2 tersebut atau diambil dan dijadikan makanan oleh hewan
maka dikubur saja gak apa2 untuk menghindari hal2 seperti diatas.

Wallahu a'lam bishowab

Wassalaamu'alaykum warohmatullahi wabarakaaatuh

-Original Message-
From: assunnah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, January 24, 2006 9:39 PM
To: assunnah@yahoogroups.com
Subject: [assunnah] Tanya tentang waktu Aqiqah

Assalamu'alaikum

Dalam hadist disebutkan bahwa aqiqah yang paling utama adalah hari ketujuh
dari hari kelahirannya.

Apakah hari kelahiranya pasti sudah di hitung hari kesatu?

Dari informasi yang saya terima, ada dua pendapat: kalo lahirnya sebelum
maghrib dihitung hari kesatu, jika sesudah maghrib hari kesatu dihitung pada
hari hari berikutnya?. Mohon penjelasanya.

Apakah ada tuntunan dari Rasul perihal perlakukan terhadap 'ari-ari' bayi
yang baru lahir?

Wassalamu'alikum





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 


Website Islam pilihan anda.
http://www.assunnah.or.id
http://www.almanhaj.or.id
Website kajian Islam - http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





RE: [assunnah]Tanya : Syeh Abdul Qodir Jaelani

2006-01-09 Terurut Topik Asshiddiqi, Hasbi

-Original Message-
From: assunnah@yahoogroups.com 
Sent: Monday, January 09, 2006 10:58 AM
To: assunnah@yahoogroups.com
Subject: [assunnah] Tanya : Syeh Abdul Qodir Jaelani
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Maaf sebelumnya bila pernah dibahas dalam milist ini,
1. Siapakah Syeh Abdul Qodir Jaelani ???
2. Mengapa dalam setiap Tahlil, nama Syeh Abdul Qodir Jaelani selalu 
disebut ?
Demikian pertanyaan saya, atas tanggapannya saya ucapkan terim kasih.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Hans



Assalaamu'alaykum
Saya kirimkan file lama dari Majalah Assunnah Edisi 07/Tahun VI/1423H/2002M
Semoga bermanfaat
Wassalaamu'alaykum

-

Siapakah Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani ??

Soal: 
Pada edisi 06/VI/1423H-2002H, rubric Risalatikum memuat pertanyaan dari Akh
M.Zainul Musthafa, Sorong, Papua Barat mengenai sosok Syeikh Abdul Qadir Al
Jailani. Berikut ikni jawaban yang kami janjikan.

Jawab : 
Nama Beliau : 
Nama lbeliau adalah Ja'far bin Tsa'lab bin Ja'far bin Ali bin Muthahhar bin
Naufal Al Adfawi. Seoarang 'ulama bermadzhab Syafi'I yang tinggal di
Baghdad. 
Kelahiran dan wafatnya beliau :
Dilahirkan pada pertengahan bulan Sya'ban tahun 685 H. Wafat tahun 748 H di
Kairo. Biografi beliau dimuat oleh Al Hafidz di dalam kitab Ad Durarul
Kaminah, biografi nomor 1452.
Imam Ibnu Rajab menyatakan bahwa Syeikh Abdul Qadir Al Jailani lahir pada
tahun 490/471 H di kota Jailan atau disebut juga dengan Kailan. Sehingga
diakhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al
Jiliy. (Biaografi beliau dimuat dalam Kitab Adz Dzail 'Ala Thabaqil
Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali. Buku ini
belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia).
Beliau wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi'ul
Akhir tahun 561 H di daerah Babul Azaj.
Masa muda beliau :
Beliau meninggalkan tanah kelahiran, dan merantau ke Baghdad pada saat
beliau masih muda. Di Baghdad belajar kepada beberapa orang ulama' seperti
Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein Al Farra' dan juga Abu Sa'ad Al
Muharrimi. Beliau belajar sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga
perbedaan-perbedaan pendapat para ulama'. Suatu ketika Abu Sa'ad Al
Mukharrimi membangun sekolah kecil-kecilan di daerah yang bernama Babul
Azaj. Pengelolaan sekolah ini diserahkan sepenuhnya kepada Syeikh Abdul
Qadir Al Jailani. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh.
Bermukim disana sambil memberikan nasehat kepada orang-orang yang ada
tersebut. Banyak sudah orang yang bertaubat demi mendengar nasehat beliau.
Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau.
Sehingga sekolah itu tidak kuat menampungnya. Maka, diadakan perluasan
Murid-murid beliau :
Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama' terkenal. Seperti Al Hafidz
Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Juga
Syeikh Qudamah penyusun kitab figh terkenal Al Mughni. 
Perkataan ulama tentang beliau :
Syeikh Ibnu Qudamah rahimahullah ketika ditanya tentang Syeikh Abdul Qadir,
beliau menjawab,  kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa
kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian
terhadap kami. Kadang beliau mengutus putra beliau yang bernama Yahya untuk
menyalakan lampu buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat
fardhu. Syeikh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama beliau selama satu bulan
sembilan hari. Kesempatan ini digunakan untuk belajar kepada Syeikh Abdul
Qadir Al Jailani sampai beliau meninggal dunia. (Siyar A'lamin Nubala
XX/442).
Beliau adalah seorang 'alim. Beraqidah Ahlu Sunnah, mengikuti jalan Salafush
Shalih. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah. Tetapi banyak (pula) orang
yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa
kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, thariqah yang berbeda
dengan jalan Rasulullah, para sahabatnya, dan lainnya. Diantaranya dapat
diketahui dari perkataan Imam Ibnu Rajab,  Syeikh Abdul Qadir Al Jailani
adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para
syeikh, baik 'ulama dan para ahli zuhud. Beliau banyak memiliki keutamaan
dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri' Abul Hasan Asy
Syathnufi Al Mishri  (Nama lengkapnya adalah Ali Ibnu Yusuf bin Jarir Al
Lakh-mi Asy Syath-Nufi. Lahir di Kairo tahun 640 H, meninggal tahun 713 H.
Dia dituduh berdusta dan tidak bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani)
mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syeikh Abdul Qadir Al
Jailani dalam tiga jilid kitab. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh
dan besar (kebohongannya ). Cukuplah seorang itu berdusta, jika dia
menceritakan yang dia dengar. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi
hatiku tidak tentram untuk berpegang dengannya, sehingga aku  tidak
meriwayatkan apa yang ada di dalamnya. Kecuali kisah-kisah yang telah
mansyhur dan 

[assunnah] Tanya: Masalah adab

2005-12-15 Terurut Topik Asshiddiqi, Hasbi
Assalaamu'alaykum,
Tanya : bagaimanakah adab - adab yang diajarkan dalam islam jika kita
menagih hutang ?
Wassalaamu'alaykum





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 


Website Islam pilihan anda.
http://www.assunnah.or.id
http://www.almanhaj.or.id
Website kajian Islam - http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





RE: [assunnah] Tanya Praktik Sholat Jumat

2005-12-14 Terurut Topik Asshiddiqi, Hasbi
Wa'alaykumsalam warohmatullahi wabarakaatuh,

Mengenai sholat tarawih Rasulullah hanya melaksanakan 3 hari berjamaah di
masjid, dan hari selanjutnya Beliau tidak hadir lagi karena Beliau
mengkhawatirkan ibadah ini akan di anggap sebagai Ibadah Wajib oleh
pengikutnya...

Berikut dinukilkan dari Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam
Fii Ramadhan, edisi Indonesia Sipat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan
Pustaka Al-Haura, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata :

Shalat tarawih disyari'atkan secara berjama'ah berdasarkan hadits Aisyah
Radhiyallahu 'anha.
 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pada suatu malam keluar dan shalat
di masjid, orang-orang pun ikut shalat bersamanya, dan mereka
memperbincangkan shalat tersebut, hingga berkumpullah banyak orang, ketika
beliau shalat, mereka-pun ikut shalat bersamanya, mereka meperbincangkan
lagi, hingga bertambah banyaklah penghuni masjid pada malam ketiga,
Rasulullah Shallalalhu 'alaihi wa sallam keluar dan shalat, ketika malam
keempat masjid tidak mampu menampung jama'ah, hingga beliau hanya keluar
untuk melakukan shalat Shubuh. Setelah selesai shalat beliau menghadap
manusia dan bersyahadat kemudian bersabda.
Artinya : Amma ba'du. Sesungguhnya aku mengetahui perbuatan kalian semalam,
namun aku khawatir diwajibkan atas kalian, sehingga kalian tidak mampu
mengamalkannya
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam wafat dalam keadaan tidak pernah
lagi melakukan shalat tarawih secara berjama'ah [Hadits Riwayat Bukhari
3/220 dan Muslim 761]
 
Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menemui Rabbnya (dalam
keadaan seperti  keterangan hadits diatas) maka berarti syari'at ini telah
tetap, maka shalat tarawih berjama'ah disyari'atkan karena kekhawatiran
tersebut sudah hilang dan 'illat telah hilang (juga). Sesungguhnya 'illat
itu berputar bersama ma'lulnya, adanya atau tidak adanya.
 
Dan yang menghidupkan kembali sunnah ini adalah Khulafa'ur Rasyidin Umar bin
Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu sebagaimana dikabarkan yang demikian oleh
Abdurrahman bin Abdin Al-Qoriy[1] beliau berkata : Aku keluar bersama Umar
bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu suatu malam di bulan Ramadhan ke masjid,
ketika itu manusia berkelompok-kelompok[2] Ada yang shalat sendirian dan ada
yang berjama'ah, maka Umar berkata : Aku berpendapat kalau mereka
dikumpulkan dalam satu imam, niscaya akan lebih baik. Kemudian beliau
mengumpulkan mereka dalam satu jama'ah dengan imam Ubay bin Ka'ab, setelah
itu aku keluar bersamanya pada satu malam, manusia tengah shalat bersama
imam mereka, Umar-pun berkata, Sebaik-baik bid'ah adalah ini, orang yang
tidur lebih baik dari yang bangun, ketika itu manusia shalat di awal
malam.[Dikeluarkan Bukhari 4/218 dan tambahannya dalam riwayat Malik 1/114,
Abdurrazaq 7733]

Wallahu 'alam bishowab


-Original Message-
From: assunnah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
Of Firman Syah
Sent: Wednesday, December 14, 2005 3:30 PM
To: assunnah@yahoogroups.com
Subject: Re: [assunnah] Tanya Praktik Sholat Jumat

Bismillah,
  Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokaatuh
   
  Dari mana antum mengetahui bahwa khutbah sholat jum'at harus pakai
 bahasa Arab? Apakah ada dalilnya? 

Mengenai tarawikh, antum jangan baca hanya dari hadist lalu 
mengartikan sendiri, tapi penjelasan para shahabat/ulama yang 
menafsirkan hadist tsb.
   
  Semoga kita dimudahkan dalam menemukan dalil shahih. Amin.
   
  
muhammad hilmi [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
   
  Kalau kita ingin mengikuti sunnah nabi secara konsekwen,

  tentunya kita pada waktu sholat jumat dan khutbah menggunakan bahasa 
arab, kenapa kita menggunakan bahasa Indonesia? begitu juga sholat 
terawih berjamaah, seharusnya kita sholat hanya tiga malam saja dan 
tidak berurutan, namun kita melakukan satu bulan penuh.

   
  Mohon penjelasan. terimakasih

-
Yahoo! Shopping
 Find Great Deals on Holiday Gifts at Yahoo! Shopping 




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 


Website Islam pilihan anda.
http://www.assunnah.or.id
http://www.almanhaj.or.id
Website kajian Islam - http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[assunnah] OOT: File Almanhaj.chm

2005-12-11 Terurut Topik Asshiddiqi, Hasbi
Assalaamu'alaykum,
Adakah yang mau mengirimkan file jadi Almanhaj.chm ke ana via japri aja ya..., 
soalnya ana tidak bisa download karena tidak punya fasilitas internet...
Syukron, jazzakallah khoir
Wassalaamu'alaykum





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 


Website Islam pilihan anda.
http://www.assunnah.or.id
http://www.almanhaj.or.id
Website kajian Islam - http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/