MEMAKMURKAN MASJID DAN MENDATANGI MASJID [UNTUK BERIBADAH]

Oleh
Dr Shalih bin Ghanim bin Abdillah As-Sadlani.

Masjid merupakan Baitullah, di dalamnya Ia disembah dan senantiasa disebut 
nama-Nya. Masjid merupakan menara petunjuk dan bendera Islam. Allah memuliakan 
serta mengagungkan orang yang mengikatkan dirinya dengan masjid.

Allah berfirman.

"Artinya : Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka 
janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah" 
[Al-Jin : 18]

Masjid-masjid itu dibangun agar manusia mengerjakan shalat dan berdzikir kepada 
Allah, membaca Al-Qur'an dan taqarrub kepada-Nya, merendah di hadapan-Nya dan 
mengharapkan pahala di sisi-Nya.

Sesungguhnya memakmurkan masjid adalah bagian terbesar untuk taqarub kepada 
Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di antara bagian dari memakmurkan masjid adalah 
membangun, membersihkan, membentangkan permadani, meneranginya dan masih banyak 
lagi bagian-bagian dari pemerliharaan masjid. Adapula memakmurkan masjid dengan 
i'tikaf di dalamnya, shalat dan senantiasa mendatanginya dengan berjama'ah, 
mengajarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat, membaca Al-Qur'an, belajar dan 
mengajarkannya. As-Sunnah telah menjelaskan keutamaan dan balasan yang besar 
dalam memakmurkan, membangun dan memelihara masjid.

Diriwayatkan dalam shahih Muslim, Utsman Radhiyallahu 'anhu telah mendengar 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Barangsiapa telah membangun masjid karena Allah Subhanahu wa Ta'ala 
(Bukair berkata : Saya menyangka beliau berkata dengan mengharap wajah Allah), 
maka Allah akan membangunkannya rumah di Jannah" [Shahih Muslim 1/378 no. 533 
urutan 24 kitab al-Masajid bab 4]

Maksudnya karena ikhlas dengan mengharap wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala semata 
serta mengharap keridhaan-Nya, tidak riya, sum'ah dan tidak pula karena mencari 
pujian manusia serta bukan karena satu tujuan atau tujuan-tujuan yang lain.

Seperti telah dijelaskan tentang keutamaan memakmurkan masjid, dijelaskan pula 
tentang keutamaan menyiapkan masjid untuk shalat dan pujian bagi orang yang 
melaksanakannya. Dalam shahih Muslim, Abu Hurairah berkata : Sesungguhnya ada 
seorang wanita berkulit hitam yang berkhidmat pada masjid (dalam riwayat lain ; 
seorang pemuda). Suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak 
melihatnya, maka beliau bertanya tentang dia, para shahabat menjawab, Ia telah 
meninggal. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Apakah tidak ada kemampuan bagimu untuk memberitahukan kepadaku (tentang 
kematiannya, ada yang menjawab, sepertinya mereka menganggap kecil masalah itu. 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Tunjukkan padaku kuburannya, maka ditunjukkanlah beliau pada kuburan tersebut, 
beliau mendo'akannya kemudian bersabda:"Artinya : Sesungguhnya ahli kubur ini 
dipenuhi kegelapan dan Allah meneranginya dengan shalatku terhadap mereka" 
[Shahih Muslim 2/658 no 956 urutan 71 Kitab al-Janaiz bab ash-shalat 'ala 
al-Kubur]

Telah ada beberapa nash sharih lagi shahih yang menjelaskan keutamaan 
mendatangi masjid untuk menunaikan shalat, dzikir dan qira'ah Qur'an. Orang 
yang menziarahi masjid itu berada dalam penjagaan Allah dan mendapatkan 
rahmat-Nya selagi ia duduk didalamnya, menjaga adab-adabnya dan selalu 
menghubungkan hatinya dengan Allah.

Sesungguhnya shalat seseorang di dalam masjid dilebihkan dari shalat yang 
dilakukan di rumah atau di pasar dengan 25 derajat atau 27 derajat. Beberapa 
nash telah menjelaskan bahwa orang yang mendatangi masjid dalam gelap, maka 
Allah akan meneranginya dengan sempurna pada hari kiamat, seperti orang yang 
pergi ke masjid di pagi hari atau di malam hari, Allah akan menyediakan baginya 
rumah di jannah. Ini merupakan fadhilah yang besar, takkan ada orang yang 
melampui batas atau meremehkannya kecuali orang yang lalai atau pemalas, maka 
haram baginya mendapatkan kebaikan saudaranya semuslim.

Lihat beberapa hadits yang telah menjelaskan apa yang telah saya katakana ini, 
supaya menjadi ilmu, bashirah dan petunjuk, dengan itu pula supaya kalian 
melaksanakan rukun ini sebagai ilham dari syi'ar-syi'ar Islam di masjid bersama 
jama'ah lain untuk mendapatkan ridha dan balasan dari Allah di dunia dan di 
akhirat.

Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Shalat seseorang (di masjid dengan berjama'ah) itu dilebihkan dengan 
25 derajat dari shalat yang dikerjakan di rumah dan di pasar, sesungguhnya 
salah seorang di antara kalian jika berwudlu kemudian menyempurnakannya lalu 
mendatangi masjid, tak ada keinginan yang lain kecuali untuk shalat, maka 
tidaklah ia melangkah dengan satu langkah pun kecuali Allah mengangkatnya satu 
derajat, dan terhapus darinya satu kesalahan hingga ia masuk masjid ..." 
[Muttafaqun 'alaih, Lu'lu wal Marjan, yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim 
1/131 no. 387]

Orang yang menziarahi masjid berada dalam perlindungan dan rahmat dari Allah 
selagi tetap dalam duduk dan menjaga adab-adabnya dengan menghadapkan hati 
kepada Allah semata.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
bersabda.

"Artinya : Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang menyebabkan Allah
menghapuskan kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat ..? para shahabat 
menjawab ; Ya wahai Rasulullah, beliau bersabda, "Menyempurnakan wudlu meski 
dalam keadaan susah dan banyak-banyak mendatangi masjid, menunggu shalat 
setelah shalat.... itulah ribat, itulah ribat, itulah ribat" [Shahih Muslim 
1/219 no 251 urutan 41 bab 14 kitab At-Thaharah]

Allah berfirman.

"Artinya : Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan 
untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu 
petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh 
jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) 
membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan 
penglihatan menjadi goncang. (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya 
Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa 
yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada 
mereka. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas" 
[An-Nur : 36-38]

Banyak sekali ayat dan hadits-hadits dalam bab ini, maka bagi orang yang 
berkhidmat di masjid dan bertanggung jawab atas masjid baik atas nama pribadi, 
jama'ah, yayasan atau yang lain haruslah menghidupkan masjid dengan membangun, 
membersihkan, menghamparkan permadani, penerangan dan kesinambungan pemenuhan 
air serta lainnya yang termasuk di dalamnya demi kemudahan dan kelancaran hamba 
Allah untuk melaksanakan amal-amal yang besar di dalam masjid.

[Disalin dari kitab Shalat Al-Jama'ah Hukmuha Wa Ahkamuha Wat Tanbih 'Ala Ma 
Yaqa'u Fiiha Min Bid'ain Wa Akhthain edisi Indoensia Shalat Berjama'ah, Panduan 
Hukum, Adab, Hikmah. hal 61-65, Pustaka Arafah]



_Abu abdirrahman bin misdi al-carati


---------------------------------
Apakah Anda Yahoo!?
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!





Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke