On Mon, Jul 21, 2008 at 3:50 PM, Abufahd Fitr <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
>
> Menanggapi tentang vakumnya kajian salaf di TVRI saat ini, ana secara
> pribadi ingin memberikan komentar antara lain,
>
> 1. Menurut pengakuan akhi Abu Fadhli, bahwa alasan vakumnya disebabkan
> kekhawatiran dari para asatidz atau salah seorang ustadz dikarenakan
> banyaknya para ikhwan yang akan membeli TV hanya karena acara tersebut.
> Alasan seperti ini mungkin perlu dipertimbangkan kembali akan kondisi maupun
> maslahatnya.
>
> 2. Seandainya itu benar, tidakkah hukum TV itu dikembalikan kepada pelakunya
> masing-masing? Karena tidak sedikit ikhwan-ikhwan yang memanfaatkan TV untuk
> sarana dakwah. Tidak selamanya atau semuanya TV itu dimanfaatkan untuk hal
> yang maksiat. Begitu juga dengan nikmat-nikmat Allah lainnya dalam hal
> teknologi, seperti computer, handphone, radio, VCD player, internet, dan
> sebagainya, semuanya tergantung dari pelakunya dalam memanfaatkannya. Dan
> tidak menyama ratakan dalam menghukumi sesuatu. Wallahu 'alam.
>
> 3. Dengan adanya kajian salaf di TV, maka dakwah salaf akan dikenal oleh
> semua kalangan. Sehingga dakwah salaf bisa menyebar luas ke segala penjuru,
> tidak hanya kalangan tertentu saja. Sekaligus sebagai bantahan bagi sebagian
> orang yang memiliki persepsi bahwa dakwah salaf itu 'EKSLUSIF'..
>
> Cukup itu saja komentar dari ana pribadi, ini hanyalah sebagai saran yang
> bisa di tolak maupun diterima, karena ana mengakui bahwa setiap anak Adam
> memiliki kesalahan, dan yang terbaik dari mereka adalah yang bertaubat.
> Apalagi status ana yang hanya thalabul ilmi, jika diukur dengan keilmuan
> para asatidz yang telah mengajarkan ana ilmu, maka sangat jauh sekali ana
> dibandingkan dengan mereka, ibarat setetes air dengan samudera yang luas.
> Wallahu 'alam.
>
> Ana hanyalah salah satu dari seratus atau seribu atau sekian banyak
> ikhwan-ikhwan yang mendukung adanya kajian salaf di TV. Ana hanya memohon
> kepada ikhwan-ikhwan lainnya atas doanya agar dakwah salaf ini bisa tegak
> dimana-mana. Dan juga ana mengharapkan tanggapan dari ikhwan-ikhwan lainnya
> dalam masalah ini.
>
> Dari Abu Fahd (Bojong Gede)
>
> Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh


Pendapat saya:
Kekhawatiran salah seorang/para ustadz cukup beralasan dilihat dari beberapa 
sisi:

1. Televisi/TV (setidaknya sampai saat sekarang ini) tidaklah dapat 
disamakan/diindentikkan dengan computer, handphone, radio(?), VCD player 
ataupun internet. Sebagaimana dimaklumi bersama, pesawat televisi tidaklah 
dapat digunakan secara "proaktif" tetapi hanya reaktif, dalam artian, kita 
relatif tidak bisa mengatur acara apa yang akan kita tonton/pilih karena apa 
yang ditayangkan oleh stasiun televisi, itulah yang kita lihat/tonton. TOH 
seandainya kita bisa mengatur pun, mau nonton apa? Atau ketika nonton film 
dokumenter, ketika iklan, TV-nya dimatikan dulu karena mungkin BELUM ada iklan 
yang syar'i di TV? Atau katakanlah untuk menonton ta'lim Ustadz Abdul Hakim bin 
Amr Abdat di TVRI misalnya, bisakah anak-anak kita kontrol dan atur untuk hanya 
dan hanya jika acara ta'lim seperti ini saja televisi dapat dihidupkan? 
(Barangkali disinilah letak perbedaannya dengan radio di beberapa kota/tempat). 
Seandainya pada saat menyalakan pesawat televisi, kebetulan acara yang 
ditayangkan adalah yang mempertontonkan aurat wanita misalnya, maka disinilah 
langkah reaktif yang saya maksudkan yaitu langsung dapat dimatikan karena 
memang belum ada saluran/channel tv yang syar'i sampai saat ini, sebatas itu 
saja mungkin. Sementara untuk media lainnya tersebut kita "masih diberi 
pilihan" untuk memilih apa-apa yang akan dilihat oleh mata dan didengarkan oleh 
telinga. Dan kita dituntut untuk proaktif dalam menyeleksinya.

2. Kita memang belum bisa mem-blok semua hal-hal negatif yang ada dan 
berkemungkinan masuk ke rumah kita melalui berbagai media sebagaimana tersebut 
di atas, tetapi paling tidak efek-efek buruk dari tayangan televisi yang sangat 
beragam akan tereduksi dengan meminimalisir penggunaan pesawat televisi 
semaksimal mungkin.

3. Kita tidak menutup mata betapa penggunaan media televisi sebagai sarana 
dakwah merupakan terobosan yang bagus, hanya saja pada sisi lain kita 
dihadapkan pada kenyataan bahwa sebagian besar tayangan televisi sangat 
bertentangan dengan ajaran agama Islam yang haq ini (mohon koreksi jika bukan 
demikian kenyataannya). Kemudian, tidakkah ini akan menjadi kontraproduktif?

4. Kesimpulannya menurut saya, sampai ada saluran/channel televisi yang syar'i, 
jika memang pertimbangan para ustadz sebagaimana poin 1 sampai dengan 3 
tersebut di atas, penggunaan media televisi barangkali memang harus 
dipertimbangkan kembali. Ataukah ada pendapat lain? Mohon tanggapan..

Jazakallaahu khairan katsiiraa...

Hamba Allah yang faqir,

Adrian Abdurrahmamn

------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Download MP3 -Free kajian Islam- http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/mlbios2/aturanmilis.php
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke