Assalamu'alaikum Akhi Yunus 

Alhamdulillah 
Berikut ana nukil kembali dari artikel yg pernah di posting beberapa 
minggu yg lalu. InsyaAllah lebih komprehensif dan lebih lengkap 
dalilnya.   
Tafadhdhol, semoga bermanfaat 

Wassalamu'alaikum 
Abu Ghazi

Shalat Tasbih

Pertanyaan:
Apakah terdapat hadits yang menguatkan shalat Tasbih ?, bila 
jawabannya : ya, maka apa landasannya ? 

Jawaban:
Alhamdulillah, terdapat hadits marfu' (yang dirafa'kan kepada Nabi 
Shallallahu 'alaihi Wasallam) berkaitan dengan shalat Tasbih dan 
dihasankan oleh sebagian Ahlul 'ilm, akan tetapi banyak diantara para 
ulama yang mendho'ifkan (melemahkan) hadits tersebut dan 
menganggapnya tidak masyru'. 

Dalam hal ini, al-Lajnah ad-Dâimah (semacam MUI-penj) telah ditanyai 
mengenai shalat Tasbih dan memberikan jawabannya sbb : "Shalat Tasbih 
adalah bid'ah dan hadits yang berkaitan dengannya tidak tsabit (tidak 
dapat dipertanggung jawabkan keshahihan sumbernya dari Nabi 
Shallallahu 'alaihi Wasallam) bahkan (kualitasnya) adalah Munkar 
[hadits yang termasuk kategori lemah yang diriwayatkan oleh orang 
yang dha'if (lemah) bertentangan dengan riwayat orang yang dapat 
dipercayai (tsiqah)], dan sebagian Ahlul 'ilm menyebutkan hadits 
tersebut dalam kategori hadits-hadits maudhu' (palsu).

[Lihat : Fatawa al-Lajnah ad-dâimah, jld. VIII, h. 163]

Syaikh Ibn 'Utsaimin berkata : "Shalat Tasbih tidak masyru' karena 
haditsnya lemah. Imam Ahmad berkata :'(hadits tentang shalat Tasbih) 
tidak shahih', bahkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 
berkata :'(haditsnya) adalah dusta'. (Syaikh Utsaimin 
melanjutkan) :"Tidak seorang pun dari para Imam (Aimmah) yang 
memustahabkannya, dan benarlah (Syaikhul Islam) -rahimaulllah- . 
Sesungguhnya orang yang merenungkan shalat tersebut niscaya akan 
mendapatkan kejanggalan-kejanggalan didalamnya baik dalam tata 
caranya, sifatnya atau pun perbuatannya (prakteknya), ditambah lagi; 
bila benar ia (shalat Tasbih tsb) masyru' niscaya termasuk hadits-
hadits yang banyak diriwayatkan dan ditransformasikan lantaran 
banyaknya keutamaan dan pahalanya. Maka, tatkala (realitasnya) 
tidaklah demikian dan tak seorang pun dari para Imam yang 
memustahabkannya, disini diketahui bahwa ia (hadits yang berkaitan 
dengannya) bukanlah hadits yang shahih.Dan diantara aspek 
kejanggalannya adalah (sebagaimana terdapat dalam teks hadits yang 
meriwayatkannya) : "(Dia mengerjakannya (shalat Tasbih) sekali dalam 
sehari atau dalam seminggu atau dalam sebulan atau dalam setahun atau 
seumur sekali).. Ini merupakan bukti bahwa ia (hadits tentang shalat 
ini) tidak shahih (sebab) jikalau benar ia masyru' niscaya shalat 
tersebut dilakukan secara kontinyu ; tidak (dengan) memberikan 
pilihan kepada orang berupa pilihan yang amat jauh dan berbelit-
belit. Maka berdasarkan hal tersebut, sesungguhnya tidaklah 
sepatutnya seseorang melakukannya. Wallahu a'lam. 

[ Fatawa Manaril Islam, I/203]


DERAJAT HADITS SHOLAT TASBIH[1]

Pertanyaan :
Sering terdengar bahkan pernah terlihat dari kaum muslimin yang 
melakukan sholat tasbih pada malam-malam tertentu khususnya malam 
jum'at apakah ada dasarnya dari al qur'an dan assunnah?

Jawab :

Ada beberapa hadits yang menjelaskan tentang sholat tasbih.

1. Hadits Ibnu 'Abbas

Dari Ibnu 'Abbas, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam 
besabda kepada 'Abbas bin Abdul Muthhalib : 'Wahai Abbas, wahai 
pamanku maukah saya berikan padamu?, maukah saya anugerahkan padamu?, 
saya akan tunjukkan suatu perbuatan yang mengandung 10 keutamaan yang 
jika kamu melakukannya maka akan diampuni dosamu, yaitu dari awalnya 
hingga akhirnya, yang lama maupun yang baru, yang tidak disengaja 
maupun yang disengaja, yang kecil maupun yang besar, yang tersembunyi 
maupun yang nampak. Semuanya 10 macam. Kamu sholat 4 raka'at, setiap 
raka'at kamu membaca AL Fatihah dan satu surah. Jika selesai maka 
bacalah Subhanallahi walhamdulillahi walaa ilaaha illallah wallahu 
akbar sebelum ruku' sebanyak 15 kali, kemudian kamu ruku' lalu bcalah 
kalimat itu didalamnya sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari ruku' 
baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian sujud baca lagi sebanyak 10 
kali, kemudian bangun dari sujud baca lagi sebnayak 10 kali, kemudian 
sujud lagi dan baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari sujud 
sebelum berdiri baca lagi sebanyak 10 kali, maka semuanya sebanyak 75 
kali setiap raka'at. Lakukan yang demikian itu dalam empat raka'at. 
Lakukanlah setiap hari, kalau tidak mampu lakukan setiap pekan, kalau 
tidak mampu setiap pekan maka setiap bulan, kalau tidak mampu setiap 
bulan maka setiap tahun dan jika tidak mampu lakukanlah sekali dalam 
seumur hidupmu'.

Hadits ini mempunyai empat jalan, yaitu :

Pertama, dari Al Hakam bin Aban, dari Ikrimah, dari Ibnu 'Abbas, 
bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada 
Al Abbas bin Abdul Muththalib.kemudian dia menyebutkan haditsnya.

Dikeluarkan oleh Abu Daud 2/29 no.1297, Ibnu Majah 2/158-159 no.1387, 
Ibnu Khuzaimah dalam Shohihnya 2/223-224 no.1216 dan Al Hakim 1/627-
628 no.1233-1234, AL Baihaqy 3/51-52, Ath Thobrany 11/194-195 
no.11622, Ad Daruquthny sebagaimana dalam Al Alai Al Mashnu'ah, Al 
Khalily dalam Al Irsyad 1/325 no.58 dan Ibnu Syahin dalam At Targhin 
wat Tarhib, sebagaimana dalam kitab Al Alai Al Mashnu'ah 2/39.

Seluruhnya dari jalan Abdurrahman bin Bisyr bin Al Hakam Al 'Abdi 
dari Abi Syu'aib Musa bin Abdul Aziz Al Qinbary dari Al Hakam bin 
Aban..dan seterusnya.

Berkata Az Zarkasyi dalam Al Alai Al Mashnu'ah 2/44 : "Telah 
meriawayatkan dari Musa bin Abdil Aziz, dari Bisyr bin Al Hakam serta 
anaknya Abdurrahman, Ishaq bin Abi Israil, Zaid bin Mubarak Ash 
Shaon'any dan selain mereka". (Dinukil dengan sedikit perubahan)

Saya (Ustadz Luqman Jamal) berkata : Riwayat Ishaq bin Abi Israil 
dikeluarkan oleh Al Hakim 1/628 no.1234 dan Ibnu Syahin dalam At 
Targhib wat Tarhib sebagaimana dalam Al Alai Al Mashnu'ah 2/39.

Komentar Para Ulama tentang Musa bin 'Abdil 'Aziz

Berkata Ibnu Ma'in tentangnya : "Laa Araa bihi Ba'san" (dalam 
pandangan saya dia tidak apa-apa). Dan berkata An Nasa'iy : "Laa 
ba'sa bihi" (tidak mengapa dengannya). Ibnu Hibban dalam Ats Tsiqat 
berkata: "Rubbamaa akhto'" (kadang-kadang bersalah). Ibnul Madiny 
berkata : "Dho'if". As Sulaimany berkata : "mungkarul hadits". Lihat 
At Tahdzibut Tahdizb.

Imam Muslim bin AL Hajjaj berkata : "Saya tidak melihat sanad hadits 
yang lebih baik dari hadits ini". Diriwayatkan oleh Al Khalily dal Al 
Irsyad 1/327 dan Al Bayhaqy dan selain keduanya.

Yang nampak dari komentar para ulama diatas bahwasanya hadits dia itu 
tidaklah turun dari derajat hasan. Wallahu a'lam. Maka karena itulah 
kedudukan hadits ini adalah hasan.

Catatan penting :

Ada riwayat dari jalan Muhammad bin Rafi', dari Ibrahim bin Al Hakam 
bin Aban, dia berkata : "Menceritakan kepada saya ayahku (Al Hakam 
bin Aban), dari 'Ikrimah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa 
sallam bersabda.kemudian dia menyebutkan haditsnya secara mursal 
(seorang tabi'i meriwayatkan langsung dari Nabi shallallahu 'alaihi 
wa sallam sedangkan ia (tabi'i) tidak mendengar dari beliau).

Riwayat ini dikeluarkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Shohihnya 2/224, Al 
Hakim 1/628, AL Baihaqy 3/53 dalm Syu'abul Iman 125 no.3080 dan Al 
Baghawy dalam Syarhus Sunnah 4/156-157 no.1018.

Saya berkata : Riwayat ini tidaklah membahayakan riwayat Musa 
bin 'Abdil 'Aziz karen komentar para ulama terhadap Ibrahim bin Hakam 
sangat kerasa dan yang nampak bagi yang memperhatikan komentar para 
ulama tersebut bahwasanya dia adalah dho'if, tidak dipakai sebagai 
pendukung. Terlebih lagi telah terdapat riwayat-riwayat yang mungkar 
dalam riwayat bapaknya dari jalannya (Ibrahim bin Al Hakam).

Berangkat dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa penyelisihan 
yang dilakukan oleh Ibrahim bin Al Hakam yang meriwayatkan secara 
mursal kemudian menyelisihi riwayat Musa bin 'Abdil 'Aziz yang 
meriwayatkan secara maushul (bersambung) tidaklah berpengaruh. 
Bersamaan dengan itu Ibrahim bin Al Hakam telah guncang dalam 
riwayatnya karena kadang-kadang dia meriwayatkan secara mursal 
sebagaimana dalam riwayat Muhammad nin Rafi' ini dan kadang-kadang 
dia meriwayatkannya secara maushul sebagaimana dalam riwayat Ishaq 
bin Rahawayah yang dikeluarkan oleh Hakim 1/628 no.1235 dan Al 
Baihaqy dalam Syu'abul Iman 125-126 no.3080.

Dan dari sini diketahui bahwasanya tidak perlu bagi Imam Al Baihaqy 
untuk berkata : "Yang benar adalah riwayat secara mursal" dalam 
Syu'abul Iman 3/126, karena perselisihan riwayat yang berasal dari 
Ibrahim bin Al Hakam ini menunjukkan keguncangan dalam riwayatnya 
sehingga semakin jelas menunjukkan lemahnya orang ini. Demikian 
kaidah para ulama menanggapi rawi yang seperti ini, sebagaimana yang 
tersebut dalam Syarh 'Ilal At Tirmidzy oleh Ibnu Rajab dan yang 
lainnya. Wallahu a'lam.

Kedua, Dari jalan 'Abdul Quddus bin Habib, dari Mujahid, dari 
Ibnu 'Abbas bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam 
bersabda kepadanya.kemudian dia menyebutkan haditsnya.

Dikeluarkan oleh Ath Thobrany dalam Al Ausath 3/14-15 no.2318 dan Abu 
Nu'aim dalam Al Hilyah 1/25-26.

Berkata Al Hafidz Ibnu Hajar : "Abdul Quddus sangat lemah dan 
dinyatakan berdusta oleh sebagian para Imam". (Baca Al Futuhat Ar 
Rabbaniyah 4/311 dan Al Alai Al Mashnu'ah 2/40 dan lihat Mizanul 
I'tidal.

Ketiga, dari jalan Nafi' bin Hurmuz Abu Hurmuz, dari Atho', dari 
Ibnu 'Abbas. Dikeluarkan oleh Ath Thobrany 11/130 no.11365.

Berkata Al Hafidz (sebagaimana dalam Al Alai Al Mashnu'ah 1/39-
40) : "Rawi-rawinya terpercaya kecuali Abu Hurmuz, dia matrukul 
hadits (haditsnya ditinggalkan). Lihat Mizanul I'tidal.

Keempat, Dari jalan Yanya bin 'Uqbah bin Abi Al 'Aizar, dari Muhammad 
bin Jahadah, dari Abil Jauza', dari Ibnu 'Abbas.

Dikeluarkan oleh Ath Thabrany dalm Al Ausath 3/187 no.2879.

Berkata Al Hafidz (sebagaimana ternukil dalam Al Ausath 3/187 
no.2879) : "Semuanya rawinya terpecaya kecuali Yahya bin 'Uqbah, dia 
matrukul hadits".

Saya berkata : bahkan Ibnu Ma'in berkata : "Kadzabun Khabits 
(pendusta yang sangat hina). Lihat Mizanul I'tidal.

2. Hadits Abu Rofi', maula Rasulullallah shallallahu 'alaihi wa 
sallam.

Semuanya dari jalan Zaid bin Al Hibban Al 'Uqly, dari Musa 
bin 'Abidah, dari Sa'id bin Abi Sa'id maula Abu Bakr bin 'Amr bin 
Hazm, dari Abu Rofi', dia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa 
sallam bersabda kepada Al 'Abbas.. Kemudian dia menyebutkan haditsnya.

Dikeluarkan oleh Ibnu Majah 2/157-159 no.1386, dan Tirmidzy 2/350-351 
no.482 dan Abu Bakar bin Abi Syaibah, sebagaimana dalam Ajwibah Al 
Hiafidz Ibnu Hajar 'Ala Ahadits Al Mashobih 3/1781 dari Misykatul 
Mashabih dan Ad Daruquthny dalam Al Alai Al mAshnu'ah 2/38 dan Ibnul 
Jauzy dalam Al Maudhu'at 2/144 dan Abu Nu'aim dalam Qurban Al 
Muttaqin sebagaimana Al Alai Al Mashnu'ah 2/41.

Saya berkata : Dalam sanadnya ada dua cacat :

  1.. Musa bin 'Abidah yaitu Ar Rabadzy Al Madani. Yang nampak bagi 
saya setelah membaca komentar para ulama tentangnya ia adalah rowi 
yang dho'if, yang bisa dipakai sebagai pendukung apalagi dalam hadits-
hadits ar Riqaq. 
  2.. Sa'id bin Abi Sa'id majhulu hal (tidak diketahui keadaannya). 
Maka hadits ini adalah syahid (pendukung yang sangat kuat).

3. Hadits Al Anshory

Dari Abu Taubah Ar Robi' bin Nafi', dari Muhammad bin Muhajir, dari 
Urwah bin Ruwaim, dia berkata : "Menceritakan kepada saya Al Anshory 
bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada 
Ja'far." kemudian dia menceritakan hadits tersebut.

Dikeluarkan oleh Abu Daud 2/48 no.1299 dan Al Baihaqy 2/52.

Saya berkata : Para Ulama berbeda pendapat tentang siapa Al Anshory 
ini tapi menurut penilaian saya, tidak ada dalil yang benar yang 
menjelaskan siapa Al Anshory ini kemudian mungkij ia adalah seorang 
shahabat dan mungkin juga bukan. Wallahu a'lam.

4. Hadits Al 'Abbas bin 'Abdul Muththalib

Semuanya dari jalan Musa bin A'yan, dari Abu Raja', dari Shadaqah, 
dari Urwah bin Ruwaim, dari Ibnu Ad Dailamy, dari Al 'Abbas, dia 
berkata bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. kemudian 
dia menyebutkan haditsnya.

Dikeluarkan oleh Ibnul Jauzy dalam Maudhu'at 2/143 dan Abu Nu'aim, 
Abu Syahin dan Ad Daraquthny dalam Al Afrad, sebagaiman disebutkan 
dalam Al Alai Al Mashnu'ah 2/40.

Berkata Al Hafidz tentang Shodaqah:"Dia adalah Ibnu 'Abdillah yang 
dikenal dengan panggilan As Samin, dia lemah dari sisi hafalanya akan 
tetapi dikatakan tsiqah oleh banyak ulama, maka haditsnya bisa 
digunakan sebagai pendukung".

Maka dari sini diketahui salahnya sangkaan Ibnul Jauzy yang 
mengatakan dia adalah Al Khurasany.

Adapun Abu Roja', dia adalah 'Abdullah bin Muhriz Al Jazary. Kami 
(penulis) tidak menemukan biografinya. Wallahu a'lam.

Dan Ibnu Ad Dailamy dia, adalah 'Abdullah bin Fairuz, tsiqah termasuk 
dari tabi'in besar bahkan sebagian ulama menggolongkannya sebagai 
shahabat.

Hadits ini mempunyai jalan lain, yaitu hadits yang dikeluarkan oleh 
Ibrahim bin Ahmad Al Hirqy dalam Fawa'idnya. Akan tetapi di dalam 
sanad jalan tersebut ada Hammad bin 'Amr An Nashiby yang para ulama 
menganggap dia sebagai Kadzdzab. Lihat Al Alai Al Mashnu'ah 2/40.

5. Hadits Abdullah bin 'Amr bin 'Ash

Dari jalan Mahdy bin maimun, dari 'Amr bin Malik, dari Abul Jauza'i, 
dia berkata :"Seorang laki-laki yang dia adalah shahabat (menurut 
mereka adalah Abdullah bin Amr), dia berkata :" bersabda Rasulullah 
shallallahu 'alaihi wa sallam." kemudian dia menyebutkan haditsnya.

Dikeluarkan oleh Abu Daud 2/48 no.1298 dan Al Baihaqy 3/52.

Berkata Abu Daud :"hadits ini diriwayatkan pula oleh Al Mustamir bin 
Rayyan, dari Abul Jauza'i, dari 'Abdullah bin 'Amr secara mauquf 
(dari perkataan shahabat). Dan diriwayatkan pula oleh Rauh bin Al 
Musayyab dan Ja'far bin Sualiman, dari 'Amr bin Malik An Nukri, dari 
Abul Jauza'i dari perkataanya. Dan dikatakan dalam hadits Rauh ia 
berkata hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (yakni secara 
marfu'-pent)". Dan hal yang serupa dinyatakan pula oleh Imam Al 
Baihaqy.

Berkata Al Hafidz :"Akan tetapi perselisihan terletak pada Abul 
Jauza'i. Ada yang mengatakan hadits ini darinya dari Ibnu 'Abbas dan 
ada yang mengatakan darinya dari Abdullah bin 'Amr dan adapula yang 
mengatakan dari dia dari Ibnu 'Umar, bersamaan dengan itu ada 
perselisihan (dalam riwayatnya) apakah hadits ini marfu' (sampai 
kepad Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam) atau mauquf (sampai pada 
shahabat). Dan dalam riwayat secara marfu' juga ada perselisihan pada 
siapa hadits ini dikatakan apakah kepada Al 'Abbas atau ja'far 
atau 'Abdullah bin 'Amr ataukah Ibnu 'Abbas. Ini adalah idhthirob 
(kegoncangan) yang sangat keras. Dan Ad Daruquthny banyak 
mengeluarkan jalan-jalan hadits ini dengan uraian perselisihannya." 
Lihat Al Futuhat Ar Rabbaniyah 4/314-315, dan Al Alai Al Mashnu'ah 
2/41.

Dan terdapat pula jalan lain yang dikeluarkan oleh Ad Daraquthny, 
dari Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats, dari Mahmud bin Kholid, 
dari seorang tsiqoh (terpercaya), dari 'Umar bin 'Abdul Wahid, dari 
Tsauban, dari 'Amr bin Syu'aib, dari bapaknya, dari kakeknya secara 
marfu'.

Saya berkata : Mahmud bin Kholid tsiqoh dan demikian pula 'Amr 
bin 'Abdul Wahid, akan tetapi dalam sanadnya ada rawi mubham (tidak 
disebut namanya). Dan Tsauban, saya tidak mengetahui siapa dia. 
Wallahu a'lam.

Dan dikeluarkan pula oleh Ibnu Syahin dari jalan yang lain, dari 'Amr 
bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya bahwasanya Nabi 
shallallahu 'alihi wa sallam bersabda kepada Al 'Abbas. kemudian dia 
menyebutkan seperti hadits Ibnu 'Abbas. Akan tetapi hadits ini lemah. 
Lihat Al Alai Al Mashnu'ah 2/41 dan Al Futuhat Ar Rabbaniyyah 4/314-
315.

6. Hadits Ja'far bin Abi Thalib

Hadits ini mempunyai dua jalan :

Pertama, Dari jalan Daud bin Qais, dari Isma'il bin Rafi', dari 
Ja'far, ia berkata "Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam 
bersabda padanya :"Inginkah engkau saya berikan.", kemudian dia 
menyebutkan haditsnya. Dikeluarkan oleh Abdurrazaq dalam Mushannafnya 
3/123 no.5004.

Dan dikeluarkan pula oleh Sa'id bin Manshur dalam As Sunan dan Al 
Khotib dalam Kitab Sholat At Tasbih, sebagaimana dalam Al Alai Al 
Mashnu'ah 2/242 dari jalan yang lain, dari Abi Ma'syar Najih bin 
Abdirrahman, dari Abu Rafi' Isma'il bin rafi', dia berkata:"Telah 
sampai kepada saya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam 
bersabda kepada Ja'far bin Abi Tholib.".

Saya berkata : Ismail bin Rafi' dho'if tapi bisa digunakan sebagai 
penguat. Akan tetapi hadits ini mursal sebagaimana yang kamu lihat.

Kedua, dari jalan 'Abdul Malik bin Harun bin 'Antarah, dari bapaknya 
(Harun), dari kakeknya ('Antarah), dari 'Ali bin Ja'far, dia 
berkata :"Rasulullah bersabda kepadaku.kemudian dia menyebutkan 
haditsnya. 

Dikeluarkan oleh Ad Daraquthny, sebagaimana dalam Al Alai Al 
Mashnu'ah 2/41-42.

Saya berkata : 'Abdul Malik ini matruk bahkan dianggap pendusta oleh 
sebagian ulama dan dituduh memalsukan hadits. Baca Mizanul I'tidal.



7. Hadits Al Fadhl bin 'Abbas

Dari Musa bin Isra'il, dari 'Abdil Hamid bin 'Abdurrahman Ath Tho'iy, 
dari bapaknya, dari Abu Rofi', dari Al Fadhl bin 'Abbas bahwasanya 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.kemudian dia 
menyebutkan haditsnya.

Berkata Al Hafidz :"Dan dalam sanadnya ada 'Abdul Hamid bin 
Abdurahman Ath Tho'iy, saya tidak mengenal dia dan saya tidak 
mengenal bapaknya. Dan saya menduga bahwa Abu Rafi' guru Ath Tho'iy 
bukan Abu Rafi' Isma'il bin Rafi' salah seorang di antara orang yang 
lemah haditsnya". Dari Al Futuhat Al Rabbaniyyah 4/310.

8. Hadits 'Ali bin Abi Tholib

Dari jalan 'Umar maula 'Afarah, dia berkata bersabda Rasullah 
shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Ali bin Abi tholib : "wahai Ali, 
saya akan memberimu hadiah." Kemudian dia menyabutkan haditsnya.

Berkata Al Hafidz :"Dalam sandanya terdapat kelemahan dan 
keterputusan".

Saya berkata :"Sepertinya yang diinginkan oleh Ibnu Hajar dengan 
kelemahan yaitu kelemahan pada 'Umar Maula 'Afarah dan dia 
adalah 'Umar bin 'Abdillah Al Madany, dia dho'if dan yang diinginkan 
dengan keterputusan adalah Umar tidak pernah mendengar dari seorang 
shahabatpun.

Dan hadits ini mempunyai jalan yang lain yang dikeluarkan oleh Al 
Wahidy dalam Ad Da'wat, dari jalan Ibnu Al Asy'ats, dari Musa bin 
Ja'far bin Isma'il bin Musa bin Ja'far Ash Shodiq, dari Ayahnya 
secara berurut sampai kapada 'Ali.

Berkata Al Hafidz :"Sanad ini disebutkan oleh Abu 'Ali dalam satu 
kitab yang dia susun dengan bab-bab semuanya dengan sanad ini dan 
para ulama telah mengeritiknya (pengarangnya) dan mengeritik 
kitabnya". Lihat Al Alai Al Mashnu'ah 2/41.

9. Hadits 'Abdullah bin 'Umar bin AL Khatthab

Dikeluarkan oleh Al Hakim 1/629 no.1236, dan dia berkata :"Ini adalah 
sanad yang shohih tidak ada kotoran di atasnya".

Hukum Al Hakim ini dikritik oleh Adz Dzhaby dalam Talkhishnya bahwa 
dalam sanadnya ada Ahmad bin Daud bin 'Abdul Ghoffar Al Harrany, dia 
dinyatakan pendusta oleh Ad Daraquthny. Lihat Al Alai Al Mashnu'ah 
dan Mizanul I'tidal.

Al Hafidz berkata dalam Ajwibahnya :"Dan dikeluarkan oleh Muhammad 
bin Fudhail dalam kitab Ad Du'a dari jalan yang lain dari 'Ibnu 'Umar 
secara mauquf". Lihat Misykatul Mashabih 3/1781.

Saya berkata : Saya tidak melihat riwayat tersebut dalam kitab Ad 
Du'a. Akan tetapi riwayat tersebut dikeluarkan oleh Ad Daraquthny 
dari jalan Muhammad bin Fudhail, dari Aban bin Abi 'Ayyasy, dari Abul 
Jauza'i, dari 'Abdullah ibnu 'Umar. Dan Aban bin Abi 'Ayyasy matrukul 
hadits dan dia juga telah mudhthorib (goncang) dalam riwayatnya 
karena Ad Daraquthny juga meriwayatkan dari jalan Sufyan, dari Aban 
dan dia berkata dari 'Abdullah bin 'Amr. Lihat Al Futuhat Ar 
Rabbaniyyah 4/306.

10. Hadits 'Abdullah bin Ja'far

Dikeluarkan oleh Ad Daraquthny sebagaimana dalam Al Alai Al Mashnu'ah 
2/42 dari dua jalan dari 'Abdullah bin Ziyad bin Sam/an dan dia 
berkata pada salah satu jalannya dari Mu'waiyah dan Isma'il 
bin 'Abdullah bin Ja'far. Dan dia berkata pada jalan lain dari 'Aun 
pengganti Isma'il (yang terdapat di jalan pertama) dari ayah merka 
berdua (Mu'awiyah dan Isma'il atau Mu'awiyah dan 'Aun) dia berkata 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda padaku :"Maukah 
engkau saya berikan." kemudian dia menyebutkan haditsnya.

Berkata Al Hafidz :"Ibnu Sam'an adalah dho'if". Dan dia berkata dalam 
Taqrib At Tahdzib :"matruk dan muttaham bilkadzib (tertuduh 
berdusta)".

Dan kegoncangan dalam sanad menambah lemah hadits ini. Wallahu a'lam.



11. Hadits Ummu Salamah Al Anshoriyyah

Dikeluarkan oleh Abu Nu'aim dalam Qurban Al Muttaqin, dari Sa'id bin 
Jubair, dari Ummu Salamah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi 
wa sallam bersabda kepada Al 'Abbas :"Wahai pamanku." kemudian dia 
menyebutkan haditsnya.

Berkata Al Hafidz :"Hadits ini ghorib (aneh) dan 'Amr bin Jumai' 
salah seorang rawi hadits ini adalah dho'if dan mendengarnta Sa'id 
bin Jubair dari Ummu Salamah perlu dilihat (yaitu tidak mendengar)". 
Wallahu a'lam.

Saya berkata :"'Amr bin Jumai' disebutkan dalam Mizanul I'tidal dan 
dia adalah matruk. Bahkan dinyatakan berdusta oleh Ibnu Ma'in dan 
dicurigai memalsukan hadits.

Para Ulama Yang Menshohihkan Hadits Shalat Tasbih

  1.. Abu Daud As Sijistany. Beliau berkata :"Tidak ada dalam masalah 
sholat tasbih hadits yang lebih shohih dari hadits ini." 
  2.. Ad Daraquthny. Beliau berkata :"Hadits yang paling shohih 
tentang maslah keutamaan AL Qur'an adalah (hadits tentang keutamaan) 
Qul Huwa Allahu Ahad dan yang paling shohih dalam masalah keutamaan 
sholat adalah hadits tentang sholat Tasbih". 
  3.. Al Ajurry. 
  4.. Abnu Mandah. 
  5.. Al Baihaqy. 
  6.. Ibnus Sakan. 
  7.. Abu Sa'ad As Sam'any. 
  8.. Abu Musa Al Madiny. 
  9.. Abul Hasan bin Al Mufadhdhal Al Maqdasy. 
  10.. Abu Muhammad 'Abdurrahim Al Mishry. 
  11.. Al Mundziry dalam At Targhib wat Tarhib dan Mukhtashar Sunan 
Abu Daud. 
  12.. Ibnush Sholah. Dia berkata :"Sholat Tasbih adalah sunnah bukan 
bid'ah, hadits-haditsnya dipakai bermal dengannya. 
  13.. An Nawawy, dalam At Tahdzib Al Asma' wal lughot. 
  14.. Abu Mnashur Ad Dailamy, dalam Musnad Al Firdaus. 
  15.. Sholahuddin Al 'Alai. Dia berkata :"Hadits sholat tasbih 
adalah shohih atau hasan dan harus (tidka boleh dho'if)" 
  16.. Sirajuddin Al Bilqiny. Dia berkata :"Hadits sholat tasbih 
shohih dan ia mempunyai jalan-jalan yang sebagian darinya menguatkan 
sebagian yang lainnya maka ia adalah sunnah dan sepantasnya 
diamalkan." 
  17.. Az Zarkasyi. Beliau berkata:"Hadits sholat tasbih adalah 
shohih dan dho'if apalagi maudhu'. 
  18.. As Subki. 
  19.. Az Zubaidy dalam Ithaf As Sadah Al Muttaqin 3/473. 
  20.. Ibnu Nashiruddin Ad Dimasyqy. 
  21.. Al Hafidz Ibnu Hajar dalam Al Khishal Al Mukaffirah Li Adz 
Dzunub Al Mutaqoddimah Wal Mutaakhkhirah dan Nataijul Afkar Fi Amalil 
Adzkar dan Al Ajwibah 'Ala Ahadits Al Mashobih. 
  22.. As Suyuthi. 
  23.. Al Laknawy 
  24.. As Sindy. 
  25.. Al Mubarakfury dalam Tuhfatul Ahwadzy. 
  26.. Al 'Allamah Al Muhaddits Ahmad Syakir rahimahullahu. 
  27.. Al 'Allamah Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani 
rahimahullah dalam Shohih Abu Daud hadits 1173-1174, Shohih At 
Tirmidzi, Shohih At Targhib wat Tarhib (1/684-686), Tahqiq Al 
Misyqatul Mashabih (1/1328-1329). 
  28.. Al 'Allamah Al Muhaddits Muqbil bin Hadi Al Wadi'iy 
rahimahullah dalam Ash Shohihul Musnad mimma Laisa Fish Shohihain. 
Lihat : Al Alai Al Mashnu'ah 2/42-45, Al Futuhat Ar Rabbaniyyah 4/318-
322, AL Adzkar karya Imam An Nawawy dengan tahqiq Syaikh Salim Al 
Hilali 1/481-482 dan Bughyah Al Mutathowwi' hal.98-99.

Kesimpulan :

Nampak dengan jelas dari uraina diatas bahwa hadits sholat tasbih 
adalah hadits yang shohih atau hasan dan tidak ada keraguan akan hal 
tersebut. Wallahu a'lam.

Kandungan Faidah Sholat Tasbih

Tata Cara Sholat

Secara umum sholat tasbih sama dengan tata cara sholat yang lain, 
hanya ada tambahan bacaan tasbih yaitu :

Subhaanallahu walhamdulillahi wa laa ilaha ilaa Allah wallahu akbar

Lafadz ini diucapkan sebanyak 75 kali tiap raka'at dengan perincian 
sebagai berikut :

  1.. Sesudah membaca Al Fatihah dan Surah sebelum ruku' sebanyak 15 
kali. 
  2.. Ketika ruku' sesudah membca do'a ruku' dibaca sebanyak 10 kali. 
  3.. Ketika bangun dari ruku' sesudah bacaan I'tidal dibaca 10 kali. 
  4.. Ketika sujud pertama sesudah membaca do'a sujud dibaca 10 kali. 
  5.. Ketika duduk diantara dua sujud sesudah membaca bacaan do'a 
antara dua sujud dibaca lagi sebanyak 10 kali. 
  6.. Ketika sujud yang kedua sesudah membaca do'a sujud dibaca lagi 
sebanyak 10 kali. 
  7.. Ketika bangun dari sjud yang kedua sebelum bangkit (duduk 
istirahat) dibaca lagi sebanyak 10 kali. 
Demikianlah dilakukan sebanyak empat raka'at dengan sekali tasyahud 
yaitu pada raka'at ke empat lalu salam. Dan boleh juga dilakukan dua 
raka'at dua raka'at dan stiap raka'at membaca tasyahud kemudian 
salam. Wallahu a'lam.

Jumlah Raka'at

Semua riwayat menunjukkan empat raka'at dengan tasbih sebanyak 75 
kali setiap raka'at, jadi keseluruhannya 300 kali tasbih.

Waktu Sholat

Yang paling utama waktu sholat tasbih adalah sesudah tenggelamnya 
matahari sebagaimana dalam riwayat 'Abdullah bin 'Amr. Tapi dalam 
riwayat 'Ikrimah yang mursal diterangkan boleh siang dan boleh malam. 
Wallahu a'lam.

Catatan

Sholat ini ada pilihan, yaitu boleh tiap hari, kalau tidak bisa maka 
boleh tiap pekan, kalau tidak bisa maka boleh tiap bulan, kalau tidak 
bisa maka boleh tiap tahun, dan kalau tidak bisa tiap tahun maka 
boleh sekali seumur hidup, karena itu hendaklah kita memilih mana 
yang paling sesuai dengan kondisi kita masing-masing.



Kesimpulan

Hadits tentang sholat tasbih adalah hadits yang tsabit/sah dari 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka boleh diamalkan sesuai 
dengan tata cara yang telah disebutkan diatas.



Penutup

Untuk melengkapi pembahasan singkat ini, maka kami juga sertakan 
penyimpangan-penyimpangan (bid'ah-bid'ah) yang banyak terjadi sekitar 
pelaksanaan sholat tasbih, diantaranya :

  1.. Mengkhususkan pada malam jum'at saja. 
  2.. Dilakukan secara berjama'ah terus menerus. 
  3.. Diiringi dengan bacaan-bacaan tertentu sebelum sholat ataupun 
sesudah sholat. 
  4.. Tidak mau sholat kecuali bersama imamnya atau jama'ahnya atau 
tariqatnya. 
  5.. Tidak mau sholat kecuali di masjid tertentu. 
  6.. Keyakinan sebagian yang melakukannya bahwa rejekinya akan 
bertambah dengan sholat tasbih. 
  7.. Mambawa binatang-binatang tertentu untuk disembelih sebelum 
atau sesudah sholat tasbih disertai dengan keyakinan-keyakinan 
tertentu. 
Catatan Penting :

Ada beberapa ulama yang melemahkan hadits sholat tasbih ini, 
andaikata bukan karena kekhwatiran pembahasan ini menjadi lebih 
panjang niscaya akan kami sebutkan perkatan-perkataan para ulama 
tersebut dan dalil-dalil mereka berikut dengan bantahan terhadap 
mereka. Wallahul Musta'an. 

Oleh Al Ustadz Luqman Jamal ,LC.

Dari Majalah An Nashihah 

[1] Dicopy dari milis AsSunnah message #6975 < 
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/message/6975 >

posting dari al akh Ibnu Mahfudz <[EMAIL PROTECTED] >

 


--- In assunnah@yahoogroups.com, yunus wahab <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamualaikum saudara Qasim,
> Shahihu' l- jaami ini nama kitab atau kedudukan hadith? kerna ada 
ulama hadith yang mendhaifkan hadith ini. Bagi kefahaman saya kalau 
hadith dhaif yang dikuatkan oleh hadith sohih maka ia boleh diambil 
kira.
> Mohon penjelasan. wallahua'lam.
> 
> 
> Qosim Nursheha Dzulhadi <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:Assalamu'alaikum Wr. Wb.
> 
> Buat akhi Ardhy dan semuanya:)
> Pertama salam kenal buat semuanya. Ana ikhwan, nama ana Qosim 
Nursheha Dzulhadi (biasa dipanggil Ibnoe Dzulhadi). Ana ingin sharing 
dengan akhi Ardhy seputar shalat Tasbih yang antum tanyakan itu, 
semoga bermanfaat!
> 
> Dari Ibnu Abbas ra. beliau berkata: Rasulullah SAW bersabda kepada 
Abbas ibn Abdul Muthalib: "Wahai Abbas, wahai Paman! Inginkah engkau 
aku beri, aku hadiahkan, aku cintai. Maukah engkau aku melakukan 10 
perkara, jika engkau mengerjakannya Allah mengampuni dosa-dosamu: 
yang awal dan yang akhir, yang lama dan yang baru, yang tidak 
disengaja dan yang disengaja, yang kecil dan yang besar, yang diam-
diam (sirr) dan yang nyata ('alaniyah). Kesepuluh perkara itu adalah: 
hendaklah engkau shalat sebanyak 4 rakaat, dalam setiap rakaat engkau 
membaca surat Al-Fatihah dan satu surat Al-Qur'an. Jika engkau telah 
selesai membaca surat itu di rakaat awal, maka katakanlah (bacalah) 
dalam keadaan berdiri: "Subhanallah, walhamdulillah, walaa 
ilahaillallahu, wallaahu akbar" sebanyak 15 kali. Lalu engkau ruku 
dan membaca (bacaan tersebut) sebanyak 10 kali, kemudian engkau 
mengangkat kepalamu (bediri dari ruku') dan mengucapkannya sebanyak 
10 kali, kemudian engkau sujud dan membacanya sebanyak 10 kali, 
kemudian engkau mengangkat kepala dari sujud dan membacanya 10 kali, 
kemudian sujud lagi dan membacanya 10 kali --yaitu dalam sujud yang 
kedua sebelum berdiri--maka itu sebanyak 75 bacaan dalam setiap 
rakaat. Engkau melakukan hal itu dalam 4 rakaat. Jika engkau sanggup 
mengerjakannya sekali setiap hari, maka lakukanlah. Jika tidak 
sanggup (setiap hari), maka lakukanlah setiap Jum'at sekali. Dan jika 
tidak sanggup (melakukannya) setiap Jum'at, maka lakukanlah setiap 
satu bulan sekali. Jika tidak sanggup satu bulan sekali, kerjakanlah 
sekali saja dalam satu tahun. Dan jika tidak sanggup, maka 
kerjakanlah sekali seumur hidupmu". (Shahihu'l-Jaami': 7937-7955).
> 
> Afwan, pendapat ulama sebenarnya sudah banyak. Mungkin antum bisa 
merujuknya dalam buku-buku yang berbicara tentang shalat Tasbih ini. 
Yang jelas, masalah rincian mengerjakan shalat Tasbih dalam Al-Qur'an 
tidak ada. Yang ada hanya dalam Sunnah, yakni yang kita sebutkan di 
atas. Kesimpulannya, shalat Tasbih itu ada. Hanya saja, ia merupakan 
shalat yang sangat dipermudah mengerjakannya, karena boleh (kalau 
benar-benar tidak mampu) untuk dilakukan sekali seumur hidup kita.
> 
> Itu saja mungkin dari ana, teman-teman yang lain silahkan 
menambahkan.
> Syukran dan mohon maaf atas segala kekurangan.
> 
> Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
> Cairo, 15 Oktober 2005
> Qosim
> 
> 
> >From: Ardhany Hustiyadi <[EMAIL PROTECTED]>
> >Reply-To: assunnah@yahoogroups.com
> >To: assunnah@yahoogroups.com
> >Subject: [assunnah] adakah shalat tashbih
> >Date: Fri, 14 Oct 2005 21:56:31 -0700 (PDT)
> >
> >bagaimanakah statemen-statemen dari kalangan 'ulama salafush-
shaleh, lalu
> >al-quran dan assunnah-nya dengan shalat tashbih? (saya menginginkan
> >jawabannya lengkap)
> 
> 
> 
> --------------------
> Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.
>








------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Click here to rescue a little child from a life of poverty.
http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

------------------------------------------------------------------------
Website Islam pilihan anda.
http://www.assunnah.or.id
http://www.almanhaj.or.id
Website kajian Islam -----> http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
------------------------------------------------------------------------ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Kirim email ke