BENARKAH SALAFIYAH ADALAH FASE WAKTU ?

Oleh
Syaikh DR Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
sumber http://www.almanhaj.or.id


Dr Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi dalam bukunya “As-Salafiyah Marhalatun 
Zamaniyyatun Mubarokah Laa Mazhabun Islaamiyun” berkata di halaman 23 ;

“Sesungguhnya Salafiyah tidak lain adalah bagian dari fase waktu, yang 
setidaknya hal ini telah diberi sifat oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam dengan kebaikan, sebagaimana disifatinya setiap fase tertentu yang 
akan datang setelahnya labih baik dari yang datang kemudian, dan jika yang 
dimaksud adalah jama’ah Islam yang memiliki manhaj tertentu dan spesifik, 
maka ia tergolong bid’ah”.

Jawaban
Interpretasi penulis, bahwasanya Salafiyah adalah bagian dari fase tertentu 
dan juga bukan kelompok penafsir adalah termasuk penafsiran yang janggal dan 
bathil

Terlebih lagi, apakah setiap fase waktu tertentu selalu dikatakan sebagai 
Salafiyah? Tentunya, tidak seorang pun mengatakan demikian, karena tidak 
lain Salafiyah itu digunakan sebagai istilah bagi kelompok yang beriman, 
hidup pada masa periode awal dari periode-periode Islam, komitmen dengan 
Kitabullah dan Sunnah RasulNya, dari kelompok Muhajirin dan Anshar, dan 
orang-orang yang setia mengikuti mereka dengan baik, sebagaimana disifati 
(dijelaskan) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan perkataannya.

“Artinya : Sebaik-baiknya zaman bagi kalian adalah zaman ku ini, kemudian 
selanjutnya zaman yang mengikuti mereka, kemudian selanjutnya lagi zaman 
yang mengikuti mereka….”

Hal tersebut tidak lain adalah kriteria bagi kelompok ini, dan bukan sifat 
bagi fase waktunya, dan ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam 
menyebutkan akan terjadi perpecahan di tubuh umat ini setelahnya, Ia 
kemudian bersabda tentang semua golongan tersebut :

“Artinya : Sesungguhnya semua golongan itu ada di neraka kecuali satu saja”

Dan menjelaskannya, bahwa yang satu ini adalah golongan yang mengikuti 
manhaj Salaf dan berjalan di atasnya, sebagaimana sabdanya.

“Mereka adalah orang-orang yang berada di atas sesuatu yang aku dan para 
sahabatku berada diatasnya”.

Hal ini menunjukan adanya golongan Salafiyah terdahulu, dan ada juga 
golongan yang kemudian setia mengikuti manhajnya, sebagaimana ada golongan 
yang menyalahinya dan diancam dengan neraka, Hal itu tidak lain karena 
golongan tersebut sesat dan menyalahi golongan yang selamat.

Dan bukan seperti dinyatakan penulis (Dr Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi) 
pada halaman 20 dan 21.

“Dan dari hak pemilik dua pendapat atau lebih dalam masalah-masalah ijtihad 
nampak lebih tenang jika apa yang dipeganginya itu adalah pada posisi benar 
dan bukanlah haknya untuk memastikan bahwa orang-orang yang menyalahi 
pendapatnya adalah sesat, telah keluar dari koridor petunjuk”.

Kita katakan kepada penulis : “Tidaklah secara mutlak demikian, karena hal 
ini hanya dalam masalah furu’iyah di mana ia adalah tempat untuk ijtihad, 
sedangkan masalah aqidah tidak ada tempat untuk ijtihad, karena koridornya 
adalah taufiqi (berhenti pada nash saja). Dan siapa saja yang menyalahinya 
dalam masalah tersebut ia dinyatakan sesat dan kafir tergantung dengan 
tingkat penentangannya, sebagaimana golongan Salaf telah menyatakan sesat 
golongan Qadariah, Khawarij dan Jahmiyah, bahkan menghukumi sebagian dari 
mereka dengan kafir karena mereka menyalahi manhaj salaf


SALAFIYAH ADALAH FASE MASA TERTENTU YANG DIBERKAHI DAN IA BUKAN MADZHAB 
ISLAM

Pernyataan Dr Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi dalam judul “Salafiyah adalah 
fase masa tertentu yang diberkahi dan ia bukan madzhab Islam’.

Jawaban
Judul ini menandakan, bahwa salaf tidak memiliki madzhab yang membuat mereka 
dikenal dengan itu, dan dalam pandangan Dr Buthi, kaum salaf seolah-olah 
orang awam yang hidup pada masa tertentu tanpa madzhab apapun.

Pada dasarnya upaya pemisahan para ulama antara madzhab salaf dan madzhab 
khalaf adalah salah, dan jika demikian, maka tidak ada artinya perkataan 
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Berpeganglah kalian dengan sunnahku dan sunnah Khulafaurrasyidin 
yang mendapatkan petunjuk setelahku”

Sebagaimana tidak bermaknanya perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam ketika ditanya siapakah kelompok yang selamat ? Rasul menjawab.

“Artinya : Mereka adalah orang-orang yang berada di atas sesuatu (manhaj) 
yang aku dan para sahabatku berada diatasnya”

Semua itu jadi tidak bermakna sedikitpun, karena salaf tidak memiliki 
madzhab.

Dapat dipastikan, bahwa yang dimaksud penulis adalah kritikan terhadap 
orang-orang yang berpegang teguh dengan madzhab salaf yang menolak kelompok 
bid’ah dan ahli khurafat.

[Disalin dari buku Salafi Digugat Salafi Menjawab, DR Shalih bin Fauzan 
Al-Fauzan dan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Penerjemah M. Tasdiq, 
Lc, Rudy Hartono Lc, Penerbit Pustaka As-Sunnah]

_________________________________________________________________
Check the weather nationwide with MSN Search: Try it now!  
http://search.msn.com/results.aspx?q=weather&FORM=WLMTAG





Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke