Re: [assunnah] Apakah masuk neraka dahulu?

2010-05-09 Terurut Topik jaim supriansyah
Assalamualaikum,

Semoga copy artikel berikut dapat membantu


Semua Akan Memasuki Neraka ?
Allâh Ta'ala berfirman:

“Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya
(neraka). Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu ketentuan yang sudah
ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa
dan membiarkan orang-orang zhalim di dalam (neraka) dalam keadaan
berlutut.”
(Qs Maryam/19: 71-72)

Penjelasan dari Ayat
Ayat ini (ayat pertama) merupakan kabar berita dari Allâh Ta'ala
kepada seluruh makhluk, baik orang-orang yang shaleh ataupun durhaka,
Mukminin maupun orang kafir. Setiap orang akan mendatangi neraka. Ini
sudah menjadi ketentuan Allâh Ta'ala dan janji-Nya kepada para
hamba-Nya. Tidak ada keraguan tentang terjadinya peristiwa itu dan
Allâh Ta'ala pasti akan merealisasikannya.

Yang perlu diketahui, Ulama ahli tafsir berbeda pendapat mengenai
pengertian kata al-wurûd (mendatangi neraka) dalam ayat tersebut.
Sebagian Ulama menyatakan, maksudnya neraka dihadirkan di hadapan
segenap makhluk, sehingga semua orang akan merasa ketakutan. Setelah
itu, Allâh Ta'ala menyelamatkan kaum muttaqîn (orang-orang yang
bertakwa). Atau menurut penafsiran yang lain, semua makhluk akan
memasukinya. Akan tetapi bagi kaum Mukminin meskipun mereka
memasukinya, neraka akan menjadi dingin dan keselamatan bagi mereka.
Di samping itu, terdapat penafsiran lain yang memaknai kata al-wurûd
dengan mendekati neraka. Dan ada pula yang menafsirkan bahwa maksudnya
adalah panas badan yang dialami kaum Mukminin saat menderita sakit
panas.

Syaikh ‘Abdul Muhsin menyatakan bahwa penafsiran paling populer
mengenai ayat di atas ada dua pendapat. Pertama, semua orang akan
memasuki neraka, akan tetapi kaum Mukminin tidak mengalami bahaya.
Kedua, semua orang akan melewati shirâth (jembatan) sesuai dengan
kadar amal shalehnya. Jembatan ini terbentang di atas permukaan neraka
Jahannam. Jadi, orang yang melewatinya dikatakan telah mendatangi
neraka. Penafsiran ini dinukil Ibnu Katsîr rahimahullâh dari Ibnu
Mas’ûd radhiallâhu'anhu.

Dari dua pendapat ini, Imam Ibnul Abil ‘Izzi rahimahullâh (wafat tahun
792 H) memandang bahwa pendapat kedua itulah yang paling kuat dan
râjih.

Beliau berkata, “Ulama tafsir berbeda pendapat mengenai pengertian
al-wurûd dalam firman Allah Surat Maryam ayat 71, manakah pendapat
yang benar? Pendapat yang paling jelas dan lebih kuat adalah melintasi
shirâth.”

Untuk menguatkan pendapat ini, Imam Ibnul Abil ‘Izzi rahimahullâh
berhujjah dengan ayat selanjutnya (Qs Maryam/19:72) dan hadits riwayat
Imam Muslim rahimahullâh dalam kitab Shahihnya no. 6354.

Imam Muslim rahimahullâh meriwayatkan dengan sanadnya dari Umm
Mubasysyir radhiallâhu'anha, ia mendengar Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wassallam bersabda saat berada di samping Hafshah radhiallâhu'anha,
“Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah berbaiat di bawah
pohon (ikut serta dalam perjanjian Hudaibiyah, red) yang akan masuk
neraka”.

Hafshah (dengan merasa heran) berkata, “Mereka akan memasukinya wahai
Rasulullah”.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassallam pun menyanggahnya. Kemudian Hafshah
radhiallâhu'anha berdalil dengan membaca ayat di atas (Qs Maryam/19:
71).

(Mendengar ini) Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassallam kemudian
(mendudukkan masalah seraya) bersabda:

“Sungguh Allah telah berfirman setelahnya: Kemudian Kami akan
menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang
zhalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut)”. (Qs Maryam/19: 72)

Usai mengetengahkan hadits di atas, Imam Ibnu Abil ‘Izzi rahimahullâh
mengatakan bahwa Beliau (Rasulullah) Shallallahu 'Alaihi Wassallam
mengisyaratkan (dalam hadits tersebut) bahwa maksud al-wurûd
(mendatangi neraka) tidak mesti memasukinya.

Selamatnya (seseorang) dari mara bahaya tidak mesti ia telah
mengalaminya. Seperti halnya seseorang yang dikejar musuh yang hendak
membunuhnya, namun musuh tidak sanggup menangkapnya, maka untuk orang
yang tidak tertangkap ini bisa dikatakan Allah telah menyelamatkannya.

Sebagaimana Allâh Ta'ala berfirman yang artinya:

"Dan ketika adzab Kami datang, Kami selamatkan Hûd..." (Qs. Hûd /11:58),
"Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Saleh..." (Qs. Hûd /11:66),
"Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Syu’aib..." (Qs. D /11:94).

Siksa Allâh Ta'ala tidak ditimpakan kepada mereka, akan tetapi menimpa
orang selain mereka. Jika tidak ada faktor-faktor keselamatan yang
Allâh Ta'ala anugerahkan bagi mereka secara khusus, niscaya siksa akan
menimpa mereka juga. Demikian pula pengertian al-wurûd (mendatangi
neraka), maksudnya adalah orang-orang akan melewati neraka dengan
melintasi shirâth, kemudian Allâh Ta'ala menyelamatkan orang-orang
yang bertakwa dan membiarkan orang-orang zhalim di neraka dalam
keadaan berlutut”

Senada dengan keterangan di atas, sebelumnya Imam Nawâwi rahimahullâh
(wafat tahun 676 H) pun merâjihkan arti kata al-wurûd adalah
menyeberangi shirâth. Beliau rahimahullâh berkata saat menerangkan
hadits Umm Mubasysyir radh

Re: [assunnah] Apakah masuk neraka dahulu?

2010-05-09 Terurut Topik Victor Johnson
Wa'alaikum salam,

Terdapat ayat yg berkaitan dgn pertanyaan. Qs Maryam: 71-72, yang artinya:

"Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yg tdk mendatanginya
(neraka). Hal itu bagi Rabb-mu adalah suatu ketentuan yg sudah
ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yg bertaqwa
dan membiarkan orang-orang zhalim di dalam (neraka) dalam keadaan
berlutut."

Mengenai kalimat "Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yg tdk
mendatanginya (neraka)", Syaikh 'Abdul Muhsin hafizhahullah menyatakan
bahwa penafsiran paling populer mengenai ayat di atas ada dua
pendapat.
Pertama, semua memasuki neraka, akan tetapi mereka (kaum Mukminin)
tidak mengalami bahaya.
Kedua, mereka semua melewati shirath (jembatan) sesuai dgn kadar amal
shalehnya. Jembatan ini terbentang di atas permukaan neraka Jahannam.
Jadi, orang yg melewatinya dikatakan telah mendatangi neraka.
Penafsiran ini dinukil Ibnu Katsir rahimahullah dari Ibnu Mas'ud
radiyallahuanhu.

Dari dua pendapat ini, Imam Ibnul Abil 'Izzi rahimahullah memandang
bahwa pendapat kedua itulah yang paling kuat dan rajih. Beliau
berkata: "Ulama tafsir berbeda pendapat mengenai pengertian al-wurud
(mendatangi) dalam firman Allah Surat Maryam ayat 71, manakah pendapat
yang benar? Pendapat yang paling jelas dan lebih kuat adalah melintasi
shirath."

Lebih jelas lagi silahkan membaca rubik Tafsir majalah As-Sunnah no.09
edisi Dzulhijjah 1430H / Desember 2009 berjudul 'Semua Akan Memasuki
Neraka' oleh ust. 'Ashim bin Musthafa, Lc

Semoga bermanfaat

On 5/4/10, Abu Hafidz  wrote:
> Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarikatuhu,
>
> Ikhwan rohimakumullah,
>
> Mengenai orang-orang muslim maka nasibnya setelah mati adalah mutlak
> ditangan Allah Ta'ala, karena hadits mengatakan tidaklah seseorang itu masuk
> surga karena amalnya, lalu sahabat bertanya," tidak juga engkau ya
> Rasulullah (sholallahu 'alaihi wa sallam)?, Nabi sholallahu 'alaihi wa
> sallam menjawab," tidak juga aku!". seseorang memasuki surga adalah karena
> kasih sayang Allah Ta'ala. (Hadits Shohih, coba cek di Riyadhush sholihin).
>
> Namun dalam hadits qudsi yang shohih, Allah Ta'ala berfirman bahwa aku
> haramkan kezholiman atas diriku. maka Allah Ta'ala tidak akan pernah zholim,
> barang siapa yang ta'at kepada Allah Ta'ala dan Rasulnya sholallahu 'alaihi
> wa sallam maka adalah orang yang beruntung (atau mendapat keberuntungan yang
> besar, "faqod fazaa fauzan azhiima"), keberuntungan apa yang lebih besar
> kecuali mendapatkan kasih sayang Allah Ta'ala di akhirat nanti. Wallahu
> a'lam.
>
> Sedangkan orang-orang kafir, musyrikin, munafiqin adalah mereka akan kekal
> di neraka. banyak nash-nash yang shorih berbicara tentang ini dalam
> Al-qur'an dan Al-hadits, antum tinggal mentadaburinya secara sabar. Insya
> Allah Ta'ala akan dimudahkan jalan itu oleh Allah Ta'ala. Ini adalah dalil
> tentang ketetapan kekalnya orang yang mati dalam keadaan kafir, musyrik, dan
> munafiq di dalam neraka. dari sini bisa diambil dalil pengertian
> kebalikannya (mafhum mukholafah) bahwasanya yang selain itu (selain yang
> mati kafir, musyrik dan munafiq) tidak kekal di neraka. maka orang-orang
> yang dia telah memeluk Islam, menjadi muslim, mu'min, maka mereka tidak
> kekal di neraka.
>
> apakah mereka akan mendapat siksa di neraka dikarenakan dosa-dosanya atau
> diampuni? maka jawabnya adalah tahta masyi-atillah (di bawah kehendak Allah
> Ta'ala), jika Allah Ta'ala berkehendak maka dia diampuni dosa-dosanya, atau
> jika Allah Ta'ala berkehendak maka akan disiksa di neraka sesuai
> dosa-dosanya. dalil-dalil shorih mengenai tidak kekalnya seorang muslim di
> neraka, yakni dia dimasukkan ke dalam neraka karena dosa-dosanya lalu
> diangkat ke dalam surga banyak bertebaran di dalam kitab-kitab hadits, salah
> satunya adalah yang diriwayatkan dalan shohih bukhori tentang penduduk
> neraka dari orang muslim yang terakhir diangkat ke surga. antum bisa rujuk
> ke kitab tersebut.
>
> sedangkan perkataan ahli kitab dalam surat al-baqoroh: 80 yang artinya tidak
> akan api neraka menyentuh kami kecuali dalam beberapa hari saja yang telah
> ditentukan. maka coba antum tadaburi ayat tersebut secara utuh, antum
> tadaburi ayat berikutnya yang berisi sangkalan dari Allah Ta'ala mengenai
> perkataan mereka tersebut. bahkan mereka dikatakan mengatakan sesuatu
> tentang Allah Ta'ala yang tidak mereka ketahui hakikatnya. karena hakikatnya
> sebenarnya adalah mereka kekal di dalam neraka. bahkan jika Allah Ta'ala
> menentang mereka yang mengatakan demikian, untuk meminta mati jika memang
> mereka yakin akan perkataan mereka (coba cek 2: 94-95), dan di 2: 161-162
> maka disitu terdapat penetapan tentang kekalnya orang kafir (baik dari
> kalangan ahli kitab yakni yahudi dan nashroni, maupun yang lainnya) di dalam
> neraka.
>
> mudah-mudahan Allah Ta'ala memudahkan jalan ana dan antum rohimakumullah
> untuk mendatangi majalis ilmu. wallahu musta'an.
>
> semoga bermanfaat.
>
> wa salamu 'alaikum.
>
> abu yusuf hafidz
>
> --- On Mon, 5/3/10, zuria_suta

Re: [assunnah] Apakah masuk neraka dahulu?

2010-05-05 Terurut Topik Abu Hafidz
Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarikatuhu,
�
Ikhwan rohimakumullah,

Mengenai orang-orang muslim maka nasibnya setelah mati adalah mutlak ditangan 
Allah Ta'ala, karena hadits mengatakan tidaklah seseorang itu masuk surga 
karena amalnya, lalu sahabat bertanya," tidak juga engkau ya Rasulullah 
(sholallahu 'alaihi wa sallam)?, Nabi sholallahu 'alaihi wa sallam menjawab," 
tidak juga aku!". seseorang memasuki surga adalah karena kasih sayang Allah 
Ta'ala. (Hadits Shohih, coba cek di Riyadhush sholihin).

Namun dalam hadits qudsi yang shohih, Allah Ta'ala berfirman bahwa aku haramkan 
kezholiman atas diriku. maka Allah Ta'ala tidak akan pernah zholim, barang 
siapa yang ta'at kepada Allah Ta'ala dan Rasulnya sholallahu 'alaihi wa sallam 
maka adalah orang yang beruntung (atau mendapat keberuntungan yang besar, 
"faqod fazaa fauzan azhiima"), keberuntungan apa yang lebih besar kecuali 
mendapatkan kasih sayang Allah Ta'ala di akhirat nanti. Wallahu a'lam.

Sedangkan orang-orang kafir, musyrikin, munafiqin adalah mereka akan kekal di 
neraka. banyak nash-nash yang shorih berbicara tentang ini dalam Al-qur'an dan 
Al-hadits, antum tinggal mentadaburinya secara sabar. Insya Allah Ta'ala akan 
dimudahkan jalan itu oleh Allah Ta'ala. Ini adalah dalil tentang ketetapan 
kekalnya orang yang mati dalam keadaan kafir, musyrik, dan munafiq di dalam 
neraka. dari sini bisa diambil dalil pengertian kebalikannya (mafhum 
mukholafah) bahwasanya yang selain itu (selain yang mati kafir, musyrik dan 
munafiq) tidak kekal di neraka. maka orang-orang yang dia telah memeluk Islam, 
menjadi muslim, mu'min, maka mereka tidak kekal di neraka.

apakah mereka akan mendapat siksa di neraka dikarenakan dosa-dosanya atau 
diampuni? maka jawabnya adalah tahta masyi-atillah (di bawah kehendak Allah 
Ta'ala), jika Allah Ta'ala berkehendak maka dia diampuni dosa-dosanya, atau 
jika Allah Ta'ala berkehendak maka akan disiksa di neraka sesuai dosa-dosanya. 
dalil-dalil shorih mengenai tidak kekalnya seorang muslim di neraka, yakni dia 
dimasukkan ke dalam neraka karena dosa-dosanya lalu diangkat ke dalam surga 
banyak bertebaran di dalam kitab-kitab hadits, salah satunya adalah yang 
diriwayatkan dalan shohih bukhori tentang penduduk neraka dari orang 
muslim yang terakhir diangkat ke surga. antum bisa rujuk ke kitab tersebut.

sedangkan perkataan ahli kitab dalam surat al-baqoroh: 80 yang artinya tidak 
akan api neraka menyentuh kami kecuali dalam beberapa hari saja yang telah 
ditentukan. maka coba antum tadaburi ayat tersebut secara utuh, antum tadaburi 
ayat berikutnya yang berisi sangkalan dari Allah Ta'ala mengenai perkataan 
mereka tersebut. bahkan mereka dikatakan mengatakan sesuatu tentang Allah 
Ta'ala yang tidak mereka ketahui hakikatnya. karena hakikatnya sebenarnya 
adalah mereka kekal di dalam neraka. bahkan jika Allah Ta'ala menentang mereka 
yang mengatakan demikian, untuk meminta mati jika memang mereka yakin akan 
perkataan mereka (coba cek 2: 94-95), dan di 2: 161-162 maka disitu terdapat 
penetapan tentang kekalnya orang kafir (baik dari kalangan ahli kitab yakni 
yahudi dan nashroni, maupun yang lainnya)�di dalam neraka.

mudah-mudahan Allah Ta'ala memudahkan jalan ana dan antum rohimakumullah untuk 
mendatangi majalis ilmu. wallahu musta'an.

semoga bermanfaat.

wa salamu 'alaikum.

abu yusuf hafidz

--- On Mon, 5/3/10, zuria_sutami  wrote:

From: zuria_sutami 
Subject: [assunnah] Re: Apakah masuk neraka dahulu?
To: assunnah@yahoogroups.com
Date: Monday, May 3, 2010, 2:25 AM

Assalamu'alaikum

Mengenai hidup sesudah nabi, dapat dibaca di At Tadzkirah fii Ajwaali Mautaa wa 
Umuuri Al Akhirat, Imam Syamsuddin al Qurthubi (maaf, untuk terjemahannya saya 
lupa penerbitnya)
Insya allah lengkap

Wasalam

--- In assun...@yahoogroup s.com, alif syahroni  wrote:
>
> Assalaamu'alaykum
> Sewaktu masih sekolah saya diajarkan oleh guru kalau nanti di akhirat setiap 
> orang islam yang berdosa akan dimasukkan ke neraka terlebih dahulu untuk 
> menghapuskan semua dosanya ,barulah ia diangkat dan dimasukkan ke dalam surga.
> Yang saya pertanyakan adalah adakah dalil yang menyebut demikian???
> Karena kalau tak salah saya pernah membaca dalam Al-Qur'an kalau orang yahudi 
> dan nasrani juga berkata kalau mereka tak akan disentuh api neraka kecuali 
> hanya sebentar saja.
>
> Dan bagaimana dengan orang yang menerima catatan amalnya dengan tangan kanan 
> karena timbangan kejahatannya lebih ringan dari kebaikannya, apakah ia juga 
> harus dimasukkan dulu kedalam neraka untuk menghapus dosanya yang telah 
> dilakukan??
>
> Mohon penjelasannya. ..
>
> Abu Shoghir


[assunnah] Apakah masuk neraka dahulu?

2010-04-30 Terurut Topik alif syahroni
Assalaamu'alaykum
Sewaktu masih sekolah saya diajarkan oleh guru kalau nanti di akhirat setiap 
orang islam yang berdosa akan dimasukkan ke neraka terlebih dahulu untuk 
menghapuskan semua dosanya ,barulah ia diangkat dan dimasukkan ke dalam surga.
Yang saya pertanyakan adalah adakah dalil yang menyebut demikian???
Karena kalau tak salah saya pernah membaca dalam Al-Qur'an kalau orang yahudi 
dan nasrani juga berkata kalau mereka tak akan disentuh api neraka kecuali 
hanya sebentar saja.

Dan bagaimana dengan orang yang menerima catatan amalnya dengan tangan kanan 
karena timbangan kejahatannya lebih ringan dari kebaikannya, apakah ia juga 
harus dimasukkan dulu kedalam neraka untuk menghapus dosanya yang telah 
dilakukan??

Mohon penjelasannya...

Abu Shoghir