[assunnah] Hal-Hal Yang Menakutkan Di Alam Kubur

2012-11-29 Terurut Topik Prada Aisyah
HAL-HAL YANG MENAKUTKAN DI ALAM KUBUR

Oleh
Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra, M.A
http://almanhaj.or.id/content/3436/slash/0/hal-hal-yang-menakutkan-di-alam-kubur/

Apabila kita mengamati nash-nash yang shahîh dari al-Qur`ân dan Sunnah
serta di topang oleh pemahaman dan pandangan para Ulama dalam memahami
nash-nash tersebut, maka diketahui bahwa manusia akan melewati empat
alam kehidupan, yaitu: alam rahim, alam dunia, alam barzakh (kubur),
alam akhirat. Semua proses kehidupan setiap alam tersebut memiliki
kekhususan masing-masing, tidak bisa disamakan antara satu dengan
lainnya. Misalnya alam rahim, mungkin saja bisa diketahui sebagian
proses kehidupan di sana melalui peralatan kedokteran yang canggih,
tapi di balik itu semua, masih banyak keajaiban yang tidak terungkap
dengan jalan bagaimana pun. Semua itu merupakan rahasia yang sengaja
Allah Azza wa Jalla tutup dari ilmu dan pandangan umat manusia. Allah
Azza wa Jalla telah menerangkan dalam firman-Nya yang berbunyi:

وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

Tidaklah kalian diberi ilmu kecuali sedikit saja [al-Isrâ`/17:85]

Apalagi bila kita hendak berbicara tentang kehidupan alam kubur dan
alam akhirat, tiada pintu yang bisa kita buka kecuali pintu keimanan
terhadap yang ghaib, melalui teropong nash-nash al-Qur`ân dan Sunnah.
Beriman dengan hal yang ghaib adalah barometer pembeda antara seorang
Mukmin dengan seorang kafir, sebagaimana termaktub dalam firman Allah
Azza wa Jalla :

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ
يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ

Kitab (al-Qur`ân) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib.
[al-Baqarah/2:2-3]

Banyak nash dari al-Qur`ân dan Sunnah yang mengukuhkan persoalan ini,
yang tidak mungkin diuraikan dalam tulisan yang singkat ini.

KEADAAN MANUSIA DI ALAM KUBUR
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti akan melewati alam kubur.
Alam ini disebut pula alam barzakh yang artinya perantara antara alam
dunia dengan alam akhirat, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla.

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ
لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا
كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ
يُبْعَثُونَ

“Apabila kematian datang kepada seseorang dari mereka, ia berkata, Ya
Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya
itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada
Barzakh (pembatas) hingga hari mereka dibangkitkan.
[al-Mukminûn/23:99-100]

Para ahli tafsir dari Ulama Salaf sepakat mengatakan, Barzakh adalah
perantara antara dunia dan akhirat, atau perantara antara masa setelah
mati dan hari kebangkitan [1]. 

Alam Barzakh dinamakan dengan alam kubur adalah karena keadaan yang
umum terjadi. Karena pada umumnya jika manusia meninggal dunia, dia
dikubur dalam tanah. Namun, bukan berarti orang yang tidak dikubur
terlepas dari peristiwa-peristiwa alam barzakh. Seperti orang yang
dimakan binatang buas, tenggelam di lautan, dibakar ataupun terbakar.
Sebab Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Seperti yang diceritakan
Rasulullâh n dalam sabdanya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ nقَالَ قَالَ رَجُلٌ لَمْ
يَعْمَلْ خَيْرًا قَطُّ فَإِذَا مَاتَ فَحَرِّقُوْهُ وَاذْرُوْا نِصْفَهُ
فِي الْبَرِّ وَنِصْفَهُ فِي الْبَحْرِ فَوَاللَّهِ لَئِنْ قَدَرَ
اللَّهُ عَلَيْهِ لَيُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا لاَ يُعَذِّبُهُ أَحَدًا
مِنْ الْعَالَمِيْنَ فَأَمَرَ اللَّهُ الْبَحْرَ فَجَمَعَ مَا فِيهِ
وَأَمَرَ الْبَرَّ فَجَمَعَ مَا فِيهِ ثُمَّ قَالَ لِمَ فَعَلْتَ قَالَ
مِنْ خَشْيَتِكَ وَأَنْتَ أَعْلَمُ فَغَفَرَ لَهُ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, Seorang yang tidak pernah beramal baik
sedikit pun berkata kepada keluarganya: apabila ia meninggal maka
bakarlah dia, lalu tumbuk tulangnya sehalus-halusnya. Kemudian
sebarkan saat angin kencang bertiup, sebagian di daratan dan sebagian
lagi di lautan. Lalu ia berkata, ‘Demi Allah, jika Allah mampu untuk
menghidupkannya, tentu Allah akan mengazabnya dengan azab yang tidak
diazab dengannya seorang pun dari penduduk alam. Maka Allah
memerintahkan lautan dan daratan untuk mengumpulkan debunya yang
terdapat dalamnya. Maka tiba-tiba ia berdiri tegak. Lalu Allah
bertanya kepadanya, “Apa yang mendorongnya untuk melakukan hal
tersebut? [2]

Dari kisah di atas dapat kita lihat bagaimana seseorang tersebut
berusaha untuk lari dari azab Allah Azza wa Jalla dengan cara yang
menurut akal pikirannya dapat membuatnya lolos dan lepas dari azab
Allah Azza wa Jalla. Tetapi hal tersebut tidak dapat melemahkan
kekuasaan Allah Azza wa Jalla . Bila seandainya ada seseorang mau
melakukan tipuan terhadap Allah Azza wa Jalla agar ia terlepas dari
azab kubur, sesungguhnya kekuasan Allah Azza wa Jalla jauh lebih kuat
daripada tipuannya. Pada hakikatnya yang ditipu adalah dirinya
sendiri.

Di 

[assunnah] Hal-Hal Yang Menakutkan Di Alam Kubur

2011-07-19 Terurut Topik Prada Aisyah
HAL-HAL YANG MENAKUTKAN DI ALAM KUBUR
Oleh
Ustadz Dr Ali Musri Semjam Putra, MA
http://almanhaj.or.id/content/3125/slash/0


Apabila kita mengamati nash-nash yang shahîh dari al-Qur‘ân dan Sunnah
serta ditopang oleh pemahaman dan pandangan para Ulama dalam memahami
nash-nash tersebut, maka diketahui bahwa manusia akan melewati empat
alam kehidupan, yaitu: alam rahim, alam dunia, alam barzakh (kubur),
alam akhirat. Semua proses kehidupan setiap alam tersebut memiliki
kekhususan masing-masing, tidak bisa disamakan antara satu dengan
lainnya. Misalnya alam rahim, mungkin saja bisa diketahui sebagian
proses kehidupan di sana melalui peralatan kedokteran yang canggih,
tapi di balik itu semua, masih banyak keajaiban yang tidak terungkap
dengan jalan bagaimana pun. Semua itu merupakan rahasia yang sengaja
Allah Azza wa Jalla tutup dari ilmu dan pandangan umat manusia. Allah
Azza wa Jalla telah menerangkan dalam firman-Nya yang berbunyi:

وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

Tidaklah kalian diberi ilmu kecuali sedikit saja. [al-Isrâ‘/17:85]

Apalagi bila kita hendak berbicara tentang kehidupan alam kubur dan
alam akhirat, tiada pintu yang bisa kita buka kecuali pintu keimanan
terhadap yang ghaib, melalui teropong nash-nash al-Qur‘ân dan Sunnah.
Beriman dengan hal yang ghaib adalah barometer pembeda antara seorang
Mukmin dengan seorang kafir, sebagaimana termaktub dalam firman Allah
Azza wa Jalla :

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ

Kitab (al-Qur‘ân) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib”.
[al-Baqarah/2:2-3]

Banyak nash dari al-Qur‘ân dan Sunnah yang mengukuhkan persoalan ini,
yang tidak mungkin diuraikan dalam tulisan yang singkat ini.

KEADAAN MANUSIA DI ALAM KUBUR
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti akan melewati alam kubur.
Alam ini disebut pula alam barzakh yang artinya perantara antara alam
dunia dengan alam akhirat, sebagaimana firman Allah k yang artinya,
“Apabila kematian datang kepada seseorang dari mereka, ia berkata, “Ya
Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekalikali tidak. Sesungguhnya itu
adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada
Barzakh (pembatas) hingga hari mereka dibangkitkan.
[al-Mukminûn/23:100]

Para ahli tafsir dari Ulama Salaf sepakat mengatakan, “Barzakh adalah
perantara antara dunia dan akhirat, atau perantara antara masa setelah
mati dan hari kebangkitan. [1].

Alam Barzakh dinamakan dengan alam kubur adalah karena keadaan yang
umum terjadi. Karena pada umumnya jika manusia meninggal dunia, dia
dikubur dalam tanah. Namun, bukan berarti orang yang tidak dikubur
terlepas dari peristiwa-peristiwa alam barzakh. Seperti orang yang
dimakan binatang buas, tenggelam di lautan, dibakar ataupun terbakar.
Sebab Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Seperti yang diceritakan
Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:

عَنْ أَبِي هُر َيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّه صَلى اللَّهِ عَلَيْهِ وَ
سَلَمَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لَمْ يَعْمَل خَيْرًاقَطُّ فَإِذَا مَاتَ
فَحَرِّقُوْهُ وَاذْرُوْانِصفَهُ فِي البَرِّ وَنِصفَهُ فِي الْبَحْرِ
فَوَ اللَِّهِ لَئِنْ قَدَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ لَيُعَذِ بَنَّهُ عَذَابًا
لاَ يُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنْ العَالَمِيْنَ فَأَمَرَ اللّهُ الْبَحْرَ
فَجَمَعَ مَافِيْهِ وَأَمَرَ الْبَرَّ فَجَمَعَ مَا فِيْهِ ثُمَّ قَالَ
لِمَ فَعَلْتَ قَالَ مِنْ خَشْيَتِكَ وَأَنْتَ أَعْلَمُ فَغَفَرَلَهُِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang tidak pernah beramal baik
sedikit pun berkata kepada keluarganya: apabila ia meninggal maka
bakarlah dia, lalu tumbuk tulangnya sehalus-halusnya. Kemudian
sebarkan saat angin kencang bertiup, sebagian di daratan dan sebagian
lagi di lautan. Lalu ia berkata, ‘Demi Allah, jika Allah mampu untuk
menghidupkannya, tentu Allah akan mengazabnya dengan azab yang tidak
diazab dengannya seorang pun dari penduduk alam. Maka Allah
memerintahkan lautan dan daratan untuk mengumpulkan abunya yang
terdapat didalamnya. Maka tiba-tiba ia berdiri tegak. Lalu Allah
bertanya kepadanya, “Apa yang mendorongnya untuk melakukan hal
tersebut? Ia menjawab, “karena takut kepada-Mu dan Engkau lebih
mengetahui (isi hatiku)”. Kemudian Allah mengampuninya. [2]

Dari kisah di atas dapat kita lihat bagaimana seseorang tersebut
berusaha untuk lari dari azab Allah Azza wa Jalla dengan cara yang
menurut akal pikirannya dapat membuatnya lolos dan lepas dari azab
Allah Azza wa Jalla. Tetapi hal tersebut tidak dapat melemahkan
kekuasaan Allah Azza wa Jalla . Bila seandainya ada seseorang mau
melakukan tipuan terhadap Allah Azza wa Jalla agar ia terlepas dari
azab kubur, sesungguhnya kekuasaan Allah Azza wa Jalla jauh lebih kuat
daripada tipuannya. Pada hakikatnya yang ditipu adalah dirinya
sendiri.

Di alam kubur manusia akan mengalami kehidupan barzakh sampai terompet
sangkakala