Akibat Buruk Maksiat 1 
Ust Badrusalam LC
www.cintasunnah.com

Sesungguhnya dosa dan maksiat memberikan dampak yang amat buruk dalam kehidupan 
hamba, ibnu Qayyim Al Jauziyah menyebutkan dampak-dampak buruk tersebut dalam 
kitab beliau Ad Daa wad Dawaa, beliau berkata: “Maksiat mempunyai pengaruh yang 
amat buruk, berbahaya untuk hati dan badan di dunia dan akhirat. Diantara 
pengaruh buruk maksiat adalah:


1. Terhalang dari ilmu (yang bermanfaat).

Karena ilmu adalah cahaya yang Allah berikan kepada hati, dan maksiat 
memadamkan cahaya tersebut. Ketika imam Asy Syafii duduk bersimpuh di hadapan 
imam Malik membacakan (kitab muwatha’), imam Malik merasa kagum kepada 
kecerdasan, ketajaman otak dan pemahamannya, imam Malik berkata: “Sesungguhnya 
aku melihat Allah telah memberikan cahaya kepada hatimu, maka janganlah kamu 
padamkan dengan kegelapan maksiat”.

2. Kegersangan hati dan kesenjangannya antara dia dan Allah Ta’ala.

Maksiat menjadikan hamba jauh dari Allah, sehingga ia lupa kepada Allah 
akibatnya hatinyapun menjadi gersang dan hilang kelezatan berdzikir dan 
mentaati Allah.

3. Terhalang dari ketaatan.

Dosa menjadikan hati manusia gelap dan membuat berat ketaatan, sehingga menutup 
pintu-pintu kebaikan, iapun terluput dari ketaatan yang banyak padahal setiap 
ketaatan itu lebih baik baginya dari dunia dan seisinya.

4. Maksiat menumbuhkan benih-benih maksiat lain.

Sehingga ia beranak pinak dan menjadikan pelakunya sulit untuk meninggalkannya. 
Sebagian ulama salaf berkata: “Sanksi maksiat adalah memunculkan maksiat 
lainnya, sebagaimana kebaikan itu memunculkan kebaikan lainnya”.

5. Maksiat menjadikan hati tidak lagi menganggapnya buruk.

Sehingga menjadi kebiasaannya, dan bahkan mencabut rasa malu ketika manusia 
melihatnya berbuat maksiat, dan yang lebih mengerikan lagi pelakunya merasa 
bangga ketika dapat berbuat dosa. Dan orang seperti ini termasuk jenis yang 
tidak dimaafkan dan biasanya akan dihalangi dari bertaubat, sebagaimana sabda 
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ  

“Semua umatku dimaafkan kecuali orang yang berbuat maksiat terang-terangan”. 
(HR Bukhari dan Muslim).

6. Maksiat menghilangkan pengagungan Allah di hati pelakunya.

Al Hasan Al Bashri berkata: “Mereka meremehkan Allah sehingga berani berbuat 
maksiat kepadaNya, kalaulah Allah itu agung di hati mereka tentu mereka akan 
meninggalkan maksiat. Dan apabila hamba telah meremehkan Allah, maka ia tidak 
akan dihormati oleh siapapun, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

  3 `tBur Ç`Íkç ª!$# $yJsù ¼çms9 `ÏB BQÌõ3B 4

“dan Barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang 
memuliakannya”. (Al hajj: 18).

Walaupun ia terlihat dihormati manusia, itu hanya sebatas karena kebutuhan 
mereka kepadanya atau merasa takut dari kejahatannya, namun sebenarnya hati 
mereka merendahkannya.

7. Maksiat menjadikan hati menganggap remeh maksiat.

Seorang hamba yang senantiasa berbuat dosa, akan terasa remeh dosa tersebut di 
hatinya, dan ini adalah tanda kebinasaan, karena bila dosa itu telah dianggap 
remeh dan ringan akan semakin besar di sisi Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi 
wasallam bersabda:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ 
يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى 
أَنْفِهِ  

“Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosa-dosanya seakan-akan ia duduk di bawah 
gunung, ia khawatir akan jatuh kepadanya. Dan sesungguhnya orang fajir (jahat) 
itu melihat dosa-dosanya seperti lalat yang lewat di depan hidungnya”. (HR 
Bukhari dan Muslim).

8. Makhluk selain manusia mendoakan kesialan bagi pelaku maksiat.

Mujahid berkata: “Sesungguhnya binatang ternak melaknat manusia yang suka 
berbuat dosa, ketika musim kering berkepanjangan dan hujan tidak kunjung turun 
mereka berkata: “Ini akibat kesialan dosa anak Adam”.

Ikrimah berkata: “Binatang-binatang bumi sampai kalajengking dan jangrik 
berkata: “Kami terhalang dari hujan akibat dosa-dosa anak Adam”.

Ternyata sanksi dosa itu tidak mencukupinya sampai ia dilaknat oleh makhluk 
yang tak berdosa.

9. Maksiat mewariskan kehinaan.

Karena kemuliaan hanya dapat diraih dari jalan ketaatan kepada Allah Ta’ala

`tB tb%x. ßÌã no¨Ïèø9$# ¬Tsù äo¢Ïèø9$# $·èÏHsd 4

“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu 
semuanya”. (Fathir: 10).

Maka hendaklah seorang hamba mencari kemuliaan dengan mentaati Allah, dan 
diantara ulama salaf terdahulu ada yang berdo’a: “Ya Allah, muliakan aku dengan 
ketaatan kepadaMu, dan jangan Engkau hinakan aku dengan memaksiatiMu”.

Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata: “Sesungguhnya mereka (para pelaku 
maksiat itu) walaupun mengendarai bighal dan kuda, namun kehinaan maksiat itu 
tidak berpisah dari hati mereka, Allah enggan kecuali menghinakan orang yang 
suka bermaksiat kepadaNya”.

Abdullah bin Al Mubarak bersya’ir:

Aku melihat dosa mematikan hati

Dan langgeng di atasnya mewariskan kehinaan

Meninggalkan dosa adalah kehidupan hati

Dan menjauhinya adalah kebaikan untuk jiwamu

Yang merusak agama hanyalah para raja yang zalim

Dan para ulama serta ahli ibadah yang buruk kelakuannya

10. Maksiat dapat merusak akal.

Karena akal itu mempunyai cahaya, dan maksiat dapat memadamkan cahaya akal, 
sehingga apabila cahayanya telah padam maka akalpun akan menjadi berkurang dan 
lemah.

Sebagian ulama salaf berkata: “Tidak ada seorangpun yang berbuat maksiat sampai 
pergi akalnya, karena kalaulah akalnya hadir tentu akalnya akan menghalangi ia 
berbuat maksiat, bila akalnya tahu bahwa ia berada di bawah kekuasaan Allah, 
dan Allah senantiasa mengawasinya, para malaikatpun menyaksikannya, peringatan 
Al Qur’an melarangnya, dan peringatan iman juga melarang (tentu ia akan 
menjauhinya).

Kebaikan dunia dan akhirat yang terluput akibat perbuatan maksiat jauh lebih 
berlipat ganda dibandingkan kelezatan sesaat tatkala berbuat maksiat, maka 
mungkinkah orang yang melakukan perbuatan seperti itu disebut sebagai orang 
yang berakal ?!

11. Maksiat dapat mematikan hati.

Allah Ta’ala berfirman:

xx. ( 2ö@t/ tb#u 4n?tã NÍkÍ5qè=è% $¨B (#qçR%x. tbqç6Å¡õ3t ÇÊÍÈ

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu 
menutupi hati mereka”.

Al Hasan Al bashri berkata: “Ia adalah dosa di atas dosa sehingga membutakan 
hati”.

Sebagian ulama salaf berkata: “Ketika dosa dan maksiat mereka telah banyak, 
maka ia meliputi hati”.

Karena maksiat itu membuat hati berkarat, apabila karat itu semakin banyak maka 
ia berubah menjadi raan, dan apabila semakin banyak lagi maka ia berubah 
menjadi gembok dan kunci sehingga hati menjadi tertutup rapat, apabila ini 
terjadi setelah pelakunya mendapat hidayah maka hatinya akan terbalik sehingga 
pada waktu itu setan yang merupakan musuhnya dengan mudah menyetir dia.

12. Maksiat memasukkan pelakunya dalam laknat Rasulullah shallallahu ‘alaihi 
wasallam.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat para pelaku maksiat, beliau melaknat 
wanita yang bertato dan minta ditato, melaknat wanita yang menyambung rambutnya 
dan yang minta disambung.

Beliau juga melaknat pemakan riba, yang memberi makan dengannya, penulisnya dan 
saksinya.

Beliau juga melaknat muhallil (orang yang ingin menghalalkan istri yang telah 
ditalaq tiga oleh suaminya agar dapat dinikahi lagi oleh suaminya), dan 
melaknat muhallal lahu (suami yang bersekongkol dengan muhallil tersebut).

Beliau juga melaknat peminum arak, yang memerasnya, penjual dan pembelinya, 
pemakan harganya, pembawanya dan yang dibawakan kepadanya.

Beliau juga melaknat orang yang merubah rubah batasan tanah.

Beliau juga melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya.

Beliau juga melaknat para homosex dari kalangan laki-laki dan wanita.

Beliau juga melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah.

Beliau juga melaknat orang yang melindungi pelaku dosa dan ahlul bid’ah.

Beliau juga melaknat orang yang menggambar makhluk hidup.

Beliau juga melaknat orang yang menyesatkan orang buta.

Beliau juga melaknat orang yang mencap wajah binatang.

Beliau juga melaknat waanita yang sering beziarah kubur.

Beliau juga melaknat merusak hubungan seorang istri dengan suaminya.

Beliau juga melaknat orang yang mendatangi istrinya dari duburnya.

Beliau juga melaknat orang yang menisbatkan dirinya kepada selain ayahnya.

Beliau juga melaknat orang yang mencaci maki para shahabat.

Allah pun melaknat pelaku maksiat, Allah melaknat orang yang menyembunyikan apa 
yang Allah turunkan.

Allah melaknat orang yang menuduh zina wanita yang baik-baik.

Allah melaknat orang yang menganggap bahwa jalan orang-orang kafir itu lebih 
tertunjukki dari jalannya kaum muslimin.

Maka orang yang berbuat maksiat berarti telah rela untuk dilaknat oleh Allah 
dan rasulNya dan para malaikat.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    assunnah-dig...@yahoogroups.com 
    assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke