KEWAJIBAN MENANGKAL PERKEMBANGAN SYI'AH
http://almanhaj.or.id/content/3114/slash/0

Sudah menjadi kewajiban setiap Muslim untuk mewaspadai segala kejahatan.
Apalagi jika berbicara tentang bahaya yang bersifat laten yang mengancam
akidah dan keyakinannya. Perlu perhatian ekstra untuk membentengi hati dari
lontaran syubhat yang bisa menyeret insan Muslim menanggalkan akidah
Islamiyyahnya.

Selama ini, yang sering menjadi topik kekhawatiran adalah sepak terjang para
misionaris yang menjajakan agama Nashrani –yang telah ditinggalkan para
penganutnya di negeri asalnya– untuk memurtadkan saudara-saudara kita
seagama. Apalagi jika terjadi di kantong-kantong kaum Muslimin. Atau isu
ghazwul fikri, perang pemikiran yang dikobarkan para orientalis dan ‘orang
dalam’ yang telah teracuni oleh syubhat kekufuran yang bernaung dalam
komunitas Islam liberal.

Bahaya-bahaya lain yang mengancam keyakinan seorang Muslim sebenarnya tidak
terpaku pada hal-hal yang telah di sebut di muka. Masih ada ancaman bahaya
yang tidak boleh dipandang dengan sebelah mata. Yakni, golongan-golongan
yang berbaju Islam, namun berhati hitam. Sekian banyak akidah dan aturan
telah diadopsi dari luar Islam. Di antara golongan tersebut yang paling
berbahaya adalah penganut agama Syi‘ah. Mereka adalah sekumpulan anak
manusia yang menjadikan celaan kepada para Sahabat yang mulia sebagai
‘komoditas’ utama; taqiyah yang merupakan tindakan bermuka dua (nifâq)
sebagai kewajiban agama yang mutlak, menuhankan Sahabat ‘Ali Radhiyallahu
‘anhu, dan kedustaan menjadi menu wajib pada komunikasi verbal dan literatur
mereka.

Mereka itulah golongan yang disebut sebagai Syi‘ah. Nama ini sebetulnya
tidak sepantasnya disematkan pada mereka. Terlalu mulia jika mereka
dikatakan sebagai ‘pendukung berat’ Khalîfah ‘Ali Radhiyallahu ‘anhu.
Julukan yang paling sesuai bagi mereka, seperti yang sering diungkap Ulama
Ahli Sunnah adalah Râfidhah, golongan yang menolak Islam!

Tidak kurang, ada empat sebab yang harus membangkitkan kewaspadaan kaum
Muslimim terhadap ajaran dan aktifitas gerakan Syiah:

Pertama : Gencarnya penggiat Syi‘ah untuk mencari penganut baru untuk
dijadikan korban ajaran mereka,
Kedua : Dukungan banyak pihak terhadap Syi‘ah,
Ketiga : Bantuan dana yang besar untuk mendukung perkembangan ajaran Syi‘ah,
Keempat : Terpedayanya sebagian tokoh Islam dengan ajaran Syi‘ah.

Negeri ini merupakan lahan subur buat pertumbuhan sekian banyak benalu
golongan sempalan Islam, apalagi setelah semangat reformasi digaungkan. Dari
yang merupakan ‘produk dalam negeri’ atau produk dari luar. Dari yang
kesesatannya masih sederhana, sampai pada jenis yang tidak bisa diterima
nalar sedikitpun, atau yang terang-terangan bertentangan dengan ushûluddîn
(pokok-pokok agama Islam). Syi`ah termasuk ajaran yang muatannya hanya
munkarât (kemungkaran-kemungkaran) seperti keyakinan-keyakinan yang rusak,
kedustaan bertumpuk-tumpuk, keganjilan yang tidak bisa diterima akal sehat
dan kebejatan moral. Apabila ajaran seperti ini berkembang, maka hanya akan
mengakibatkan kehancuran dan kerusakan yang nyata di tengah masyarakat.
Tentu, ini sangat bertentangan dengan substansi risalah Islam yang datang
dengan membawa seluruh jenis kemaslahatan dan memperingatkan dari seluruh
mafsadah (bahaya).

Untuk mengungkap keburukan ajaran mereka, kunci paling tepat adalah dengan
menelaah kandungan buku-buku rujukan Syi‘ah karya tokoh-tokoh yang mereka
agungkan semisal, al-Kulaini, al-Majlisi, al-Mufîd, atau Khomaini (Semoga
Allâh al-Azîz Azza wa Jalla memperlakukan mereka sesuai dengan tindakan
buruk yang pernah mereka lakukan terhadap Islam dan para Sahabat
Radhiyallahu ‘anhum). Karya-karya tulis mereka telah membuka kedok dan
menelanjangi keburukan rupa ajaran Syi‘ah. Dalam pepatah Arab disebutkan,
ahlud dâri adra bimâ fîhâ, penghuni rumah paling tahu tentang isi rumahnya.
Dari sini, akan tampak jelas betapa besar dan mendasar perbedaan antara
Islam yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan ajaran
Syi‘ah yang sebenarnya sangat kental dengan pengaruh ajaran Majusi dan
Yahûdi.

Khomeini salah seorang tokoh besar Syi‘ah, tentunya ia lebih tahu tentang
seluk-beluk agamanya sehingga berani mengatakan agamanya adalah Syi‘ah,
bukan dengan sebutan Islam.

Demikianlah ketika potret kesesatan sudah begitu pekat pada keyakinan dan
hati seseorang. Kebenaran yang dibawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
ditolak begitu saja. Generasi terbaik menjadi bahan cacian. Semoga Allâh
Azza wa Jalla mengembalikan umat kepada petunjuk Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan generasi terbaik umat. Amîn


SANDIWARA IRAN “BERMUSUHAN” DENGAN ISRAEL & AMERIKA

Di antara metode yang ditempuh oleh para penggiat agama Syi’ah ialah dengan
memanfaatkan sandiwara yang berjudul : Iran “bermusuhan” dengan Negara
Yahudi Israel dan Amerika.

Isu ini sangat efektif untuk menarik simpati umat Islam di berbagai belahan
dunia termasuk Indonesia. Sampai-sampai terkesan bahwa negara Iran yang
notabene adalah penganut agama Syi’ah, adalah satu-satunya negara pembela
kepentingan umat Islam di zaman sekarang.

Karenanya tatkala Indonesia yang menjadi anggota Dewan Keamanan PBB turut
menyetujui resolusi no. 1747 yang hanya berisikan kecaman terhadap Iran atas
kegiatannya pengayaan uranium, betapa solidaritas umat Islam di Indonesia
begitu besar untuk menuntut Presiden SBY, sampai-sampai DPR mengajukan hak
interpelasi.

Dengan adanya kejadian semacam ini, menjadikan masyarakat kurang peka
terhadap berbagai trik para penggiat agama Syi’ah bahkan menjadi lebih
terbuka untuk menerima berbagai keanehan ajaran mereka.

Saudaraku, agar Anda menjadi tahu apa sebenarnya isu “permusuhan” dengan
bangsa Yahudi, saya mengajak saudara untuk merenungkan beberapa fakta
berikut:

1. Iran adalah negara yang memiliki komunitas Yahudi terbesar setelah
Israel. Menurut sumber resmi pemerintah Iran, jumlah pemeluk agama Yahudi di
Iran berkisar antara 25- 30 ribu penduduk. Bahkan di kota Teheran ada lebih
dari 10 Sinagogue (tempat ibadah umat Yahudi). Akan tetapi, masjid-masjid
Ahlu Sunnah tidak satu pun yang mereka biarkan berdiri tegak di sana. Bukan
sekedar itu saja, orang-orang Yahudi diberi ruang yang begitu istimewa,
yaitu dengan diberikan kesempatan untuk memiliki perwakilan di parlemen.
Sebagaimana umat Yahudi di Iran memiliki hak dan kebebasan yang sama dengan
para penganut agama Syi’ah. Suatu hal yang tidak mungkin dirasakan oleh
komunitas Ahlu Sunnah. Bahkan komunitas Yahudi Iran hingga saat ini bebas
untuk berkunjung ke karib-kerabat mereka di Israel, tanpa ada gangguan
sedikitpun, baik dari pemerintah Iran atau penduduk setempat. [1]

2. Adanya hubungan perdagangan antara Iran dan Israel. Sejak zaman Syah
Pahlevi, Iran telah menjalin hubungan perdagangan dengan Israel. Dan
hubungan dagang ini berkelanjutan hingga setelah revolusi Syi’ah yang
dipimpin oleh Khumaini. Pada tahun 1982 M, Israel menjual persenjataan yang
berhasil mereka rampas dari para pejuang Palestina di Lebanon dengan harga
100 juta dolar Amerika. [2]

Bahkan pada tahun 1980 s/d 1985, Israel merupakan negara pemasok senjata
terbesar ke Iran. [3]

Sandiwara “permusuhan” Iran dan Israel mulai terbongkar, ketika pesawat
kargo Argentina yang membawa persenjataan dari Israel ke Iran tersesat,
sehingga masuk ke wilayah Uni Soviet, dan akhirnya ditembak jatuh oleh
pasukan pertahanan Uni Soviet. Dikisahkan, Iran membeli persenjataan dari
Israel seharga 150 juta dolar Amerika, sehingga untuk mengirimkan seluruh
senjata tersebut, dibutuhkan 12 kali penerbangan.[4]

3. Perdagangan antara kedua negara (Iran & Israel) hingga kini juga terus
berkelanjutan. Sebagai salah satu buktinya, harian Palpress News Agency (وكا
لة فلسطينن برس للأنباء ) edisi 25/04/2009 melaporkan bahwa di kota Teheran,
telah dipasarkan buah-buahan yang diimpor dari Israel.

4. Bila Anda mengikuti berita internasional, Anda pasti pernah membaca
pemberitaan bahwa pada hari Selasa 12/1/2010 ahli nuklir Iran yang bernama
Masoud Ali-Mohammadi yang berdomisili di kota Teheran ibu Kota Iran, tewas
di dekat rumahnya akibat serangan bom. Kementerian Luar Negeri Iran langsung
menuduh kaki tangan AS dan Israel di balik serangan bom itu.

Aneh bukan? Iran telah memiliki bukti bahwa Israel dan Amerika telah
mengadakan serangan di Teheran dan telah menewaskan ahli nuklirnya. Walau
demikian, tidak ada reaksi pemerintah Iran, dan para penganut Syi’ah tetap
berdarah dingin dan tidak satupun tentara Iran yang dikirim untuk membalas
serangan tersebut.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XIII/1431H/2010M. Diterbitkan
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton
Gondanrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858197]


------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    assunnah-dig...@yahoogroups.com 
    assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke