[assunnah] Berbuka Puasa Dengan Kurma

2012-07-21 Terurut Topik Abu Abdillah

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM MENGANJURKAN BERBUKA PUASA DENGAN KURMA

Oleh
Zaki Rakhmawan
http://almanhaj.or.id/content/2227/slash/0

Sebagaimana hadits dari Anas bin Malik :

كَانَ رَسُو لُ اللِّهِ صَلَّى اللَّهً عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى 
رُطَبَاتٍ قَبْلَ أََنْ يُصَلِّيَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَا تٌ فَعَلَى 
تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَم تَكُنْ حَسَا حَسَواتٍ مِنْ مَاءٍ

“Rasulullah pernah berbuka puasa dengan ruthab (kurma basah) sebelum shalat, 
kalau tidak ada ruthab, maka beliau memakan tamr (kurma kering) dan kalau tidak 
ada tamr, maka beliau meminum air, seteguk demi seteguk” [1]

Hadits diatas mengandung beberapa pelajaran berharga, antara lain : [2]

• Dianjurkannya untuk bersegera dalam berbuka puasa.

• Dianjurkannya untuk berbuka puasa dengan ruthab (kurma basah), apabila tidak 
ada maka boleh memakan tamr (kurma kering), jika tidak ada pula maka minumlah 
air.

• Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan beberapa buah kurma 
sebelum melaksanakan shalat. Hal ini merupakan cara pengaturan yang sangat 
teliti, karena puasa itu mengosongkan perut dari makanan sehingga liver (hati) 
tidak mendapatkan suplai makanan dari perut dan tidak dapat mengirimnya ke 
seluruh sel-sel tubuh. Padahal rasa manis merupakan sesuatu yang sangat cepat 
meresap dan paling disukai liver (hati) apalagi kalau dalam keadaan basah. 
Setelah itu, liver (hati) pun memproses dan melumatnya serta mengirim zat yang 
dihasilkannya ke seluruh anggota tubuh dan otak.

• Air adalah pembersih bagi usus manusia dan itulah yang berlaku alamiyah 
hingga saat ini.

Imam Ibnul Qayim rahimahullaah memberikan penjelasan tentang hadits di atas, 
beliau berkata : 

“Cara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbuka puasa dengan kurma atau 
air, mengandung hikmah yang sangat mendalam sekali. Karena saat berpuasa 
lambung kosong dari makanan apapun. Sehingga tidak ada sesuatu yang amat sesuai 
dengan liver (hati) yang dapat di disuplai langsung ke seluruh organ tubuh 
serta langsung menjadi energi, selain kurma dan air. Karbohidrat yang ada dalam 
kurma lebih mudah sampai ke liver (hati) dan lebih cocok dengan kondisi organ 
tersebut. Terutama sekali kurma masak yang masih segar. Liver (hati) akan lebih 
mudah menerimanya sehingga amat berguna bagi organ ini sekaligus juga dapat 
langsung diproses menjadi energi. Kalau tidak ada kurma basah, kurma kering pun 
baik, karena mempunyai kandungan unsur gula yang tinggi pula. Bila tidak ada 
juga, cukup beberapa teguk air untuk mendinginkan panasnya lambung akibat puasa 
sehingga dapat siap menerima makanan sesudah itu” [3]

Dokter Ahmad Abdurrauf Hasyim dalam kitabnya Ramadhan wath Thibb berkata : 

“Dalam hadits tersebut terkandung hikmah yang agung secara kesehatan, Nabi 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memilih mendahulukan kurma dan air dari 
pada yang lainnya sedangkan kemungkinan untuk mengambil jenis makanan yang lain 
sangat besar, namun karena ada bimbingan wahyu Ilahi maka Rasulullah 
Shalalllahu ‘alaihi wa sallam memilih jenis makanan kurma atau pun air sebagai 
yang terbaik bagi orang yang berpuasa. Maka, yang sangat diperlukan bagi orang 
yang ingin berbuka puasa adalah jenis-jenis makanan yang mengandung gula, zat 
cair yang mudah dicerna oleh tubuh dan langsung cepat diserap oleh darah, 
lambung dan usus serta air sebagai obat untuk menghilangkan dahaga.

Zat-zat yang mengandung gula yaitu glukosa dan fruktosa memerlukan 5-10 menit 
dapat terserap dalam usus manusia ketika dalam keadaan kosong. Dan keadaan 
tersebut terjadi pada orang yang sedang berpuasa. Jenis makanan yang kaya 
dengan kategori tersebut yang paling baik adalah kurma khususnya ruthab (kurma 
basah) karena kaya akan unsur gula, yaitu glukosa dan fruktosa yang mudah 
dicerna dan diserap oleh tubuh” [4]

Maka, urutan makanan yang terbaik bagi orang yang berbuka puasa adalah ruthab 
(kurma basah), tamr (kurma kering) kemudian air, kalau itu pun tidak ada, maka 
boleh menggunakan sirup atau air juice buah yang mengandung unsur gula yang 
cukup, seperti air yang dicampur sedikit madu, jeruk, lemon, dan sebagainya. [5]

Ustadz DR Anwar Mufti rahimahullaah berkata :

“Sesungguhnya usus menyerap air yang mengandung gula membutuhkan waktu kurang 
lebih selama 5 menit, hal ini dapat cepat memperkuat tubuh yang sedang lemah. 
Sedangkan orang yang berbuka puasa dengan langsung makan dan minum yang kurang 
mengandung unsur gula, maka apa yang telah disantapnya baru diserap oleh 
lambungnya selama 3-4 jam. Hal ini tidak terjadi bagi orang yang berbuka puasa 
dengan mengkonsumsi kurma yang banyak mengandung unsur gula karena proses 
penyerapannya dapat berlangsung relative lebih cepat. [6]

Kurma lebih unggul dari makanan lain yang mengandung gula. Hal ini juga 
didukung bukti, yaitu segelas air yang mengandung glukosa akan diserap tubuh 
dalam waktu 20-30 menit, tetapi gula yang terkandung dalam kurma baru habis 
terserap dalam tempo 45-60 menit. Maka, orang yang makan cukup banyak kurma 
pada 

[assunnah] Berbuka Puasa

2010-08-10 Terurut Topik Abu Abdillah

BERBUKA PUASA 
Oleh
Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilaaly
Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid
http://www.almanhaj.or.id/content/1120/slash/0

[1]. Kapan Orang Yang Puasa Berbuka ?
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
Artinya : Kemudian sempurnakanlah puasa hingga malam [Al-Baqarah : 187]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menafsirkan dengan datangnya malam dan 
perginya siang serta sembunyinya bundaran matahari. Kami telah membawakan 
(penjelasan ini pada pembasahan yang telah lalu,-ed) agar menjadi tenang hati 
seorang muslim yang mengikuti sunnatul huda.

Wahai hamba Allah, inilah perkataan-perkataan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam ada di hadapanmu dapatlah engkau membacanya, dan keadaannya yang sudah 
jelas dan telah engkau ketahui, serta perbuatan para sahabatnya, Radhiyallahu 
'anhum telah kau lihat, mereka telah mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Syaikh Abdur Razaq telah meriwayatkan dalam Mushannaf 7591 dengan sanad yang 
dishahihkan oleh Al-Hafidz dalam Fathul Bari 4/199 dan al-Haitsami dalam Majma' 
Zawaid 3/154 dari Amr bin Maimun Al-Audi.

Para sahabat Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang-orang yang 
paling bersegera dalam berbuka dan paling akhir dalam sahur 

[2]. Menyegerakan Berbuka
Wahai saudaraku seiman, wajib atasmu berbuka ketika matahari telah terbenam, 
janganlah dihiraukan oleh rona merah yang masih terlihat di ufuk, dengan ini 
berarti engkau telah mengikuti sunnah Rasuullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
dan menyelisihi Yahudi dan Nasrani, karena mereka mengakhirkan berbuka. 
Pengakhiran mereka itu sampai pada waktu tertentu yakni hingga terbitnya 
bintang. Maka dengan mengikuti jalan dan manhaj Rasulullah Shallallahu 'alaihi 
wa sallam berarti engkau menampakkan syiar-syiar agama, memperkokoh petunjuk 
yang kita jalani, yang kita harapkan jin dan manusia berkumpul diatasnya. 
Hal-hal tersebut dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pada 
pargraf-paragraf yang akan datang.

[a]. Menyegerakan Buka Berarti Menghasilkan Kebaikan.
Dari Sahl bin Sa'ad Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam bersabda.

Artinya : Senantiasa manusia di dalam kebaikan selama menyegerakan bebuka 
[Hadits Riwayat Bukhari 4/173 dan Muslim 1093]

[b]. Menyegerakan Berbuka Adalah Sunnah Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam
Jika umat Islamiyah menyegerakan berbuka berarti mereka tetap di atas sunnah 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan manhaj Salafus Shalih, dengan izin 
Allah mereka tidak akan tersesat selama berpegang dengan Rasul mereka (dan) 
menolak semua yang merubah sunnah.

Dari Sahl bin Sa'ad Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam bersabda.

Artinya : Umatku akan senantiasa dalam sunnahku selama mereka tidak menunggu 
bintang ketika berbuka (puasa) [1].

[c]. Menyegerakan Buka Berarti Menyelisihi Yahudi dan Nashrani
Tatkala manusia senantiasa berada di atas kebaikan dikarenakan mengikuti manhaj 
Rasul mereka, memelihara sunnahnya, karena sesungguhnya Islam (senantiasa) 
tetap tampak dan menang, tidak akan memudharatkan orang yang menyelisihinya, 
ketika itu umat Islam akan menjadi singa pemberani di lautan kegelapan, 
tauladan yang baik untuk diikuti, karena mereka tidak menjadi pengekor orang 
Timur dan Barat, (yaitu) pengikut semua yang berteriak, dan condong bersama 
angin kemana saja angin bertiup.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
bersabda.

Artinya : Agama ini akan senantiasa menang selama manusia menyegerakan berbuka 
[2], karena orang-orang Yahudi dan Nasrani mengakhirkannya [Hadits Riwayat Abu 
Dawud 2/305, Ibnu Hibban 223, sanadnya Hasan]

Kami katakan :
Hadits-hadits di atas mempunyai banyak faedah dan catatan-catatan penting, 
sebagai berikut.

Kemenangan agama ini dan berkibarnya bendera akan tercapai dengan syarat 
menyelisihi orang-orang sebelum kita dari kalangan Ahlul Kitab, ini sebagai 
penjelasan bagi umat Islam, bahwa mereka akan mendapatkan kebaikan yang banyak, 
jika membedakan diri dan tidak condong ke Barat ataupun ke Timur, menolak untuk 
mengekor Kremlin atau mencari makan di Gedung Putih -mudah-mudahan Allah 
merobohkannya-, jika umat ini berbuat demikian mereka akan menjadi perhiasan 
diantara umat manusia, jadi pusat perhatian, disenangi oleh semua hati. Hal ini 
tidak akan terwujud, kecuali dengan kembali kepada Islam, berpegang dengan 
Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam masalah Aqidah dan Manhaj.

Berpegang dengan Islam baik secara global maupun rinci, berdasarkan firman 
Allah : Artinya : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu dalam Islam 
secara kaffah [Al-Baqarah : 208] Atas dasar inilah, maka ada yang membagi 
Islam menjadi inti dan kulit, (ini adalah pembagian) bid'ah jahiliyah modern 
yang bertujuan mengotori fikrah kaum muslimin dan memasukkan mereka ke dalam 
lingkaran kekhawatiran. (Hal ini) tidak ada asalnya dalam agama Allah, bahkan 
akhirnya akan merembet kepada perbuatan orang-orang 

[assunnah] Berbuka Puasa

2007-09-06 Terurut Topik Abu Harits
BERBUKA PUASA

Oleh
Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid
http://www.almanhaj.or.id/content/1120/slash/0

[1]. Kapan Orang Yang Puasa Berbuka ?
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

Artinya : Kemudian sempurnakanlah puasa hingga malam [Al-Baqarah : 187]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menafsirkan dengan datangnya malam 
dan perginya siang serta sembunyinya bundaran matahari. Kami telah 
membawakan (penjelasan ini pada pembasahan yang telah lalu,-ed) agar menjadi 
tenang hati seorang muslim yang mengikuti sunnatul huda.

Wahai hamba Allah, inilah perkataan-perkataan Rasulullah Shallallahu 'alaihi 
wa sallam ada di hadapanmu dapatlah engkau membacanya, dan keadaannya yang 
sudah jelas dan telah engkau ketahui, serta perbuatan para sahabatnya, 
Radhiyallahu 'anhum telah kau lihat, mereka telah mengikuti apa yang dibawa 
oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Syaikh Abdur Razaq telah meriwayatkan dalam Mushannaf 7591 dengan sanad yang 
dishahihkan oleh Al-Hafidz dalam Fathul Bari 4/199 dan al-Haitsami dalam 
Majma' Zawaid 3/154 dari Amr bin Maimun Al-Audi.

Para sahabat Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang-orang yang 
paling bersegera dalam berbuka dan paling akhir dalam sahur

[2]. Menyegerakan Berbuka
Wahai saudaraku seiman, wajib atasmu berbuka ketika matahari telah terbenam, 
janganlah dihiraukan oleh rona merah yang masih terlihat di ufuk, dengan ini 
berarti engkau telah mengikuti sunnah Rasuullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam dan menyelisihi Yahudi dan Nasrani, karena mereka mengakhirkan 
berbuka. Pengakhiran mereka itu sampai pada waktu tertentu yakni hingga 
terbitnya bintang. Maka dengan mengikuti jalan dan manhaj Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam berarti engkau menampakkan syiar-syiar agama, 
memperkokoh petunjuk yang kita jalani, yang kita harapkan jin dan manusia 
berkumpul diatasnya. Hal-hal tersebut dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu 
'alaihi wa sallam pada pargraf-paragraf yang akan datang.

[a]. Menyegerakan Buka Berarti Menghasilkan Kebaikan.
Dari Sahl bin Sa'ad Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam bersabda.

Artinya : Senantiasa manusia di dalam kebaikan selama menyegerakan bebuka 
[Hadits Riwayat Bukhari 4/173 dan Muslim 1093]

[b]. Menyegerakan Berbuka Adalah Sunnah Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam
Jika umat Islamiyah menyegerakan berbuka berarti mereka tetap di atas sunnah 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan manhaj Salafus Shalih, dengan 
izin Allah mereka tidak akan tersesat selama berpegang dengan Rasul mereka 
(dan) menolak semua yang merubah sunnah.

Dari Sahl bin Sa'ad Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam bersabda.

Artinya : Umatku akan senantiasa dalam sunnahku selama mereka tidak 
menunggu bintang ketika berbuka (puasa) [1].

[c]. Menyegerakan Buka Berarti Menyelisihi Yahudi dan Nashrani
Tatkala manusia senantiasa berada di atas kebaikan dikarenakan mengikuti 
manhaj Rasul mereka, memelihara sunnahnya, karena sesungguhnya Islam 
(senantiasa) tetap tampak dan menang, tidak akan memudharatkan orang yang 
menyelisihinya, ketika itu umat Islam akan menjadi singa pemberani di lautan 
kegelapan, tauladan yang baik untuk diikuti, karena mereka tidak menjadi 
pengekor orang Timur dan Barat, (yaitu) pengikut semua yang berteriak, dan 
condong bersama angin kemana saja angin bertiup.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam bersabda.

Artinya : Agama ini akan senantiasa menang selama manusia menyegerakan 
berbuka [2], karena orang-orang Yahudi dan Nasrani mengakhirkannya [Hadits 
Riwayat Abu Dawud 2/305, Ibnu Hibban 223, sanadnya Hasan]

Kami katakan :
Hadits-hadits di atas mempunyai banyak faedah dan catatan-catatan penting, 
sebagai berikut.

Kemenangan agama ini dan berkibarnya bendera akan tercapai dengan syarat 
menyelisihi orang-orang sebelum kita dari kalangan Ahlul Kitab, ini sebagai 
penjelasan bagi umat Islam, bahwa mereka akan mendapatkan kebaikan yang 
banyak, jika membedakan diri dan tidak condong ke Barat ataupun ke Timur, 
menolak untuk mengekor Kremlin atau mencari makan di Gedung Putih 
-mudah-mudahan Allah merobohkannya-, jika umat ini berbuat demikian mereka 
akan menjadi perhiasan diantara umat manusia, jadi pusat perhatian, 
disenangi oleh semua hati. Hal ini tidak akan terwujud, kecuali dengan 
kembali kepada Islam, berpegang dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam masalah 
Aqidah dan Manhaj.

Berpegang dengan Islam baik secara global maupun rinci, berdasarkan firman 
Allah : Artinya : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu dalam Islam 
secara kaffah [Al-Baqarah : 208] Atas dasar inilah, maka ada yang membagi 
Islam menjadi inti dan kulit, (ini adalah pembagian) bid'ah jahiliyah modern 
yang bertujuan mengotori fikrah kaum muslimin dan memasukkan mereka ke dalam 
lingkaran kekhawatiran. (Hal ini) tidak ada asalnya dalam agama Allah, 
bahkan akhirnya akan merembet kepada perbuatan 

[assunnah] Berbuka Puasa

2006-09-20 Terurut Topik Abu Harits
BERBUKA PUASA

Oleh
Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilaaly  Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid
sumber http://www.almanhaj.or.id


[1]. Kapan Orang Yang Puasa Berbuka ?

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

Artinya : Kemudian sempurnakanlah puasa hingga malam [Al-Baqarah : 187]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menafsirkan dengan datangnya malam 
dan perginya siang serta sembunyinya bundaran matahari. Kami telah 
membawakan (penjelasan ini pada pembasahan yang telah lalu,-ed) agar menjadi 
tenang hati seorang muslim yang mengikuti sunnatul huda.

Wahai hamba Allah, inilah perkataan-perkataan Rasulullah Shallallahu 'alaihi 
wa sallam ada di hadapanmu dapatlah engkau membacanya, dan keadaannya yang 
sudah jelas dan telah engkau ketahui, serta perbuatan para sahabatnya, 
Radhiyallahu 'anhum telah kau lihat, mereka telah mengikuti apa yang dibawa 
oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Syaikh Abdur Razaq telah meriwayatkan dalam Mushannaf 7591 dengan sanad yang 
dishahihkan oleh Al-Hafidz dalam Fathul Bari 4/199 dan al-Haitsami dalam 
Majma' Zawaid 3/154 dari Amr bin Maimun Al Audi.

Para sahabat Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang-orang yang 
paling bersegera dalam berbuka dan paling akhir dalam sahur

[2]. Menyegerakan Berbuka

Wahai saudaraku seiman, wajib atasmu berbuka ketika matahari telah terbenam, 
janganlah dihiraukan oleh rona merah yang masih terlihat di ufuk, dengan ini 
berarti engkau telah mengikuti sunnah Rasuullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam dan menyelisihi Yahudi dan Nasrani, karena mereka mengakhirkan 
berbuka. Pengakhiran mereka itu sampai pada waktu tertentu yakni hingga 
terbitnya bintang. Maka dengan mengikuti jalan dan manhaj Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam berarti engkau menampakkan syiar-syiar agama, 
memperkokoh petunjuk yang kita jalani, yang kita harapkan jin dan manusia 
berkumpul diatasnya. Hal-hal tersebut dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu 
'alaihi wa sallam pada pargraf-paragraf yang akan datang.

[a]. Menyegerakan Buka Berarti Menghasilkan Kebaikan.

Dari Sahl bin Sa'ad Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam bersabda.

Artinya : Senantiasa manusia di dalam kebaikan selama menyegerakan bebuka 
[Hadits Riwayat Bukhari 4/173 dan Muslim 1093]

[b]. Menyegerakan Berbuka Adalah Sunnah Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam

Jika umat Islamiyah menyegerakan berbuka berarti mereka tetap di atas sunnah 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan manhaj Salafus Shalih, dengan 
izin Allah mereka tidak akan tersesat selama berpegang dengan Rasul mereka 
(dan) menolak semua yang merubah sunnah.

Dari Sahl bin Sa'ad Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam bersabda.

Artinya : Umatku akan senantiasa dalam sunnahku selama mereka tidak 
menunggu bintang ketika berbuka (puasa) [1].

[c]. Menyegerakan Buka Berarti Menyelisihi Yahudi dan Nashrani

Tatkala manusia senantiasa berada di atas kebaikan dikarenakan mengikuti 
manhaj Rasul mereka, memelihara sunnahnya, karena sesungguhnya Islam 
(senantiasa) tetap tampak dan menang, tidak akan memudharatkan orang yang 
menyelisihinya, ketika itu umat Islam akan menjadi singa pemberani di lautan 
kegelapan, tauladan yang baik untuk diikuti, karena mereka tidak menjadi 
pengekor orang Timur dan Barat, (yaitu) pengikut semua yang berteriak, dan 
condong bersama angin kemana saja angin bertiup.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam bersabda.

Artinya : Agama ini akan senantiasa menang selama manusia menyegerakan 
berbuka [2], karena orang-orang Yahudi dan Nasrani mengakhirkannya [Hadits 
Riwayat Abu Dawud 2/305, Ibnu Hibban 223, sanadnya Hasan]

Kami katakan :

Hadits-hadits di atas mempunyai banyak faedah dan catatan-catatan penting, 
sebagai berikut.

Kemenangan agama ini dan berkibarnya bendera akan tercapai dengan syarat 
menyelisihi orang-orang sebelum kita dari kalangan Ahlul Kitab, ini sebagai 
penjelasan bagi umat Islam, bahwa mereka akan mendapatkan kebaikan yang 
banyak, jika membedakan diri dan tidak condong ke Barat ataupun ke Timur, 
menolak untuk mengekor Kremlin atau mencari makan di Gedung Putih 
-mudah-mudahan Allah merobohkannya-, jika umat ini berbuat demikian mereka 
akan menjadi perhiasan diantara umat manusia, jadi pusat perhatian, 
disenangi oleh semua hati. Hal ini tidak akan terwujud, kecuali dengan 
kembali kepada Islam, berpegang dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam masalah 
Aqidah dan Manhaj.

Berpegang dengan Islam baik secara global maupun rinci, berdasarkan firman 
Allah : Artinya : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu dalam Islam 
secara kaffah [Al-Baqarah : 208] Atas dasar inilah, maka ada yang membagi 
Islam menjadi inti dan kulit, (ini adalah pembagian) bid'ah jahiliyah modern 
yang bertujuan mengotori fikrah kaum muslimin dan memasukkan mereka ke dalam 
lingkaran kekhawatiran. (Hal ini) tidak ada asalnya dalam agama Allah, 
bahkan akhirnya akan merembet kepada perbuatan orang-orang yang