Re: [assunnah] Lebaran Yang Menyedihkan

2006-10-10 Terurut Topik hery marsanto
- Original Message 
From: Akhtar Fathullah <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, 9 October, 2006 10:08:18 AM
Assalamu'alaykum ... ana ada pertanyaan mengenai hal tersebut dibawah ini:
On 10/9/06, hery marsanto <[EMAIL PROTECTED] co.uk> wrote:
> ... bahkan mereka menyandarkan hadits palsu kepada Rasulullah
> Shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu hadits yang berbunyi.
> "Artinya : Barangsiapa yang menghidupkan malam Idul Fithri dan Idul
> Adha maka hatinya tidak akan mati pada hari yang semua hati akan mati"
> [Hadits ini palsu (maudlu'), diterangkan oleh ustazd kami Al-Albani
> dalam "Silsilah Al-Ahadits Adl-Dlaifah" 520-521]
> Hadits ini tidak boleh sama sekali disandarkan kepada Rasulullah
> Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk
> Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Apakah yang dimaksud adalah kita tidak boleh mengumandangkan takbir dari

selepas isya hingga subuh menjelang Idul Fitri?
Afwan, mohon pencerahannya. Wassalam.

TAKBIR PADA IDUL FITHRI DAN IDUL ADHA

Oleh
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al Halabi AlAtsari
sumber http://www.almanhaj.or.id


Allah Ta'ala berfirman :

"Artinya : Dan 
hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan 
Allah 
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, mudah-mudahan kalian mau 
bersyukur".

Telah pasti riwayat bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam 
:

"Artinya : Beliau keluar pada hari Idul fitri, maka beliau bertakbir 
hingga tiba di mushalla (tanah lapang), dan hingga ditunaikannya shalat. 
Apabila 
beliau telah menunaikan shalat, beliau menghentikan takbir".[1]

Berkata Al-Muhaddits Syaikh Al Albani 
:

"Dalam hadits ini ada dalil disyari'atkannya melakukan takbir secara jahr 
(keras/bersuara) di jalanan menuju mushalla sebagaimana yang biasa dilakukan 
kaum muslimin. Meskipun banyak dari mereka mulai menganggap remeh sunnah ini 
hingga hampir-hampir sunnah ini sekedar menjadi berita ...

Termasuk yang 
baik untuk disebutkan dalam kesempatan ini adalah bahwa mengeraskan takbir 
disini tidak 
disyari'atkan berkumpul atas satu suara (menyuarakan takbir secara serempak 
dengan dipimpin seseorang -pent) sebagaimana dilakukan oleh sebagian orang. 
Demikian pula setiap dzikir yang disyariatkan untuk mengeraskan suara ketika 
membacanya atau tidak disyariatkan mengeraskan suara, maka tidak dibenarkan 
berkumpul atas satu suara seperti yang telah disebutkan. Hendaknya kita 
hati-hati dari perbuatan tersebut[2], dan hendaklah kita selalu meletakkan di 
hadapan mata kita bahwa sebaik-baik petunjuk adalah petunjuknya Muhammad 
Shallallahu 'alaihi wa sallam".

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ditanya 
tentang waktu takbir pada dua hari raya, maka beliau rahimahullah 
menjawab :

"Segala puji bagi Allah, pendapat yang paling benar tentang 
takbir ini yang 
jumhur salaf dan para ahli fiqih dari kalangan sahabat serta imam berpegang 
dengannya adalah : Hendaklah takbir dilakukan mulai dari waktu fajar hari 
Arafah sampai 
akhir hari Tasyriq ( tanggal 11,12,13 Dzulhijjah), dilakukan setiap selesai 
mengerjakan shalat, dan disyariatkan bagi setiap orang untuk mengeraskan suara 
dalam bertakbir ketika keluar untuk shalat Id. Ini merupakan kesepakatan para 
imam yang empat". [Majmu Al -Fatawa 24/220 dan lihat 'Subulus Salam' 
2/71-72]

Aku katakan : Ucapan beliau rahimahullah : '(dilakukan) setelah 
selesai shalat' -secara khusus tidaklah dilandasi dalil. Yang benar, takbir 
dilakukan pada 
setiap waktu tanpa pengkhususan.

Yang menunjukkan demikian adalah ucapan 
Imam Bukhari dalam kitab 'Iedain dari "Shahih Bukhari" 2/416 : "Bab Takbir pada 
hari-hari 
Mina, dan pada keesokan paginya menuju Arafah".

Umar Radliallahu 'anhu 
pernah bertakbir di kubahnya di Mina. Maka orang-orang yang berada di masjid 
mendengarnya lalu mereka bertakbir dan bertakbir pula orang-orang yang berada 
di 
pasar hingga kota Mina gemuruh dengan suara takbir.

Ibnu Umar 
pernah bertakbir di Mina pada hari-hari itu dan setelah shalat (lima waktu), di 
tempat tidurnya, di kemah, di majlis dan di tempat berjalannya pada hari-hari 
itu seluruhnya.

Maimunnah pernah bertakbir pada hari kurban, dan para 
wanita bertakbir di belakang Aban bin Utsman dan Umar bin Abdul Aziz pada 
malam-malam hari Tasyriq bersama kaum pria di masjid".

Pada pagi hari 
Idul Fitri dan Idul Adha, Ibnu Umar mengeraskan takbir hingga ia tiba di 
mushalla, kemudian ia tetap bertakbir hingga datang imam. [Diriwayatkan oleh 
Ad-Daraquthni, Ibnu Abi Syaibah dan selainnya dengan isnad yang shahih. Lihat 
"Irwaul Ghalil' 650]

Sepanjang yang aku ketahui, tidak ada hadits nabawi 
yang shahih tentang tata cara takbir. Yang ada hanyalah tata cara takbir yang 
di riwayatkan 
dari sebagian sahabat, semoga Allah meridlai mereka semuanya.

Seperti 
Ibnu Mas'ud, ia mengucapkan takbir dengan lafadh :

Allahu Akbar Allahu Akbar Laa 
ilaha illallaha, wa Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil 
hamdu.

"Artinya : Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Tidak ada sesembahan 
yang ben

Re: [assunnah] Lebaran Yang Menyedihkan

2006-10-09 Terurut Topik Akhtar Fathullah
Assalamu'alaykum ... ana ada pertanyaan mengenai hal tersebut dibawah ini:


On 10/9/06, hery marsanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> ... bahkan mereka menyandarkan hadits palsu kepada Rasulullah
> Shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu hadits yang berbunyi.
>
> "Artinya : Barangsiapa yang menghidupkan malam Idul Fithri dan Idul
> Adha maka hatinya tidak akan mati pada hari yang semua hati akan mati"
> [Hadits ini palsu (maudlu'), diterangkan oleh ustazd kami Al-Albani
> dalam "Silsilah Al-Ahadits Adl-Dlaifah" 520-521]
>
> Hadits ini tidak boleh sama sekali disandarkan kepada Rasulullah
> Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk
> Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.


Apakah yang dimaksud adalah kita tidak boleh mengumandangkan takbir dari
selepas isya hingga subuh menjelang Idul Fitri?

Afwan, mohon pencerahannya. Wassalam.





Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [assunnah] Lebaran Yang Menyedihkan

2006-10-08 Terurut Topik hery marsanto
From: Abu Danial <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Saturday, 7 October, 2006 5:29:06 AM
Subject: [assunnah] Lebaran Yang Menyedihkan
Assalamualaikum wr. wb
Setiap lebaran tiba hatiku merasa sedikit sedih. Ini karena ana merasa bingung 
apa yg mesti ana perbuat, karena sedikit atau tanggungnya ilmu yang ana miliki. 
Setiap hari lebaran ana merasa terasing dari pergaulan. Banyak saudara muslim 
kita yang saling bermaaf2an, berjabat tangan dan berkunjung dari rumah kerumah, 
laki-laki perempuan yang sebenarnya bukan makrom masalahnya adalah:
1. Bolehkah kita saling bermaaf2an  di hari lebaran?
2. syar'i ga saling berkunjung dari rumah ke rumah ato berziarah ke tempat 
sanak keluarga pada hari lebaran?
3. Bolehkah secara syar'i sungkem kepada ortu pada hari Raya tsb?
4. Bagaimana amalan salaf saat hari raya Idul fitri?
Teruntuk semua ikhwan ana ucapkan Jazakumulloh atas jawaban yang diberikan
wassalamualaikum wr. Wb

KEMUNGKARAN-KEMUNGKARAN YANG BISA TERJADI PADA HARI RAYA

Oleh
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Atsari
sumber http://www.almanhaj.or.id

Ketahuilah wahai saudaraku muslim -semoga Allah memberi taufik kepadaku
dan kepadamu- sesungguhnya kebahagiaan yang ada pada hari-hari raya
kadang-kadang membuat manusia lupa atau sengaja melupakan
perkara-perkara agama mereka dan hukum-hukum yang ada dalam Islam.
Sehingga engkau melihat mereka banyak berbuat kemaksiatan dan
kemungkaran-kemungkaran dalam keadaan mereka menyangka bahwa mereka
telah berbuat sebaik-baiknya !! Semua inilah yang mendorongku untuk
menambahkan pembahasan yang bermanfaat ini dalam tulisanku, agar
menjadi peringatan bagi kaum muslimin dari perkara yang mereka lupakan
dan mengingatkan mereka atas apa yang mereka telah lalai darinya[1].

Diantara Kemungkaran Itu Adalah :

Pertama : Berhias Dengan Mencukur Jenggot.
Perkara ini banyak dilakukan manusia. Padahal mencukur jenggot
merupakan perbuatan yang diharamkan dalam agama Allah Subhanahu wa
Ta'ala sebagaimana ditunjukkan dalam hadits-hadits yang shahih yang
berisi perintah untuk memanjangkan jenggot agar tidak tasyabbuh
(menyerupai) orang-orang kafir yang kita diperintah untuk menyelisihi
mereka. Selain berkaitan dengan hal itu, memanjangkan jenggot termasuk
fithrah (bagi laki-laki) yang tidak boleh kita rubah. Dalil-dalil
tentang keharaman mencukur jenggot terdapat dalam kitab-kitab Imam
Madzhab yang empat[2] yang telah dikenal.

Kedua : Berjabat Tangan Dengan Wanita Yang Bukan Mahram.
Ini merupakan bencana yang banyak menimpa kaum muslimin, tidak ada yang
selamat darinya kecuali orang yang dirahmati Allah. Perbuatan ini haram
berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Seseorang ditusukkan jarum besi pada kepalanya adalah lebih
baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya"
[Hadits Shahih, Lihta takhrijnya secara panjang lebar dalam "Juz'u
Ittiba' is Sunnah No. 15 oleh Adl-Dliya Al-Maqdisi -dengan tahqiqku]

Keharaman perbuatan ini diterangkan juga dalam kitab-kitab empat Imam
Madzhab yang terkenal [Lihat 'Syarhu An Nawawi ala Muslim 13/10,
Hasyiyah Ibnu Abidin 5/235, Aridlah Al-Ahwadzi 7/95 dan Adlwau; Bayan
6/603]

Ketiga : Tasyabbuh (Meniru) Orang-Orang Kafir Dan Orang-Orang Barat
Dalam Berpakaian Dan Mendengarkan Alat-Alat Musik Serta Perbuatan
Mungkar Lainnya.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda.

"Artinya : Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka" 
[3]

Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda.

"Artinya : Benar-benar akan ada pada umatku beberapa kaum yang mereka
menghalalkan zina, sutera (bagi laki-laki ,-pent), khamr dan alat-alat
musik. Dan benar-benar akan turun beberapa kaum menuju kaki gunung
untuk melepaskan gembalaan mereka sambil beristirahat, kemudian mereka
didatangi seorang fasik untuk suatu keperluan. Kemudian mereka berkata
: 'Kembalilah kepada kami besok!' Lalu Allah membinasakan dan
menimpakan gunung itu pada mereka dan sebagian mereka dirubah oleh
Allah menjadi kera-kera dan babi-bai hingg hari kiamat" [4]

Keempat : Masuk Dan Bercengkerama Dengan Wanita-Wanita Yang Bukan Mahram.
Hal ini dilarang oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan sabda beliau.

"Artinya : Hati-hatilah kalian masuk untuk menemui para wanita". Maka
berkata salah seorang pria Anshar : "Wahai Rasulullah, bagaimana
pendapatmu tentang Al-Hamwu" Beliau berkata : "Al-Hamwu adalah maut"
[Hadits Riwayat Bukhari 5232, Muslim 2172 dari 'Uqbah bin Amir]

Al- Allamah Az-Zamakhsyari berkata dalam menerangkan "Al-Hamwu"
 
"Al-Hamwu bentuk jamaknya adalah Ahmaa' adalah kerabat dekat suami
seperti ayah[5], saudara laki-laki, pamannya dan selain mereka... Dan
sabda beliau : "Al-Hamwu adalah maut" maknanya ia dikelilingi oleh
kejelekan dan kerusakan yang telah mencapai puncaknya sehingga
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyerupakan

[assunnah] Lebaran Yang Menyedihkan

2006-10-07 Terurut Topik Abu Danial
Assalamualaikum wr. wb
Setiap lebaran tiba hatiku merasa sedikit sedih. Ini karena ana merasa bingung 
apa yg mesti ana perbuat, karena sedikit atau tanggungnya ilmu yang ana miliki. 
Setiap hari lebaran ana merasa terasing dari pergaulan. Banyak saudara muslim 
kita yang saling bermaaf2an, berjabat tangan dan berkunjung dari rumah kerumah, 
laki-laki perempuan yang sebenarnya bukan makrom masalahnya adalah:
1. Bolehkah kita saling bermaaf2an  di hari lebaran?
2. syar'i ga saling berkunjung dari rumah ke rumah ato berziarah ke tempat 
sanak keluarga pada hari lebaran?
3. Bolehkah secara syar'i sungkem kepada ortu pada hari Raya tsb?
4. Bagaimana amalan salaf saat hari raya Idul fitri?
Teruntuk semua ikhwan ana ucapkan Jazakumulloh atas jawaban yang diberikan
wassalamualaikum wr. Wb



-
All-new Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster.




Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/