Seperti sebuah dilema, dimana seluruh umat islam sebelumnya tidak
mempermasalahkan jatuhnya tanggal 1 setiap bulannya, tanggal idul adha, tanggal
1 Muharam tetapi kenapa tiba-tiba untuk tanggal 1 syawal menjadi
perdebatan?...andaikan kita selalu melihat bulan atau matahari untuk menentukan
waktu Idul fitri dan sholat, ana membayangkan betapa repotnyaapakah islam
mengharamkan kemajuan ilmu dan teknologi?
Walaikum salam, Jazakallah
- Original Message
From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
To: assunnah@yahoogroups.com
Sent: Monday, October 23, 2006 10:49:07 AM
Subject: Re: [assunnah] Urgent: Terlampir surat edaran kesaksian mereka yang
melihat hilal maghrib tadi (Dari Lajnah Falakiyah Al-Husiniyah Cakung Barat
jakarta timur)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu,
Menurut yang ana mengerti, urusan berpuasa dengan melihat hilal ini
bukanlah berhubungan dengan haramnya berpuasa pada satu syawal, tetapi
lebih disebabkan pentingnya untuk menyempurnakan hari ibadah puasa dalam
satu bulan. Jadi jangan sampai puasa Ramadhan tsb kurang dari satu hari
(mustinya 30 jadi 29 hari). Hal ini seperti penjelasan Syaikh bin Baz
ketika beliau menjelaskan tentang perbedaan tempat terbit bulan sabit
kiriman akh Isyhadubiannamuslim tgl 15/10/06 di milling list ini:
PERTANYAAN 5:
Jika ada perbedaan tempat terbit bulan sabit, bagaimana masyarakat tersebut
menentukan hari puasanya? Apakah penduduk negeri-negeri yang jauh seperti
Amerika dan Australia diharuskan untuk berpuasa sesuai dengan ru'yah
(penglihatan bulan sabit/hilal) penduduk Kerajaan Saudi Arabia? Karena
mereka tidak melihat bulan sabit?
JAWAB:
Yang benar adalah berpedoman pada (satu) ru'yah. Dan tidak perlu melihat
perbedaan tempat terbitnya bulan sabit. Karena Nabi shalallallahu 'alayhi
wasallam memerintahkan untuk berpedoman pada (satu) ru'yah tanpa ada
rincian tertentu. Dalam hadits shahih dari beliau shalallallahu 'alayhi
wasallam, bersabda (yg artinya):
Berpuasa dengan melihatnya (bulan sabit) dan berbukalah (Idul Fitri)
dengan melihatnya (bulan sabit). Maka jika langit berawan diatasmu, maka
sempurnakanlah bilangan (hari-hari dalam bulan Sya'ban), tiga puluh (hari).
Dan sabda beliau shalallallahu 'alayhi wasallam yang lain (yg artinya):
Janganlah kamu berpuasa hingga kamu melihat bulan sabit atau kamu
menyempurnakan hitungan (bulan Sya'ban). Dan janganlah kamu berbuka hingga
kamu melihat bulan sabit atau kamu menyempurnakan bilangan.
Dan hadist-hadits yang semakna dengan ini, sangat banyak.
Rasulullah shalallallahu 'alayhi wasallam tidak mengisyaratkan perbedaan
tempat terbitnya bulan sabit, sedang beliau tahu akan hal itu. Dan
sekelompok ulama berpendapat bahwa masyarakat setiap negeri diharuskan
punya ru'yah tersendiri jika tempat terbitnya berbeda. Mereka berdalil
dengan riwayat Ibnu Abbas radliyallahu anhuma bahwa beliau tidak memakai
ru'yah penduduk negeri Syam, di saat beliau sedang berada di Madinah.
Sementara penduduk Syam telah melihat bulan sabut pada malam Jum'at, di
zaman Muawiyah radliyallahu anhu. Sedangkan penduduk Madinah sendiri,
mereka belum melihatnya kecuali pada malam Sabtu, lalu Ibnu Abbas
radliyallahu anhuma berkata pada waktu diberitahu Kuraib tentang ru'yah
penduduk Syam dan puasa mereka:
Kami melihatnya pada malam Sabtu, maka kami akan tetap berpuasa hingga
kami melihatnya atau kami sempurnakan hitungan (bulan Sya'ban).
Mereka pun berdalil dengan sabda Nabi shalallallahu 'alayhi wasallam (yg
artinya):
Berpuasalah dengan melihatnya dan berbukalah dengan melihatnya (bulan
sabit).
Pendapat ini cukup kuat. Dan anggota Majlis Ulama Besar di Kerajaan Saudi
Arabia memutuskan untuk mengambil pendapat ini. Dan hanya Allah jualah yang
berkuasa untuk memberi taufiq.
Disadur dari Buku:
Tuhfatul Ikhwan bi Ajwabatin Muhimmatin Tata'allaqu bi Arkanil Islam
Oleh: Syaikh al Imam Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz
Hadist-hadist diatas menunjukkan bahwa di sunnahkan bagi kita
menyempurnakan puasa, walaupun itu hari syak umpama karena bulan tertutup
awan pada saat melihat hilal pada tanggal 29 Ramadhan. Padahal ada
kemungkinan hilal telah kelihatan, hanya tertutup awan.
Wallahu'alam
FK
Mukarram Ibr. mukarram_chiba@ yahoo.co. jp
To: [EMAIL PROTECTED] s.com
Sent by: [EMAIL PROTECTED] s.com
Subject: [assunnah] Urgent: Terlampir surat edaran kesaksian mereka yang
melihat hilal maghrib tadi (Dari Lajnah Falakiyah Al-Husiniyah Cakung Barat
jakarta timur)
22/10/2006 23:41
Please respond to [EMAIL PROTECTED] s.com
Assalamu'alaikum.
Nabi Shallallahu' alaihi wasallam bersabda,
Jika kalian melihatnya (hilal ramadhan) maka berpuasalah, dan jika kalian
melihatnya (hilal syawwal) meka berbukalah HR Bukhari, Muslim
Berikut ana lampiran surat edaran dari Lajnah Falakiyah Al-Husiniyah tempat
dilakukan rukyatulhilal maghrib tadi.
Jadi insyaAllah besok senin 23/oct sudah 1 syawal.
Berdasarkan keterangan dari ikhwah yang menyaksikan dari proses persiapan
hingga selesai, insyaAllah informasi ini tsiqah.