Re: [assunnah] Apakah masuk neraka dahulu?
Assalamualaikum, Semoga copy artikel berikut dapat membantu Semua Akan Memasuki Neraka ? Allâh Ta'ala berfirman: “Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang zhalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut.” (Qs Maryam/19: 71-72) Penjelasan dari Ayat Ayat ini (ayat pertama) merupakan kabar berita dari Allâh Ta'ala kepada seluruh makhluk, baik orang-orang yang shaleh ataupun durhaka, Mukminin maupun orang kafir. Setiap orang akan mendatangi neraka. Ini sudah menjadi ketentuan Allâh Ta'ala dan janji-Nya kepada para hamba-Nya. Tidak ada keraguan tentang terjadinya peristiwa itu dan Allâh Ta'ala pasti akan merealisasikannya. Yang perlu diketahui, Ulama ahli tafsir berbeda pendapat mengenai pengertian kata al-wurûd (mendatangi neraka) dalam ayat tersebut. Sebagian Ulama menyatakan, maksudnya neraka dihadirkan di hadapan segenap makhluk, sehingga semua orang akan merasa ketakutan. Setelah itu, Allâh Ta'ala menyelamatkan kaum muttaqîn (orang-orang yang bertakwa). Atau menurut penafsiran yang lain, semua makhluk akan memasukinya. Akan tetapi bagi kaum Mukminin meskipun mereka memasukinya, neraka akan menjadi dingin dan keselamatan bagi mereka. Di samping itu, terdapat penafsiran lain yang memaknai kata al-wurûd dengan mendekati neraka. Dan ada pula yang menafsirkan bahwa maksudnya adalah panas badan yang dialami kaum Mukminin saat menderita sakit panas. Syaikh ‘Abdul Muhsin menyatakan bahwa penafsiran paling populer mengenai ayat di atas ada dua pendapat. Pertama, semua orang akan memasuki neraka, akan tetapi kaum Mukminin tidak mengalami bahaya. Kedua, semua orang akan melewati shirâth (jembatan) sesuai dengan kadar amal shalehnya. Jembatan ini terbentang di atas permukaan neraka Jahannam. Jadi, orang yang melewatinya dikatakan telah mendatangi neraka. Penafsiran ini dinukil Ibnu Katsîr rahimahullâh dari Ibnu Mas’ûd radhiallâhu'anhu. Dari dua pendapat ini, Imam Ibnul Abil ‘Izzi rahimahullâh (wafat tahun 792 H) memandang bahwa pendapat kedua itulah yang paling kuat dan râjih. Beliau berkata, “Ulama tafsir berbeda pendapat mengenai pengertian al-wurûd dalam firman Allah Surat Maryam ayat 71, manakah pendapat yang benar? Pendapat yang paling jelas dan lebih kuat adalah melintasi shirâth.” Untuk menguatkan pendapat ini, Imam Ibnul Abil ‘Izzi rahimahullâh berhujjah dengan ayat selanjutnya (Qs Maryam/19:72) dan hadits riwayat Imam Muslim rahimahullâh dalam kitab Shahihnya no. 6354. Imam Muslim rahimahullâh meriwayatkan dengan sanadnya dari Umm Mubasysyir radhiallâhu'anha, ia mendengar Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassallam bersabda saat berada di samping Hafshah radhiallâhu'anha, “Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah berbaiat di bawah pohon (ikut serta dalam perjanjian Hudaibiyah, red) yang akan masuk neraka”. Hafshah (dengan merasa heran) berkata, “Mereka akan memasukinya wahai Rasulullah”. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassallam pun menyanggahnya. Kemudian Hafshah radhiallâhu'anha berdalil dengan membaca ayat di atas (Qs Maryam/19: 71). (Mendengar ini) Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassallam kemudian (mendudukkan masalah seraya) bersabda: “Sungguh Allah telah berfirman setelahnya: Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang zhalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut)”. (Qs Maryam/19: 72) Usai mengetengahkan hadits di atas, Imam Ibnu Abil ‘Izzi rahimahullâh mengatakan bahwa Beliau (Rasulullah) Shallallahu 'Alaihi Wassallam mengisyaratkan (dalam hadits tersebut) bahwa maksud al-wurûd (mendatangi neraka) tidak mesti memasukinya. Selamatnya (seseorang) dari mara bahaya tidak mesti ia telah mengalaminya. Seperti halnya seseorang yang dikejar musuh yang hendak membunuhnya, namun musuh tidak sanggup menangkapnya, maka untuk orang yang tidak tertangkap ini bisa dikatakan Allah telah menyelamatkannya. Sebagaimana Allâh Ta'ala berfirman yang artinya: "Dan ketika adzab Kami datang, Kami selamatkan Hûd..." (Qs. Hûd /11:58), "Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Saleh..." (Qs. Hûd /11:66), "Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Syu’aib..." (Qs. D /11:94). Siksa Allâh Ta'ala tidak ditimpakan kepada mereka, akan tetapi menimpa orang selain mereka. Jika tidak ada faktor-faktor keselamatan yang Allâh Ta'ala anugerahkan bagi mereka secara khusus, niscaya siksa akan menimpa mereka juga. Demikian pula pengertian al-wurûd (mendatangi neraka), maksudnya adalah orang-orang akan melewati neraka dengan melintasi shirâth, kemudian Allâh Ta'ala menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang zhalim di neraka dalam keadaan berlutut” Senada dengan keterangan di atas, sebelumnya Imam Nawâwi rahimahullâh (wafat tahun 676 H) pun merâjihkan arti kata al-wurûd adalah menyeberangi shirâth. Beliau rahimahullâh berkata saat menerangkan hadits Umm Mubasysyir radh
Re: [assunnah] Apakah masuk neraka dahulu?
Wa'alaikum salam, Terdapat ayat yg berkaitan dgn pertanyaan. Qs Maryam: 71-72, yang artinya: "Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yg tdk mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Rabb-mu adalah suatu ketentuan yg sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yg bertaqwa dan membiarkan orang-orang zhalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut." Mengenai kalimat "Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yg tdk mendatanginya (neraka)", Syaikh 'Abdul Muhsin hafizhahullah menyatakan bahwa penafsiran paling populer mengenai ayat di atas ada dua pendapat. Pertama, semua memasuki neraka, akan tetapi mereka (kaum Mukminin) tidak mengalami bahaya. Kedua, mereka semua melewati shirath (jembatan) sesuai dgn kadar amal shalehnya. Jembatan ini terbentang di atas permukaan neraka Jahannam. Jadi, orang yg melewatinya dikatakan telah mendatangi neraka. Penafsiran ini dinukil Ibnu Katsir rahimahullah dari Ibnu Mas'ud radiyallahuanhu. Dari dua pendapat ini, Imam Ibnul Abil 'Izzi rahimahullah memandang bahwa pendapat kedua itulah yang paling kuat dan rajih. Beliau berkata: "Ulama tafsir berbeda pendapat mengenai pengertian al-wurud (mendatangi) dalam firman Allah Surat Maryam ayat 71, manakah pendapat yang benar? Pendapat yang paling jelas dan lebih kuat adalah melintasi shirath." Lebih jelas lagi silahkan membaca rubik Tafsir majalah As-Sunnah no.09 edisi Dzulhijjah 1430H / Desember 2009 berjudul 'Semua Akan Memasuki Neraka' oleh ust. 'Ashim bin Musthafa, Lc Semoga bermanfaat On 5/4/10, Abu Hafidz wrote: > Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarikatuhu, > > Ikhwan rohimakumullah, > > Mengenai orang-orang muslim maka nasibnya setelah mati adalah mutlak > ditangan Allah Ta'ala, karena hadits mengatakan tidaklah seseorang itu masuk > surga karena amalnya, lalu sahabat bertanya," tidak juga engkau ya > Rasulullah (sholallahu 'alaihi wa sallam)?, Nabi sholallahu 'alaihi wa > sallam menjawab," tidak juga aku!". seseorang memasuki surga adalah karena > kasih sayang Allah Ta'ala. (Hadits Shohih, coba cek di Riyadhush sholihin). > > Namun dalam hadits qudsi yang shohih, Allah Ta'ala berfirman bahwa aku > haramkan kezholiman atas diriku. maka Allah Ta'ala tidak akan pernah zholim, > barang siapa yang ta'at kepada Allah Ta'ala dan Rasulnya sholallahu 'alaihi > wa sallam maka adalah orang yang beruntung (atau mendapat keberuntungan yang > besar, "faqod fazaa fauzan azhiima"), keberuntungan apa yang lebih besar > kecuali mendapatkan kasih sayang Allah Ta'ala di akhirat nanti. Wallahu > a'lam. > > Sedangkan orang-orang kafir, musyrikin, munafiqin adalah mereka akan kekal > di neraka. banyak nash-nash yang shorih berbicara tentang ini dalam > Al-qur'an dan Al-hadits, antum tinggal mentadaburinya secara sabar. Insya > Allah Ta'ala akan dimudahkan jalan itu oleh Allah Ta'ala. Ini adalah dalil > tentang ketetapan kekalnya orang yang mati dalam keadaan kafir, musyrik, dan > munafiq di dalam neraka. dari sini bisa diambil dalil pengertian > kebalikannya (mafhum mukholafah) bahwasanya yang selain itu (selain yang > mati kafir, musyrik dan munafiq) tidak kekal di neraka. maka orang-orang > yang dia telah memeluk Islam, menjadi muslim, mu'min, maka mereka tidak > kekal di neraka. > > apakah mereka akan mendapat siksa di neraka dikarenakan dosa-dosanya atau > diampuni? maka jawabnya adalah tahta masyi-atillah (di bawah kehendak Allah > Ta'ala), jika Allah Ta'ala berkehendak maka dia diampuni dosa-dosanya, atau > jika Allah Ta'ala berkehendak maka akan disiksa di neraka sesuai > dosa-dosanya. dalil-dalil shorih mengenai tidak kekalnya seorang muslim di > neraka, yakni dia dimasukkan ke dalam neraka karena dosa-dosanya lalu > diangkat ke dalam surga banyak bertebaran di dalam kitab-kitab hadits, salah > satunya adalah yang diriwayatkan dalan shohih bukhori tentang penduduk > neraka dari orang muslim yang terakhir diangkat ke surga. antum bisa rujuk > ke kitab tersebut. > > sedangkan perkataan ahli kitab dalam surat al-baqoroh: 80 yang artinya tidak > akan api neraka menyentuh kami kecuali dalam beberapa hari saja yang telah > ditentukan. maka coba antum tadaburi ayat tersebut secara utuh, antum > tadaburi ayat berikutnya yang berisi sangkalan dari Allah Ta'ala mengenai > perkataan mereka tersebut. bahkan mereka dikatakan mengatakan sesuatu > tentang Allah Ta'ala yang tidak mereka ketahui hakikatnya. karena hakikatnya > sebenarnya adalah mereka kekal di dalam neraka. bahkan jika Allah Ta'ala > menentang mereka yang mengatakan demikian, untuk meminta mati jika memang > mereka yakin akan perkataan mereka (coba cek 2: 94-95), dan di 2: 161-162 > maka disitu terdapat penetapan tentang kekalnya orang kafir (baik dari > kalangan ahli kitab yakni yahudi dan nashroni, maupun yang lainnya) di dalam > neraka. > > mudah-mudahan Allah Ta'ala memudahkan jalan ana dan antum rohimakumullah > untuk mendatangi majalis ilmu. wallahu musta'an. > > semoga bermanfaat. > > wa salamu 'alaikum. > > abu yusuf hafidz > > --- On Mon, 5/3/10, zuria_suta
Re: [assunnah] Apakah masuk neraka dahulu?
Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarikatuhu, � Ikhwan rohimakumullah, Mengenai orang-orang muslim maka nasibnya setelah mati adalah mutlak ditangan Allah Ta'ala, karena hadits mengatakan tidaklah seseorang itu masuk surga karena amalnya, lalu sahabat bertanya," tidak juga engkau ya Rasulullah (sholallahu 'alaihi wa sallam)?, Nabi sholallahu 'alaihi wa sallam menjawab," tidak juga aku!". seseorang memasuki surga adalah karena kasih sayang Allah Ta'ala. (Hadits Shohih, coba cek di Riyadhush sholihin). Namun dalam hadits qudsi yang shohih, Allah Ta'ala berfirman bahwa aku haramkan kezholiman atas diriku. maka Allah Ta'ala tidak akan pernah zholim, barang siapa yang ta'at kepada Allah Ta'ala dan Rasulnya sholallahu 'alaihi wa sallam maka adalah orang yang beruntung (atau mendapat keberuntungan yang besar, "faqod fazaa fauzan azhiima"), keberuntungan apa yang lebih besar kecuali mendapatkan kasih sayang Allah Ta'ala di akhirat nanti. Wallahu a'lam. Sedangkan orang-orang kafir, musyrikin, munafiqin adalah mereka akan kekal di neraka. banyak nash-nash yang shorih berbicara tentang ini dalam Al-qur'an dan Al-hadits, antum tinggal mentadaburinya secara sabar. Insya Allah Ta'ala akan dimudahkan jalan itu oleh Allah Ta'ala. Ini adalah dalil tentang ketetapan kekalnya orang yang mati dalam keadaan kafir, musyrik, dan munafiq di dalam neraka. dari sini bisa diambil dalil pengertian kebalikannya (mafhum mukholafah) bahwasanya yang selain itu (selain yang mati kafir, musyrik dan munafiq) tidak kekal di neraka. maka orang-orang yang dia telah memeluk Islam, menjadi muslim, mu'min, maka mereka tidak kekal di neraka. apakah mereka akan mendapat siksa di neraka dikarenakan dosa-dosanya atau diampuni? maka jawabnya adalah tahta masyi-atillah (di bawah kehendak Allah Ta'ala), jika Allah Ta'ala berkehendak maka dia diampuni dosa-dosanya, atau jika Allah Ta'ala berkehendak maka akan disiksa di neraka sesuai dosa-dosanya. dalil-dalil shorih mengenai tidak kekalnya seorang muslim di neraka, yakni dia dimasukkan ke dalam neraka karena dosa-dosanya lalu diangkat ke dalam surga banyak bertebaran di dalam kitab-kitab hadits, salah satunya adalah yang diriwayatkan dalan shohih bukhori tentang penduduk neraka dari orang muslim yang terakhir diangkat ke surga. antum bisa rujuk ke kitab tersebut. sedangkan perkataan ahli kitab dalam surat al-baqoroh: 80 yang artinya tidak akan api neraka menyentuh kami kecuali dalam beberapa hari saja yang telah ditentukan. maka coba antum tadaburi ayat tersebut secara utuh, antum tadaburi ayat berikutnya yang berisi sangkalan dari Allah Ta'ala mengenai perkataan mereka tersebut. bahkan mereka dikatakan mengatakan sesuatu tentang Allah Ta'ala yang tidak mereka ketahui hakikatnya. karena hakikatnya sebenarnya adalah mereka kekal di dalam neraka. bahkan jika Allah Ta'ala menentang mereka yang mengatakan demikian, untuk meminta mati jika memang mereka yakin akan perkataan mereka (coba cek 2: 94-95), dan di 2: 161-162 maka disitu terdapat penetapan tentang kekalnya orang kafir (baik dari kalangan ahli kitab yakni yahudi dan nashroni, maupun yang lainnya)�di dalam neraka. mudah-mudahan Allah Ta'ala memudahkan jalan ana dan antum rohimakumullah untuk mendatangi majalis ilmu. wallahu musta'an. semoga bermanfaat. wa salamu 'alaikum. abu yusuf hafidz --- On Mon, 5/3/10, zuria_sutami wrote: From: zuria_sutami Subject: [assunnah] Re: Apakah masuk neraka dahulu? To: assunnah@yahoogroups.com Date: Monday, May 3, 2010, 2:25 AM Assalamu'alaikum Mengenai hidup sesudah nabi, dapat dibaca di At Tadzkirah fii Ajwaali Mautaa wa Umuuri Al Akhirat, Imam Syamsuddin al Qurthubi (maaf, untuk terjemahannya saya lupa penerbitnya) Insya allah lengkap Wasalam --- In assun...@yahoogroup s.com, alif syahroni wrote: > > Assalaamu'alaykum > Sewaktu masih sekolah saya diajarkan oleh guru kalau nanti di akhirat setiap > orang islam yang berdosa akan dimasukkan ke neraka terlebih dahulu untuk > menghapuskan semua dosanya ,barulah ia diangkat dan dimasukkan ke dalam surga. > Yang saya pertanyakan adalah adakah dalil yang menyebut demikian??? > Karena kalau tak salah saya pernah membaca dalam Al-Qur'an kalau orang yahudi > dan nasrani juga berkata kalau mereka tak akan disentuh api neraka kecuali > hanya sebentar saja. > > Dan bagaimana dengan orang yang menerima catatan amalnya dengan tangan kanan > karena timbangan kejahatannya lebih ringan dari kebaikannya, apakah ia juga > harus dimasukkan dulu kedalam neraka untuk menghapus dosanya yang telah > dilakukan?? > > Mohon penjelasannya. .. > > Abu Shoghir
[assunnah] Apakah masuk neraka dahulu?
Assalaamu'alaykum Sewaktu masih sekolah saya diajarkan oleh guru kalau nanti di akhirat setiap orang islam yang berdosa akan dimasukkan ke neraka terlebih dahulu untuk menghapuskan semua dosanya ,barulah ia diangkat dan dimasukkan ke dalam surga. Yang saya pertanyakan adalah adakah dalil yang menyebut demikian??? Karena kalau tak salah saya pernah membaca dalam Al-Qur'an kalau orang yahudi dan nasrani juga berkata kalau mereka tak akan disentuh api neraka kecuali hanya sebentar saja. Dan bagaimana dengan orang yang menerima catatan amalnya dengan tangan kanan karena timbangan kejahatannya lebih ringan dari kebaikannya, apakah ia juga harus dimasukkan dulu kedalam neraka untuk menghapus dosanya yang telah dilakukan?? Mohon penjelasannya... Abu Shoghir