Larangan Keras terhadap Riya' dan Ancaman Berat atas Pelakunya


1. DALIL AL QUR'AN

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka
berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan
manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.
(Q.S. An Nisaa' : 142)

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang
lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat riya'. dan enggan
(menolong dengan) barang berguna. (Q.S. Al Maa'uun : 4 - 7)

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu
dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti
orang yang menafkahkan hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu
seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa
hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak
menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Q.S. Al Baqarah : 264)

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya
kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan
kepada hari kemudian. Barang siapa yang mengambil setan itu menjadi
temannya, maka setan itu adalah teman yang seburuk-buruknya. (Q.S. An
Nisaa' : 38)

2. DALIL AS SUNNAH

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, ia berkata: " Aku
mendengar Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : 'Allah
berfirman : Akulah Rabb yang tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa
mengerjakan amalan, ia sekutukan Aku* dengan yang lain dalam amalan itu,
maka Aku tinggalkan ia dan amal syiriknya**. " (HR Muslim)
* Maksudnya, ia beramal karena riya' dan sum'ah
** Aku hapus pahala amalnya dan aku haramkan ia dari pahalanya.

Diriwayatkan dari Sulaiman bin Yasar, ia berkata bahwa orang-orang
mendatangi Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, lalu Natil, sesepuh
penduduk Syam berkata kepadanya: "Wahai Syaikh, sampaikanlah kepada kami
sebuah hadits yang Anda dengar dari Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa
sallam"'. Abu Hurairah menjawab: " Baiklah, saya mendengar Rasulullah
bersabda: ' Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada hari
Kiamat nanti adalah seorang yang mati syahid. Ia dibawa ke hadapan
Allah. Lalu disebutkanlah nikmat-nikmat Allah kepada dirinya dan ia pun
mengakuinya. Lalu Allah berkata: 'Untuk apakah engkau gunakan nikmat
tersebut ? '. Ia menjawab: 'Aku berperang di jalan-Mu hingga aku mati
syahid '. Allah berkata: 'Engkau dusta, sebenarnya engkau berperang
supaya disebut pemberani. Begitulah kenyataannya '. Kemudian
diperintahkan agar ia diseret lalu dilemparkan ke Neraka. Kemudian
seorang yang mempelajari ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Qur'an. Ia
dibawa ke hadapan Allah. Lalu disebutkanlah nikmat-nikmat Allah kepada
dirinya dan ia pun mengakuinya. Lalu Allah berkata: 'Untuk apakah engkau
gunakan nikmat tersebut ? '. Ia menjawab: 'Aku mempelajari ilmu,
mengajarkannya dan membaca Al Qur'an karena-Mu semata '. Allah berkata:
'Engkau dusta, sebenarnya engkau mempelajari ilmu dan mengajarkannya
supaya disebut alim. Engkau membaca Al Qur'an supaya disebut qari'.
Begitulah kenyataannya '. Kemudian diperintahkan agar ia diseret lalu
dilemparkan ke Neraka. Kemudian seorang yang Allah beri kelapangan
harta. Ia dibawa ke hadapan Allah. Lalu disebutkanlah nikmat-nikmat
Allah kepada dirinya dan ia pun mengakuinya. Lalu Allah berkata: 'Untuk
apakah engkau gunakan nikmat tersebut ? '. Ia menjawab: 'Tidak satu pun
perkara yang Engkau anjurkan supaya berinfak di dalamnya melainkan aku
infakkan hartaku karena-Mu semata '. Allah berkata: 'Engkau dusta,
sebenarnya engkau berinfak supaya engkau disebut dermawan. Begitulah
kenyataannya '. Kemudian diperintahkan agar ia diseret di atas wajahnya
lalu dilemparkan ke Neraka ". (HR Muslim)

Diriwayatkan dari Jundab bin 'Abdillah radhiyallaahu 'anhu, ia berkata:
"Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Siapa saja yang
niatnya untuk didengar orang, maka Allah akan membongkar niatnya itu
pada hari Kiamat. Dan siapa saja yang niatnya supaya dilihat orang, maka
Allah akan membongkar niatnya itu pada hari Kiamat ". (HR Bukhari dan
Muslim)

3. FAWAID / KANDUNGAN BAB

a. Celaan terhadap riya' ini telah disebutkan dalam Al Qur'an dan As
Sunnah, sebagaimana telah disebutkan di atas. Arriya' itu sendiri
diambil dari kata arru'yah. Orang yang berbuat riya' adalah orang yang
memperlihatkan amalnya kepada orang lain, tujuannya supaya mendapat
keuntungan dari mereka atau terhindar dari celaan mereka. Berarti ia
telah memperoleh balasan amalnya di dunia. Oleh karena itu riya' ini
dapat menghapus pahala sebuah amal.

Wahai saudaraku seiman, jauhilah riya' ! Sebab riya' merupakan
seburuk-buruk musibah yang menggugurkan amal dan menjadikanny sia-sia...

Wahai hamba Allah, jauhilah riya' sebagaimana engkau menjauhi seekor
singa. Sesungguhnya para ulama besar saja tidak kuasa menghindar dan
mengatasi bahaya riya' dan syahwat tersembunyi ini apalagi orang-orang
awam seperti kita. Sesungguhnya penyakit riya' ini, menyerang para ulama
dan ahli ibadah yang sungguh-sungguh beribadah dalam menempuh jalan
akhirat. Setelah mereka berhasil menundukkan hawa nafsu, meninggalkan
perbuatan maksiat dan memutusnya dari syahwat serta sudah tidak bernafsu
lagi melakukan dosa besar secara terang-terangan, mereka justru jatuh
dalam pelukan sum'ah, riya' dan syahwat tersembunyi. Orang-orang
memandang mereka sebagai orang terhormat dan mulia. Jiwa mereka
merasakan kelezatan yang bukan kepalang, sehingga meremehkan perkara
meninggalkan perbuatan maksiat. Di antara mereka ada yang mengira
dirinya termasuk hamba Allah yang ikhlas, padahal ia termasuk dalam
deretan kaum munafikin. Ini merupakan ketertipuan paling besar, hampir
tidak ada yang selamat darinya kecuali hamba-hamba yang didekatkan
kepada Allah, merekalah hamba-hamba Allah yang mukhlish.

b. Berhubung masalah ini sangat berbahaya seperti yang telah dijelaskan
di atas, maka Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam telah
mengajarkan kepada kita sebuah doa untuk melindungi diri kita dari
syirik besar maupun syirik kecil, yaitu riya'. 

Ucapkanlah : " Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik
sedang kami mengetahuinya. Dan kami memohon ampun kepada-Mu bilamana
kami tidak mengetahuinya :.


ENSIKLOPEDIA LARANGAN Jilid 1 - Pustaka Imam Asy Syafi'i
Mausuu'ah al-Manaahiyyiys Syar'iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyah
Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali
Daar Ibnu 'Affan Th. 1419 H





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Would you Help a Child in need?
It is easier than you think.
Click Here to meet a Child you can help.
http://us.click.yahoo.com/sTR6_D/I_qJAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

------------------------------------------------------------------------
Website Islam pilihan anda.
http://www.assunnah.or.id
http://www.almanhaj.or.id
Website kajian Islam -----> http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
------------------------------------------------------------------------ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke