[assunnah] Jaga Kesatuan Suara Meski Tak Satu Pendapat
Jaga Kesatuan Suara Meski Tak Satu Pendapat (disadur dari Syarh Riyadh ash-Shalihin oleh Syekh Ibn Utsaimin & Syekh al-Albani) Ketika mengomentari judul bab ini, Syekh Ibn Utsaimin berkata : Ketika manusia tidak lagi menghormati ulama dan masing2 mengklaim, "Aku juga ulama, aku cendekiawan, aku intelektual muda islam, pengetahuanku dalam begai lautan tak bertepi," maka sesungguhnya tiada lagi yang dapat disebut ulama. Semua orang akan berpendapat dan berfatwa sekehendaknya, sehingga syariat pun menjadi hancur berantakan disebabkan ulah orang2 bodoh tersebut. Begitu juga halnya dengan para pemimpin. Jika anda mengatakan kepada seseorang, misalnya, "Pemimpin kita memerintahkan ini itu," lalu orang itu berkata, "Kita tidak perlu patuh kepadanya, karena dia tidak melaksanakan ini, mengabaikan kewajiban itu." Saya katakan: Jika pemimpin kita mengabaikan banyak kewajibannya, maka dia sendiri yang menanggung dosanya, tapi kita tetap wajib patuh dan taat kepadanya, bahkan sekalipun dia biasa meminum khamar dan maksiat lainnya. Selama kita tidak melihat kekafiran yang nyata pada dirinya yang dapat kita jadikan bukti di hadapan Allah SWT, maka kita wajib patuh kepadanya, sekalipun dia fasik, keji, dan zalim. Nabi saw bersabda : "Patuh dan taatlah, meskipun punggungmu dipukul dan hartamu diambil." (HR Muslim) Shahih Muslim "beliau mengajarkan kepada sahabat2 beliau bagaimana bersikap kepada pemimpin, "Patuh dan taatlah. Sebab, kalian wajib menunaikan apa yang dibebankan kepada kalian, dan mereka wajib menunaikan apa yang dibebankan kepada mereka." (HR Muslim) Tak mungkin kita menginginkan para pemimpin kita sama dengan Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Sebab, kita pun harus menjadi sama dengan rakyat pada masa itu. Kita harus menjadi sahabat atau seperti sahabat Nabi saw terlebih dulu, barulah pemimpin kita akan menjadi seperti para khalifah itu. Adapun dalam kondisi rakyat saat ini, dimana sebagian besar mengabaikan kewajiban dan melanggar keharaman, maka jangan berharap Allah SWT akan memberikan kita pemimpin seperti Khulafa ar-Rasyidin, Tapi, kita wajib patuh dan taat kepada pemimpin kita. Jika mereka melakukan kekurangan disana sini, maka dosanya akan ditanggung mereka sendiri. Kita dan mereka memiliki tugas masing2 dan wajib menunaikan tugasnya masing2. Jika ulama tak lagi dihormati, maka agama kita akan binasa. Jika pemimpin tak lagi dihormati, maka dunia kita akan binasa. Semoga Allah SWT melindungi dan membimbing kita (disadur dari Syarh Riyadh ash-Shalihin oleh Syekh Ibn Utsaimin & Syekh al-Albani) - Stay in the know. Pulse on the new Yahoo.com. Check it out. Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id Website audio: http://assunnah.mine.nu Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [assunnah] Urgent: Terlampir surat edaran kesaksian mereka yang melihat hilal maghrib tadi (Dari Lajnah Falakiyah Al-Husiniyah Cakung Barat jakarta timur)
saya juga ingin bertanya kenapa bapak Din Syamsuddin menyatakan bahwa Beberapa negara di sebelah barat Indonesia seperti Arab Saudi, Mesir, dan Maroko hingga Eropa, lanjut Din, sudah melihat hilal sejak Minggu 22 Oktober, sehingga mayoritas umat Islam disana menetapkan 1 Syawal pada 23 Oktober (Detik.com). padahal negara arab saudi seperti yang disampaikan Dewan Pengadilan Tertinggi Arab Saudi kepada Saudi Press Agency seperti dilansir dari arabnews.com, Minggu (22/10/2006). bahwa "Sebagaimana tidak seorangpun melihat hilal Syawal pada Sabtu petang, maka Minggu adalah hari ke-30 Ramadan dan Senin 23/10 adalah hari pertama Idul Fitri," demikian statemen Dewan Pengadilan Tertinggi Arab Saudi (Detik.com). "As nobody has sighted the Shawwal crescent on Saturday evening, Sunday is the 30th day of Ramadan and Monday, Oct. 23, is the first day of Eid Al-Fitr," the council said in a statement carried by the Saudi Press Agency. (arabnews.com) Saat Bedan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Persoalannya, adakah menggunakan kaedah hisab itu bid'ah? Muhammadiyah memulai takbiran pada 23 haribulan dan dipihak yang lain pula bertakbiran pada 24 haribulan. Dari penerangan saudara Fauzan bahwa kaedah hisab itu tidak boleh diaplikasikan atau tidak relevan, begitu? Atau kemungkinan saudara cuba menyampaikan bahwa takbiran yang dilakukan mereka pada 24 haribulan itu batal? (ini berlandaskan pada message saudara sendiri). Sepertinya kita (Islam) saling tidak mampu bekerjasama. Bukankah kita disuruh mentaati pemerintah, kecuali perkara kefasikan. Islam menyuruh kita menasihati pemerintah jika terdapat perkara2 yang mungkar didalam pentadbirannya. Terdapat ramai ustadz2 diSingapura sama ada yang ahli bida' atau yang ahli sunnah yang mendapat kelulusan dari pesantren2 di Indonesia dan kami sendiri orang awam menganggap ini satu penghormatan terhadap Indonesia yang rata2 penduduknya 80-90% muslim. TETAPI mengapakah hal seperti dua takbiran yang begini harus terjadi? Apakah ditahun mendatang hal yang sebegini akan terus berlaku lagi? Dalam hal yang begini siapakah yang benar2 berkuasa, Muhammadiyah? NU? atau PEMERINTAH? Walaupun ini adalah soal dalaman Indonesia oleh kerana adanya rangkaian hukum Islam didalamnya, namun sebagai seorang muslim kita perlu mengambil tahu. Saya mohon semoga saudara Fauzan dapat rincikan kepada kami diatas platform Al Quran dan Sunnah semoga kami mendapat pelajaran darinya. Syukron.. FAUZAN <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Islam sama sekali nggak mengharamkan kemajuan teknologi akh. yang nggak boleh itu, kalo ada sesuatu yang asalnya bukan dari agama dibawa masuk dan dianggap agama. sudah jelas hukum penentuan 1 syawal dan penentuan 1 ramadhan dalam islam yaitu dengan melihat hilal. namun permasalahannya, ada orang2 yang berpikir bahwa agama ini kurang sempurna sehingga perlu disempurnakan lagi. tentu saja ini adalah pemikiran yang salah :) saat Rasulullah menentukan bahwa awal Ramadhan dan awal Syawal ditentukan dengan dan hanya dengan melihat hilal, maka eharusnya itulah yang harus kita taati dan kita lakukan. sayang sekali ada beberapa pihak yang menggunakan ilmu hisab untuk menghitungnya. padahal hal ini sama sekali tidak diketahui asalnya. boleh ilmu hisab dipakai untuk menentukan perkiraan kapan hilal muncul. sebab jika tidak, tentu kita akan direpotkan dengan melihat hilal setiap hari. namun begitu, keputusan akhirnya tetap pada nampaknya hilal. bukan pada perhitungan hisab. Allahua'lam On Tue, 24 Oct 2006 23:14:16 +0700, obyx xybo wrote: > Seperti sebuah dilema, dimana seluruh umat islam sebelumnya tidak > mempermasalahkan jatuhnya tanggal 1 setiap bulannya, tanggal idul adha, > tanggal 1 Muharam tetapi kenapa tiba-tiba untuk tanggal 1 syawal menjadi > perdebatan?...andaikan kita selalu melihat bulan atau matahari untuk > menentukan waktu Idul fitri dan sholat, ana membayangkan betapa > repotnyaapakah islam mengharamkan kemajuan ilmu dan teknologi? > > Walaikum salam, Jazakallah - Do you Yahoo!? Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail. Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id Website audio: http://assunnah.mine.nu Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/