From: Of Sumarno
Sent: Thursday, November 22, 2007 12:13 PM
Asslam,
Mohon penjelasan dan dalilnya untuk doa Qunut Sholat Shubuh.
Terima kasih
Salam
Sumarno
SEMUA HADITS TENTANG QUNUT SHUBUH TERUS-MENERUS ADALAH LEMAH
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
http://www.almanhaj.or.id/content/1385/slash/0
MUQADDIMAH
Masalah qunut Shubuh terus-menerus adalah masalah yang sudah lama dan sudah
sering dibicarakan orang, sejak dari zaman tabiin sampai kini masalah ini
masih saja ramai diperbincangkan oleh para ulama, ustadz, kyai dan
orang-orang awam.
Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa qunut Shubuh itu sunnah, bahkan
ada pula yang berpendapat bahwa qunut itu bagian dari shalat, apabila tidak
diker-jakan, maka shalatnya tidak sempurna, bahkan mereka katakan harus
sujud sahwi.
Ada pula yang berpendapat bahwa qunut Shubuh itu tidak boleh dikerjakan,
bahkan ada pula yang berpendapat bahwa qunut Shubuh itu bidah.
Masalah-masalah ini selalu dimuat di kitab-kitab fiqih dari sejak dahulu
sampai hari ini.
Oleh karena itu, saya tertarik untuk membawakan hadits-hadits yang dijadikan
dasar pegangan bagi mereka yang berpendapat qunut Shubuh itu sunnah atau
bagian dari shalat, setelah saya bawakan pendapat para ulama-ulama yang
melemahkannya dan keterangan dari para Shahabat ridhwanullahu alaihim
jamian tentang masalah ini.
Sebelumnya, saya terangkan terlebih dahulu beberapa kaidah yang telah
disepakati oleh para ulama:
[1]. Masalah ibadah, hak tasyri adalah hak Allah dan Rasul-Nya Shallallahu
alaihi wa sallam.
[2]. Pokok dasar dalam pelaksanaan syariat Islam adalah al-Qur-an dan
Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang sah, menurut pemahaman para
Shahabat radhi-yallahu anhum.
[3]. Hadits-hadits dhaif tidak boleh dipakai untuk masalah ibadah atau
untuk fadhaa-ilul amaal, dan ini meru-pakan pendapat yang terkuat dari para
ulama.
[4]. Pendapat para ulama dan Imam Madzhab hanyalah sekedar penguat dari
nash-nash yang sudah sah, dan bukannya menjadi pokok.
[5]. Banyaknya manusia yang melakukan suatu amalan bukanlah sebagai ukuran
kebenaran, maksudnya: Jangan menjadikan banyaknya orang sebagai standar
kebenaran, karena ukuran kebenaran adalah al-Qur-an dan Sunnah Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam yang sah.
Di dalam al-Qur-an Allah berfirman:
Artinya : Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi
ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah
ber-dusta (terhadap Allah). [Al-Anaam: 116]
Artinya : Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.[Ar-Ruum: 30]
HADITS-HADITS TENTANG QUNUT SHUBUH DAN PENJELASANNYA
HADITS PERTAMA
Dari Anas bin Malik, ia berkata: Senantiasa Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam berqunut pada shalat Shubuh sehingga beliau berpisah dari dunia
(wafat).
Hadits ini telah diriwayatkan oleh: Imam Ahmad[1], Abdurrazzaq[2], Ibnu Abi
Syaibah[3], secara ringkas, ath-Thahawi[4], ad-Daruquthni[5], al-Hakim,
dalam kitab al-Arbaiin, al-Baihaqi[6], al-Baghawi[7], Ibnul Jauzi[8].
Semuanya telah meriwayatkan hadits ini dari jalan Abu Jafar ar-Razi (yang
telah menerima hadits ini) dari Rubaiyyi bin Anas, ia berkata: Aku pernah
duduk di sisi Anas bin Malik, lalu ada (seseorang) yang bertanya: Apakah
sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, pernah qunut selama
sebulan? Kemudian Anas bin Malik menjawab: ...(Seperti lafazh hadits di
atas).
Keterangan:
Walaupun sebagian ulama ada yang meng-hasan-kan hadits di atas. Akan tetapi
yang benar adalah bahwa hadits ini derajatnya dhaif (lemah), hadits ini
telah dilemahkan oleh ulama para Ahli Hadits:
Imam Ibnu Turkamani yang memberikan taliq (ko-mentar) atas Sunan Baihaqi
membantah pernyataan al-Baihaqi yang mengatakan hadits itu shahih. Ia
berkata: Bagaimana mungkin sanadnya shahih? Sedang perawi yang meriwayatkan
dari Rubaiyyi, yaitu ABU JAFAR ISA BIN MAHAN AR-RAZI masih dalam
pembicaraan (para Ahli Hadits):
[1]. Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam an-Nasa-i ber-kata: Ia bukan orang yang
kuat riwayatnya.
[2]. Imam Abu Zurah berkata: Ia banyak salah.
[3]. Imam al-Fallas berkata: Ia buruk hafalannya.
[4]. Imam Ibnu Hibban menyatakan bahwa ia sering mem-bawakan hadits-hadits
munkar dari orang-orang yang masyhur.
[Lihat Sunan al-Baihaqi (I/202) dan periksa Mizaanul Itidal III/319.] [9]
[5]. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata: Abu Jafar ini telah dilemahkan
oleh Imam Ahmad dan imam-imam yang lain
Syaikh kami Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah berkata kepadaku, Sanad hadits ini (hadits qunut Shubuh) sama
dengan sanad hadits (yang ada dalam Mustadrak al-Hakim (II/ 323-324):
Tentang ma-salah Ruh yang diambil perjanjian dalam surat 7 ayat 172, (yakni
firman Allah Subhanahu wa Taala):
Artinya : Dan (ingatlah), ketika Rabb-mu mengeluarkan (keturunan anak-anak
Adam) dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): Bukankah Aku ini Rabb-mu?