[assunnah] Re: Apa yang harus dipersiapkan untuk menikah?
Q.S. At Thalaq:6 --- In assunnah@yahoogroups.com, "Chandraleka" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Wa'alaikum salam > > Bisa kasih tahu, itu terjemahan ayat berapa dari surat apa? > > Jazaakallah khoir > Chandraleka > Independent IT Writer > Visit http://come.to/digitalworks > a source for computer hobbyist > > - Original Message - >Date: Mon, 27 Jun 2005 08:01:11 +0700 >From: [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: Apa yang harus dipersiapkan untuk menikah? > > Assalamu'alaykum > > > firman Allah : "Tempatkanlah mereka (istri-istri) kamu dimana kamu tinggal > sesuai kemampuan kamu" > > Beliau menjelaskan yang maknanya: > > "bahwa ayat diatas menunjukkan wajib bagi suami memberikan tempat tinggal > (rumah) bagi istri. > > --- cut --- Website Islam pilihan anda. http://www.assunnah.or.id http://www.almanhaj.or.id Website kajian Islam -> http://assunnah.mine.nu Berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[assunnah] Re: Apa yang harus dipersiapkan untuk menikah?
waâalaykumussalaam wa rahmatullahi wa barakatuh. alhamdulillah... kebetulan ana baru dipinjamkan rekaman kajian Ustadz Abdul Hakim tentang qabla nikah. kalau tidak salah kajian itu diadakan sekitar tahun 2003, allahuaâlam. pada sesi tanya jawab, cukup banyak yang bertanya tentang taâaruf. dan kesimpulan yang ana ambil waktu itu adalah bahwa sebenarnya tidak ada istilah taâaruf dalam islam bagi seseorang yang ingin menikah dengan orang lain. karena sesungguhnya setiap muslim itu memang harus taâaruf atau saling mengenal, dalam arti setiap muslim itu harus terbedakan dari yang kafir alias mudah dikenali sebagai muslim sehingga kita bisa mengucapkan salam, menjawab salam, mendoakan dan menunaikan hak2 sesama muslim lainnya. allahuaâalam. jadi... adapun kalau kita ingin menikah, bisa saja kita tidak mengenal calon kita itu sebelumnya. dan boleh saja kalau kita merasa tidak perlu melihatnya karena mungkin -insya Alloh- kita sudah yakin sama dia atau kita hanya ingin menikah! tetapi bila kita ingin mengenalnya dan atau ingin melihatnya supaya kita akan semakin tambah yakin, maka itu pun diperbolehkan -insya Alloh-, bahkan disunnahkan. diriwayatkan dari al mughirah bin syuâbah, ia berkata: âaku berniat melamar seorang wanita. Rasulullah -shallallahuâalayhi wa sallam- bertanya kepadaku: âapakah engkau sudah melihatnya?â âbelumâ jawabku. beliau bersabda: âlihatlah dia, karena hal itu dapat melanggengkan rumah tangga kalian berdua.â [HR. An Nasai dan selainnya, At tirmidzi berkata: hadits ini hasan] bagi ana, hadits di atas, selain menunjukkan disunnahkannya melihat calon isteri sebelum menikahinya, menunjukkan pula bahwa sahabat tersebut berniat melamar calon isterinya itu walaupun belum pernah melihatnya, apalagi mengenalnya. -mungkin- hal itu adalah kebiasaan zaman itu dulu ya... apalagi saat itu belum ada telfon, sms, internet atau alat komunikasi lainnya yang memungkinkan untuk saling mengenal melainkan dengan bertemu, sampai akhirnya sahabat tersebut diperintahkan Rasulullah -shallallahuâalayhi wa sallam- untuk melakukannya. allahuaâlam. intinya... kalau kita ingin menikah, kita nggak perlu risau kalau kita belum cukup mengenal calon kita dengan baik sebelumnya atau belum cukup âbersahabatâ dengannya. insya Alloh, itu lah kenapa kita harus segera menikahinya! kalau masalah kekurangan ya... siapa sih yang sempurna?! kalau masalah kecocokan ya... jalan mana sih yang mulus2 aja?! itu lah kenapa yang lebih diutamakan bagi seseorang dalam mencari pasangan hidup itu adalah yang baik agama dan akhlaknya agar bila ditemukan suatu kelebihan pada masing2, maka masing2 akan bersyukur. dan bila ditemukan kesalahan pada masing2, maka masing2 akan bersabar â"insya Alloh-. dan pertanyaan pun bergulir lagi: bagaimana caranya kita tahu agama dan akhlak seseorang itu baik? yang jelas... kita nggak perlu bertanya sama orangnya bukan?!. wallahuaâlam. wassalaamuâalaykum wa rahmatullahi wa barakatuh, luluan m --- In assunnah@yahoogroups.com, Novareza Klifartha <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh > > ehm.. sebenarnya saya juga masih merasa kurang paham batasan dalam ta'aruf, maksudnya apa saja yang perlu kita lakukan dalam ta'aruf agar efektif dan efisien, atau memang banyak unsur 'gambling'nya karena jdoh itu masalah ghaib di tangan Allah SWT. saya pernah ditanya seperti ini oleh seorang akhwat, agak bingung juga jawabnya, soalnya dia bilang temenan lama... ada rasa suka, tapi gak pacaran - karena menurut dia pacaran itu tidak sesuai tuntunan agama, meski pernah (katanya).- dan menurut dia temenan buat cari jodoh itu lebih sesuai. mungkin ada yang bisa memberikan masukan lagi. > > terima kasih. > > o ya, saya ikhwan lho (soalnya ada beberapa yg sempat menganggap saya akhwat) > > > wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh > > On 5/28/05, Chandraleka <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Wa'alaikum salam wa rahmatullah wa barakatuh > > > > Masalah ini memang menarik untuk dibahas. Apa yang harus dipersiapkan untuk > > menikah? > > Yang terpenting adalah kesiapan mental untuk memegang tanggung jawab. > > Baik dari si ikhwan maupun si akhwat nya. Sang ikhwan akan memegang tanggung > > jawab menafkahi, melindungi, membimbing, dst. Yang tadinya beban tanggung > > jawab ada pada wali akhwat tsb maka akan berpindah pada sang ikhwan > > (suaminya). > > Sang akhwat juga harus siap dengan beban tanggung jawab sebagai istri dan > > ibu rumah tangga. Ia harus melayani suami, bahkan ketika harus puasa sunnah > > harus dengan izin suami. Ia juga harus membantu suami mengurusi rumah, juga > > tidak menjadikan dirinya sebagai pemimpin suaminya. Dst. > > Ini yang perlu disadari, karena pernikahan bukan melulu masalah kenikmatan. > > Tapi lebih banyak masalah tanggung jawab. Dan bila tanggung jawabnya makin > > besar, insya Allah ganjarannya juga besar. Allah Maha Adil. Maka tepat > > sekali
[assunnah] Re: Apa yang harus dipersiapkan untuk menikah?
Assalamu'alaykum Di antara persiapan penting menikah yang sering dilupakan / dianggap remeh oleh ikhwan sebagaimana sering ditanyakan kepada ustadz Abdul Hakim diantaranya ketika kajian di Bekasi, adalah menyediakan tempat tinggal bagi istri. Soalnya banyak orang setelah menikah tinggal numpang sama mertua firman Allah : "Tempatkanlah mereka (istri-istri) kamu dimana kamu tinggal sesuai kemampuan kamu" Beliau menjelaskan yang maknanya: "bahwa ayat diatas menunjukkan wajib bagi suami memberikan tempat tinggal (rumah) bagi istri. Janganlah menumpang di mertua kecuali bagi yang gak punya malu, karena Rasulullah bersabda: "Malu itu sebagian dari iman". Karena jika menumpang, maka seorang suami akan kehilangan izzah,kemuliaan, harga diri dihadapan istrinya, mertuanya, dll. Yang demikian itu juga aib bagi suami, demikian juga akan sulit baginya untuk mendidik istrinya karena banyak orang yang akan mempengaruhi istrinya karena tinggal serumah misalnya dengan mertua, Beliau menjelaskan bahwa Allah dalam ayat di atas menjelaskan bahwa tempat tinggalnya adalah sesuai kemampuan kita. Intinya suami wajib menyediakan tempat tinggal , seandainya dia tidak kaya, bukankah banyak misalnya di Jakarta kontrakan murah bulanan. Dan istri juga wajib mengikuti kemana suaminya tinggal. Lalu bagaimana jika istri tidak mau diajak tinggal di rumah kontrakan murah? beliau mengatakan : "y...jangan mau kawin sama dia" Ustadz menceritakan tentang keluarganya jika ada ikhwan ingin melamar keluarganya maka ustadz akan menanyakan apakah sudah punya rumah? jika belum, beliau menyuruh mencari rumah dulu meskipun kontrakan bulanan, baru kalau sudah dapat , baru boleh datang menikahi keluarganya. Kemudian beliau menjelaskan umumnya adat di Indonesia kan pengantin tinggal dulu di rumah orang tua perempuan misalnya selama seminggu. yang demikian itu gak apa apa. Tapi yang penting setelah seminggu , musti pindah kerumah sendiri Allahu a'lam Semoga bermanfaat Agung Website Islam pilihan anda. http://www.assunnah.or.id http://www.almanhaj.or.id Website kajian Islam -> http://assunnah.mine.nu Berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "assunnah" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
[assunnah] Re: Apa yang harus dipersiapkan untuk menikah?
Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh. Terima kasih banyak atas penjelasan ikhwan sekalian, sangat membantu dalam meneguhkan hati dan dalam menjawab pertanyaan2 dari orang2 awam. Saya sendiri masih banyak memerlukan pembelajaran dan penelaahan karena orang-orang di lingkungan terdekat (misal keluarga) masih banyak yang kurang memahami pentingnya memperhatikan sunnah. Sebagian besar menganggap bahwa sunnah itu sekedar hukumnya tidak wajib, bukan melihat sunnah dalam konteks ketetapan agama yang harus/wajib ditaati. Sebenarnya masih sangat banyak persoalan mendasar yang saya hadapi saat ini dalam kaitannya untuk harus segera dilaksanakan (urgent) karena apa yang saya jadikan dalil otomatis orang2 di lingkungan terdekat akan mengetahui apa yang saya lakukan, kemudian mau tidak mau saya harus mengemukakan dalil-dalilnya. Pada kasus2 yang telah terjadi, secara umum mereka mau menerima dalil-dalinya tetapi -yang aneh- mereka mengatakan bagus tetapi ada sebagian yang menganggapnya ekstrim (inilah yang menyedihkan... lebih ekstrim mana, kebatilan atau sesuatu yang haq dari Allah). Pada titik itu saya hanya dapat mengatakan satu dalil dari Al-Qur'an "kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, karena itu sekali-kali janganlah engkau ragu...". Semoga ikhwan sekalian tidak sungkan2 memberikan dan membagi ilmu dan saran2nya kepada saya. Sekali lagi terima kasih banyak. Wassalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh. On 6/26/05, Chandraleka <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh. > > Saya coba menolong memberikan jawabannya semoga Allah menolong saya. > > Pertama yang perlu diingat, hubungan khusus (yang sifatnya pribadi) antara > dua orang berbeda jenis kelamin itu tidak boleh. Apalagi sudah ada rasa > saling suka. Meskipun dikatakan bisa menjaga jarak atau menjaga sikap, ini > tidak ada yang bisa menjamin. Tetap tidak aman dari gejolak yang ada di > hati. > > Kedua, > Yang dilarang dalam pacaran itu bukan cuma karena berkhalwat (berdua duaan) > nya saja. Bahkan jarak jauh pun bisa terjadi pacaran. Dengan berbagai media > komunikasi padahal keduanya tidak berada pada satu tempat. > > Ketiga, > Temenan buat cari jodoh (??). Ini satu istilah yang samar saya kira. Apakah > yang dimaksud itu pendekatan yang istilah gaulnya PDKT? Kalo memang berniat > cari jodoh, kenapa tidak ta'aruf saja? Bila seorang ikhwan berminat kepada > seorang akhwat kenapa tidak didatangi saja sang akhwat dan tanyakan apakah > boleh berta'aruf dengannya? Cara ini malah lebih cepat, jantan ketimbang > PDKT yang tidak pasti. > > Keempat, Masalah taaruf. > Dalam masalah ta'aruf seseorang mempunyai hak untuk mengenal lawan > ta'arufnya. Bisa bertanya langsung atau juga bisa bertanya ke pihak ketiga, > misal adiknya, saudaranya, temannya, dll. Mana yang dirasa enak dan dapat > memberikan informasi yang akurat. Inti ta'aruf adalah saling mengenal agar > keduanya bisa memasuki pernikahan dengan JELAS, TERANG DAN TIDAK ADA YANG > DITUTUP TUTUPI. > Dan masalah ini bukan gambling. Ini masalah tawakal saja. Beda ya... Dalam > tawakal, bila ada hal hal yang bisa dikerjakan oleh manusia, maka harus > dilakukan. Dalam masalah ini maka usahanya adalah dengan taaruf / saling > mengenal. Kita harus cari data tentang lawan ta'aruf kita. Manusia hanya > menghukumi dari apa yang terlihat (dhohirnya saja). Untuk masalah hati, kita > pasrahkan kepada Allah. > Jangan lupa barengi upaya ini dengan doa. Kita sudah berusaha maksimal dan > mungkin masih ada yang belum diketahui. Bila baik buat kita semoga Allah > memberinya. > > "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri isteri kami dan keturunan > kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang > orang yang bertakwa." > (Al Furqaan : 74). > > Semoga bermanfaat. > > Wassalamu'laikum > > Chandraleka > Independent IT Writer > > > - Original Message - > > Date: Sat, 18 Jun 2005 22:12:48 +0700 > > From: Novareza Klifartha <[EMAIL PROTECTED]> > > Subject: Re: Apa yang harus dipersiapkan untuk menikah? > > > > assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh > > > > ehm.. sebenarnya saya juga masih merasa kurang paham batasan dalam > > ta'aruf, maksudnya apa saja yang perlu kita lakukan dalam ta'aruf > > agar efektif dan efisien, atau memang banyak unsur 'gambling'nya > > karena jdoh itu masalah ghaib di tangan Allah SWT. saya pernah > > ditanya seperti ini oleh seorang akhwat, agak bingung juga jawabnya, > > soalnya dia bilang temenan lama... ada rasa suka, tapi gak pacaran > > -karena menurut dia pacaran itu tidak sesuai tuntunan agama, meski > > pernah (katanya).- dan menurut dia temenan buat cari jodoh itu lebih > > sesuai. mungkin ada yang bisa memberikan masukan lagi. > > > > terima kasih. Website Islam pilihan anda. http://www.assunnah.or.id http://www.almanhaj.or.id Website kajian Islam -> http://assunnah.mine.nu Berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentu
[assunnah] Re: Apa yang harus dipersiapkan untuk menikah?
assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ehm.. sebenarnya saya juga masih merasa kurang paham batasan dalam ta'aruf, maksudnya apa saja yang perlu kita lakukan dalam ta'aruf agar efektif dan efisien, atau memang banyak unsur 'gambling'nya karena jdoh itu masalah ghaib di tangan Allah SWT. saya pernah ditanya seperti ini oleh seorang akhwat, agak bingung juga jawabnya, soalnya dia bilang temenan lama... ada rasa suka, tapi gak pacaran -karena menurut dia pacaran itu tidak sesuai tuntunan agama, meski pernah (katanya).- dan menurut dia temenan buat cari jodoh itu lebih sesuai. mungkin ada yang bisa memberikan masukan lagi. terima kasih. o ya, saya ikhwan lho (soalnya ada beberapa yg sempat menganggap saya akhwat) wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh On 5/28/05, Chandraleka <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Wa'alaikum salam wa rahmatullah wa barakatuh > > Masalah ini memang menarik untuk dibahas. Apa yang harus dipersiapkan untuk > menikah? > Yang terpenting adalah kesiapan mental untuk memegang tanggung jawab. > Baik dari si ikhwan maupun si akhwat nya. Sang ikhwan akan memegang tanggung > jawab menafkahi, melindungi, membimbing, dst. Yang tadinya beban tanggung > jawab ada pada wali akhwat tsb maka akan berpindah pada sang ikhwan > (suaminya). > Sang akhwat juga harus siap dengan beban tanggung jawab sebagai istri dan > ibu rumah tangga. Ia harus melayani suami, bahkan ketika harus puasa sunnah > harus dengan izin suami. Ia juga harus membantu suami mengurusi rumah, juga > tidak menjadikan dirinya sebagai pemimpin suaminya. Dst. > Ini yang perlu disadari, karena pernikahan bukan melulu masalah kenikmatan. > Tapi lebih banyak masalah tanggung jawab. Dan bila tanggung jawabnya makin > besar, insya Allah ganjarannya juga besar. Allah Maha Adil. Maka tepat > sekali bila dikatakan bahwa pernikahan adalah ladang untuk meraih pahala. > > Yang lainnya adalah kesiapan menerima pasangan kita apa adanya. > Harus diingat, tidak mungkin mencari pasangan hidup yang sempurna. Bahkan > dalam masalah agama pun, ikhwan dan akhwat itu plus minus. Ada yang baik di > satu sisi tapi lemah disisi yang lain. Jadi apa kriteria pokok seorang > pendamping kita? Cari yang agamanya baik. Tandanya ia berusaha mempelajari > dan mengamalkan Islam. Misalnya, rajin ikut taklim, pengajian, baca buku, > dll. Insya Allah kekurangan kekurangan yang lain (misal masih suka nonton > sinetron, dll) bisa diperbaiki. > > Menerima pasangan apa adanya bukan berarti dibiarkan kelemahan yang ada. > Inilah pentingnya KOMUNIKASI, SALING MEMAHAMI, DAN SALING MENASEHATI setelah > pernikahan. Wah, tentu sang ikhwan / akhwat akan berbunga sekali bila > pasangannya sering menasehatinya. Karena nasehat (masalah agama) merupakan > bentuk perhatian yang serius. Makanya jangan marah kalau suami / istri > menasehati. > > AKHWAT NEMBAK IKHWAN > Tsabit al Bunnani berkata, "Aku berada di sisi Anas dan disebelahnya ada > anak perempuannya. Anas berkata, 'Seorang wanita datang kepada Rasulullah > Shallallahu 'alaihi wa sallam menawarkan dirinya seraya berkata, 'Wahai > Rasulullah, apakah engkau berhasrat kepadaku?' Maka anak perempuan Anas > berkata, 'Alangkah sedikit perasaan malunya. Idiih..., idiih.. 'Anas > berkata, 'Dia lebih baik daripada engkau. Dia menginginkan Nabi Shallallahu > 'alaihi wa sallam lalu menawarkan dirinya kepada beliau." (HR. Bukhari). > > Boleh saja sang akhwat 'nembung' atau menembak (istilah gaulnya) si ikhwan, > meminta agar si ikhwan melamarnya. Tentunya dengan cara cara yang baik dan > sopan. Bisa melalui pihak ketiga (teman, saudara, atau orang yang dipercaya) > untuk menyampaikan maksudnya. Kemudian beri waktu sang ikhwan untuk > menimbang nimbang tawaran tersebut, dengan lapang, jernih. Kalo menurut saya > baiknya sang akhwat yang nembak ini menawarkan diri untuk TA'ARUF, jadi > bukan tawaran skala berat yaitu Langsung MELAMAR. > Akhirnya kalo diterima ya alhamdulillah. Dan kalo pun di tolak ya > alhamdulillah, karena perjodohan adalah hal yang ghaib, manusia hanya > berusaha, karena berdiam diri tidak menghasilkan apa apa. Penolakan pun pada > hakikatnya adalah kebaikan juga buat kita. Yang perlu dilakukan adalah > sampaikan kepadanya bahwa jangan sampai proses yang telah dilalui ini > membuat kedua pihak merasa tidak enak, cenderung menghindar, atau bahkan > marah dan dendam. Niat awalnya adalah kebaikan dan diakhiri dengan kebaikan > juga. > > Ini sekedar masukan saja dari seorang yang belum berpengalaman. Semoga > bermanfaat. > > Wassalamu'alaikum > > Chandraleka > Independent IT Writer > > > - Original Message - > >Date: Wed, 25 May 2005 18:28:37 -0700 (PDT) > >From: Ghariza Muqorobbin <[EMAIL PROTECTED]> > > Subject: Apa yang harus dipersiapkan untuk menikah? > > > > assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh > > > > ana bertanya, ya mungkin untuk sudah menikah, berpengalaman dan yang > > sudah tahu apa sih yang harus dipersiapkan untuk menuju ke pernikahan? > > baik untuk akhwat maupun ikhwan > >